Apakah orang tua Bunga akan percaya dengan alasan Bunga?
🏵️🏵️🏵️“Beneran, Mah.” Aku segera beranjak dan langsung masuk kamar.Aku berusaha menyembunyikan apa yang terjadi dalam rumah tangga yang terjalin bersama Mas Ezza. Aku tidak ingin Mama tahu bagaimana sedihnya hati ini sekarang. Mas Ezza telah melukai perasaanku dengan tidak bersikap tegas kepada Dara.Dulu, saat Dara memeluk Mas Ezza, aku berusaha memaafkan apa yang terjadi. Namun, ternyata wanita itu tidak berhenti untuk tetap mengusik kehidupan rumah tangga kami. Dia kembali menghubungi Mas Ezza dengan nomor kontak lain setelah sebelumnya telah diblokir.Aku tiba-tiba mual mengingat apa yang terjadi akhir-akhir ini. Apa mungkin aku terlalu banyak memikirkan sesuatu yang membuat hati ini sedih? Aku segera keluar kamar menuju kamar mandi yang ada di ruang belakang.Aku sengaja tidak muntah dalam kamar mandi yang ada di kamar tidurku. Aku ingin meminta asisten rumah tangga membuatkan secangkir teh hangat untuk menyegarkan tenggorokan. Ternyata Mama mendengar suara muntahanku.“Kamu
🏵️🏵️🏵️Malam telah tiba, akhirnya aku dan Mas Ezza menginap di rumah orang tuaku. Aku merasa bersalah kepada mama mertua karena tidak memberitahukan kepergianku dari rumah tadi. Aku pun meminta maaf melalui telepon dan mengatakan besok akan kembali pulang.Setelah membalas pesan dari wanita yang membuat hati ini kesal tadi, aku mulai merasa tenang dan tidak ingin menyalahkan Mas Ezza. Dia selalu sabar menghadapi sikapku yang kadang mungkin belum dewasa.Aku bahagia menikmati kebersamaan bersama orang-orang tersayang di ruang keluarga sambil menyaksikan acara favorit di televisi. Terpancar kebahagiaan di wajah Mama dan Papa saat Mas Ezza menceritakan kehamilanku.“Ternyata anak kita sebentar lagi jadi ibu, Pah,” ucap Mama kepada Papa.“Iya, Mah. Padahal perasaan baru nikah, ya.” Papa menunjukkan gigi putihnya.“Papa bisa aja. Nikahnya udah beberapa tahun. Mungkin sekarang baru dapat rezekinya.” Aku dan Mas Ezza saling berpandangan mendengar ucapan Mama.Mama dan Papa pasti tidak tahu
🏵️🏵️🏵️“Nggak, kok, Mah. Kami baik-baik aja.” Aku berusaha menutupi apa yang terjadi kemarin.“Terus terang, Mama sedih kalau kalian tidak akur.” Aku merasa bersalah mendengar keluhannya.“Bunga minta maaf karena kemarin merasa kesal sama Mas Ezza. Tapi sekarang kami baik-baik aja, Mah.” Aku tidak ingin membuat beliau sedih.“Iya, Sayang. Mama selalu ingin yang terbaik untuk kalian. Satu hal yang harus kamu tahu, Ezza cinta banget sama kamu. Sebelum menikah, dia selalu bercerita tentang kamu. Dia sudah lama suka sama kamu. Kalau nggak salah mulai dari SMP. Jadi, Ezza nggak mungkin berpaling dari wanita yang sangat dia cintai.” Aku makin merasa bersalah karena akhir-akhir ini sering menyalahkan Mas Ezza.“Iya, Mah. Bunga janji akan selalu percaya sama Mas Ezza.” Aku berusaha meyakinkan mama mertua.“Mama tahu kalau sejak dulu tidak sedikit perempuan yang mendekati Ezza. Tapi kamu harus tahu, Nak ... tidak ada satu pun yang mampu membuka hatinya hingga akhirnya bertemu kamu. Kamu cint
🏵️🏵️🏵️Aku tetap akan percaya kepada Mas Ezza daripada apa yang telah aku lihat di ponsel. Bisa saja itu unsur kesengajaan karena ada seseorang yang tidak ingin melihat kebahagiaanku dengan Mas Ezza. Aku akan menunggu penjelasan suamiku.Aku tidak boleh berpikiran yang tidak seharusnya tentang Mas Ezza. Selama ini, dia telah membuktikan betapa besar rasa cinta dan sayangnya kepadaku. Dia tidak mungkin berpaling dari wanita satu-satunya yang dia cintai.Mama mertua telah menjelaskan semuanya kepadaku tentang Mas Ezza yang tidak pernah mencintai wanita lain dari dulu. Walaupun kenyataannya tidak sedikit perempuan yang berusaha mendekati bahkan mengharapkan cintanya.Aku masih sangat ingat ketika awal pernikahan dengan Mas Ezza. Dia selalu sabar menghadapi sikapku yang belum dapat menerima dirinya. Dia tidak pernah mengeluh sedikit pun walau aku sering kasar kepadanya.Untuk semua yang telah Mas Ezza lakukan kepadaku, seharusnya aku memercayai cinta dan pengorbanan yang selama ini dia
🏵️🏵️🏵️“Aku juga nggak ngerti, Sayang.”“Aku merindukan keadaan seperti dulu. Tidak ada yang mengganggu rumah tangga kita, walaupun saat itu aku belum mencintaimu. Kenapa setelah cinta itu tumbuh, ada yang mengusik kita?” “Kita harus tetap saling percaya, ya, Sayang. Kamu tahu kalau aku hanya mencintaimu. Tidak pernah sedikit pun dalam pikiranku untuk berpaling darimu.” Aku percaya dengan apa yang Mas Ezza katakan.“Aku tetap berusaha percaya padamu, Mas. Aku yakin akan cintamu.” Aku mengucapkan yang kurasakan.“Terima kasih, Sayang.” Mas Ezza mencium jemariku.Aku tetap berusaha percaya kepada Mas Ezza, walaupun penjelasan tentang foto itu belum memuaskan bagiku. Aku justru berpikir mengenai siapa sosok yang telah mengirimnya dan apa tujuan sebenarnya.Aku sangat tahu kalau Dika adalah orang kedua yang mengusik rumah tanggaku setelah Dara. Dia seseorang yang tidak mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Jika dia benar sangat mencintaiku, dia pasti rela melihatku bahagia.Kata cinta
🏵️🏵️🏵️Hari ini Minggu, Mas Ezza mengajakku ke salah satu tempat perbelanjaan di kota ini. Dia menggandeng tanganku memasuki mal tersebut. Sebelum kami berkeliling, Mas Ezza mengajakku menikmati sarapan terlebih dahulu.Saat memasuki salah satu tempat makan di mal tersebut, pandangan kami tertuju kepada dua wanita yang tidak asing di mata. Tidak salah lagi, dua orang tersebut adalah Dara dan Cindy. Ada hubungan apa antara mereka berdua?“Mas, kita cari tempat lain aja. Aku nggak mau kalau sampai mereka melihat kita.” Aku memberikan saran kepada Mas Ezza.“Terserah kamu aja, Sayang. Aku ngikut.”Aku dan Mas Ezza akhirnya meninggalkan tempat itu. Sungguh, hati ini masih bingung kenapa Dara dan Cindy terlihat sangat dekat. Dua wanita itu orang yang selalu berusaha mencari perhatian dan bahkan mendekati suamiku.Aku tidak akan membiarkan mereka mengusik rumah tanggaku, apalagi saat ini aku sedang mengandung anak Mas Ezza. Aku sekarang sangat yakin dan percaya kepada Mas Ezza. Namun, aku
🏵️🏵️🏵️"Selamat pagi semuanya." Dosen itu menyapa dengan ramah. Kenapa dia yang berdiri di sana? Apa aku sedang berhalusinasi? Tidak! Aku tidak mungkin salah. "Selamat pagi, Pak." Balasan dari mahasiswa dan mahasiswi, tetapi tidak denganku. Aku masih tetap diam.Aku memandang lelaki yang kini di depan kelas, dia dosen yang mengajar mata kuliah Akuntansi. Jantung rasanya seperti ingin berhenti berdetak karena benar-benar kaget luar biasa. Rasanya ini seperti mimpi, melihat dirinya berdiri di sana. Kenapa harus dia? Apakah tidak ada dosen lain? Aku gugup dan bingung harus bagaimana dengan situasi yang tak biasa ini."Perkenalkan, nama saya Ezza Saputra. Saya akan mengajar mata kuliah Akuntansi di kelas ini." Dosen itu memperkenalkan diri.Aku mimpi apa, sih, semalam? Kenapa harus melihatnya di sini? Kenapa dia tidak memberitahukan kalau dirinya mengajar di kampus ini? Apa tujuannya menutupi semua ini? Sepertinya dia ingin memberikan kejutan yang tidak pernah kuharapkan sama sekali.
🏵️🏵️🏵️"Hari ini jadwal kamu ngajar di kelasku, yah, Mas?" tanyaku sambil menyantap sarapan bersama Mas Ezza di meja makan."Iya, dong. Suka, yah?" Mulai, deh, bapernya."Aku cuma mau ngingatin aja, jangan genit-genit!""Takut, yah, kalau ada cewek lain yang deketin aku?" Tingkah Mas Ezza selalu membuatku kesal. Dia sambil mengedipkan mata kanannya."Hm! Dikit-dikit baper.""Jujur aja kenapa, sih? Nggak ada yang marah, kok.""Intinya, aku nggak suka aja.""Tuh, kan ... kelihatan banget, deh, cemburunya.""Susah ngomong sama kamu, Mas. Dikit-dikit bilangnya cemburu. Sepertinya kamu berharap banget, yah, digodain mahasiswi-mahasiswi di kampus. Terserah kamu aja, deh. Bomat.""Ada yang ngambek, nih.""Udah belum sarapannya? Cepetan, ntar telat!" Aku beranjak dari tempat duduk lalu segera menyambar tas yang sudah aku siapkan di meja ruang keluarga."Iya, iya. Baik, Tuan Putri." Mas Ezza segera menghampiriku, kemudian kami bergegas memasuki mobil.🏵️🏵️🏵️"Hari ini, kita akan membahas