Rasa hangat menyentuh tajuk-tajuk dada. Dia merasakan kewanitaannya telah siap menerima serangan. Tiba-tiba terdengar bunyi gelegar menggetarkan seluruh areal ritual. Suara lengkingan memanjang diiringi lolongan suara serigala bergema seantero hutan belantara.Angin berembus keras meluruhkan apa pun yang ada di area ritual. Pasangan pengantin seketika tersadar dan langsung menjerit saat mengetahui keadaan mereka."Astaghfirullah!"Baik Faisal maupun Salimah cekatan mencari kain untuk menutupi tubuh masing-masing. Tiba-tiba mereka merasa pusing dan lalu seketika jatuh tidak sadarkan diri. ***"Ada apa denganku?"tanya Faisal yang baru saja siuman."Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga,"sahut Eko sambil membantu temannya duduk."Ko, badanku sakit semua,"balas Faisal sambil menatap sekeliling. Pria ini telah berada dalam surau. Dia langsung teringat dengan peristiwa miris yang terjadi terhadap dia dan ...."Ko, aku minta maaf,"lanjut Faisal lalu meraih tangan Eko. Penyesalan teramat d
Eko dengan tersenyum geli beranjak menuju etalase warung untuk memesan makanan dan kopi. Pria ini lalu menuju bangku bagian belakang sambil menunggu pesanan datang. Tepat pada saat pelayan datang untuk mengantar pesanan Eko, Faisal pun tiba dari toilet."Kebetulan, kamu pesan makan apa? Tadi aku pesankan kopi saja,"ucap Eko."Pesan nasi rawon, Mbak,"kata Faisal kepada si pelayan sembari duduk di sebelah Eko."Baik, silakan ditunggu,"balas pelayan. Wanita tersebut beranjak meninggalkan mereka.Kini kedua pria sedang menyesap kopi masing-masing. Setelah perut terasa hangat, Eko mengawali pembicaraan."Sal, ini atas saran dari Kiai Masruhat dan Pak Rasyid. Menurut aku memang jalan terbaik buat kalian,"ucap Eko dengan ekspresi serius. Lebih tepatnya seraut wajah tegang dan di mata Faisal mengerikan. Selama mereka berteman akrab, baru kali ini Faisal menemui wajah Eko dengan sorot mata tajam."Sebenarnya soal apa? Otakku benar-benar kacau. Semua serba membingungkan,"keluh Faisal sambil mem
"Mas?" Salimah langsung kaget melihat Faisal yang berdiri di hadapannya."Kita harus melakukan ini sebagai cara untuk bertobat,"ucap Faisal pelan.Tanpa disangka-sangka, tubuh Salimah mengejang dengan kedua mata melotot. Kedua bibir mendesis lalu berucap,"Kau harus menikahiku juga. Kami adalah satu dalam tubuh yang sama."Terang saja, ucapan yang terlontar dari bibir Salimah mengejutkan semua yang ada dalam ruangan. Faisal cekatan memegang tubuh istrinya sambil baca doa. Kemudian telapak tangannya mengusap lembut wajah Salimah."lahaula walaquwata illabillah hil aliyil adzim." (Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan dari Allah SWT yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.)Pak Irsyad dan Kiai Masruhat membantu dengan zikir. Mereka berdiri di belakang Faisal. Sementara Eko yang merasa panik pun ikut berdoa dalam hati. Dalam hatinya ada duka karena harus menyaksikan orang terkasih terpaksa bersanding dengan pria lain, lebih parah lagi itu adalah sahabat karibnya.Tubuh Salimah pelan-p
Ada energi tidak wajar yang membuat aliran darah sekujur tubuh berdesir. Kedua mata pria ini tidak berkedip memandang tubuh molek si jelita. Eko terhipnotis karenanya."Kemarilah! Aku tahu yang kau inginkan,"ucap lembut manja mendayu keluar dari bibir ranum si jelita.Eko tanpa sadar mendekat ke arah si wanita. Senyum manis si jelita semakin membuatnya terbuai. Angan Eko melambung tinggi. Pria berbadan kekar ini telah lupa daratan pada siapa yang sedang dihadapi dan niat sedari awal.Nyi Dhiwot-Ratu Ular, si penguasa Bukit Bajul menjulurkan lidah. Itu di mata Eko bagai sebuah selendang. Lidah panjang berwarna hijau berujung merah tersebut melekat ke leher pria tersebut.Tiba-tiba tubuh Eko dalam sekejap telah berada di sebuah ruangan gua yang sangat luas dan terang benderang oleh benda-benda yang berkilauan. Kedua mata Eko terbelalak tanpa kedip menatapnya."Ini permata ...?""Ya, semua akan menjadi milikmu, Eko. Asal kamu mau jadi suamiku." Eko tidak bisa mempercayai penglihatannya.
"Tidak. Aku tidak tertarik dengan semua ini!" Eko mengibaskan tangan. Seketika masa depan yang terlihat di depan matanya hilang dalam sekejap. "Hmm, menarik. Aku salut, atas keteguhan hatimu, Eko. Kamu memang manusia kuat. Namun, masih ada satu ujian terakhir. Aku yakin kali ini kamu tak akan kuat menahan godaannya. Kamu akan menjadi milikku! ha-ha-ha tak pernah ada yang luput dari pesonaku!" Nyi Dhiwot melepaskan semua pakaiannya. "Bukalah matamu!""Ya sin. Wal-qur'anil-ḥakim.Innaka laminal-mursalin ...." Lamat-lamat terdengar suara lantunan doa disertai gemuruh hujan dan kilat menyambar-nyambar. Embusan angin kencang bertiup hingga membuat semua pepohonan terayun-ayun hampir roboh. Tubuh Eko tak luput dari goncangan angin tersebut. Tubuh pria tersebut terseret hingga jatuh ke lereng bukit. Tiba-tiba kilat maha dahsyat kilau dan getar suaranya menyambar tubuh Nyi Dhiwot."Aauuchh ...!" Lengkingan panjang mengiringi lenyapnya tubuh siluman ular.Fenomena aneh tersebut berhenti dala
Salimah yang terkontaminasi ruh Nikita terkekeh geli dan untuk kali ini sudah cukup menyenangkan, baginya. Dia sudah bisa merasakan bibir pria yang terkenal alim tersebut."Jangan sok polos, Sayang. Kamu pasti menyukainya," ucap Salimah sembari mengerdipkan mata dengan ekspresi menggoda."Pernikahan kita ini sebatas formalitas semata. Hal ni telah menyakiti perasaan Eko. Dek Salimah itu kan kekasihnya, kenapa bisa setega ini mengkhianati cinta Eko?""Mas benar-benar sudah merendahkan aku. Kamu itu sudah jadi suami aku. Wajar, dong, aku mencurahkan kasih sayang kepada kamu.""Dek Salimah, saya minta maaf. Bukan maksud saya merendahkan. Pernikahan ini sebagai bentuk tanggung jawab karena perbuatan kita dalam ritual bisa saja membuahkan benih dalam rahim Dek Salimah. Selain itu, kita harus ingat, ada hati Eko yang tersakiti dan saya tidak pernah berniat merebut Dek Salimah dari dia.""Aku cinta kamu, Mas. Apa setelah ini, kamu mau ceraikan aku lalu kau balikan ke Mas Eko?"tanya Salimah d
Salimah yang terkontaminasi ruh Nikita terkekeh geli dan untuk kali ini sudah cukup menyenangkan, baginya. Dia sudah bisa merasakan bibir pria yang terkenal alim tersebut."Jangan sok polos, Sayang. Kamu pasti menyukainya," ucap Salimah sembari mengerdipkan mata dengan ekspresi menggoda."Pernikahan kita ini sebatas formalitas semata. Hal ni telah menyakiti perasaan Eko. Dek Salimah itu kan kekasihnya, kenapa bisa setega ini mengkhianati cinta Eko?""Mas benar-benar sudah merendahkan aku. Kamu itu sudah jadi suami aku. Wajar, dong, aku mencurahkan kasih sayang kepada kamu.""Dek Salimah, saya minta maaf. Bukan maksud saya merendahkan. Pernikahan ini sebagai bentuk tanggung jawab karena perbuatan kita dalam ritual bisa saja membuahkan benih dalam rahim Dek Salimah. Selain itu, kita harus ingat, ada hati Eko yang tersakiti dan saya tidak pernah berniat merebut Dek Salimah dari dia.""Aku cinta kamu, Mas. Apa setelah ini, kamu mau ceraikan aku lalu kau balikan ke Mas Eko?"tanya Salimah d
“Uang memang manis, Jenderal! Namun, aku lebih tertarik dengan tetesan darah dari daging tubuhmu yang tersayat.”“Siapa kamu? Apa yang kau inginkan? Di mana gadis itu?”Pria berjubah hitam dengan balaclava full wajah yang hanya menyisakan lubang di kedua mata tertawa terbahak-bahak.Langkah kaki bersepatu boots penuh lumpur mendekat ke arah tubuh pria tergantung dengan kedua kaki terikat tali ke plafon. Dalam posisi terbalik, beberapa kali ia meludah dengan emosi.Sang pria meronta sekuat tenaga dengan kedua tangan terikat menjuntai hampir menggapai lantai. Ia bisa pastikan, tubuhnya akan jadi sasaran cambuk dan torehan belati si jubah hitam kembali.Namun, apa daya perwira polisi bertubuh tegap bertelanjang dada tersebut, kini tergantung lemah mulai kehabisan darah.Beberapa bagian tubuh tampak penuh bekas sabetan dan luka sayatan yang menganga. Dari urat nadi kedua tangan yang sengaja dilubangi, tetesan darah sudah mulai tersendat-sendat.“Ha ha ha ... darahmu hanya segini doang, Je