Sahabat adalah orang yang selalu ada untukmu disaat orang lain meninggalkanmu, menyanyikan lagu lama yang kau lupa syairnya dan mengingatkanmu akan pentingnya kebahagiaan untuk dirimu sendiri.
A best friend is the person who knows all about your badness, but still likes you."
(Teman terbaik adalah seseorang yang mengetahui semua keburukanmu, tapi tetap menyukaimu.)"Alin, bisa datang kerumah hari ini jam 16.00 WIB..?” undang Savanna kepada mantan manager sekaligus sahabat terbaiknya.
“Sepertinya penting sekali?” Alin mengerutksn keningnya.
“Thoriq melamarku hari ini" Savanna mengabarkannya dengan riang.
“Aku senang mendengarnya tapi Sav, kau yakin menerima lamaran Muhammad Thoriq sore ini...?” Alin tak bisa menyembunyikan rasa kawatirnya.
“Ya Alin.”
“Bukankah kalian sudah pisah satu tahun dan baru ketemu di pesta Kanaya..?” Alin mengerutkan dahinya, jika yang menyangkut Thoriq dan cintanya Savanna dipastikan hanya memakai perasaan dan kehilangan akal sehatnya.
“Ya sih tapi selama ini kami tak saling melupakan...” bantah Savanna.
“Bagaimana dengan Edward, apakah dia tahu tentang hal ini..?”
“Belum...” hati Savanna mendadak ngilu mengingat Edward, bagaimanapun juga Edward harus tahu statusnya tapi bagaimana cara mengabarkannya?
“Tega sekali kau Savanna, kau bisa membunuhnya dia cinta mati padamu" Alin mengingatkan sahabatnya.
“Aku harus bagaimana Alin, Thoriq melamar, aku tak mungkin menolaknya. Aku mencintainya Alin...” Savanna serba salah.
“Aku tahu tapi kamu memiliki satu masalah yang belum terselesaikan dan sekarang sedang membuat masalah kedua..” Alin mengingatkan.
“Jangan menakutiku Alin..”
“Setidaknya kau pakai sedikit akal sehatmu..” Alin gemas.
“Alin aku hanya membutuhkanmu datang, jangan bahas yang lain, kumohon..” Savanna mengingat Edward dan tak tahu bagaimana menyampaikan statusnya saat ini.
“Hanya aku apa dengan yang lain..?” Alin menetralisir suasana, apapun alasannya ia harus mendukung keputusan Savana.
“Hanya kamu, jangan sampai ada yang tahu.”
“Termasuk Lucy, Amira dan Luna tidak boleh tahu berita ini?”
“Jangan sampai ada yang tahu, apalagi wartawan.”
“Baiklah..”
Alin masih berdiri ditempatnya, Savanna yang dilamar tapi hatinya yang deg-degan tak karuan. Savanna menerima lamaran Thoriq tanpa menyelesaikan masalahnya ddngan Edward. "Apa yang akan terjadi nanti?" Alin hanya bisa meghembuskan nafas panjang mengingat masalah rumit sahabatnya.
****
Tepat pukul 16.00 WIB empat mobil memasuki pekarangan rumahnya. Tentu saja tidak banyak yang hadir karena acara lamaran ini sifatnya dadakan sehingga hanya keluarga, sahabat dan tetangga dekat saja yang diberi tahu. Siang hari bilang melamar, sore hari prosesinya diadakan. Savanna dan Mama kalang-kabut menyiapkan segala sesuatunya, khususnya catering. Terlihat Umi dan Thoriq keluar dari mobil yang sama, ada Ilham dan Kanaya sedang keluarga lainnya Savanna belum mengenal, jumlah keseluruhan sepuluh orang. Thoriq belum pernah mengajak kerumahnya, apalagi memperkenalkan dengan saudaranya. Hati Savanna berbunga, ia tak perduli apapun bentuk lamaran itu. Rasanya tak percaya, pemuda impiannya sore ini meminangnya. Air matanya menetes, setelah semua problema yang terjadi hari ini ia mendapatkan berita baiknya.
Dari lantai dua Savanna memperhatikan pemuda idamannya tanpa rasa malu. Kakak terlihat tampan dengan baju taqwa putih dan peci putih, badannya yang tegap dan kokoh terlihat gagah, wajahnya sangat bersih dengan cambang dikedua pipinya. Ia tak kalah dengan Muhammed Tarek Ismael tim nasional sepak bola Mesir yang hafal Al-Quran idolanya. Kakak mulai memasuki rumah, langkahnya tegap dan kepalanya tak pernah menunduk jika berjalan. Kewibawaan, ketegasan, kecerdasan dan kharisma menyatu dalam dirinya. Semua yang ada pada diri Thoriq disukainya, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Savanna bersyukur Allah mempertemukan dengan pemuda baik itu, Thoriq menuntunnya ke jalan yang lebih baik meski tidak sepenuhnya bisa dijalani tapi pemuda itu tetap sabar membimbingnya. Tak ada yang bisa menggantikan posisi pemuda itu dihatinya sekalipun Edward menawarkan harta dunia!
“Sudah ditunggu dibawah Nona, acara akan segera dimulai...” Ivana menyadarkannya.
“Terima kasih Ivana" Savanna tersipu oleh tatapan Ivanna yang memperhatikan sedang melamun.
Savanna turun bersama Alin dan Ivana, memakai abaya putih dan kain tenun ikat dengan warna marun bercampur biru cerah. Wajahnya terlihat sangat cantik dan anggun dalam balutan busana tradisional. Menuruni tangga lantai dua dengan tatapan takjub sanak saudara yang hadir dan menunggunya dilantai satu, Savanna merasa seperti seorang putri yang tengah ditunggu oleh pangeran tampan dan para pengiringnya. Ketika sampai dilantai satu matanya bertatapan dengan pangeran-nya, dadanya bergetar oleh kebahagiaan tiada tara. Setelah semua badai kini keduanya mendapatkan anugrah yang menakjubkan. Mendapatkan Thoriq adalah impiannya sejak pertama bertemu, tak terkira air mata kesedihan dan kebahagiaan mewarnai perjalanan hubungan kasih keduanya selama ini.
Acara sambutan dibuka oleh keluarganya dilanjut oleh keluarga Thoriq yang datang menyampaikan maksud dan tujuan, setelah itu mendapatkan jawaban dari pihak keluarganya. Penyerahan seserahan, seperangkat alat sholat dan cincin pertunangan bergrafir nama keduanya. Savanna terkejut dengan kedua cincin tersebut, bagaimana mungkin Thoriq bisa menyiapkan cincin itu dalam waktu singkat terkecuali memang sudah mempersiapkan sebelumnya.
Tibalah saat penentuan tanggal dan hari pernikahan, pembicaraan tersendat karena Savanna harus menyelesaikan kontrak kerja Hanny Hananto yang tinggal sebulan lagi di Milan. Umi menginginkan pernikahan diadakan tiga minggu dari hari lamaran tapi Thoriq memberikan kesempatan Savanna untuk menyelesaikan kontrak kerja terakhirnya dengan Hanny Hananto. Savanna sungguh terharu, diantara sifatnya yang pecemburu dan kadang egois hari ini ia bisa melihat bagaimana Thoriq berpihak padanya dan mengambil keputusan bijaksana.
“Sebelum ke Milan harus mampir kerumah, Umi bisa marah kalau undangan Umi tidak dipenuhi...” wanita baya itu menatapnya tersenyum.
“Tentu Umi dengan senang hati" Savanna tersenyum riang, wanita yang tadinya tak menyukainya kini berubah ramah padanya.
“Thoriq, besok Savanna dan Mama ajak main kerumah.”
“Siap Umi.”
Sesion2
Kanaya, Ilham, Alin dan seluruh keluarga mengucapkan selamat pada Savanna dan Thoriq. Kebahagiaan yang sempurna karena hubungannya kini diterima oleh Umi. Wanita itu memeluknya hangat dan mengundangnya datang kerumahnya. Sungguh anugrah tak ternilai, kebahagiaan tiada tara.
“Selamat Savana. Alhamdulillah, tidak sia-sia pengorbananku. Tinggal selangkah lagi kau akan menjadi Nyonya Muhammad Thoriq Al-Farisi, pemuda yang sangat kau cintai...” Kanaya memeluknya hangat.
“Terima kasih Kanaya untuk semuanya, kau pemenang dari semua kompetisi. Aku salut padamu atas semua yang kau lakukan, aku tidak bisa membalas kebaikanmu...” Savanna memeluk Kanaya yang menyambutnya hangat, rival yang akhirnya menjadi sahabat.
“Kamu tidak berhutang budi apa-apa Savanna, Thoriq memang hanya menganggapku sahabat sejak dulu dan aku bersyukur dia mendapatkan pendamping terbaiknya. Begitu mendapatkan lampu hijau dari Umi dia langsung memanfaatkan kesempatan pertamanya...” Kanaya tersenyum bahagia. Diliriknya Thoriq yang tengah berbincang dengan Ilham, akhirnya Allah memberikan jalan keluar terbaik untuknya dan Thoriq.
“Aku senang, akhirnya kamu mendapatkan impianmu...” Alin memeluknya terharu.
“Terima kasih Alin, tak ada yang bisa menggantikanmu. Kau adalah sahabat terbaik-ku..” mata keduanya berkaca mengingat perjalanan yang telah dilewati bersama.
Acara dilanjut dengan perkenalan keluarga, ramah tamah dengan menikmati hidangan bersama. Alhamdulillah Rose catering langganannya bisa menerima pesanannya yang mendadak, menyediakan pesanan makanan untuk lima puluh pax complit. Umi dan Mama tampak terlibat perbincangan akrab diselingi tawa, Savanna sungguh senang melihatnya. Alhamdulillah acara prosesi lamaran sederhana akhirnya selesai dengan lancar dan menyenangkan.
“Terima kasih atas pengertiannya Kakak...” Savanna menyampaikan rasa terima kasihnya ketika mempunyai kesempatan ngobrol berdua Thoriq.
“Aku mau kita menjalankan pernikahan dengan tenang.”
Sesion-3
“Kakak, aku penasaran dengan cincin ini. Kapan pesannya, kok aku gak tahu...?” Savanna memperlihatkan jari manisnya yang terpasang cincin emas polos berukir namanya.
“Ketika di Arab Saudi, temanku Abdel dari Maroko memintaku menemani ke toko perhiasan karena dia akan menikah setelah pulang dari pendidikannya. Saat itu aku teringat dirimu dan membeli cincin ini...” Thoriq menatapnya dengan sudut mata berkaca. Betapa sedihnya mengingat waktu itu, Abdel membeli cincin untuk rencana pernikahannya sementara dirinya membeli cincin berharap suatu saat bisa menikahi gadis idamannya yang saat itu hubungan kasihnya tengah hancur berantakan.
Orang mengatakan Emas Saudi adalah yang terbaik didunia, asli dan tidak ada campuran. Kualitasnya tinggi dan berasal dari tanah Mekkah yang diberkati. Emas khusus perhiasan memiliki desain yang sangat luar biàsa, harga jualnya pun lebih mahal karena tidak hanya diukur berdasarkan berat emas saja tetapi dinilai juga desain-nya. Beda dengan Indonesia yang mengukur harga jual emas hanya berdasarkan berat emas saja dan
mengabaikan desainnya.“Kakak maafkan aku, kukira waktu itu Kakak sudah melupakanku, membuangku...” Savanna kehilangan kata-kata.
“Aku tak pernah membuangmu Humairah, aku hanya tak bisa memilih antara dirimu dan Umi....” Thoriq menunduk, mengingat hari-hari sedihnya.
“Terima kasih Kakak.”
“Lalu bagaimana hubunganmu dengan Edward....?” Thoriq tampak berpikir.
“Beri aku waktu untuk menyelesaikan ini...”
“Katamu dia hanya seorang teman...?” sepasang bola mata Thoriq menatap tajam.
“Ya tapi Edward belum tahu statusku hari ini.”
“Kenapa dia harus tahu...?” suara Thoriq mulai berubah, kedua alis matanya bertaut.
“Kakak sudah mengikatku hari ini, keluarga juga belum pulang tapi Kakak sudah tidak percaya padaku...”
“Bukan begitu...” Thoriq menurunkan volume suaranya.
Sesion4
“Edward menjagaku dalam setahun ini ketika aku merasa Kakak sudah membuangku...” Savanna menghembuskan nafas panjang, hatinya ngilu mengingat Edward. Bingung bagaimana memulai mengatakan bahwa Toriq sudah melamarnya, ia bukan gadis yang tak tahu balas budi, apalagi sudah merasakan bagaimana pedihnya ditinggalkan.
“Dia sudah menganggapmu seperti kekasihnya sehingga kaupun keberatan memberikan penjelasan tentang status kita...” Thoriq membuang tatapannya. Tangannya mengepal, kebiasaan saat dirinya kesal.
“Kakak jangan kawatir, hatiku tak pernah berpaling sejak kita bertemu pertama kali di Kairo dan tak akan pernah berubah hingga akhir hidupku” Savanna meyakinkan kekasihnya.
“Terima kasih Humairah, aku menunggu bagaimana kamu segera menyelesaikan masalah ini dengannya....” Thoriq menghembuskan nafas berat, ia tak meragukan kepercayaan Savanna tapi bagaimana dengan Edward...? dengan uang dan kekuasaannya Edward bisa melakukan apa saja untuk kepentingan dirinya, termasuk merebut Savanna darinya!
“Aku percaya padamu tapi tidak dengan Edward, setialah padaku..” Thoriq menatap galau merasa tak punya pilihan.
“Insyaallah Kakak, hubungan kita sudah sejauh ini. Terima kasih Kakak sudah melamar dan menerima keluargaku...”
Setia, Savanna malu menyadari dirinya. Selama ini ia merasa bisa mencintai Thoriq lebih dari siapapun namun dibanding cinta Thoriq terhadap dirinya ternyata cintanya bukanlah apa-apa. Saat ia menganggap Thoriq sudah membuangnya pemuda itu malah membeli cincin untuk persiapan melamarnya, sementara dirinya malah mengatasi kesedihan hatinya dengan pergi kemana-mana bersama Edward. Ditatapnya cincin emas polos yang menghuni jari manisnya, menggantikan cincin Emerald Colombia dari Edward. Kini Savanna bingung, apa yang harus dikatakannya pada Edward saat laki-laki itu bertanya....?
****
Rumah bukan hanya sebuah bangunan untuk ditinggali bersama tapi sebuah tempat untuk setiap orangmemiliki alasan untuk pulang, merangkai kisah dan menulis dengan tinta emas kehidupan dari awal hingga maut menjemput pada batas waktu yang telah ditentukan. "Jadi ini rumah Muhammad Thoriq...?" hati Savanna bergetar ketika memasuki gerbang rumah besar kekasihnya. Selama dua tahun mengenal belum pernah Savanna diajak kerumahnya tapi kini ia menerima undangan langsung dari pemilik rumah, Umi Azizah. Rumah menunjukkan pribadi penghuninya, rumah ini adalah perpaduan gaya Arabian dan Tropis. Halaman luas dengan tiang-tiang bangunan yang tinggi dan kokoh, sebagian temboknya dari bata expose dan lempeng batu kali, terkesan unik khas rumah tropis. Jendela dan pintunya besar-besar dengan cat berlapis gold khas Arab dan bernuansa islami. Tamannya luas, asri dengan rumput hijau dan beberapa pohon buah seperti mangga Mahatir yang berbuah besar, belimbing dewi dan jamb
Nepal Wonders of the World, Nepal adalah keajaiban dunia. Hanya mempunyai luas wilayah 0,1% di bumi tetapi memiliki keaneka ragaman hayati yang terkaya di dunia. Nepal dilaporkan memiliki daratan berumput tertinggi di dunia, yang berada di Chitwan. Mempunyai 5980 spesies tanaman bunga yang mencakup 2,4% dari total tanaman bunga di dunia, lebih dari 360 spesies anggrek dan 250 spesies tanaman bunga endemik di Nepal tidak bisa ditemukan di tempat lain. Nepal mengisi imaji mereka yang mencari makna hidup dan bertualang. Nepal adalah Kathmandu, dan Kathmandu adalah Thamel. Thamel sebuah jantung kota yang berdetak kencang, memompa darah kota ini dengan kerlap-kerlip bintang di langit malam. Keindahan dan misterinya menyatu dalam kebudayaan dan cara hidup penduduk Nepal. Edward menatap langit malam, Nepal membuatnya takjub. Kerasnya dunia bisnis tak terasa oleh keindahan alam Nepal. Diusianya yang ke-30 tahun Edward sudah mendapatkan apapun yang diinginkan oleh separuh populasi la
Bandara Tribhuvan Kathmandu-Nepali, Savana beruntung landing di pagi hari.Matahari bersinar cerah sehingga bisa menikmati pemandangan Pegunungan Himalaya yang menakjubkan, salah satu nilai jual Nepal. Rasanya penat perjalanan Milan-Nepal 12 jam terbayar sempurna. Pegunungan Himalaya memanjang hingga kurang lebih 2.400 km, mulai dari Nanga Parbat yang berada di sebelah barat hingga Namche Barwa di sebelah timur. Dengan lebar yang bervariasi antara 250-300 km, pegunungan ini terdiri dari 3 barisan pararel dengan ketinggian yang berbeda. Pegunungan ini muncul akibat adanya tumbukan antar lempeng tektonik sehingga menghasilkan deretan pegunungan tinggi non vulkanik. Di ketinggian sekitar 6.719 Mdpl, tepatnya di sisi sebelah barat terdapat Valley of Flowers, sebuah lembah yang sangat luas dengan pemandangan yang menawan. Hamparan bunga yang bermekaran berpadu dengan hijaunya dedaunan menjadi oase di tengah perjalanan yang melelahkan. The Kathmandu Valley yang bera
Menikah dengan Muhammad Thoriq adalah impian Savana sejak bertemu dengannya di Kairo. Meraihnya dengan perjuangan dan menggenggamnya dengan pengorbanan telah dilakukan tanpa henti. Thoriq layak mendapatkan semua itu karena penghormatannya terhadap Umi dan keberhasilan menjaga kehormatannya sebagai pemuda muslim. Mengingat semua ini Savana merasa kecil dan tak berharga, harusnya wanita itu lebih bisa menjaga diri dibanding laki-laki. Hanny Hananto menjenguknya dirumah sakit, wajahnya terlihat layu tak seperti biasanya. Ia seperti ikut larut dalam rasa sakit yang diderita modelnya, gadis Indonesia dengan sepasang bola mata bulat dan warna kulit coklat eksotik. Savana sangat berbeda, bekerja sama dengannya membuat bisnis batik tulisnya terus merangkak di grafik penjualan tertinggi selama setahun. Jika mungkin ingin dikontraknya Savana untuk produk batik tulisnya hingga lima tahun kedepan, namun untuk kontrak dua tahun yang di New York City saja belum ada respon. Banyak model la
Persiapan pernikahan membuat orang seluruh rumah sibuk termasuk keluarga Thoriq, terlihat Mama dan Umi sangat bahagia. Mereka sering bertemu dan membahas masalah yang sama. Savanna menangis menyadari kebodohannya, bagaimana mungkin dirinya satu selimut dengan Edward pada malam itu...? Mengingat itu perutnya melilit dan kepalanya terasa berputar. Seseorang mengetuk pintu kamarnya, Thoriq!"Kakak..." Savanna terperanjat, seperti melihat mahluk lain ia langsung memegangi pelipisnya."Wajahmu pucat dan terkejut melihatku, kenapa?" Thoriq menatapnya dengan dahi berkerut."Ya sedikit pusing, mungkin kelelahan. Kakak ada perlu denganku?" pertanyaan konyol, kalau tidak perlu tentu saja tidak mengetuk pintu kamarnya. Savanna menghembuskan nafas panjang, terlihat berat."Tadinya mau fitting busana penganten tapi kalau masih sakit gak papa kok, masih bisa ditunda. Kamu istirahat saja" Thoriq tersenyum maklum meski hatinya terus bertanya-tanya, sejak pulang dar
Savanna hanya menangis melihat keadaan Edward, lelaki gagah dan baik hati yang dikenalnya tidak terlihat lagi. Tubuhnya terbungkus perban dan dalam keadaan koma selama 10 hari.Senyum menggodanya mungkin tak akan dilihatnya lagi, Edward selalu ada untuknya juga saat dirinya dalam keadaan terpuruk ketika Thoriq membuangnya. Walaupun Savanna belum bisa melupakan kemarahannya atas kejadian di Tiger Top Nepal tapi sudah memaafkannya, tak ada gunanya menyimpan dendam karena dendam hanya membuat jiwanya sakit."Dia kehilangan semua ingatannya bahkan tak mengenal kedua orang tuanya, satu-satunya yang dia ingat hanya namamu. Savanna Halina Putri, dia sangat memujamu hingga ingatan tentangmu terbawa dialam bawah sadarnya..." Hanny Hananto menahan isak, ditatapnya Edward yang terbaring dengan pandangan sedih. Sahabat terbaiknya dimasa kuliah itu kini terbaring tak berdaya, betapa cepatnya waktu mengubah segalanya. Hanny mengingat dosanya saat di Tiger Top Nepal rasanya
Menikah itu membuat ikatan dan janji bukan hanya dengan pasangan tapi juga dihadapan manusia dan Allah. Dan ketika melakukan pernikahan sesungguhnya kalian telah melaksanakan separuh dari agama Islam. Bagaimana mungkin Savanna sanggup meninggalkan Edward dan harapan keluarganya...? Sementara hari pernikahannya tinggal menghitung hari, seminggu bukan waktu yang panjang kini Savanna tak lagi bisa berlari. Dua kakinya seperti terikat oleh rantai yang berbeda!Rasanya ingin tidur lebih lama agar ketika bangun masalahnya selesai dan tak mengingat apa-apa tapi pikirannya tak mau diajak tidur. Membayangkan persiapan pernikahannya dengan Thoriq membuat air matanya merembes membasahi kedua pipinya, rasanya kepalanya seperti terbentur memikirkan itu. Jangankan untuk berkata, melihat tatapan Thoriq saja Savanna tak sanggup. Betapa Thoriq telah melakukan banyak hal untuk pernikahan ini, Savanna malu mengingat ini. Saat semua impiannya berada didepan mata ia terhalang oleh rasa yang tak d
Ilham menatap berkeliling, beberapa tukang menyelesaikan finishing rumah tinggal Thoriq. Pak Sardi tersenyum senang melihat gambar bestek yang tak berubah, sesuai desain nona Savanna.Beberapa komponen dasar interior sudah dipasang terutama untuk dapur dan kamar mandi. Meja dapur dilengkapi dengan wastafel dan keran sudah terpasang. Pada tahap akhir ini, pekerjaan interior dapur dapat dilanjutkan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan perkayuan dan aksesorisnya seperti lemari dan kabinet. Serta berbagai detail interior yang diperlukan mulai dari lampu dan lampu hias, wallpaper dan lain sebagainya."Apa yang terjadi denganmu?" Ilham menatap sahabatnya, prihatin."Tidak apa-apa, aku hanya belum beruntung saja.""Dan menenggelamkan dirimu disini?" Ilham tersenyum sinis, tak dapat mengendalikan diri. Sejatinya ia hanya tak ingin melihat sahabatnya menderita tapi laki-laki dihadapannya ini terlalu keras kepala diperingati, mungkin kepalanya harus terbentur
Ilham mondar-mandir diruang tamu, Edward menemuinya dan meminta tolong sebagai mediator pertemuannya dengan Thoriq. Tentu saja Ilham tak bisa menolak, ketika Edward menjadi mualaf dirinya adalah guru pembimbingnya bahkan ia menuntunnya hingga kini atas permintaan Savanna. Posisinya serba sulit, untungnya Thoriq tak pernah bertanya apa-apa. Ilham sungguh kagum akan kebesaran hati Thoriq, ia mengijinkan Ilham menjadi pembimbing Edward. Meski masih bingung Ilham mengabulkan permintaan Edward, dipanggilnya nomor Thoriq."Assalamualaikum, apakah kau sedang sibuk?" tanya Ilham basa-basi, bingung untuk memulai."Tidak, ada yang bisa dibantu Ilham?" Thoriq mengerutkan keningnya, aneh mendengar suara Ilham yang terdengar gugup."Seseorang datang kerumahku dan ingin bertemu denganmu, aku berharap kamu segera datang..." Ilham meminta sahabatnya untuk datang kerumahnya."Seseorang, bisakah kau sebutkan namanya?" Thoriq penasaran, tidak biasanya Ilham bermain ra
Ilham menatap berkeliling, beberapa tukang menyelesaikan finishing rumah tinggal Thoriq. Pak Sardi tersenyum senang melihat gambar bestek yang tak berubah, sesuai desain nona Savanna.Beberapa komponen dasar interior sudah dipasang terutama untuk dapur dan kamar mandi. Meja dapur dilengkapi dengan wastafel dan keran sudah terpasang. Pada tahap akhir ini, pekerjaan interior dapur dapat dilanjutkan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan perkayuan dan aksesorisnya seperti lemari dan kabinet. Serta berbagai detail interior yang diperlukan mulai dari lampu dan lampu hias, wallpaper dan lain sebagainya."Apa yang terjadi denganmu?" Ilham menatap sahabatnya, prihatin."Tidak apa-apa, aku hanya belum beruntung saja.""Dan menenggelamkan dirimu disini?" Ilham tersenyum sinis, tak dapat mengendalikan diri. Sejatinya ia hanya tak ingin melihat sahabatnya menderita tapi laki-laki dihadapannya ini terlalu keras kepala diperingati, mungkin kepalanya harus terbentur
Menikah itu membuat ikatan dan janji bukan hanya dengan pasangan tapi juga dihadapan manusia dan Allah. Dan ketika melakukan pernikahan sesungguhnya kalian telah melaksanakan separuh dari agama Islam. Bagaimana mungkin Savanna sanggup meninggalkan Edward dan harapan keluarganya...? Sementara hari pernikahannya tinggal menghitung hari, seminggu bukan waktu yang panjang kini Savanna tak lagi bisa berlari. Dua kakinya seperti terikat oleh rantai yang berbeda!Rasanya ingin tidur lebih lama agar ketika bangun masalahnya selesai dan tak mengingat apa-apa tapi pikirannya tak mau diajak tidur. Membayangkan persiapan pernikahannya dengan Thoriq membuat air matanya merembes membasahi kedua pipinya, rasanya kepalanya seperti terbentur memikirkan itu. Jangankan untuk berkata, melihat tatapan Thoriq saja Savanna tak sanggup. Betapa Thoriq telah melakukan banyak hal untuk pernikahan ini, Savanna malu mengingat ini. Saat semua impiannya berada didepan mata ia terhalang oleh rasa yang tak d
Savanna hanya menangis melihat keadaan Edward, lelaki gagah dan baik hati yang dikenalnya tidak terlihat lagi. Tubuhnya terbungkus perban dan dalam keadaan koma selama 10 hari.Senyum menggodanya mungkin tak akan dilihatnya lagi, Edward selalu ada untuknya juga saat dirinya dalam keadaan terpuruk ketika Thoriq membuangnya. Walaupun Savanna belum bisa melupakan kemarahannya atas kejadian di Tiger Top Nepal tapi sudah memaafkannya, tak ada gunanya menyimpan dendam karena dendam hanya membuat jiwanya sakit."Dia kehilangan semua ingatannya bahkan tak mengenal kedua orang tuanya, satu-satunya yang dia ingat hanya namamu. Savanna Halina Putri, dia sangat memujamu hingga ingatan tentangmu terbawa dialam bawah sadarnya..." Hanny Hananto menahan isak, ditatapnya Edward yang terbaring dengan pandangan sedih. Sahabat terbaiknya dimasa kuliah itu kini terbaring tak berdaya, betapa cepatnya waktu mengubah segalanya. Hanny mengingat dosanya saat di Tiger Top Nepal rasanya
Persiapan pernikahan membuat orang seluruh rumah sibuk termasuk keluarga Thoriq, terlihat Mama dan Umi sangat bahagia. Mereka sering bertemu dan membahas masalah yang sama. Savanna menangis menyadari kebodohannya, bagaimana mungkin dirinya satu selimut dengan Edward pada malam itu...? Mengingat itu perutnya melilit dan kepalanya terasa berputar. Seseorang mengetuk pintu kamarnya, Thoriq!"Kakak..." Savanna terperanjat, seperti melihat mahluk lain ia langsung memegangi pelipisnya."Wajahmu pucat dan terkejut melihatku, kenapa?" Thoriq menatapnya dengan dahi berkerut."Ya sedikit pusing, mungkin kelelahan. Kakak ada perlu denganku?" pertanyaan konyol, kalau tidak perlu tentu saja tidak mengetuk pintu kamarnya. Savanna menghembuskan nafas panjang, terlihat berat."Tadinya mau fitting busana penganten tapi kalau masih sakit gak papa kok, masih bisa ditunda. Kamu istirahat saja" Thoriq tersenyum maklum meski hatinya terus bertanya-tanya, sejak pulang dar
Menikah dengan Muhammad Thoriq adalah impian Savana sejak bertemu dengannya di Kairo. Meraihnya dengan perjuangan dan menggenggamnya dengan pengorbanan telah dilakukan tanpa henti. Thoriq layak mendapatkan semua itu karena penghormatannya terhadap Umi dan keberhasilan menjaga kehormatannya sebagai pemuda muslim. Mengingat semua ini Savana merasa kecil dan tak berharga, harusnya wanita itu lebih bisa menjaga diri dibanding laki-laki. Hanny Hananto menjenguknya dirumah sakit, wajahnya terlihat layu tak seperti biasanya. Ia seperti ikut larut dalam rasa sakit yang diderita modelnya, gadis Indonesia dengan sepasang bola mata bulat dan warna kulit coklat eksotik. Savana sangat berbeda, bekerja sama dengannya membuat bisnis batik tulisnya terus merangkak di grafik penjualan tertinggi selama setahun. Jika mungkin ingin dikontraknya Savana untuk produk batik tulisnya hingga lima tahun kedepan, namun untuk kontrak dua tahun yang di New York City saja belum ada respon. Banyak model la
Bandara Tribhuvan Kathmandu-Nepali, Savana beruntung landing di pagi hari.Matahari bersinar cerah sehingga bisa menikmati pemandangan Pegunungan Himalaya yang menakjubkan, salah satu nilai jual Nepal. Rasanya penat perjalanan Milan-Nepal 12 jam terbayar sempurna. Pegunungan Himalaya memanjang hingga kurang lebih 2.400 km, mulai dari Nanga Parbat yang berada di sebelah barat hingga Namche Barwa di sebelah timur. Dengan lebar yang bervariasi antara 250-300 km, pegunungan ini terdiri dari 3 barisan pararel dengan ketinggian yang berbeda. Pegunungan ini muncul akibat adanya tumbukan antar lempeng tektonik sehingga menghasilkan deretan pegunungan tinggi non vulkanik. Di ketinggian sekitar 6.719 Mdpl, tepatnya di sisi sebelah barat terdapat Valley of Flowers, sebuah lembah yang sangat luas dengan pemandangan yang menawan. Hamparan bunga yang bermekaran berpadu dengan hijaunya dedaunan menjadi oase di tengah perjalanan yang melelahkan. The Kathmandu Valley yang bera
Nepal Wonders of the World, Nepal adalah keajaiban dunia. Hanya mempunyai luas wilayah 0,1% di bumi tetapi memiliki keaneka ragaman hayati yang terkaya di dunia. Nepal dilaporkan memiliki daratan berumput tertinggi di dunia, yang berada di Chitwan. Mempunyai 5980 spesies tanaman bunga yang mencakup 2,4% dari total tanaman bunga di dunia, lebih dari 360 spesies anggrek dan 250 spesies tanaman bunga endemik di Nepal tidak bisa ditemukan di tempat lain. Nepal mengisi imaji mereka yang mencari makna hidup dan bertualang. Nepal adalah Kathmandu, dan Kathmandu adalah Thamel. Thamel sebuah jantung kota yang berdetak kencang, memompa darah kota ini dengan kerlap-kerlip bintang di langit malam. Keindahan dan misterinya menyatu dalam kebudayaan dan cara hidup penduduk Nepal. Edward menatap langit malam, Nepal membuatnya takjub. Kerasnya dunia bisnis tak terasa oleh keindahan alam Nepal. Diusianya yang ke-30 tahun Edward sudah mendapatkan apapun yang diinginkan oleh separuh populasi la
Rumah bukan hanya sebuah bangunan untuk ditinggali bersama tapi sebuah tempat untuk setiap orangmemiliki alasan untuk pulang, merangkai kisah dan menulis dengan tinta emas kehidupan dari awal hingga maut menjemput pada batas waktu yang telah ditentukan. "Jadi ini rumah Muhammad Thoriq...?" hati Savanna bergetar ketika memasuki gerbang rumah besar kekasihnya. Selama dua tahun mengenal belum pernah Savanna diajak kerumahnya tapi kini ia menerima undangan langsung dari pemilik rumah, Umi Azizah. Rumah menunjukkan pribadi penghuninya, rumah ini adalah perpaduan gaya Arabian dan Tropis. Halaman luas dengan tiang-tiang bangunan yang tinggi dan kokoh, sebagian temboknya dari bata expose dan lempeng batu kali, terkesan unik khas rumah tropis. Jendela dan pintunya besar-besar dengan cat berlapis gold khas Arab dan bernuansa islami. Tamannya luas, asri dengan rumput hijau dan beberapa pohon buah seperti mangga Mahatir yang berbuah besar, belimbing dewi dan jamb