Beranda / Fantasi / DONT CALL ME DADDY!!! / Bab 4 - The Little Girl Born From Space Capsule: Part Four / End .

Share

Bab 4 - The Little Girl Born From Space Capsule: Part Four / End .

Penulis: Rico Amanda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-30 14:37:45

Dalam perjalanan menuju ke apartemen, aku melihat sebuah pemandangan yang cukup langka yang terjadi di tengah musim dingin seperti ini. Aku melihat cahaya yang melintas dengan sangat cepat di langit dan arah cahaya tersebut menuju ke hutan yang berada tidak jauh dari apartemen.

"Cobalah telusuri cahaya itu. Sebelum orang lain menemukannya"

Aku mendengar suara seseorang wanita yang lembut dari dalam kepalaku. Suara wanita itu terdengar sangat akrab ditelingaku, seolah-olah aku sudah mengenalinya sejak lama sekali. Aku menggelengkan kepalaku, dan kemudian memutuskan untuk mengabaikan perintah yang tidak aku ketahui kebenarannya.

Sesampainya dirumah, aku melihat Rima sedang berdiri di depan apartemen memandang langit. Aku menghampiri Rima dan menanyakan apa yang sedang dilakukannya disana.

"Rima, kamu kenapa berdiri di depan apartemen dengan pakaian tipis seperti itu?"

"Ah, kak! Aku tadi mendengar suara aneh yang di dalam kepalaku!"

"Suara? Apakah suara itu dari seorang wanita?"

Rima menganggukan kepalanya, kenapa Rima mendengar suara wanita asing tersebut sama seperti denganku? Apakah ini hanya sebuah kebetulan saja?

"Kak, apakah kita harus mengikuti perintah itu?" tanya Rima memastikan keputusanku. Aku merasa penasaran kenapa suara tersebut dapat didengar oleh kami berdua, tapi aku masih merasa ragu apakah aku memang harus mengikuti arahan wanita tersebut.

"Cobalah telusuri cahaya itu. Sebelum orang lain menemukannya,"

"Lindungi anak perempuan itu dari mereka!"

Kali ini perintah dari wanita asing tersebut bertambah, aku melirik ke Rima untuk memastikan apakah dia juga mendengarkan suara wanita itu lagi. Rima dengan cepat menganggukkan kepalanya, dia benar-benar bisa mendengarkan suara wanita tersebut untuk kedua kalinya.

Aku menghela napas, kemudian memberikan barang belanjaanku kepada Rima, "Rima, kembali ke dalam apartemen. Aku sendiri saja mengeceknya." "Eh? Tapi, aku juga penasaran dengan perintah terakhir oleh wanita itu loh!" balas Rima dengan kecewa.

Aku tidak bisa membiarkan Rima pergi keluar ditengah salju yang mulai turun semakin deras. Aku bersikeras untuk menolak Rima untuk ikut denganku.

"Tapi kak!"

Aku mengendarai sepedaku dengan cepat tanpa memperdulikan Rima. Dengan sedikit menambah kecepatan, aku menuju ke hutan dimana cahaya tersebut menghilang. Aku meluncur dengan sepeda melalui jalanan hutan yang dipenuhi salju. Setiap putaran roda sepeda melalui lapisan salju yang terasa licin, membuat perjalanan menjadi tantangan. Jalanan tertutupi oleh salju, dan langkahku harus hati-hati agar tidak tergelincir.

Saat aku memasuki hutan, pepohonan menjulang tinggi di sekelilingku, memberikan sedikit perlindungan dari salju yang semakin deras. Namun, jalan semakin berat untuk ditempuh karena sepeda terus tergelincir di atas salju yang menipis di bawah roda.

Ketika aku melanjutkan perjalanan, aku mulai melihat kepulan asap tipis dari kejauhan. Itu menunjukkan ada sesuatu yang berbeda di depan sana. Namun, semakin mendekat, aku menyadari bahwa aku tidak bisa lagi mengandalkan sepeda.

Akar-akar besar dari pohon-pohon tua menghalangi jalanan, membuat perjalanan dengan sepeda tidak mungkin dilanjutkan. Dengan hati-hati, aku memarkir sepeda dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Tidak butuh waktu lama bagiku untuk menemukan sumber asap itu. Di tengah hutan yang sunyi, terdapat sebuah kapsul ruang angkasa yang terdampar, tertancap dalam lapisan salju yang tebal. Kapsul itu terlihat usang, dengan sebagian besar permukaannya tergores dan terlepas, seperti bertahan dari sebuah benturan yang keras.

Aku mendekati kapsul dengan hati-hati, mencermati setiap detailnya. Di pintu kapsul terdapat kode "R.U.N", yang terlihat seperti penanda identitas kapsul tersebut. Permukaannya terlihat terbuat dari material logam yang kuat, namun tergores dan berkarat karena terpapar cuaca yang ekstrim.

"U.F,O? Serius?" gumamku sembari berjalan mendekati kapsul tersebut. Aku mencoba memegang kapsul tersebut, aku masih merasakan sedikit panas karena terbakar oleh atmosfer bumi. Dengan kondisi tersebut, aku merasa yakin kalau cahaya itu berasal dari kapsul ruang angkasa yang ada di depanku ini,

Tiba-tiba kapsul tersebut mengeluarkan uap panas dan kemudian cahaya berwarna kuning menutup seluruh kapsul tersebut. Akibat uap panas itu aku dengan cepat menjauh dari sana dan melihat kapsul tersebut mengeluarkan cahaya yang cukup menyilaukan.

"Pemilik baru sudah terkonfirmasi, Menyesuaikan pemilik baru"

"Sistem berhasil diperbaharui. Instalasi program dimulai"

Aku mendengar suara asing lagi, kali ini bukan dari suara seorang wanita namun suara pria yang dapat ku simpulkan dari Artificial Intelegence atau biasa dikenal oleh sebagai Program AI. Aku tidak menyangka kalau kapsul ruang angkasa itu telah terintegrasikan dengan sistem AI yang canggih. Ya, itu benar-benar kapsul dari ruang angkasa yang belum pernah ku temui sebelumnya.

Kapsul yang terbungkus oleh cahaya tersebut kini mengambang, cahayanya mulai sedikit memudar, uap panas yang dihasilkan juga mulai berkurang.

"Instalasi program sudah selesai. Memasuki tahap akhir intalasi subjek"

Kapsul yang masih dibungkus oleh cahaya itu mulai mengambang ke udara, melayang dengan lembut di antara pepohonan yang menjulang tinggi. Perlahan-lahan, cahaya yang menyelimuti kapsul mulai memudar, mengungkapkan bentuk tubuh yang terbungkus rapat di dalamnya.

Saat cahaya semakin memudar, terlihatlah tubuh seorang anak perempuan tanpa busana mengambang di udara. Dia sedang tertidur, namun pose tidurnya mirip dengan posisi dalam kandungan, menyiratkan kedamaian dan ketenangan. Rambutnya panjang dan memiliki warna yang sama dengan rambutku, membingkai wajahnya yang tampak damai dalam tidurnya.

"Instalasi tahap akhir sudah selesai. R.U.N dengan nomor serial NULL telah berhasil dibuat"

Tidak lama setelah AI mengakhiri proses akhir, cahaya tersebut sepenuhnya menghilang, aku dengan cepat berlari menangkap tubuh anak perempuan itu yang jatuh dengan tiba-tiba. Aku merasakan hangat pada tubuh anak perempuan itu, dia benar-benar terlahir dari dalam kapsul ruang angkasa. Dalam kebingunganku, aku melihat sepasang telinga mirip dengan kucing tumbuh di atas kepala anak tersebut. Tidak hanya itu saja, sebuah ekor yang lembut juga tumbuh di belakang pantat anak itu.

Anak perempuan itu masih tertidur dalam pelukanku, aku menutupi tubuh anak perempuan tersebut dengan jaket yang ku kenakan. Aku mencari suatu tempat untuk membaringkan anak tersebut, namun aku tidak menemukan apapun disana.

"Apa boleh buat, aku harus meninggalkan sepeda ku dan pulang ke rumah dengan bus" pikir ku sembari membawa anak perempuan itu ke luar dari dalam hutan. Sesampai di rumah, aku dengan lembut meletakkan anak perempuan itu di kasur Rima. Rima, yang juga penuh kebingungan dan kekhawatiran, duduk di sebelah kasur, matanya tidak pernah lepas dari anak perempuan itu. Sosok misterius ini begitu menakjubkan dan membingungkan pada saat yang bersamaan.

Tidak lama kemudian, anak perempuan itu membuka matanya untuk pertama kalinya sejak terlahir dari kapsul ruang angkasa. Matanya awalnya tampak kosong, tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang nyata. Namun, ketika matanya menyapu ke arahku, ada kilatan cahaya yang muncul, seperti ada hubungan yang aneh terjalin di antara kami.

"Apa-apaan ini?" gumamku, tetapi sebelum aku bisa lebih banyak bertanya, anak perempuan itu melompat ke arahku dengan antusias, memanggilku 'Papa' dengan suara riang.

"Papa! Papa! Papa!" serunya sambil memelukku erat. Aku merasa terkejut dan bingung, tidak tahu apa yang harus kulakukan. Rima, di sampingku, juga terlihat kaget, matanya mencari jawaban dari ekspresiku.

Anak perempuan itu mengusapkan kepalanya di dadaku, gerakan yang membuat telinga kucingnya bergerak dengan imutnya. Bahkan ekornya ikut bergoyang-goyang, menunjukkan kegembiraannya yang tak terbendung. 

Ya, kau benar. Sikap anak itu sangat mirip dengan kucing pada umumnya. Bedanya anak perempuan itu adalah alien yang memiliki telinga dan ekor kucing yang entah dari semesta mana dia berasal. Berdasarkan dari kapsul ruang angkasa yang sudah usang, aku memastikan anak ini sudah berkelana jauh lebih lama dari yang aku kira.

Rima masih memandangiku dengan sikap tanda tanya besar.

Apa yang bisa ku lakukan dengan kondisi yang membingungkan ini? Aku pun melepaskan pelukan dari anak perempuan itu, dan mendudukkan kembali dengan benar di kasur. 

"Anu... kenapa kamu memanggilku 'papa' ?" tanyaku dengan sangat penasaran. Rima juga menganggukan kepalanya karena dia juga memiliki pertanyaan yang sama persis denganku.

Anak perempuan itu memiringkan kepalanya, wajahnya terlihat sangat polos dan tentunya itu membuat perasaan kami semakin tidak terkendali!

Lalu dia dengan senyuman riang dia menunjuk ke arah Rima "Kakak berambut panjang berwarna sama denganku, bibi!" Seketika wajah Rima terlihat pucat, dia hanya tersenyum kecut melihat kepolosan anak perempuan itu. Kemudian dia menunjuk ke arahku, dia berkata "Yang Ini Papa! karena Papa adalah Papaku. Menurut Ran seperti itu!"

Begitulah pertemuan pertamaku dengan anak perempuan alien yang menyebutkan dirinya sebagai Ran. Siapa sebenarnya Ran? Kenapa dia bisa terlahir dari dalam kapsul ruang angkasa? siapa wanita yang membimbingku lewat suara dalam kepalaku? Begitu banyak pertanyaan dalam benakku, namun untuk saat ini, aku membiarkan waktu sendiri menjawabnya.

 

Bab terkait

  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 5 - Her Name is Ran: Part One.

    Mendengar jawaban polos dari Ran, aku dan Rima saling memandang, menunjukkan ketidakpuasan dalam jawaban dari anak perempuan yang menyebutkan dirinya sebagai Ran. Rima tersenyum lalu dia memeluk Ran dengan lembut.Ran merasa hangat dan aman dalam pelukan Rima. Ekornya bergoyang-goyang dengan riangnya, sedangkan telinga kucingnya bergerak-gerak dengan gembira. Dia menikmati sentuhan hangat dan kasih sayang dari Rima, menunjukkan ekspresi wajahnya yang penuh kebahagiaan.Aku menyaksikan sebuah pemandangan langka dimana seorang manusia memeluk seorang anak perempuan alien dengan leluasa. Jika aku mengesampingkan penampilan mencoloknya, Ran seperti anak perempuan berusia tujuh tahun pada umumnya.Tapi mau bagaimana pun Ran adalah keberadaan langka yang seharusnya tidak boleh diketahui oleh publik. Kau rahu? Aku sering melihat acara telivisi tentang pembedahan alien di sebuah laboratarium terpencil. Bagaimana mungkin aku membiarkan mereka membedah tubuh seorang anak kecil tidak berdosa?Ri

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 6 - Her Name is Ran: Part Two.

    Ran bergerak dengan anggun, memamerkan pakaian baru yang telah diciptakannya secara misterius sebelumnya. Setiap gerakan tubuhnya terasa begitu lembut dan ringan, seolah-olah dia menari di antara cahaya. Pakaian yang dia kenakan mengalir dengan indah, menonjolkan kecantikan dan keanggunan yang alami. "Bagaimana dengan pakaian Ran? Apakah Ran imut?" tanya Ran dengan penuh kepolosan, sementara dia berdiri di depan kami dengan senyum manis di wajahnya. "Ya, kamu memang cantik," jawabku, sambil tersenyum terpesona oleh kecantikan Ran. Rima juga tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Dia mendekati Ran dan memeluknya dengan lembut sembari memuji keberhasilan Ran. "Kamu sungguh luar biasa, Ran-chan. Kemampuanmu untuk menciptakan pakaian seperti itu sungguh mengagumkan," puji Rima, matanya bersinar penuh kekaguman. Ran tersenyum lebih lebar mendengar pujian dari kami. Dia tampak sangat bahagia karena berhasil membuat kami terkesima dengan kreasi barunya. Tapi tunggu dulu. Jika Ran bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 7 - Her Name is Ran: Part Three.

    Begitu paket dibuka, terungkaplah isi yang membuat Rima tersenyum cerah. Di dalamnya terdapat pakaian yang terlihat begitu imut dan lucu. Rima menggambarkan dengan wajah berseri-seri, "wah, imut sekali!!"Setelah berhasil membuat petugas itu keluar, aku segera menenangkan Ran yang masih terlihat panik. Aku menghampiri Ran, dan jongkok di hadapannya. Aku tersenyum dan mulai mengelus lembut kepala Ran untuk membuat Ran sedikit lebih tenang. "Tenang, Ran. Mereka bukan orang-orang nyata, mereka hanya gambaran yang ditayangkan lewat TV. Mereka tidak bisa keluar atau menyakiti kita," jelasku dengan lembut.Ran menatapku dengan mata penuh kebingungan, tapi setelah beberapa saat, ekspresinya mulai membaik. "Jadi, mereka hanya gambaran? Tapi kenapa mereka bisa berbicara dan bergerak?""Ya benar. TV ini adalah alat yang digunakan untuk menonton program-program yang direkam sebelumnya. Orang-orang yang kamu lihat di dalamnya sebenarnya adalah aktor dan aktris yang berperan dalam cerita tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 8 - Her Name is Ran: Part Four / End.

    Ran terlihat sangat senang dengan pakaian yang dia kenakan. Aku dan Rima hanya tersenyum melihat Ran memutar tubuhnya memamerkan pakaiannya dengan sangat bersemangat. Sementara itu, di tengah musim dingin abadi, terdapat sebuah kawah yang sangat besar. Tidak jauh dari kawah tersebut, terdapat sebuah rumah modern. Di sebuah ruangan hangat, seorang wanita berambut panjang kebiruan sedang serius mengamati sebuah layar tembus pandang. Layar itu sangat mirip dengan kebanyakan film sci-fi luar negeri, dengan kontrol yang rumit dan data yang berjajar rapi di layar.Dengan lincah, wanita itu menggeserkan file demi file. Di antara jutaan file dalam database, terdapat sebuah folder dengan tulisan besar: "R.U.N Project." Wanita itu tersenyum kecil ketika dia memilih sebuah foto dan melihat seorang lelaki Jepang yang bernama Tomoya Uehara dan seorang perempuan bernama Rima Uehara, serta foto seorang perempuan aneh dengan telinga dan ekor kucing. Wanita itu meninggalkan meja kerjanya, langit-langi

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 9 - Cake Panick: Part One.

    Demi menghilangkan sedih Ran, aku mengajaknya ke sebuah toko kue. Berdasarkan rumor yang aku dengar dari Rima, toko kue yang bernama Bakery & Cake Maeda cukup terkenal akhir-akhir ini di Distrik Ueno. Kami berjalan menyusuri jalan yang dipenuhi dengan salju tipis. Udara dingin musim dingin menyegarkan, tetapi kami tetap merasa hangat dengan jaket tebal dan syal yang kami pakai. Ran masih sedikit terisak-isak, tetapi aku mencoba memberinya sedikit keceriaan dengan membicarakan toko kue yang akan kami kunjungi. "Ran. Kita akan pergi ke Bakery & Cake Maeda, tempatnya kabarnya luar biasa! Kita bisa memilih kue-kue lezat untuk melupakan kejadian tadi. Mau kesana?" kataku mencoba mengalihkan perhatiannya. Ran mengangguk kecil, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Meskipun masih terlihat sedih, dia terlihat tertarik dengan ide untuk memilih kue di toko tersebut. Tiba di depan Bakery & Cake Maeda, kami disambut oleh seorang karyawan yang ramah. Dia dengan senyum menunjukkan sebuah pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 1 - The Little Girl Born From Space Capsule: Part One.

    Setahun yang lalu, pada pertengahan bulan musim semi, aku mengungkapkan perasaanku kepada seorang kakak kelas. Dia cantik, dengan mata hijau yang memikat, tinggi, berpostur ramping, dan proporsional. Nama gadis itu adalah Yukari Amai. Mungkin jika kau pernah mengunjungi Distrik Shinjuku, pasti kau familiar dengan sebuah toko manis yang selalu jadi tempat wisata bagi mereka yang datang berkunjung. Toko itu bernama Amai, dan Yukari Amai adalah cucu dari pemilik toko manis terkenal itu. Adikku sering mampir ke sana setelah pulang sekolah. Saat itu, aku menyatakan perasaanku tanpa memikirkan risiko penolakan. Sebenarnya, aku sudah memikirkan berbagai situasi ketika mengucapkan kalimat sakral seperti "Aku mencintaimu, maukah menjadi pacarku?" atau "Ayo mulai hidup bersama!" dan sejenisnya. Jika kau bertanya berapa simulasi yang telah kucoba, jawabannya tak terhitung. Mengapa? Sebagai seorang otaku maniak seperti aku, perasaan menyatakan cinta tentu sangat kompleks. Apakah pernah terpiki

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 2 - The Little Girl Born From Space Capsule: Part Two.

    Rima tidak bisa memberikan banyak respon karena pakaian yang dia gunakan sangat tidak cocok dikenakan di musim salju. Dengan cepat, dia berlari menuju ke ruang utama, dia duduk di depan sofa dan mengulurkan tangannya ke depan menghadap perapian yang hangat. Sementara Rima menikmati kehangatan di depan perapian, aku menuju ke dapur dan menyiapkan dua cangkir cokelat panas. Setelah itu, aku duduk di sebelah Rima, menyodorkan cangkir kepadanya.Rima tersenyum, mengucapkan terima kasih, "Umm. Terima kasih kak. Maaf merepotkan."Aku hanya tertawa kecil, lalu mengacak rambut Rima sembari berkata, "Memangnya sejak kapan dirimu tidak pernah merepotkanku?"Rima menjulurkan lidahnya dengan imut, lalu dia menikmati secangkir cokelat panas dengan penuh kesenangan. Suasana hangat dari perapian, aroma cokelat yang menggoda, dan kebersamaan kami di dalam apartemen membuatku merasa nyaman.Ya, ini seperti aku sedang berada di rumah sendiri di distrik Shinjuku. Meskipun aku baru beberapa hari berada d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 3 - The Little Girl Born From Space Capsule: Part Three.

    Beberapa hari telah berlalu sejak aku mendatangi Distrik Ueno. Aku pun sudah mengetahui beberapa spot yang tepat untuk bersantai sendirian maupun bersama keluarga. Benar! Seperti apa yang kau pikirkan. Salah satu spot yang terkenal adalah Taman Ueno. Taman Ueno memiliki keunikan sendiri, hal itu tidak terbantahkan ketika kau mengunjunginya di musim dingin seperti ini. Pohon-pohon pohon yang sudah tidak berbunga terlihat berkilauan karena salju yang menempel pada ranting-ranting pohon. Di tengah-tengah taman, sebuah kolam kecil terletak dengan airnya yang membeku membentuk lapisan tipis es. Burung-burung kecil terdengar bermain-main di atas permukaan air yang membeku, menciptakan jejak-jejak tipis di atasnya. Beberapa patung terpampang megah di sekitar kolam, memberikan nuansa sejarah yang kuat pada tempat tersebut. Aku mungkin termasuk salah satu wisatawan yang datang dari Shibuya, tapi aku menyarankanmu untuk datang di musim semi. Pohon-pohon sakura akan berbunga dengan indahnya, ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30

Bab terbaru

  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 9 - Cake Panick: Part One.

    Demi menghilangkan sedih Ran, aku mengajaknya ke sebuah toko kue. Berdasarkan rumor yang aku dengar dari Rima, toko kue yang bernama Bakery & Cake Maeda cukup terkenal akhir-akhir ini di Distrik Ueno. Kami berjalan menyusuri jalan yang dipenuhi dengan salju tipis. Udara dingin musim dingin menyegarkan, tetapi kami tetap merasa hangat dengan jaket tebal dan syal yang kami pakai. Ran masih sedikit terisak-isak, tetapi aku mencoba memberinya sedikit keceriaan dengan membicarakan toko kue yang akan kami kunjungi. "Ran. Kita akan pergi ke Bakery & Cake Maeda, tempatnya kabarnya luar biasa! Kita bisa memilih kue-kue lezat untuk melupakan kejadian tadi. Mau kesana?" kataku mencoba mengalihkan perhatiannya. Ran mengangguk kecil, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Meskipun masih terlihat sedih, dia terlihat tertarik dengan ide untuk memilih kue di toko tersebut. Tiba di depan Bakery & Cake Maeda, kami disambut oleh seorang karyawan yang ramah. Dia dengan senyum menunjukkan sebuah pa

  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 8 - Her Name is Ran: Part Four / End.

    Ran terlihat sangat senang dengan pakaian yang dia kenakan. Aku dan Rima hanya tersenyum melihat Ran memutar tubuhnya memamerkan pakaiannya dengan sangat bersemangat. Sementara itu, di tengah musim dingin abadi, terdapat sebuah kawah yang sangat besar. Tidak jauh dari kawah tersebut, terdapat sebuah rumah modern. Di sebuah ruangan hangat, seorang wanita berambut panjang kebiruan sedang serius mengamati sebuah layar tembus pandang. Layar itu sangat mirip dengan kebanyakan film sci-fi luar negeri, dengan kontrol yang rumit dan data yang berjajar rapi di layar.Dengan lincah, wanita itu menggeserkan file demi file. Di antara jutaan file dalam database, terdapat sebuah folder dengan tulisan besar: "R.U.N Project." Wanita itu tersenyum kecil ketika dia memilih sebuah foto dan melihat seorang lelaki Jepang yang bernama Tomoya Uehara dan seorang perempuan bernama Rima Uehara, serta foto seorang perempuan aneh dengan telinga dan ekor kucing. Wanita itu meninggalkan meja kerjanya, langit-langi

  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 7 - Her Name is Ran: Part Three.

    Begitu paket dibuka, terungkaplah isi yang membuat Rima tersenyum cerah. Di dalamnya terdapat pakaian yang terlihat begitu imut dan lucu. Rima menggambarkan dengan wajah berseri-seri, "wah, imut sekali!!"Setelah berhasil membuat petugas itu keluar, aku segera menenangkan Ran yang masih terlihat panik. Aku menghampiri Ran, dan jongkok di hadapannya. Aku tersenyum dan mulai mengelus lembut kepala Ran untuk membuat Ran sedikit lebih tenang. "Tenang, Ran. Mereka bukan orang-orang nyata, mereka hanya gambaran yang ditayangkan lewat TV. Mereka tidak bisa keluar atau menyakiti kita," jelasku dengan lembut.Ran menatapku dengan mata penuh kebingungan, tapi setelah beberapa saat, ekspresinya mulai membaik. "Jadi, mereka hanya gambaran? Tapi kenapa mereka bisa berbicara dan bergerak?""Ya benar. TV ini adalah alat yang digunakan untuk menonton program-program yang direkam sebelumnya. Orang-orang yang kamu lihat di dalamnya sebenarnya adalah aktor dan aktris yang berperan dalam cerita tersebut.

  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 6 - Her Name is Ran: Part Two.

    Ran bergerak dengan anggun, memamerkan pakaian baru yang telah diciptakannya secara misterius sebelumnya. Setiap gerakan tubuhnya terasa begitu lembut dan ringan, seolah-olah dia menari di antara cahaya. Pakaian yang dia kenakan mengalir dengan indah, menonjolkan kecantikan dan keanggunan yang alami. "Bagaimana dengan pakaian Ran? Apakah Ran imut?" tanya Ran dengan penuh kepolosan, sementara dia berdiri di depan kami dengan senyum manis di wajahnya. "Ya, kamu memang cantik," jawabku, sambil tersenyum terpesona oleh kecantikan Ran. Rima juga tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Dia mendekati Ran dan memeluknya dengan lembut sembari memuji keberhasilan Ran. "Kamu sungguh luar biasa, Ran-chan. Kemampuanmu untuk menciptakan pakaian seperti itu sungguh mengagumkan," puji Rima, matanya bersinar penuh kekaguman. Ran tersenyum lebih lebar mendengar pujian dari kami. Dia tampak sangat bahagia karena berhasil membuat kami terkesima dengan kreasi barunya. Tapi tunggu dulu. Jika Ran bisa

  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 5 - Her Name is Ran: Part One.

    Mendengar jawaban polos dari Ran, aku dan Rima saling memandang, menunjukkan ketidakpuasan dalam jawaban dari anak perempuan yang menyebutkan dirinya sebagai Ran. Rima tersenyum lalu dia memeluk Ran dengan lembut.Ran merasa hangat dan aman dalam pelukan Rima. Ekornya bergoyang-goyang dengan riangnya, sedangkan telinga kucingnya bergerak-gerak dengan gembira. Dia menikmati sentuhan hangat dan kasih sayang dari Rima, menunjukkan ekspresi wajahnya yang penuh kebahagiaan.Aku menyaksikan sebuah pemandangan langka dimana seorang manusia memeluk seorang anak perempuan alien dengan leluasa. Jika aku mengesampingkan penampilan mencoloknya, Ran seperti anak perempuan berusia tujuh tahun pada umumnya.Tapi mau bagaimana pun Ran adalah keberadaan langka yang seharusnya tidak boleh diketahui oleh publik. Kau rahu? Aku sering melihat acara telivisi tentang pembedahan alien di sebuah laboratarium terpencil. Bagaimana mungkin aku membiarkan mereka membedah tubuh seorang anak kecil tidak berdosa?Ri

  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 4 - The Little Girl Born From Space Capsule: Part Four / End .

    Dalam perjalanan menuju ke apartemen, aku melihat sebuah pemandangan yang cukup langka yang terjadi di tengah musim dingin seperti ini. Aku melihat cahaya yang melintas dengan sangat cepat di langit dan arah cahaya tersebut menuju ke hutan yang berada tidak jauh dari apartemen. "Cobalah telusuri cahaya itu. Sebelum orang lain menemukannya" Aku mendengar suara seseorang wanita yang lembut dari dalam kepalaku. Suara wanita itu terdengar sangat akrab ditelingaku, seolah-olah aku sudah mengenalinya sejak lama sekali. Aku menggelengkan kepalaku, dan kemudian memutuskan untuk mengabaikan perintah yang tidak aku ketahui kebenarannya. Sesampainya dirumah, aku melihat Rima sedang berdiri di depan apartemen memandang langit. Aku menghampiri Rima dan menanyakan apa yang sedang dilakukannya disana. "Rima, kamu kenapa berdiri di depan apartemen dengan pakaian tipis seperti itu?" "Ah, kak! Aku tadi mendengar suara aneh yang di dalam kepalaku!" "Suara? Apakah suara itu dari seorang wanita?" Ri

  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 3 - The Little Girl Born From Space Capsule: Part Three.

    Beberapa hari telah berlalu sejak aku mendatangi Distrik Ueno. Aku pun sudah mengetahui beberapa spot yang tepat untuk bersantai sendirian maupun bersama keluarga. Benar! Seperti apa yang kau pikirkan. Salah satu spot yang terkenal adalah Taman Ueno. Taman Ueno memiliki keunikan sendiri, hal itu tidak terbantahkan ketika kau mengunjunginya di musim dingin seperti ini. Pohon-pohon pohon yang sudah tidak berbunga terlihat berkilauan karena salju yang menempel pada ranting-ranting pohon. Di tengah-tengah taman, sebuah kolam kecil terletak dengan airnya yang membeku membentuk lapisan tipis es. Burung-burung kecil terdengar bermain-main di atas permukaan air yang membeku, menciptakan jejak-jejak tipis di atasnya. Beberapa patung terpampang megah di sekitar kolam, memberikan nuansa sejarah yang kuat pada tempat tersebut. Aku mungkin termasuk salah satu wisatawan yang datang dari Shibuya, tapi aku menyarankanmu untuk datang di musim semi. Pohon-pohon sakura akan berbunga dengan indahnya, ti

  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 2 - The Little Girl Born From Space Capsule: Part Two.

    Rima tidak bisa memberikan banyak respon karena pakaian yang dia gunakan sangat tidak cocok dikenakan di musim salju. Dengan cepat, dia berlari menuju ke ruang utama, dia duduk di depan sofa dan mengulurkan tangannya ke depan menghadap perapian yang hangat. Sementara Rima menikmati kehangatan di depan perapian, aku menuju ke dapur dan menyiapkan dua cangkir cokelat panas. Setelah itu, aku duduk di sebelah Rima, menyodorkan cangkir kepadanya.Rima tersenyum, mengucapkan terima kasih, "Umm. Terima kasih kak. Maaf merepotkan."Aku hanya tertawa kecil, lalu mengacak rambut Rima sembari berkata, "Memangnya sejak kapan dirimu tidak pernah merepotkanku?"Rima menjulurkan lidahnya dengan imut, lalu dia menikmati secangkir cokelat panas dengan penuh kesenangan. Suasana hangat dari perapian, aroma cokelat yang menggoda, dan kebersamaan kami di dalam apartemen membuatku merasa nyaman.Ya, ini seperti aku sedang berada di rumah sendiri di distrik Shinjuku. Meskipun aku baru beberapa hari berada d

  • DONT CALL ME DADDY!!!   Bab 1 - The Little Girl Born From Space Capsule: Part One.

    Setahun yang lalu, pada pertengahan bulan musim semi, aku mengungkapkan perasaanku kepada seorang kakak kelas. Dia cantik, dengan mata hijau yang memikat, tinggi, berpostur ramping, dan proporsional. Nama gadis itu adalah Yukari Amai. Mungkin jika kau pernah mengunjungi Distrik Shinjuku, pasti kau familiar dengan sebuah toko manis yang selalu jadi tempat wisata bagi mereka yang datang berkunjung. Toko itu bernama Amai, dan Yukari Amai adalah cucu dari pemilik toko manis terkenal itu. Adikku sering mampir ke sana setelah pulang sekolah. Saat itu, aku menyatakan perasaanku tanpa memikirkan risiko penolakan. Sebenarnya, aku sudah memikirkan berbagai situasi ketika mengucapkan kalimat sakral seperti "Aku mencintaimu, maukah menjadi pacarku?" atau "Ayo mulai hidup bersama!" dan sejenisnya. Jika kau bertanya berapa simulasi yang telah kucoba, jawabannya tak terhitung. Mengapa? Sebagai seorang otaku maniak seperti aku, perasaan menyatakan cinta tentu sangat kompleks. Apakah pernah terpiki

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status