Alin menghampiri Savanna dengan senyum lebar, memeluk dengan gembira seperti seseorang yang baru mendapatkan hadiah kemenangan. Savanna menyambutnya dengan suka cita walau belum tahu pasti apa yang membuat wanita itu begitu gembira hari ini.
"Sav, apakah kau sudah mendapatkan telepon dari Kanaya...?" Alin tersenyum simpul, wajahnya seperti matahari baru terbit, cerah!
"Belum, mungkin cukup menghubungimu" Savanna menaikkan sebelah alisnya melihat eforia Alin.
"Bisnisnya kembali normal, mereka yang membatalkan pesanan minta dikirim ulang bahkan dua kali lipatnya. Statement-mu berhasil, aku bangga padamu" Alin melompat gembira, seperti gadis kecil yang baru mendapatkan kembang gula kesukaannya.
"Alhamdulillah, akhirnya kita bisa melewati rintangan itu Alin...." Savanna mengucap syukur, alhamdulillah.
"Ini berkat konfrensi pers kemaren, kalian berdua benar-benar wanita single yang hebat.." Alin mengacungkan jempolnya.
"Alin, rencananya pagi ini
Milan Fashion Week menghadirkan berbagai koleksi pakaian dari brand ternama. Beberapa di antaranya adalah Gucci, Prada, Fendi dan Giorgio Armani. Savanna bergabung dengan desainer Vino Bastian, brand fashion yang memiliki spesialis busana unik. Tak hanya itu Vino juga memproduksi parfum, sepatu, dan aksesori kulit dengan brand 'Unique Colection' yang turut serta meramaikan pekan mode Milan. Brand pakaian Vino banyak diminati dan menjadi daya tarik penonton karena koleksinya dipadu dengan seni lukis yang sangat halus, terinspirasi suasana hutan dipagi hari, sejuk dan nyaman dengan sedikit sinar mentari. Usai peragaan busana Alin menggoda Savanna yang sedang bicara lewat telepon dengan Muhammad Thoriq, meski kurang setuju hubungan mereka tapi Alin ikut senang. Savanna terlihat lebih bersemangat dalam bekerja, wajahnya selalu dihiasi senyum bahagia. Dulu hanya ibunya yang sering telepon, sekarang bertambah dengan pujaan hatinya. Alin hanya menggelengkan kepala melihat mod
Savanna berada di ruang kerja Alin ketika seseorang ingin menemuinya, Alin sedang ke Surabaya karena ada keperluan keluarga mendadak. Savanna mengerutkan keningnya ketika sekretaris Alin mengetuk pintu dan membawa seorang ibu dengan baju muslim. Wajahnya tampak anggun dan cantik, hidungnya mancung dengan wajah blasteran arab. Mendadak jantung Savanna berdetak lebih cepat, jangan-jangan....? "Assalamualaikum.." wanita itu mengulurkan tangannya ramah. 'Waalaikumsalam..." Savanna sibuk berpikir, apakah ia pernah mengenal wanita ini? Penampilannya tampak rapi dan berkelas, bau parfum lembut menguar dari tubuhnya. "Perkenalkan, saya Umi-nya Muhammad Thoriq Al-Farisi" wanita itu mengulurkan tangannya, memberi salam. Senyumnya dan wangi parfumnya yang lembut menunjukkan dimana kelas sosialnya, Savanna menyambut uluran tangan memberi salam dan membalas senyum wanita itu ramah. "Selamat datang ibu, silahkan duduk" Savanna tergagap, tak menyangka akan kedatanga
Sendiri dalam temaram, Savanna melihat lampu berkelap-kelap diluar lewat kaca apartemen juga cahaya bintang-bintang, cahaya yang terang dikejauhan tak tersentuh. Ia sedih, terpuruk dan tak tahu harus bagaimana. Jika mati akan mengusir duka ini rasanya ia ingin memilih mati saja. "Tuhan, kenapa Engkau datangkan Muhammad Thoriq untuk kucintai, kami terlalu banyak perbedaan. Ibunya tak menyukaiku karena aku tak pantas untuknya" Air matanya kembali meleleh, tak lagi mampu mengendalikan perasaannya. Predikat model profesional dengan segudang prestasi yang sudah keliling dunia seakan tak berbekas. Wanita adalah tetap wanita apapun profesinya, ia akan meneteskan air mata saat tak mampu mengendalikan perasaan sedihnya. Kata-kata Umi Thoriq terus terngiang ditelinganya, tak bisa lepas dari pikirannya. Ia merasa lelah dan tak tahu harus berbuat apa. "Cinta diantara kita tak memiliki tempat. Apakah saat bersamanya kau memanggil namanya seperti ketika memanggilku, humairah. Apakah peras
Ketika fiting baju pengantin Thoriq nampak melamun, setiap ditanya komentarnya hanya satu kata, bagus. Ketika diajak diskusi persiapan pernikahan Thoriq tampak datar, pikirannya seperti melayang ditempat lain. Hanya Kanaya dan orang tuanya yang sibuk dengan persiapan pernikahan, Thoriq seperti tak bersemangat bahkan cenderung menghindar. Kanaya bertanya-tanya dalam hati, apakah ini ada hubungannya dengan brand ambasador-nya...? Savanna Halinna Putri, Kanaya pernah memergoki keduanya saling menatap dan tampak akrab saat berbincang. Kanaya melihat raut kebahagiaan saat Thoriq bertemu gadis itu, sangat berbeda saat bertemu dirinya. Sangat formil dan menjaga jarak, Thoriq hanya seperti menggugurkan kewajiban saat bertemu dengannya, mungkin karena gak enak sama Umi-nya. Akhir-akhir ini Thoriq dan Savanna intens bertemu di yayasan yatim kasih bunda, berapa kali Kanaya memergokinya bahkan di buku tamu yayasan terlihat hampir setiap minggu mereka datang bersama. Kanaya mulai ragu un
Musim semi mengawali hari baru, udara yang sejuk dan bunga- bunga bermekaran membuat segala yang terlihat begitu indah namun tidak dengan suasana hati Savanna. Ia hanya duduk sendiri dengan wajah tanpa ekspresi, Alin sungguh prihatin melihatnya. Modelnya yang penuh semangat kehilangan energinya. Alin ingin mendengar Savanna bercerita apa saja seperti biasanya tapi gadis itu hanya diam membisu, terkesan tak menginginkan apa-apa kecuali kesendirian. Menatap kosong pada tempat yang jauh, ingin rasanya ia menelpon Thoriq dan menceritakan kondisi Savanna namun hatinya mencelos begitu melihat tatapan gadis itu. "Edward tak perduli siapa dirimu, keluargamu bahkan profesimu membuatnya bangga. Anda bukan hanya cantik tapi terkenal dan berprestasi bahkan Edward siap menikahimu sekalipun tahu anda tidak mencintainya, bersamamu itu sudah cukup baginya. Menikah dengannya membuatmu hidup bak putri raja dalam dongeng seribu satu malam, Edward akan selalu berpikir untuk membuatmu bahagia, i
Alin, Amira dan Lucy terdiam, menatap Savanna dengan rupa kalut. Ingin menolong tapi tak tahu apa yang harus dilakukan. Lucy menyangga dagunya, menatap Savanna tak berkedip. Selama ini ia melihat kesempurnaan kehidupan Savanna, top model dan digilai banyak pria namun satu-satunya pria yang dicintainya mencampakkannya. No bodys perfect, tak seorangpun sempurna. Selalu ada sisi yang kurang dalam kehidupan seseorang agar seimbang, belajar untuk menyempurnakan. "Apakah anda masih gamang...?" Amira menatap Savanna, wajah gadis itu terlihat kacau. "Apakah aku masih punya pilihan Amira...?" Savanna membayangkan acara yang akan dihadirinya, bertemu dengan orang-orang yang saat ini ingin dihindari. "Baguslah kalau anda sadar, bahwa tanggung jawab adalah segalanya.." Lucy mengingatkan. "Ini kontrak terakhirmu dengan Kanaya, beginilah bisnis jika dicampur dengan perasaan..." sungut Alin gemas. "Maafkan aku Alin, Lucy dan Amira...aku.." Savanna mera
Gerimis membasahi kaca jendela, pohon-pohon dan semua benda menjadi basah olehnya seperti air mata kesedihan yang membasahi hati yang sedang berduka. Tapi hujan dipagi hari adalah berkah, salah satu rahmat Allah yang diturunkan ke bumi. Hujan jatuh dari langit berasal dari awan yang terisi penuh dengan embun. Sebelum hujan turun, langit akan terlihat gelap dan mendung, setelah hujan terkadang akan tampak pelangi yang muncul membuat langit terlihat indah. Savanna berharap akan ada pelangi dihatinya setelah semua duka pergi.Ponsel Savanna bergetar, dilihatnya nama dilayar. Kanaya! "Assalamualaikum Savanna.." Kanaya membuat keputusan untuk menghubungi Savanna dipagi buta. "Waalaikumsalam, ada yang bisa kubantu Kanaya?" jawab Savanna dengan kening berkerut, biasanya Kanaya menghubunginya pada jam kerja bukan dipagi buta seperti ini. "Bisakah kita bertemu, ada hal penting yang ingin kubicarakan. Waktunya menyesuaikan jadwalmu saja..." Kanaya member
Negeri kincir angin dan bunga tulip adalah fashion show terakhir di Eropa.Batik tulis Indonesia sangat diminati masyarakat dunia, khususnya Eropa. Belanda adalah negara yang tak asing untuk telinga orang Indonesia bahkan negara ini pernah menjajah negeri tercinta hampir 350 tahun. Empat generasi, menurut sejarah yang menaikkan kota amsterdam ke permukaan laut adalah emas dari Indonesia. Negeri zamrud katulistiwa bahkan tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Savanna beruntung hidup dinegeri dua musim ini dan bangga setiap kali memperagakan busana batik tulis warisan budaya leluhurnya. "New Age of Yogyakarta", by Rio Stefan akan menyajikan karyanya yang terinspirasi dari traveller yang modis. Batik tulis dari Yogyakarta ini siap dalam ajang pameran budaya Indonesische Culturele Maand yang berlangsung di kota Best, Belanda . Sebanyak 40 kain dan 50 busana akan dipamerkan di ajang pameran budaya Indonesia tersebut. Selain memamerkan kain dan sejarah motifnya, di ajang pameran b
Ilham mondar-mandir diruang tamu, Edward menemuinya dan meminta tolong sebagai mediator pertemuannya dengan Thoriq. Tentu saja Ilham tak bisa menolak, ketika Edward menjadi mualaf dirinya adalah guru pembimbingnya bahkan ia menuntunnya hingga kini atas permintaan Savanna. Posisinya serba sulit, untungnya Thoriq tak pernah bertanya apa-apa. Ilham sungguh kagum akan kebesaran hati Thoriq, ia mengijinkan Ilham menjadi pembimbing Edward. Meski masih bingung Ilham mengabulkan permintaan Edward, dipanggilnya nomor Thoriq."Assalamualaikum, apakah kau sedang sibuk?" tanya Ilham basa-basi, bingung untuk memulai."Tidak, ada yang bisa dibantu Ilham?" Thoriq mengerutkan keningnya, aneh mendengar suara Ilham yang terdengar gugup."Seseorang datang kerumahku dan ingin bertemu denganmu, aku berharap kamu segera datang..." Ilham meminta sahabatnya untuk datang kerumahnya."Seseorang, bisakah kau sebutkan namanya?" Thoriq penasaran, tidak biasanya Ilham bermain ra
Ilham menatap berkeliling, beberapa tukang menyelesaikan finishing rumah tinggal Thoriq. Pak Sardi tersenyum senang melihat gambar bestek yang tak berubah, sesuai desain nona Savanna.Beberapa komponen dasar interior sudah dipasang terutama untuk dapur dan kamar mandi. Meja dapur dilengkapi dengan wastafel dan keran sudah terpasang. Pada tahap akhir ini, pekerjaan interior dapur dapat dilanjutkan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan perkayuan dan aksesorisnya seperti lemari dan kabinet. Serta berbagai detail interior yang diperlukan mulai dari lampu dan lampu hias, wallpaper dan lain sebagainya."Apa yang terjadi denganmu?" Ilham menatap sahabatnya, prihatin."Tidak apa-apa, aku hanya belum beruntung saja.""Dan menenggelamkan dirimu disini?" Ilham tersenyum sinis, tak dapat mengendalikan diri. Sejatinya ia hanya tak ingin melihat sahabatnya menderita tapi laki-laki dihadapannya ini terlalu keras kepala diperingati, mungkin kepalanya harus terbentur
Menikah itu membuat ikatan dan janji bukan hanya dengan pasangan tapi juga dihadapan manusia dan Allah. Dan ketika melakukan pernikahan sesungguhnya kalian telah melaksanakan separuh dari agama Islam. Bagaimana mungkin Savanna sanggup meninggalkan Edward dan harapan keluarganya...? Sementara hari pernikahannya tinggal menghitung hari, seminggu bukan waktu yang panjang kini Savanna tak lagi bisa berlari. Dua kakinya seperti terikat oleh rantai yang berbeda!Rasanya ingin tidur lebih lama agar ketika bangun masalahnya selesai dan tak mengingat apa-apa tapi pikirannya tak mau diajak tidur. Membayangkan persiapan pernikahannya dengan Thoriq membuat air matanya merembes membasahi kedua pipinya, rasanya kepalanya seperti terbentur memikirkan itu. Jangankan untuk berkata, melihat tatapan Thoriq saja Savanna tak sanggup. Betapa Thoriq telah melakukan banyak hal untuk pernikahan ini, Savanna malu mengingat ini. Saat semua impiannya berada didepan mata ia terhalang oleh rasa yang tak d
Savanna hanya menangis melihat keadaan Edward, lelaki gagah dan baik hati yang dikenalnya tidak terlihat lagi. Tubuhnya terbungkus perban dan dalam keadaan koma selama 10 hari.Senyum menggodanya mungkin tak akan dilihatnya lagi, Edward selalu ada untuknya juga saat dirinya dalam keadaan terpuruk ketika Thoriq membuangnya. Walaupun Savanna belum bisa melupakan kemarahannya atas kejadian di Tiger Top Nepal tapi sudah memaafkannya, tak ada gunanya menyimpan dendam karena dendam hanya membuat jiwanya sakit."Dia kehilangan semua ingatannya bahkan tak mengenal kedua orang tuanya, satu-satunya yang dia ingat hanya namamu. Savanna Halina Putri, dia sangat memujamu hingga ingatan tentangmu terbawa dialam bawah sadarnya..." Hanny Hananto menahan isak, ditatapnya Edward yang terbaring dengan pandangan sedih. Sahabat terbaiknya dimasa kuliah itu kini terbaring tak berdaya, betapa cepatnya waktu mengubah segalanya. Hanny mengingat dosanya saat di Tiger Top Nepal rasanya
Persiapan pernikahan membuat orang seluruh rumah sibuk termasuk keluarga Thoriq, terlihat Mama dan Umi sangat bahagia. Mereka sering bertemu dan membahas masalah yang sama. Savanna menangis menyadari kebodohannya, bagaimana mungkin dirinya satu selimut dengan Edward pada malam itu...? Mengingat itu perutnya melilit dan kepalanya terasa berputar. Seseorang mengetuk pintu kamarnya, Thoriq!"Kakak..." Savanna terperanjat, seperti melihat mahluk lain ia langsung memegangi pelipisnya."Wajahmu pucat dan terkejut melihatku, kenapa?" Thoriq menatapnya dengan dahi berkerut."Ya sedikit pusing, mungkin kelelahan. Kakak ada perlu denganku?" pertanyaan konyol, kalau tidak perlu tentu saja tidak mengetuk pintu kamarnya. Savanna menghembuskan nafas panjang, terlihat berat."Tadinya mau fitting busana penganten tapi kalau masih sakit gak papa kok, masih bisa ditunda. Kamu istirahat saja" Thoriq tersenyum maklum meski hatinya terus bertanya-tanya, sejak pulang dar
Menikah dengan Muhammad Thoriq adalah impian Savana sejak bertemu dengannya di Kairo. Meraihnya dengan perjuangan dan menggenggamnya dengan pengorbanan telah dilakukan tanpa henti. Thoriq layak mendapatkan semua itu karena penghormatannya terhadap Umi dan keberhasilan menjaga kehormatannya sebagai pemuda muslim. Mengingat semua ini Savana merasa kecil dan tak berharga, harusnya wanita itu lebih bisa menjaga diri dibanding laki-laki. Hanny Hananto menjenguknya dirumah sakit, wajahnya terlihat layu tak seperti biasanya. Ia seperti ikut larut dalam rasa sakit yang diderita modelnya, gadis Indonesia dengan sepasang bola mata bulat dan warna kulit coklat eksotik. Savana sangat berbeda, bekerja sama dengannya membuat bisnis batik tulisnya terus merangkak di grafik penjualan tertinggi selama setahun. Jika mungkin ingin dikontraknya Savana untuk produk batik tulisnya hingga lima tahun kedepan, namun untuk kontrak dua tahun yang di New York City saja belum ada respon. Banyak model la
Bandara Tribhuvan Kathmandu-Nepali, Savana beruntung landing di pagi hari.Matahari bersinar cerah sehingga bisa menikmati pemandangan Pegunungan Himalaya yang menakjubkan, salah satu nilai jual Nepal. Rasanya penat perjalanan Milan-Nepal 12 jam terbayar sempurna. Pegunungan Himalaya memanjang hingga kurang lebih 2.400 km, mulai dari Nanga Parbat yang berada di sebelah barat hingga Namche Barwa di sebelah timur. Dengan lebar yang bervariasi antara 250-300 km, pegunungan ini terdiri dari 3 barisan pararel dengan ketinggian yang berbeda. Pegunungan ini muncul akibat adanya tumbukan antar lempeng tektonik sehingga menghasilkan deretan pegunungan tinggi non vulkanik. Di ketinggian sekitar 6.719 Mdpl, tepatnya di sisi sebelah barat terdapat Valley of Flowers, sebuah lembah yang sangat luas dengan pemandangan yang menawan. Hamparan bunga yang bermekaran berpadu dengan hijaunya dedaunan menjadi oase di tengah perjalanan yang melelahkan. The Kathmandu Valley yang bera
Nepal Wonders of the World, Nepal adalah keajaiban dunia. Hanya mempunyai luas wilayah 0,1% di bumi tetapi memiliki keaneka ragaman hayati yang terkaya di dunia. Nepal dilaporkan memiliki daratan berumput tertinggi di dunia, yang berada di Chitwan. Mempunyai 5980 spesies tanaman bunga yang mencakup 2,4% dari total tanaman bunga di dunia, lebih dari 360 spesies anggrek dan 250 spesies tanaman bunga endemik di Nepal tidak bisa ditemukan di tempat lain. Nepal mengisi imaji mereka yang mencari makna hidup dan bertualang. Nepal adalah Kathmandu, dan Kathmandu adalah Thamel. Thamel sebuah jantung kota yang berdetak kencang, memompa darah kota ini dengan kerlap-kerlip bintang di langit malam. Keindahan dan misterinya menyatu dalam kebudayaan dan cara hidup penduduk Nepal. Edward menatap langit malam, Nepal membuatnya takjub. Kerasnya dunia bisnis tak terasa oleh keindahan alam Nepal. Diusianya yang ke-30 tahun Edward sudah mendapatkan apapun yang diinginkan oleh separuh populasi la
Rumah bukan hanya sebuah bangunan untuk ditinggali bersama tapi sebuah tempat untuk setiap orangmemiliki alasan untuk pulang, merangkai kisah dan menulis dengan tinta emas kehidupan dari awal hingga maut menjemput pada batas waktu yang telah ditentukan. "Jadi ini rumah Muhammad Thoriq...?" hati Savanna bergetar ketika memasuki gerbang rumah besar kekasihnya. Selama dua tahun mengenal belum pernah Savanna diajak kerumahnya tapi kini ia menerima undangan langsung dari pemilik rumah, Umi Azizah. Rumah menunjukkan pribadi penghuninya, rumah ini adalah perpaduan gaya Arabian dan Tropis. Halaman luas dengan tiang-tiang bangunan yang tinggi dan kokoh, sebagian temboknya dari bata expose dan lempeng batu kali, terkesan unik khas rumah tropis. Jendela dan pintunya besar-besar dengan cat berlapis gold khas Arab dan bernuansa islami. Tamannya luas, asri dengan rumput hijau dan beberapa pohon buah seperti mangga Mahatir yang berbuah besar, belimbing dewi dan jamb