Share

36. SEBUAH PERINTAH

"Tega kamu Aryan! Apa salahku? Apa salah Wildan sampai kamu tega menjebaknya?" Jerit Isna dengan luapan amarah dan kepedihannya.

Aryan tertawa keras sebelum lelaki itu kembali bicara.

"Kesalahan Wildan sudah jelas Isna, karena dia sudah mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku! Yaitu kamu!"

Kepala Isna menggeleng cepat. "Nggak! Sampai kapan pun, kamu nggak akan pernah bisa memiliki aku selain dalam khayalanmu, Aryan!"

"DIAM!" Aryan menghentak kursi yang dia duduki hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Tatapannya bengis ke arah Isna.

Dengan napas yang naik turun, Aryan seolah berusaha menetralkan kembali emosinya. Dia kembali duduk dalam posisi tenang.

"Oke, cukup kita membahas masalah Wildan. Sekarang kita kembali ke permainan. Jawab pertanyaanku tadi," lanjutnya dengan suara yang melembut.

Isna masih menangis. Penyesalannya karena sudah bersikap tak adil pada Wildan membuat dia tak mampu berkata- kata.

"Isna! Kamu mendengarkukan? Kenapa diam? Apa aku perlu mengulang pertany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status