Home / Romansa / DUDA KHILAF / 41. WANITA IBLIS

Share

41. WANITA IBLIS

Author: Herofah
last update Last Updated: 2022-05-14 22:59:03

Malik baru saja menepikan kendaraannya di tepi jalan di atas jembatan layang yang cukup sepi.

Saat itu dia sedang dalam perjalanan mengantar Emir pulang setelah sebelumnya Malik mengantar Aryan dan Isna pulang lebih dulu.

Dan kini, saatnya Malik mendengar penjelasan Emir tentang rahasia besar yang selama ini telah disembunyikan Emir darinya.

Malik tidak mau menunggu lagi.

Kedua lelaki itu keluar dari mobil dan duduk setengah bersandar di atas kap mobil depan sambil sesekali menenggak minuman kaleng.

Pembicaraan yang akan mereka bahas sangat sensitif itulah sebabnya Malik mencari lokasi yang bisa membuat pikiran mereka terbuka dan rileks. Tidak tegang.

Titik-titik cahaya dari lampu kendaraan yang berlalu lalang di bawah sana menjadi pemandangan indah di kala malam. Kota Jakarta terlihat gemerlap dengan kerlap kerlip lampu berwarna-warni di setiap sudutnya.

"Kenapa lo rahasiain masalah sepenting itu dari gue?" Todong Malik tak sabar.

Emir menghela napas kasar. "Gue cuma ikut aja sama ap
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Anađź’ž
apa Kinara sm kenari kembar thoor?? makin seru nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DUDA KHILAF   42. CERITA MALIK

    Isna menghampiri sang suami yang sedang menelepon di Balkon meski tak mengerti apa yang sedang dibicarakan Malik saat itu, namun pembicaraan Malik jelas membuat Isna takut.Tepatnya saat Malik mengatakan bahwa orang yang telah membunuh Kinara kini ingin membunuhnya juga?Sebenarnya ada apa ini?Isna masih berdiri di ambang pintu menuju Balkon kamar saat Malik terlihat mengakhiri percakapannya dengan Emir.Lelaki itu terpaku melihat keberadaan Isna di ambang pintu."Ada apa sebenarnya Mas? Apa yang terjadi sama Kinara? Siapa orang yang sudah membunuh Kinara? Ceritakan sama aku sekarang juga!" Cecar Isna saat itu.Malik menatap Isna lekat, hingga setelahnya dia mengajak Isna kembali ke kamar."Baiklah, aku akan menceritakan semua kejadian yang aku alami di masa lalu malam ini, tentang Kinara, tentang aku, dan... Tentang seorang perempuan bernama Kenari. Dia, saudara kembar Kinara,"*FLASH BACK ON...DELAPAN BELAS TAHUN YANG LALU..."Brengsek! Bangun lo An****! Lo pikir gue takut sama l

    Last Updated : 2022-05-15
  • DUDA KHILAF   43. WANITA BERNAMA KENARI

    "Satu hari setelah kematian Kinara, Polisi menemukan bukti lain di TKP bahwa keberadaan Kinara tidak sendirian saat berada di atas rofftop gedung rumah sakit," cerita Malik masih terus berlanjut."Dan dari kesaksian pihak medis, suster jaga mengatakan bahwa sebelum Kinara dinyatakan meninggal dan terjatuh dari atas gedung rofftop, ada seorang perempuan yang mendatangi Kinara untuk menjenguknya. Saat pihak kepolisian bertanya pada suster mengenai ciri-ciri perempuan itu, barulah, fakta mengenai Kinara yang memiliki seorang saudara kembar terkuak,""Nama perempuan itu Kenari Larasati. Dia adalah saudara kembar Kinara. Jadi, sewaktu kedua orang tua Kinara bercerai, Kinara ikut bersama Ibunya ke Jakarta sementara Kenari tetap tinggal di Palembang dengan Ayahnya. Mereka terpisah dan tak pernah lagi bertemu sejak hari itu. Dan mengenai alasan mengapa selama ini Kinara nggak pernah menceritakan tentang sosok Kenari padaku, aku masih belum mengetahuinya hingga saat ini,""Setelah semua bukti

    Last Updated : 2022-05-16
  • DUDA KHILAF   44. KECERDIKAN MALIK

    Setelah malam tadi Malik menceritakan kasus kematian Kinara pada Isna, perlahan tapi pasti Isna mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi.Meski, masih ada beberapa hal yang masih belum terkuak dan masih menjadi misteri baik bagi Isna maupun bagi diri Malik sendiri.Setelah Kenari dijatuhi hukuman penjara lima belas tahun, lalu bukti tes DNA yang ditunjukkan Kenari bahwa anak yang dikandung perempuan itu adalah anak Malik hingga Malik pun akhirnya dijatuhi hukuman pidana selama dua belas tahun penjara serta fakta bahwa Kinara tak pernah berselingkuh dengan Linggar, kehidupan Malik perlahan berubah.Di dalam penjara, Malik menjadi pemurung dan penyendiri hingga berakhir pada sebuah insiden percobaan bunuh diri akibat rasa bersalah yang teramat sangat.Malik dinyatakan sakit jiwa dan dibawa oleh pihak keluarga ke rumah sakit jiwa di Los Angeles, Amerika setelah pihak keluarga menebus Malik dengan sejumlah uang ke pengadilan.Sejak saat itu, Malik tak lagi tahu menahu tentang nasib Kena

    Last Updated : 2022-05-16
  • DUDA KHILAF   45. LELAKI BERNAMA LINGGAR

    Hari ini Isna benar-benar diperlakukan bak ratu oleh Malik.Semua menu makanan yang dia inginkan disediakan. Bahkan saking banyaknya makan, Isna merasa perutnya hampir meledak.Pengunjung resto hari ini cukup ramai dan Malik meminta Isna untuk menunggunya di ruangan pribadi sang Chef yang biasa Malik gunakan untuk beristirahat setelah lelah bekerja di dapur.Meski Malik adalah pemilik resto dan sudah menjadi master chef, namun Malik tak mau berdiam diri dengan mempercayakan semua menu makanan pada asistennya. Setidaknya ada waktunya Malik harus ikut turun tangan memasak jika ada pengunjung VIP yang memang hanya menginginkan hidangan yang dibuat oleh Malik sendiri.Isna sedang asik membaca buku sambil duduk di sofa empuk di dalam kantor Malik ketika pintu ruangan itu terbuka. Dilihatnya Malik masuk masih menggunakan seragam chefnya."Ada yang mau dipesan lagi Nona?" Tanya Malik seperti bertanya pada pelanggannya.Isna jadi tertawa. "Ada," jawabnya."Silahkan dipilih pesanannya," Malik

    Last Updated : 2022-05-17
  • DUDA KHILAF   46. KAKAK DAN KAKAK IPAR

    "Siapa namanya Mba?""Isna," jawab Isna apa adanya."Kenalkan, nama saya Linggar," ucap lelaki yang mengaku bernama Linggar itu seraya mengulurkan tangannya ke arah Isna.Meski ekspresi wajah Isna sempat berubah begitu mendengar nama Linggar, namun Isna berusaha untuk tetap bersikap ramah. Dia menyambut uluran tangan lelaki dewasa berwajah tampan itu."Sendirian ke sini?" Tanya Linggar lagi membuka percakapan baru seolah tak ingin Isna berlalu dari hadapannya.Saat itu Isna hendak menjawab namun sebuah suara dari arah lain sudah lebih dulu menyela."Isna datang bersamaku," ucap suara itu mendominasi.Seorang lelaki berdiri di samping Isna dan menggenggam jemari Isna dengan posesif seolah memberi kode bahwa Isna adalah miliknya."Wah, kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini Tuan Malik. Apa kabar?" Sambut Linggar sopan dan ramah. Lelaki itu kembali mengulurkan tangannya namun kali ini ke arah Malik.Malik bergeming dan hanya menatap sinis ke arah lelaki berseragam kantor di hadapanny

    Last Updated : 2022-05-18
  • DUDA KHILAF   47. UCAPAN DOKTER PRIN

    Permainan panas itu sudah berlangsung dua babak.Peluh sudah bercampur menjadi satu. Lenguhan dan desahan yang terlontar dari mulut dua insan manusia yang kini sedang bergulat mencari kenikmatan duniawi terdengar semakin intens.Gerakan si lelaki semakin cepat tatkala dia merasa tubuh bagian bawahnya akan segera mencapai pelepasan kedua.Desahan berubah menjadi jeritan tertahan saat kini tubuh si wanita semakin berguncang dengan hebatnya.Si lelaki mencabut pusakanya dengan cepat dan mengarahkannya ke dada si wanita hingga lendir putih miliknya meleleh di sana.Tubuh si lelaki pun ambruk dalam senyum penuh kepuasan.Sementara si wanita langsung beranjak dari sisinya menuju kamar mandi."Loh, dilap saja pakai tissue," ucapnya namun si wanita sudah terlanjur berlari.Lelaki itu geleng-geleng kepala, merasa lucu.Dasar ABG.Pikirnya membatin.Masih dengan tubuh polos lelaki itu berbaring santai di atas tempat tidur hanya dengan menutupi bagian inti tubuhnya saja.Dia meraih ponselnya di

    Last Updated : 2022-05-19
  • DUDA KHILAF   48. PERMAINAN ISNA

    Warning : Terdapat adegan dewasa, harap bijak dalam membaca!*****Setelah pertemuannya dengan Dokter Prin di rumah sakit tadi, Isna memang terus bertanya-tanya mengenai maksud ucapan sang Dokter sebelum berpamitan.Terlebih saat jawaban Malik tak juga menuntaskan rasa penasarannya itu.Hingga akhirnya, Isna pun memilih diam.Mungkin lain waktu jika dia diberi kesempatan bertemu kembali dengan Dokter Prin, Isna akan menanyakan hal ini secara langsung.Malam ini, Isna berencana untuk menghibur Malik.Sejak pulang dari rumah sakit tadi Malik terus saja murung.Dan sebagai Istri yang baik sudah sepatutnya Isna membuat senang hati suaminya.Kebetulan sebelum mereka kembali ke rumah, Malik mengajak Isna mampir ke sebuah mall di pusat Jakarta, Malik bilang ada pertemuan mendadak dengan Kliennya.Jadilah Isna memutuskan untuk memanfaatkan waktu luangnya itu untuk berjalan-jalan mengitari mall sementara Malik mengurus pekerjaannya.Saat itu Isna iseng mampir ke toko pakaian dalam wanita dan m

    Last Updated : 2022-05-20
  • DUDA KHILAF   49. PERCAKAPAN LINGGAR DAN JULIAN

    Suara dentuman house music langsung menyapa gendang telinga seorang lelaki berkemeja hitam yang baru saja memasuki area Club.Lelaki itu berjalan santai ke arah meja bar, duduk di sana dan memesan minuman beralkohol.Kepala lelaki itu celingukan ke segala arah Club seperti mencari sessuatu hingga sebuah tepukan keras di bahunya dari arah belakang membuat si lelaki cukup terkejut."Hahahaah... Kaget ya Om? Makanya kalau ke sini itu jangan bengong! Banyak setan... Hahhaha..." Ucap seorang pemuda dengan gayanya yang terlihat keren. Pemuda itu memakai celana jeans yang dia padu padankan dengan kaus dan jaket kulit hitam.Pemuda itu duduk bersebelahan dengan si lelaki tadi. Seorang bartender perempuan menghampiri mereka dan menyuguhkan minuman yang tadi di pesan si lelaki."Gue mau Vodka satu ya manis," goda pemuda yang baru datang tadi.Si lelaki berkemeja biru itu memperhatikan pemuda di hadapannya. Dari gayanya sih, sudah pasti pemuda ini, kini berada dalam pengaruh alkohol. Lelaki itu

    Last Updated : 2022-05-21

Latest chapter

  • DUDA KHILAF   24. KETAKUTAN VANESSA

    "Mahessa mau ajak Wildan untuk bertukar pasangan malam ini dan dia bilang kalau kamu sudah menyetujuinya, benar begitu Nil?" tanya Vanessa yang langsung mengkonfirmasi ucapan Mahessa padanya tadi pagi setelah dia mendapat kesempatan untuk berbincang secara empat mata dengan Vanilla.Saat itu, sepasang wanita kembar tersebut sedang berada di salah satu area permainan ski di St.Moritz.Vanilla yang sedang menyesap cokelat panasnya seketika terbatuk mendengar ucapan Vanessa.Buru-buru dia meraih tissue untuk mengelap sudut bibirnya yang terkena coklat."Aku nggak salah dengerkan? Bertukar pasangan?" ucap Vanilla yang malah tertawa seolah apa yang diucapkan Vanessa hanyalah lelucon."Iya," jawab Vanessa mengangguk cepat.Lagi, Vanilla malah tertawa. "Kamu kenapa sih Nes? Dari kemarin kok ngomongnya ngaco terus?"Seketika kerutan di kening Vanessa menjelas. "Ngaco bagaimana?" tanyanya bingung. Tak habis pikir dengan sikap santai Vanilla yang kelihatan begitu tenang. Padahal jelas-jelas, Van

  • DUDA KHILAF   23. PROMISE

    "Aku benci ibuku! Aku benci perempuan seperti dia! Karena dia Ayah dipenjara dan tidak lagi menyayangiku! Aku benci ibuku, Vi!" ucap seorang bocah lelaki pada seorang bocah perempuan di teras sebuah tempat ibadah di lapas tahanan khusus pria.Bocah lelaki itu menangis meski tanpa isakan, hingga sebuah tangan mungil terjulur membelai pipinya untuk mengusap air mata yang menetes."Nasib kita sama ya Yas? Aku juga benci sama Ibuku. Karena dia lebih menyayangi saudaraku daripada aku!" ujar si bocah perempuan yang dipanggil Vi tadi.Sang bocah lelaki yang bernama Yasa itu mendongak menatap polos ke arah Vi."Apa mungkin, Tuhan mempertemukan kita karena kita memang berjodoh?" tanya Yasa saat itu.Vi tertawa kecil dengan wajah tersipu dan menjadi terkejut saat tiba-tiba Yasa mengaitkan jari kelingking mereka."Kamu maukan janji sama aku, Vi?" tanya Yasa saat itu."Janji apa?""Kalau kamu sudah besar nanti, jaga dirimu baik-baik ya. Jangan menjadi perempuan seperti ibuku, nanti aku akan membe

  • DUDA KHILAF   22. KEBOHONGAN

    Hari sudah hampir tengah malam, tapi Mahessa belum juga pulang.Entah kenapa, kekhawatiran menggelayuti benak Vanessa saat itu, bahkan saat dia menanyakan keberadaan Mahessa pada supir pribadi lelaki itu, tapi Pieter mengatakan bahwa sejak sore tadi, majikannya itu sama sekali tidak menghubunginya untuk meminta dijemput, jadi, dia tidak tahu menahu di mana Mahessa berada saat ini."Kamu belum tidur, Nessa?" sapa Wildan yang kebetulan berpapasan dengan Vanessa di tangga.Saat itu, Wildan hendak ke dapur untuk membuatkan Vanilla susu.Vanessa tersenyum tipis seraya menggeleng. "Aku tidak bisa tidur," jawabnya pelan."Loh, kenapa? Bukannya tadi kamu bilang hari ini sangat melelahkan? Apa kamu sakit?" tanya Wildan lagi.Belum sempat Vanessa menjawab, Pieter datang tergesa dari arah luar memasuki rumah besar itu.Langkah lelaki berkumis tipis itu berhenti tepat di bawah tangga."Nona Vanessa, saya baru saja mendapat telepon dari pemilik salah satu Club malam di Zurich, katanya, Tuan Mahess

  • DUDA KHILAF   21. JARAK ANTARA CINTA DAN BENCI

    Seharian ini, kedua pasang pengantin baru itu puas berkeliling kota Zurich.Di pagi hari, mereka menaiki kapal mengelilingi Danau Zurich, lalu berkunjung ke sisi utara danau sambil melihat sejumlah perumahan dan villa menarik.Vanilla tak hentinya berdecak kagum saat menikmati indahnya suasana sekitar dengan pancaran sinar matahari di tengah hawa sejuk sekeliling danau.Siang harinya, usai makan siang bersama di sebuah restoran ternama di Zurich, mereka berkunjung ke Rapperswill, yang dikenal sebagai kota bunga mawar.Rapperswill terletak di ujung timur Danau Zurich. Sebutan tersebut disematkan lantaran kebun-kebun publik di sana memiliki lebih dari lima belas ribu bunga mawar.Dari jumlah tersebut, sebanyak enam ratus jenis bunga mawar dapat mereka temui di sepanjang jalan kota tua abad pertengahan tersebut.Terakhir, Vanilla mengajak Wildan, untuk menaiki Tuk tuk.Tuk tuk merupakan transportasi sejenis bajaj yang kerap terlihat di Thailand.Selama berada di Zurich, para wisatawan as

  • DUDA KHILAF   20. SEBUAH RENCANA

    Wildan terbangun saat sorot matahari sudah terang benderang.Angin sepoi-sepoi masuk melalui jendela yang terbuka dan mengayun-ayun tirai putih tipis yang menghalanginya.Suara gemericik air dari aliran sungai Geneva terdengar samar.Menatap ke sekeliling, kening lelaki berpiyama abu-abu itu seketika mengernyit.Kenapa aku ada di sini?Pikir Wildan membatin saat menyadari keberadaannya di dalam kamar pribadinya bersama Vanilla.Wildan meremas kepalanya sekilas, mencoba mengais kembali ingatan tadi malam.Sialnya, Wildan tak mengingat apapun kecuali dirinya yang mendengar suara Mahessa berbicara untuk pertama kalinya dengan Vanilla di kebun belakang itu."Sebenarnya, sejak awal aku sudah tahu bahwa Vi yang asli adalah Vanessa, bukan kamu."Ya, hanya sederet kalimat itulah yang berhasil Wildan ingat, karena setelahnya, yang dia ketahui, dia merasa seperti ada seseorang yang membekapnya dari arah belakang hingga membuatnya tak sadarkan diri.Apa mungkin dia berhalusinasi?Tapi rasanya ti

  • DUDA KHILAF   19. SEBUAH PENGAKUAN

    Malam itu, akhirnya Vanilla menemui Mahessa setelah berembuk cukup lama bersama sang suami.Meski awalnya Wildan melarang keras sang istri untuk pergi, namun, setelah Vanilla memberikan pengertian pada sang suami dan meyakinkan Wildan bahwa semua akan baik-baik saja, akhirnya Wildan pun pasrah dan membiarkan sang istri pergi, dengan catatan, Vanilla harus merekam seluruh percakapannya dengan Mahessa di kebun belakang agar Wildan tahu apa yang Mahessa ingin bicarakan dengan istrinya malam ini.Rasa kantuk yang awalnya dirasakan Wildan menguap begitu saja begitu Vanilla sudah keluar dari kamar.Lelaki itu menggeram tertahan sambil menepuk sisi tempat tidur lalu meremas kepala frustasi.Menatap kembali daun pintu kamar, Wildan yang tak mau ambil resiko jika Mahessa akan berbuat hal yang tidak-tidak terhadap Vanilla pun akhirnya memutuskan untuk menguntit kepergian Vanilla dan menguping langsung pembicaraan sang Kakak Ipar dan istrinya itu.Saat itu, Wildan menangkap sosok Mahessa dan Van

  • DUDA KHILAF   18. SEBUAH PESAN

    Setelah seharian ini puas menikmati suasana di dalam mansion mewah milik Mahessa, Vanilla dan Wildan yang baru saja selesai menyantap makan malam bersama dengan Mahessa dan juga Vanessa tampak memasuki kamar pribadi yang disiapkan khusus untuk mereka beristirahat.Sadar ada yang berbeda dari sikap sang suami, begitu dirinya dan Wildan sudah merebahkan diri bersama di tempat tidur, Vanilla pun merangsek memepet tubuh sang suami untuk memeluknya."Wil?" panggil Vanilla ketika Wildan baru saja mematikan lampu nakas."Hm?""Kamu kenapa? Kok seharian ini banyakan diemnya sih? Biasanya juga bawel," tanya Vanilla sambil mengerucutkan bibir.Helaan berat napas Wildan membuktikan bahwa lelaki itu memang sedang dilanda sesuatu yang membebani pikirannya dan hal tersebut jelas membuat Vanilla jadi khawatir."Apa, ini ada sangkut pautnya sama Mahessa?" tanya Vanilla lagi karena Wildan tak juga angkat bicara."Boleh aku tanya sesuatu sama kamu?" ucap Wildan kemudian.Vanilla sedikit mendongak menat

  • DUDA KHILAF   17. SEANDAINYA SAJA...

    Keesokan harinya, setelah sarapan pagi lalu check out dari hotel tempat mereka singgah, sebuah Limousine mewah sudah menunggu kedatangan dua pasang pengantin baru itu di depan lobi hotel.Tak perlu ditanya lagi siapa pemilik mobil super mewah itu, karena Wildan dan yang lain sudah bisa menebak bahwa Mahessa lah orangnya.Ya, siapa lagi?Toh setelah ini pun mereka akan pergi ke mansion mewah milik Mahessa yang berada tepat di tepi Danau Geneva.Memasuki kendaraan mewah itu, manik hitam Vanilla seolah tak mampu berkedip, saking terkesima dengan apa yang dia lihat di bagian dalam mobil tersebut."Bagus banget mobilnya, Wil!" seru Vanilla berbisik di telinga sang suami. Namun, akibat keheningan di dalam mobil, jadilah bisikan tersebut mampu tertangkap oleh yang lain. Dan hal tersebut sukses membuat Wildan merasa malu."Kamu kan udah sering naik mobil bagus di Jakarta, jangan norak deh!" balas Wildan yang juga jadi berbisik sambil sesekali melempar senyum ke arah Mahessa dan Vanessa di had

  • DUDA KHILAF   16. TERLALU MISTERIUS

    "Kamu tau Nessa? Apa alasan utamaku mengajakmu dan Vanilla ke Switzerland?" ucap Mahessa kemudian.Vanessa tak menjawab karena masih terlalu sesak dengan tangisannya."Karena aku ingin menyelamatkan kalian dari Aro!" lanjut Mahessa lagi, memberitahu.Vanessa menyeka air matanya, menatap Mahessa bingung. "Apa maksudmu?" tanyanya tak mengerti.Mahessa menghela napas berat seraya menyandarkan kepalanya ke sofa. Memejamkan mata seolah dirinya hendak melepas penat.Hal itu dia lakukan dalam beberapa menit sebelum akhirnya sepasang mata hitam itu kembali terbuka dan menatap ke arah Vanessa yang masih menunggu jawaban atas pertanyaannya."Saat ini, Aro dan komplotannya sedang berada di Indonesia--""APA?" pekik Vanessa dengan wajah yang teramat sangat terkejut. Bahkan belum sempat Mahessa menyelesaikan ucapannya, Vanessa sudah lebih dulu memotongnya.Menatap lekat sosok Vanessa, sebuah senyum miring terbit di wajah Mahessa. "Apa kamu takut?" tanya lelaki itu kemudian.Perasaan was-was kian m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status