Hubungan Thoriq dengan Umi rusak, bertambah parah dengan adanya berita di media yang menyangkut Savanna dan Edward. Umi tak bicara apa-apa namun sebuah tabloid yang menjadikan foto Savanna dan Edward sebagai cover utama menjelaskan semuanya. Tabloid itu kini tergeletak diatas meja ruang keluarganya. Seseorang sengaja menaruhnya disana, entah siapa. Pastinya Umi, Abi dan seluruh keluarganya sudah mengetahuinya.
"Melepas Kanaya dan memburu gadis yang tak jelas!" gumam Umi saat Thoriq lewat, Abi hanya menggelengkan kepalanya. Entah sampai kapan sikap Umi seperti itu, Abi belum punya cara untuk mendamaikan keduanya.
Umi lebih banyak diam dan menghindarinya. Umi selalu punya alasan untuk menolak jika Thoriq mengajaknya bicara, Umi juga bilang sedang tak ingin diganggu jika didatangi ke kamarnya bahkan Umi pura-pura tertidur. Pusing menghadapi perempuan, tidak Umi tidak Savanna keduanya membuat kepalanya pusing. Kini waktunya dihabiskannya untuk fokus pembangunan pesantren. Nyaris saja ia memarahi kontraktor yang membangun pesantren-nya karena tidak sesuai memasang marmer di loby. Thoriq stres berat, bingung tak tahu apa yang harus dilakukannya.
Thoriq termenung didepan rumah setengah jadi yang dicita-citakan untuk hunian dirinya dan Savanna setelah menikah. Hatinya hancur melihat kedekatan Savanna dengan bule itu. Tak menunggu waktu lama, baru kemaren Savanna berucap manis di telepon hari ini sudah berubah. Melihat pembangunan rumah itu perasaannya sedih, semua tak lagi ada gunanya.
Ilham dan Kanaya menjemputnya di pesantren setelah beberapa kali telepon tidak diangkat oleh Thoriq. Ilham dan Kanaya saling pandang ketika melihat pemuda itu duduk termenung dengan tatapan kosong.
"Assalamualaikum...." Ilham menepuk bahu sahabatnya dari belakang.
"Waalaikumsalam..." Thoriq menatap terkejut kehadiran dua sahabatnya.
"Kanaya, Ilham surprise. Kalian dari mana...?"
"Dari mana....?" Ilham dan Kanaya mengerutkan dahi.
"Dimana ponsel Kakak..?" Kanaya menatap aneh.
"Ada.." Thoriq sibuk mencari ponselnya di saku celana dan ketemu di saku baju.
"Anda tidak mendengar telepon berdering, coba dilihat ponselmu..." Ilham menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ada dua belas panggilan tak terjawab, tiga kali dari Ilham, lima kali dari Kanaya sisanya dari Humairah. Dada Thoriq tercekat, gadis itu tiap hari menelponnya. Thoriq kembali termangu, lupa bahwa Ilham dan Kanaya sedang menunggu jawaban-nya.
"Thoriq, apa yang terjadi dengan dirimu...?"
"Aku sedang cek pembangunan pesantren agar sesuai dengan bestek dan waktu pengerjaannya tepat waktu. Alhamdulillah kontraktor dan para pekerjanya rajin, insyaallah lima bulan lagi kelar..."
"Thoriq, aku sedang bertanya tentang dirimu bukan pembangunan pesantren...." Ilham menatap prihatin.
"Aku tidak apa-apa, kenapa memangnya...?" Thoriq tersenyum tipis, memegang rambut dikepalanya dengan galau.
"Umi bilang kau pergi pagi-pagi dan pulang menjelang maghrib hampir tiap hari, Ridwan juga bilang akhir-akhir ini kau sulit dihubungi. Ponselmu sering tidak aktiv jikapun aktiv kau tak mengangkatnya. Ayolah....jangan begini..." Ilham menatap menyelidik.
Hubungannya yang bermasalah dengan Savanna mengganggunya, Thoriq ingin sendiri dan melewati semuanya dalam diam. Ia tak mampu mencegah semua yang terjadi, saat ini konsentrasi ditumpahkan untuk pembangunan pesantren bahkan ia meminta waktu pengerjaannya dipercepat dengan menambah para pekerja. Thoriq telah melupakan arti lelah untuk sampai pada cita-citanya. Kesedihannya ia tumpahkan pada pekerjaan.
"Apakah hubunganmu sedang bermasalah dengan gadis impianmu itu....?" Ilham bertanya hati-hati.
"Begitulah...." hati lelaki Thoriq kembali menggeliat, harga dirinya serasa robek. Selama ini ia menjaga dirinya dengan baik sementara gadisnya dipeluk dan dicium oleh orang yang bukan muhrimnya.
"Cepat menikah supaya gadismu tak dilirik pria lain. Dia sempurna secara fisik, anda tidak bisa menyalahkan pria lain akan pesonanya..." Ilham turut prihatin.
"Seharusnya begitu tapi aku tak mungkin melangkah tanpa restu Umi.." Thoriq menatap kejauhan, ia tak pernah bisa memilih antara Umi dan kekasihnya.
"Apakah anda pernah membicarakan ini dengan Umi...?"
"Sejak batalnya pernikahanku dengan Kanaya, Umi terus menghindari bicara denganku."
"Masalahmu rumit bro...semoga Allah segera memberikan jalan keluar kepadamu..." Ilham menepuk pundak sahabatnya.
"Eh....bagaimana hubunganmu dengan Kanaya, kulihat kalian makin dekat..."
"Alhamdulillah, semoga Allah memberi kelancaran" Ilham tersenyum senang, bola matanya mengerling pada gadis yang sedang melihat-lihat pembangunan pesantren.
"Semoga kalian berjodoh, Kanaya gadis yang baik...."
"Aamiin, anda ingat nggak kenapa kita kesini menjemputmu...?"
"Tidak, emang ada apa...?" Thoriq menggaruk kepalanya.
"Anda lupa kalau kita janjian makan di Sari Kuring Resto...." Ilham menatap heran, sepertinya sedang ada gangguan memori di otak sahabatnya.
"Astagfirullahaladzim, maafkan aku.." Thoriq menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Tapi kalau anda sibuk gak papa biar aku sama Kanaya saja yang kesana, kurasa Ridwan dan Aris sudah menunggu."
"Tentu saja aku akan kesana, terima kasih sudah menjemputku. Yuk kita berangkat. Pakai mobil kalian aja ya biar cepet.." usul Thoriq.
Bertiga mereka keluar areal pembangunan pesantren dengan mobil Ilham sementara mobil Thoriq ditinggal di pesantren karena Abi dan Umi juga akan datang kesini sore nanti.
Sepanjang perjalanan mereka berbincang akrab dan saling bersenda gurau. Thoriq bersyukur Kanaya sudah melupakannya dan sepertinya sudah bisa menerima Ilham. Dua sahabat yang baik semoga berjodoh, doanya. Sesampai di Sari Kuring Ridwan dan Aris menyambutnya. Mereka saling berpelukan dan beradu kepalan tangan.
Mereka duduk menempati sebuah sawung yang beratap rumbia, nampak unik dan asri. Seorang pelayan mengantarkan menu pembuka, sop asparagus kepiting. Uap panasnya yang mengepul menguarkan aroma khas, membuat selera bangkit. Mereka makan sambil mengobrol sampai suatu kali....
"Cantik ya, eksotik khas Indonesia.." Ridwan menunjuk papan reklame ukuran besar yang menampilkan wajah seorang gadis yang sedang memakai lipstik merah merona.
"Hus...." Ilham memberi kode Ridwan agar diam namun semuanya terlanjur melihat papan reklame tersebut termasuk Thoriq.
Savanna, sepasang tatapan matanya membius siapapun yang melihatnya. Thoriq membeku, suapan kemulutnya terhenti begitu saja. Kerinduannya akan gadis itu kembali bangkit, Humairah....Milan lebih menarik minatmu dibanding pesantren-ku dan lelaki bule yang bangsawan itu lebih kau sukai dibanding seseorang yang kurang ekspresif sepertiku.
"Kakak....ayo dilanjut makannya, hemm....gurame goreng terbang ini mantab lo...ayo dicicipi..." Kanaya menetralisir suasana begitu melihat mereka terdiam.
"Mantab, anda pintar memilih menu Kanaya.." Thoriq mengacungkan jempolnya pada Kanaya, tak boleh terbawa suasana hatinya dihadapan kawan-kawannya.
Sepiring besar ikan kerapu tim dan kepiting asap lada hitam ditambah sapo tahu dan lalapan segar membuat suasana kembali ceria.
"Haduuh...sambelnya maknyus, seperti ada sereh dan....." Ridwan kepedasan.
"Daun jeruk....ini sambel matah namanya, khas daerah mana ya..." Aris mengipas-ngipas mulutnya dengan telapak tangannya, meski kepedasan tapi nambah lagi.
"Khas Bali, be pasih mesambel matah...." lanjut Kanaya.
"Duh...bahasa dari planet mana itu.." Ilham terkekeh.
"Bahasa Bali artinya ikan laut sambel mentah, kalau di Bali ikan laut segar yang sudah dimasak ditaburi sambel matah, perpaduan antara bumbu bawang putih, ketumbar, kunyit, terasi, garam dan kadang-kadang ditambah kencur..." lanjut Kanaya.
"Urusan persambelan itu dunia perempuan, laki-laki tinggal menikmati..." timpal Aris.
"Bahasa Bali tahunya aku cuma 'jegeg gati iluh e'" Ilham terkekeh
"Hemm....modus itu..." Thoriq melirik Kanaya.
"Emang artinya apa Kak..." Kanaya penasaran.
"Tanyalah sama abangmu yang paling ganteng di dunia dan akherat itu...." Aris dan Ridwan terpingkal.
"Emang artinya apa Bang..." desak Kanaya sementara Ilham yang sedang minum langsung tersedak.
"Sabar....makanya kalau minum baca bismillah dong jangan asal sosor aja...." goda Ridwan.
"Jangan sembarangan menuduh, masak ustadz minum gak baca bismillah...." Aris terkekeh.
"Ayo Ham jawab arti bahasa Bali yang kau ucapkan tadi..."
"Janji jangan ada yang baper ya...."
"Maksud loh..."
"Artinya, kamu cantik sekali..." Ilham tersipu, Kanaya juga.
"Cie....cie..." Thoriq menggoda keduanya.
Hari sudah menjelang maghrib ketika Thoriq sampai rumah, hatinya mulai mencair habis bertemu kawan-kawannya. Dunia ini sangat luas tapi terkadang manusia membuatnya sempit, bukan ruangnya yang sempit tapi hatinya yang sempit!
"Terima kasih sudah mengantarku, mampir dulu..." Thoriq menawari Ilham.
"Lain kali ya, Ingat surah Ali Imran ayat 16 bro.." Ilham menepuk bahu sahabatnya sebelum pergi.
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Alah-lah tempat kembali terbaik."
Sahabat adalah seseorang yang mau menunjukkan di mana letak kesalahanmu saat kamu tidak menyadarinya. Menerima kekuranganmu dan tetap memilih bersamamu ketika orang lain meninggalkanmu. Seseorang yang tetap percaya padamu disaat orang lain berpikir negatif tentang dirimu. Adzan maghrib berkumandang, diambilnya air wudhu. untuk melaksanakan sholat maghrib.
......Savanna memandang boarding pass Jakarta-Milan, ia sudah mantap menanda-tangani kontrak kerja samanya dengan Hanny Hananto. Awalnya ia keberatan dengan kontrak satu tahun tinggal di Milan karena Mamanya tapi Hanny Hananto bemberikan keleluasaan untuk libur seminggu dalam tiga bulannya dan memberikan tiket pp Jakarta-Milan dan sebaliknya. Designer tanah air khusus batik tulis yang memiliki galeri di Milan. Empat besar kota mode dunia adalah London, Milan, New York City dan Paris. Berbagai brand fashion ternama memiliki kantor pusat yang bermarkas di kota ini. Milan juga dijuluki "the fashion capital of the world".
Tugasnya disana selain menjadi model ia juga harus menjelaskan tentang history batik tulis dan bagaimana pembuatannya kepada para pengunjung galeri yang rata-rata selebrities, para bangsawan dan petinggi negara diseluruh dunia. Batik tulis yang dibuat Hanny Hananto dari segi kualitas dan estetika lebih unggul dan eksklusif karena dibuat satu kain tiap satu motifnya.
Difotonya Boarding Pass Garuda Indonesia Jakarta - Milan. Boarding 23.55 arrive Milan 12.40. Send Watsapp, Muhammad Thoriq.
Tidak ada respon, waktunya tinggal sepuluh menit lagi tapi rasanya seakan menunggu seumur hidupnya. Ditatapnya ponsel ditangannya, sudah lima menit berlalu tapi tak ada balasan. Kenapa masih berharap pemuda itu merespon kata pamitnya..... ?
"Baiklah Muhammad Thoriq Al-Farisi, waktu menunggumu sudah habis.Terima kasih tidak menjawab telepon, watsapp dan SMS-ku..." Savanna memasuki pesawat dan menon aktivkan ponselnya!
Savanna menghela nafas panjang, kali ini hubungannya dengan Thoriq hancur karena faktor ketidakpercayaan. Thoriq tenggelam dalam prasangka tanpa memberinya kesempatan untuk menjelaskan.
"Kenapa saat tertentu sebuah hubungan bisa sangat melelahkan...?"
Melenyapkan saat-saat manis dan melupakan satu masa betapa dulunya begitu sangat pengertian. Menghempaskan semua kenangan hingga tak bersisa yang tertinggal hanya rasa sedih dan tak berdaya. Tercerai berai hingga tak menyisakan sedikit belas kasih, inikah yang dinamakan cinta...? Atau sesungguhnya hanya hawa nafsu semata...? Ingin saling memiliki, menguasai yang akhirnya retak dan hancur berantakan, menjadi serpihan yang sulit disatukan!
Penerbangan malam membuat Savanna cepat mengantuk, AC di pesawat terasa sangat dingin, setelah berdoa Savanna memejamkan matanya. Tidur kadang bisa melupakan gundah dihati, kesepian dan rasa sedih. Semoga saat terbangun esok hari ia bisa melihat dunia baru dengan lebih optimis!
Pukul 12.40 (GMT +2) pesawat landing di Bandara Internasional Malpensa-Milan-Italy. Savanna mempersiapkan barang bawaannya, dari kaca jendela pesawat Savanna melihat awan putih berarak dan hamparan pegunungan yang menghijau, indahnya hari ini. Dihembusnya nafas panjang. Hari baru, semangat baru semoga semuanya berjalan lancar, doanya. Diruang tunggu managemen Hanny Hananto sudah menunggunya, seorang wanita memperkenalkan diri sebagai managernya. "Verga..." wanita cantik itu mengulurkan tangannya dengan sepotong senyum manis. Orang Italia cenderung berbicara dengan gerakan tangan dan ekspresi muka yang menonjol sehingga terlihat sangat ekspresif. "Savanna..." Savanna menyambut uluran tangan Verga dan memeluknya hangat. " Nama yang cantik, serasi dengan-ku." "Serasi..?" kening Savanna berkerut, tak mengerti apa yang dimaksud Verga. "Savanna artinya padang rumput luas tak berpohon sedang arti namaku dalam bahasa Italy adalah tongkat gemba
Trending Topic hari ini, sepuluh pemuda seluruh dunia yang masuk seleksi untuk di didik menjadi asisten Imam Masjidil Haram salah satunya dari Indonesia yaitu Muhammad Thoriq Al-Farisi! Mereka berdiri berjajar dengan baju gamis putih dengan keffiyeh (sorban Arab) ala model Omar Borkan Al-Gala. Terlihat trendi, Kakak sangat tampan dengan wajah bersih terbasuh air wudhu. Laki-laki yang dikaguminya adalah pemuda sepuluh besar dunia yang masuk seleksi pemerintah Arab Saudi. Pemuda tampan dari keluarga baik-baik yang sangat menjaga diri. “Semua bintang pudar cahayanya dihadapanmu, termasuk diriku. Aku hangus terbakar dan menjadi abu. Jika saja aku memiliki satu kesempatan, akan kuperbaiki semua yang telah kuhancurkan....” pandangan Savanna menerawang, bahagia dan pedih bergantian dihatinya melihat wajah itu di layar kaca. Jarak akhirnya membuat dirinya dan Thoriq berjauhan tapi hati keduanya lebih jauh dari itu. Savanna tidak marah ketika Umi tidak menyetujui
Abi masuk rumah sakit, jantungnya anfal. Segala peralatan medis dipasang ditubuh Abi termasuk alat pacu jantung tetapi jantungnya semakin lemah. Umi memegang tangan Abi, dingin. Seluruh keluarga berkumpul diluar, hanya Umi yang di ijinkan menunggu, jika yang lain bezuk mereka masuk bergantian. Thoriq baru malam ini pulang dari Arab Saudi, saat ini Umi sangat membutuhkan kehadiran anak laki-lakinya. Tempatnya bersandar selain Abi, anak lelaki yang ia sayangi. Dua hari sebelum Abi anfal ia berwasiat pada Umi, agar tak lagi menghalangi cinta Thoriq dan Savana. Agar Umi merestui pernikahan Thoriq dan Savana. Air mata Umi meleleh, beratnya menjalankan amanah Abi. Ditatapnya laki-laki yang terbaring pucat dan lemah, laki-laki yang bersamanya selama 30 tahun. Semuanya seperti baru kemaren, betapa singkatnya waktu merenggut semuanya. Abi yang penuh kasih sayang, sabar dan selalu mengalah pada Umi. Abi tempatnya bersandar kini terbaring lemah tak berdaya, betapa rapuhny
Los Angeles "Siapa yang tidak pernah mendengar nama kota ini...? Los Angeles adalah pusat hiburan dunia barat. Kota yang dijuluki city of stars ini memiliki banyak studio produksi besar, agen, Hollywood Walk of Fame, Casino. Cuaca yang indah hampir sepanjang tahun dan mansion mewah yang tersembunyi di perbukitan membuat kota ini menjadi impian bagi yang mengejar kemewahan, kesenangan dan kebebasan. Kota Los Angeles mengidentifikasi akhir pekan ketiga bulan Maret dan Oktober sebagai awal Pekan Mode dan hebatnya melarang bulu hewan sebagai busana. Alexandria Ballroom meriah oleh peragaan busana batik tulis Hanny Hananto. Batik dengan warna klasik menempel mewah di tubuh seorang model Savana Halina Putri, wajahnya yang eksotik timur membuatnya berbeda. Di runway Savana berpasangan dengan Omero Garcia, model pria Itali yang digilai para wanita. Postur proporsional dengan sepasang bola mata coklat bersinar. Omero sangat percaya diri sehingga auranya menular pada Savana. Keduanya
Di pesta pernikahan Kanaya Azzahra dan Ilham Azhari, Thoriq datang berdua Umi. Tadinya Ilham meminta Thoriq menjadi pengiring pengantin pria namun karena Umi tak ada temannya jadilah Thoriq menjadi tamu undangan biasa. Setelah memberikan selamat kepada Ilham dan Kanaya Thoriq mengambil tempat duduk bersama Umi di meja bulat yang dikhususkan untuk keluarga. Thoriq sibuk mengambilkan makanan tapi Umi hanya menginginkan buah potong dan sepotong kue kecil. “Sudah banyak yang tidak bisa Umi makan Nak, makanan pesta banyak mengandung lemak. Enak dimulut tapi tidak sehat di perut...” Umi selalu terharu melihat pelayanan anak lelakinya pada dirinya, apalagi usai Abi meninggal Thoriq sangat memperhatikannya. “Assalamualaikum Thoriq, apa kabar. Pulang dari Saudi gak bilang-bilang. Sibuk ya...?” Ridwan dan Aris menghampiri, keduanya mengangguk hormat pada Umi. “Alhamdulillah baik, gimana kabar kalian.. “ “Alhamdulillah baik dan masih jomblo, kalah cepat sa
Sahabat adalah orang yang selalu ada untukmu disaat orang lain meninggalkanmu, menyanyikan lagu lama yang kau lupa syairnya dan mengingatkanmu akan pentingnya kebahagiaan untuk dirimu sendiri. A best friend is the person who knows all about your badness, but still likes you."(Teman terbaik adalah seseorang yang mengetahui semua keburukanmu, tapi tetap menyukaimu.) "Alin, bisa datang kerumah hari ini jam 16.00 WIB..?” undang Savanna kepada mantan manager sekaligus sahabat terbaiknya. “Sepertinya penting sekali?” Alin mengerutksn keningnya. “Thoriq melamarku hari ini" Savanna mengabarkannya dengan riang. “Aku senang mendengarnya tapi Sav, kau yakin menerima lamaran Muhammad Thoriq sore ini...?” Alin tak bisa menyembunyikan rasa kawatirnya. “Ya Alin.” “Bukankah kalian sudah pisah satu tahun dan baru ketemu di pesta Kanaya..?” Alin mengerutkan dahinya, jika yang menyangkut Thoriq dan cintanya Savanna dipastikan hanya memakai pe
Rumah bukan hanya sebuah bangunan untuk ditinggali bersama tapi sebuah tempat untuk setiap orangmemiliki alasan untuk pulang, merangkai kisah dan menulis dengan tinta emas kehidupan dari awal hingga maut menjemput pada batas waktu yang telah ditentukan. "Jadi ini rumah Muhammad Thoriq...?" hati Savanna bergetar ketika memasuki gerbang rumah besar kekasihnya. Selama dua tahun mengenal belum pernah Savanna diajak kerumahnya tapi kini ia menerima undangan langsung dari pemilik rumah, Umi Azizah. Rumah menunjukkan pribadi penghuninya, rumah ini adalah perpaduan gaya Arabian dan Tropis. Halaman luas dengan tiang-tiang bangunan yang tinggi dan kokoh, sebagian temboknya dari bata expose dan lempeng batu kali, terkesan unik khas rumah tropis. Jendela dan pintunya besar-besar dengan cat berlapis gold khas Arab dan bernuansa islami. Tamannya luas, asri dengan rumput hijau dan beberapa pohon buah seperti mangga Mahatir yang berbuah besar, belimbing dewi dan jamb
Nepal Wonders of the World, Nepal adalah keajaiban dunia. Hanya mempunyai luas wilayah 0,1% di bumi tetapi memiliki keaneka ragaman hayati yang terkaya di dunia. Nepal dilaporkan memiliki daratan berumput tertinggi di dunia, yang berada di Chitwan. Mempunyai 5980 spesies tanaman bunga yang mencakup 2,4% dari total tanaman bunga di dunia, lebih dari 360 spesies anggrek dan 250 spesies tanaman bunga endemik di Nepal tidak bisa ditemukan di tempat lain. Nepal mengisi imaji mereka yang mencari makna hidup dan bertualang. Nepal adalah Kathmandu, dan Kathmandu adalah Thamel. Thamel sebuah jantung kota yang berdetak kencang, memompa darah kota ini dengan kerlap-kerlip bintang di langit malam. Keindahan dan misterinya menyatu dalam kebudayaan dan cara hidup penduduk Nepal. Edward menatap langit malam, Nepal membuatnya takjub. Kerasnya dunia bisnis tak terasa oleh keindahan alam Nepal. Diusianya yang ke-30 tahun Edward sudah mendapatkan apapun yang diinginkan oleh separuh populasi la
Ilham mondar-mandir diruang tamu, Edward menemuinya dan meminta tolong sebagai mediator pertemuannya dengan Thoriq. Tentu saja Ilham tak bisa menolak, ketika Edward menjadi mualaf dirinya adalah guru pembimbingnya bahkan ia menuntunnya hingga kini atas permintaan Savanna. Posisinya serba sulit, untungnya Thoriq tak pernah bertanya apa-apa. Ilham sungguh kagum akan kebesaran hati Thoriq, ia mengijinkan Ilham menjadi pembimbing Edward. Meski masih bingung Ilham mengabulkan permintaan Edward, dipanggilnya nomor Thoriq."Assalamualaikum, apakah kau sedang sibuk?" tanya Ilham basa-basi, bingung untuk memulai."Tidak, ada yang bisa dibantu Ilham?" Thoriq mengerutkan keningnya, aneh mendengar suara Ilham yang terdengar gugup."Seseorang datang kerumahku dan ingin bertemu denganmu, aku berharap kamu segera datang..." Ilham meminta sahabatnya untuk datang kerumahnya."Seseorang, bisakah kau sebutkan namanya?" Thoriq penasaran, tidak biasanya Ilham bermain ra
Ilham menatap berkeliling, beberapa tukang menyelesaikan finishing rumah tinggal Thoriq. Pak Sardi tersenyum senang melihat gambar bestek yang tak berubah, sesuai desain nona Savanna.Beberapa komponen dasar interior sudah dipasang terutama untuk dapur dan kamar mandi. Meja dapur dilengkapi dengan wastafel dan keran sudah terpasang. Pada tahap akhir ini, pekerjaan interior dapur dapat dilanjutkan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan perkayuan dan aksesorisnya seperti lemari dan kabinet. Serta berbagai detail interior yang diperlukan mulai dari lampu dan lampu hias, wallpaper dan lain sebagainya."Apa yang terjadi denganmu?" Ilham menatap sahabatnya, prihatin."Tidak apa-apa, aku hanya belum beruntung saja.""Dan menenggelamkan dirimu disini?" Ilham tersenyum sinis, tak dapat mengendalikan diri. Sejatinya ia hanya tak ingin melihat sahabatnya menderita tapi laki-laki dihadapannya ini terlalu keras kepala diperingati, mungkin kepalanya harus terbentur
Menikah itu membuat ikatan dan janji bukan hanya dengan pasangan tapi juga dihadapan manusia dan Allah. Dan ketika melakukan pernikahan sesungguhnya kalian telah melaksanakan separuh dari agama Islam. Bagaimana mungkin Savanna sanggup meninggalkan Edward dan harapan keluarganya...? Sementara hari pernikahannya tinggal menghitung hari, seminggu bukan waktu yang panjang kini Savanna tak lagi bisa berlari. Dua kakinya seperti terikat oleh rantai yang berbeda!Rasanya ingin tidur lebih lama agar ketika bangun masalahnya selesai dan tak mengingat apa-apa tapi pikirannya tak mau diajak tidur. Membayangkan persiapan pernikahannya dengan Thoriq membuat air matanya merembes membasahi kedua pipinya, rasanya kepalanya seperti terbentur memikirkan itu. Jangankan untuk berkata, melihat tatapan Thoriq saja Savanna tak sanggup. Betapa Thoriq telah melakukan banyak hal untuk pernikahan ini, Savanna malu mengingat ini. Saat semua impiannya berada didepan mata ia terhalang oleh rasa yang tak d
Savanna hanya menangis melihat keadaan Edward, lelaki gagah dan baik hati yang dikenalnya tidak terlihat lagi. Tubuhnya terbungkus perban dan dalam keadaan koma selama 10 hari.Senyum menggodanya mungkin tak akan dilihatnya lagi, Edward selalu ada untuknya juga saat dirinya dalam keadaan terpuruk ketika Thoriq membuangnya. Walaupun Savanna belum bisa melupakan kemarahannya atas kejadian di Tiger Top Nepal tapi sudah memaafkannya, tak ada gunanya menyimpan dendam karena dendam hanya membuat jiwanya sakit."Dia kehilangan semua ingatannya bahkan tak mengenal kedua orang tuanya, satu-satunya yang dia ingat hanya namamu. Savanna Halina Putri, dia sangat memujamu hingga ingatan tentangmu terbawa dialam bawah sadarnya..." Hanny Hananto menahan isak, ditatapnya Edward yang terbaring dengan pandangan sedih. Sahabat terbaiknya dimasa kuliah itu kini terbaring tak berdaya, betapa cepatnya waktu mengubah segalanya. Hanny mengingat dosanya saat di Tiger Top Nepal rasanya
Persiapan pernikahan membuat orang seluruh rumah sibuk termasuk keluarga Thoriq, terlihat Mama dan Umi sangat bahagia. Mereka sering bertemu dan membahas masalah yang sama. Savanna menangis menyadari kebodohannya, bagaimana mungkin dirinya satu selimut dengan Edward pada malam itu...? Mengingat itu perutnya melilit dan kepalanya terasa berputar. Seseorang mengetuk pintu kamarnya, Thoriq!"Kakak..." Savanna terperanjat, seperti melihat mahluk lain ia langsung memegangi pelipisnya."Wajahmu pucat dan terkejut melihatku, kenapa?" Thoriq menatapnya dengan dahi berkerut."Ya sedikit pusing, mungkin kelelahan. Kakak ada perlu denganku?" pertanyaan konyol, kalau tidak perlu tentu saja tidak mengetuk pintu kamarnya. Savanna menghembuskan nafas panjang, terlihat berat."Tadinya mau fitting busana penganten tapi kalau masih sakit gak papa kok, masih bisa ditunda. Kamu istirahat saja" Thoriq tersenyum maklum meski hatinya terus bertanya-tanya, sejak pulang dar
Menikah dengan Muhammad Thoriq adalah impian Savana sejak bertemu dengannya di Kairo. Meraihnya dengan perjuangan dan menggenggamnya dengan pengorbanan telah dilakukan tanpa henti. Thoriq layak mendapatkan semua itu karena penghormatannya terhadap Umi dan keberhasilan menjaga kehormatannya sebagai pemuda muslim. Mengingat semua ini Savana merasa kecil dan tak berharga, harusnya wanita itu lebih bisa menjaga diri dibanding laki-laki. Hanny Hananto menjenguknya dirumah sakit, wajahnya terlihat layu tak seperti biasanya. Ia seperti ikut larut dalam rasa sakit yang diderita modelnya, gadis Indonesia dengan sepasang bola mata bulat dan warna kulit coklat eksotik. Savana sangat berbeda, bekerja sama dengannya membuat bisnis batik tulisnya terus merangkak di grafik penjualan tertinggi selama setahun. Jika mungkin ingin dikontraknya Savana untuk produk batik tulisnya hingga lima tahun kedepan, namun untuk kontrak dua tahun yang di New York City saja belum ada respon. Banyak model la
Bandara Tribhuvan Kathmandu-Nepali, Savana beruntung landing di pagi hari.Matahari bersinar cerah sehingga bisa menikmati pemandangan Pegunungan Himalaya yang menakjubkan, salah satu nilai jual Nepal. Rasanya penat perjalanan Milan-Nepal 12 jam terbayar sempurna. Pegunungan Himalaya memanjang hingga kurang lebih 2.400 km, mulai dari Nanga Parbat yang berada di sebelah barat hingga Namche Barwa di sebelah timur. Dengan lebar yang bervariasi antara 250-300 km, pegunungan ini terdiri dari 3 barisan pararel dengan ketinggian yang berbeda. Pegunungan ini muncul akibat adanya tumbukan antar lempeng tektonik sehingga menghasilkan deretan pegunungan tinggi non vulkanik. Di ketinggian sekitar 6.719 Mdpl, tepatnya di sisi sebelah barat terdapat Valley of Flowers, sebuah lembah yang sangat luas dengan pemandangan yang menawan. Hamparan bunga yang bermekaran berpadu dengan hijaunya dedaunan menjadi oase di tengah perjalanan yang melelahkan. The Kathmandu Valley yang bera
Nepal Wonders of the World, Nepal adalah keajaiban dunia. Hanya mempunyai luas wilayah 0,1% di bumi tetapi memiliki keaneka ragaman hayati yang terkaya di dunia. Nepal dilaporkan memiliki daratan berumput tertinggi di dunia, yang berada di Chitwan. Mempunyai 5980 spesies tanaman bunga yang mencakup 2,4% dari total tanaman bunga di dunia, lebih dari 360 spesies anggrek dan 250 spesies tanaman bunga endemik di Nepal tidak bisa ditemukan di tempat lain. Nepal mengisi imaji mereka yang mencari makna hidup dan bertualang. Nepal adalah Kathmandu, dan Kathmandu adalah Thamel. Thamel sebuah jantung kota yang berdetak kencang, memompa darah kota ini dengan kerlap-kerlip bintang di langit malam. Keindahan dan misterinya menyatu dalam kebudayaan dan cara hidup penduduk Nepal. Edward menatap langit malam, Nepal membuatnya takjub. Kerasnya dunia bisnis tak terasa oleh keindahan alam Nepal. Diusianya yang ke-30 tahun Edward sudah mendapatkan apapun yang diinginkan oleh separuh populasi la
Rumah bukan hanya sebuah bangunan untuk ditinggali bersama tapi sebuah tempat untuk setiap orangmemiliki alasan untuk pulang, merangkai kisah dan menulis dengan tinta emas kehidupan dari awal hingga maut menjemput pada batas waktu yang telah ditentukan. "Jadi ini rumah Muhammad Thoriq...?" hati Savanna bergetar ketika memasuki gerbang rumah besar kekasihnya. Selama dua tahun mengenal belum pernah Savanna diajak kerumahnya tapi kini ia menerima undangan langsung dari pemilik rumah, Umi Azizah. Rumah menunjukkan pribadi penghuninya, rumah ini adalah perpaduan gaya Arabian dan Tropis. Halaman luas dengan tiang-tiang bangunan yang tinggi dan kokoh, sebagian temboknya dari bata expose dan lempeng batu kali, terkesan unik khas rumah tropis. Jendela dan pintunya besar-besar dengan cat berlapis gold khas Arab dan bernuansa islami. Tamannya luas, asri dengan rumput hijau dan beberapa pohon buah seperti mangga Mahatir yang berbuah besar, belimbing dewi dan jamb