Share

07

Author: Lin Mei
last update Last Updated: 2021-09-21 21:24:24

Adita melihat tubuh Nicko tersungkur di lantai kamarnya. Laki-laki itu sepertinya tidak merasakan kesakitan. Secepatnya Nicko berdiri. Dia menatap wajah Adita dengan sangat tajam. Bersamaan dengan itu, Adita menjadi salah tingkah. Apakah Nicko akan memarahinya?

"Ehm … aku minta maaf Nicko. Aku, tidak sengaja tadi." Adita berkata dengan suara yang pelan. Setelah itu dia menundukkan kepalanya.

"Kau tau apa yang telah kau lakukan sayang?" Nicko melipat tangannya di dada. 

"I-iya. Aku tau Nicko. Aku meminta maaf padamu. Aku tau aku salah. Aku telah lancang terhadap mu." 

"Bukan yang itu sayang." Nicko mencondongkan tubuhnya ke depan. Dia memegang dagu Adita. 

"Ini perihal kemarin malam. Apa yang kamu lakukan? Hem?" Suara Nicko yang terdengar halus namun penuh dengan rasa intimidasi. Membuat Adita menelan ludahnya dengan susah payah.

"A-aku hanya mandi saja. Aku … merasa kepanasan." 

"Yakin seperti itu? 

Kamu tidak mencoba untuk membohongi ku kan, sayang?" 

Deg! 

*Membohongi? 

Sepertinya Nicko telah mencari tau penyebab keanehan ku semalam.* Adita membatin.

"Dengar baby, katakan yang sebenarnya terjadi dengan mu. Atau aku saja yang mengatakannya?" 

Lidah Adita menjadi kaku untuk bergerak. Dia hanya mengisyaratkan seolah dia berbicara dengan kedua matanya. 

"Kamu pasti tau. Setiap kesalahan pasti ada hukuman nya."

Nicko melepaskan dagu Adita. Dia berjalan mendekati jendela yang terbuka. 

"Aku akan meringankan hukuman mu jika kamu berani untuk berbicara jujur terhadapku. Bahkan, aku tak akan menghukum mu, kalau aku mau." 

Adita mendekati Nicko. Dia berdiri di sampi laki-laki itu. 

"Nicko … aku hanya meminum sebuah obat. A-aku pikir itu adalah obat sakit kepala." 

"A-aku, tidak tau itu adalah obat perangsang." 

Nicko menoleh ke arah Adita. Mereka saling bertatapan mata. Nicko menyerah. Dia tidak sanggup untuk berlama-lama dengan perasaan kesal ini. Apalagi dia dihadapkan dengan wajah Adita yang imut dan menggemaskan. Seketika runtuh sudah amarah Nicko yang sudah ia pendam.

"Bagaimana jika aku tidak datang tepat waktu? 

Kamu pasti sudah rusak Adita. Saraf-saraf mu pasti sudah rusak!" 

"A-aku minta maaf Nicko." Adita memegang tangan Nicko. Dia menggenggam nya dengan erat.

"Maafkan aku! Aku janji tidak akan melakukan hal itu lagi!" 

Iris biru Nicko menyelidik pada iris hazel milik Adita. Dia sedikit mengukir senyuman di sudut bibirnya. Akhirnya Nicko merengkuh tubuh Adita. 

"Aku minta maaf. Aku tak akan melakukan nya lagi." 

"Aku pegang perkataan mu sayang." 

Nicko mencium kening Adita. 

Mereka kembali saling berpelukan mesra sambil diterpa semilir angin siang hari. 

"Nicko?" Adita mengeluarkan kepalanya dari hangatnya dekapan dada Nicko. Adita mengadah menatap wajah Nicko yang lebih tinggi darinya. 

"Yes baby." 

"Apa kau sungguh-sungguh mencintai ku?"

Nicko mengerutkan dahinya. "Kenapa kamu bertanya seperti itu? Tentu saja perasaan ku ini sungguhan sayang." 

"Apa aku terlihat seperti sedang mempermainkan perasaan mu?" 

Adita menggelengkan kepalanya.

"Aku rasa … aku juga menyukaimu."

"Seriously? Ah, aku merasa sangat bahagia sekarang." Nicko tersenyum.

"Hanya saja, aku masih sedikit worry dengan taruhanmu itu." Adita menyenderkan kepalanya di dada bidang Nicko. Dia menatap lurus ke depan. Pemandangan kota Paris di siang hari. 

"Aku sudah tidak terikat dengan itu. Aku mengembalikan saham Chris dan kapal pesiar mewah Daniel.

Aku memilihmu Adita." 

"Tapi menurutku, aku ini tidak pantas untuk mu. Aku hanya wanita biasa. Aku yakin orang tuamu pasti sudah menyiapkan wanita hebat yang akan menemanimu seumur hidup." 

"Orang tua ku? hahaha … mereka bahkan belum menyuruhku untuk menikah." 

"Oh benarkah?" Adita menatap tidak percaya pada Nicko. 

"Apa aku terlihat sedang berbohong?

Heh! Aku tidak seperti mu sayang!"

Adita mengukir bibirnya melengkung ke bawah. Dia memukul lengan Nicko. "Apakah kau sedang mengejekku?" 

"Ahahaa … tidak." 

"Bohong! Lihat saja nanti. Aku akan menghukum mu!" 

Nicko kembali tertawa. 

"Tidak ada yang lucu tuan muda Nicholas!" Adita keluar dari rengkuhan hangat Nicko. Dia berjalan meninggalkan laki-laki itu.

"Baby!" 

"I not listen you!"

Nicko mendekati Adita. Dia mengangkat wanitanya dan membawanya ke ranjang. 

"Nicko!" 

"Tidur siang baby! Supaya mood kamu tidak berantakan." Nicko mengusap lembut rambut Adita. 

Adita memeluk Nicko yang berbaring di sampingnya. "Apa aku boleh keluar dari kamar ini? Aku sangat bosan." 

Seketika wajah Nicko berubah. Tak ada ekspresi di sana. Adita tau. Dia salah berbicara.

"Hanya di dalam apartemen ini. Ehm … bagaimana kalau kita berenang? Aku ingin merelaksasi otot ku." Adita tersenyum semanis mungkin. Agar Nicko luluh dengannya. 

Nicko mengangguk. 

"Yeay! Terimakasih!" Adita tersenyum senang. Dia mencium bibir Nicko secara tiba-tiba. 

"Ups!" Wajah Adita memerah menyadari apa yang dia lakukan barusan terhadap Nicko. 

Nicko terkekeh. Dia berpikir untuk menggoda Adita. Pasti seru bukan?

Apalagi wajah si DJ cantik ini sedang memerah. 

"Sayang, mengapa wajahmu memerah seperti ini? Astaga, apa kamu sakit lagi?" Nicko memegang pipi dan kening Adita secara bergiliran. 

"Ti-tidak! Aku baik-baik saja." 

"Tapi wajah mu memerah!"

"Aku mengantuk! Aku ingin tidur!" Adita menelungkup kan wajahnya di bantal. 

*Aku minta maaf Nicko. Aku harus melakukan ini. Salah satu cara agar aku dapat keluar dari sini adalah patuh dengan mu.* batin Adita berucap.

Nicko mengusap rambut Adita. Akhirnya wanita cantik itu tertidur. Nicko membalikkan badan Adita agar terlentang. Jika Adita tertidur dengan kepala yang menelungkup di bantal akan membuat pernapasannya bermasalah. Dia akan sesak napas. 

Nicko menatap wajah Adita yang sedang tertidur. Dia mengulurkan tangannya untuk membelai lembut pipi Adita.

"Kali ini kamu benar-benar meragukan cintaku. Apa perlu aku buktikan untukmu? Katakan! Apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya dengan ku?" 

Nicko berkata dengan suara pelan. Dia terus memandangi wajah Adita. Kemudian, Nicko mendekatkan wajahnya. Dia mencium bibir Adita.

"Kenapa kamu sanga menggemaskan Hem?" 

Cup!

Ciuman kedua mendarat di bibir Adita yang berwarna peach. 

"Aku mencintaimu. Kau percaya bukan padaku?" 

Cup!

Ciuman ketiga diberikan Nicko dengan sedikit lumatan disana.

"Aku tak akan membiarkan mu jatuh di pelukan laki-laki lain!" 

"Aku mencintaimu!"

"Kamu milik ku Adita! Hanya milikku!" Nicko berbisik di telinga Adita. Dia juga memberikan gigitan kecil di daun telinga Adita. 

"Eumhh …" 

Adita menggeliat kecil. Dia sepertinya terusik dengan ulah nakal Nicko. Nicko terdiam. Setelah itu dia tersenyum kecil.

"Aku akan datang di dalam mimpi mu sayang! Tunggu aku!" Nicko mendaratkan kecupan manis di kening Adita. Kemudian dia berbaring dan memeluk Adita dengan erat.

*********

Waktu telah berganti. Matahari sudah condong ke arah barat. Pukul 4 sore waktu setempat sekarang. 

Adita mengedipkan matanya berulang kali. Dia meneloh ke sisi samping. Dimana disitu ada laki-laki yang telah mengambil hatinya. Tapi, ternyata kosong. Nicko tidak ada disitu. Adita mengerutkan dahinya. Dia turun dari ranjang untuk mencari keberadaan Nicko. 

Tangan Adita meraih knock pintu. Dia teringat kalau pintu kamarnya selalu terkunci. Nicko tidak akan pernah membiarkan dia kabur begitu saja. 

Adita kembali mengurungkan niatnya untuk membuka pintu. Dia menghela napasnya. Adita berjalan menjauh dari pintu. 

"Selalu saja aku seperti burung di dalam sangkar emas." Ucap Adita lesu. Dia duduk di tepi ranjang.

"Dia kembali mengunci ku di kandang ini!"

Kandang yang Adita maksud adalah kamarnya. Sesuai bukan dirinya seperti burung. Burung peliharaan sang tuan muda. 

"Tuan muda Nicholas dari keluarga Alexander's." Adita terkekeh kecil tidak tau apa penyebabnya. 

"Uang! Uang adalah segalanya. Dia hidup di antara tumpukan uang! Ahahaha … sangat lucu. Tetapi, uang tak akan pernah bisa memberhentikan rencana ku! Aku yakin aku pasti bisa keluar dari sangkar emas ini!" 

"Aku merasa, aku harus lebih pintar dari Nicko. Heh! Laki-laki itu selalu saja membuatku tak berkutik." Adita bergumam kesal. 

Adita membaringkan tubuhnya terlentang di ranjang. Bola mata hazel nya melihat ke langit-langit kamar. "Aku pasti bisa keluar dari sini!"

Di sisi lain. 

Nicko merendam tubuhnya di dalam air hangat. Dia sekarang berada di jacuzzi. Letaknya di lantai dua. Di sebelah ruang gym. Nicko menunggu Adita. Dia sengaja tidak mengunci kamar wanita nya. Dia merasa Adita sudah mulai kembali mempercayai nya seperti dulu. Nicko bersumpah pada dirinya sendiri. Dia tidak akan melukai hati kecil wanitanya untuk ke sekian kalinya. Cukup tantangan bodoh yang dia dan kedua temannya ciptakan. 

Nicko merentangkan tangannya. Dia bersender di jacuzzi. Menikmati fitur jacuzzi yang membuatnya relaksasi. 

"Dialah wanita yang paling aku cintai setelah mommy." Nicko bergumam. 

Setelah itu dia memejamkan matanya. 

Hari sudah mulai gelap. Nicko menunggu Adita sampai dua jam lamanya. Dia merasa dirinya sudah seperti ikan. Berendam berlama-lama di dalam air. Nicko memakai bathrobe putih. Dia melangkah menuju kamar Adita. 

Dibuka pintu berwarna coklat gelap itu. Adita ternyata sedang melakukan warkout. Tak disangka, bersamaan Nicko masuk ke dalam kamar Adita. Wanita itu sedang melakukan gerakan yang sedikit membuat Nicko terkejut. Dimana disitu Adita menekuk tubuhnya ke belakang. Dia melakukan gerakan kayang. Itu yang pertama. Yang kedua, wanita itu memakai pakaian olahraga yang sangat ketat. Sport bra berwarna pink itu sepertinya sedikit melorot. Sampai dada Adita yang masih sedikit ada bekas kemerahan pun terlihat. Dan, pintu surga dunia kesayangan Nicko. Astaga … laki-laki itu tak berkedip saat melihat ke arah sana. Mesum? Memang! 

"Kamu?!" Adita segera membenahi tubuhnya. 

Nicko masih terdiam. Dia terus memandangi pintu surga dunia nya.

"Nicko! Hei! What are you doing?" Adita menggerakkan lengan Nicko. Mengguncang laki-laki itu agar tersadar dari lamunannya.

"Ah, iya." Nicko menggelengkan kepalanya beberapa kali. Dia menetralkan pikiran nya yang tadinya terbang menghampiri pintu surga dunia milik Adita. 

"What happen?" Raut wajah Adita terlihat khawatir. 

"I am ok baby!" Nicko tersenyum.

"Tadi kenapa kamu melamun?" Adita memegang pipi Nicko dengan kedua tangannya. Posesif bukan Adita?

Ya, ini memang merupakan bagian dari rencana nya. 

"Ehm, baby. Sadar tidak apa yang kamu lakukan ini?" 

"Apa?" Adita mengerutkan dahinya. Dia tidak memahami apa yang dimaksud perkataan Nicko. 

"Ini." Kedua belah mata Nicko mengarah pada sembulan si dada kenyal. 

"Apakah kau sedang menggodaku, Hem?" Nicko mengedipkan sebelah matanya. Dia bersikap genit sekarang. 

"NICKO!" Adita melangkah mundur. Dia menjauhi Nicko. 

"Hahaha … dengar sayang. Kali ini kamu beruntung. Aku melepaskan mu kali ini. Tapi, tidak untuk lain kali." 

Nicko berjalan menuju pintu. Dia menoleh. Mulutnya kembali mengucapkan kata-kata. "Ganti pakaian mu. Kalau tidak, aku akan memakan buah kesayangan ku itu!" 

Nicko menutup pintu. Dia pergi dari kamar Adita. 

"Sialan! Dia benar-benar sudah kelewat mesum!" 

Malam harinya.

Adita dan Nicko makan malam bersama. Akhirnya Adita dapat menghirup udara segar dari luar kamarnya. Walaupun dia masih belum mendapatkan izin Nicko untuk keluar dari apartemen. Tak apa. Yang terpenting rencana Adita sudah mulai terlaksana. 

Adita meneguk air putih. Dia telah menghabiskan makanannya. 

"Nicko, kau ingat bukan. Saat siang hari." 

"Hem? Apa memang nya?" Nicko mengelap mulutnya dengan tissue.

"Aku ingin berenang! Tadinya aku ingin berenang setelah aku tidur siang. Tapi nyatanya kamu meninggalkan ku tak tau kemana. Aku dikurung lagi di dalam kamar!" 

"Oh itu. Aku tidak mengunci pintu kamar mu."

"A-apa?!" Adita menjadi kaget mendengarnya. Jadi, dari tadi siang dia hanya bermalas-malasan di dalam kamar karena Adita mengira pintu kamar telah terkunci. Stupid! 

"Aku menunggu mu di jacuzzi. Sampai satu jam lebih lamanya. Tapi kamu tak kunjung datang. Aku kembali saja ke dalam." 

"Astaga!" Adita mengusap wajahnya. Dia pusing tujuh keliling. 

Nicko tersenyum melihat ekspresi Adita. 

"Mau berenang?" 

Adita mengangguk cepat.

"Tapi ini sudah malam." 

Nicko tidak suka melihat wajah Adita yang murung seperti ini. Tak masalah bukan kalau bermain air malam hari?

Yang terpenting jangan terlalu lama.

"Lima belas menit setelah makan, kita akan berenang." Ucap Nicko santai.

Adita melotot senang. Dia menggebrak meja makan dengan keras. Sampai-sampai Nicko hampir tersedak buah anggur yang dia makan. 

"Maaf Nicko. Aku terlalu senang. Hehehe …" Adita tersenyum kaku. 

Nicko menatap tajam ke arahnya. Oke. Adita tau ini merupakan sebuah kesalahan. 

"Cium aku!" 

"Hah?" 

"Cium atau tidak berenang malam ini!" Nicko berdiri. Dia berjalan pergi meninggalkan Adita di meja makan.

"I-iya. Aku cium! Tunggu aku Nicko!" Adita segera menyusul Nicko yang sudah berjalan menjauh. 

"Dimana? Di bibir?" Adita menghadang Nicko. Dia memegang pipi Nicko dengan kedua tangannya.

Cup. 

"Sudah! Kita jadi berenam bukan?" 

Nicko mengangguk. Dia mengangkat Adita secara tiba-tiba. Menggendong wanita itu di depan seperti menggendong bayi koala. Nicko mendudukkan dirinya di sofa ruang tv. Dia masih melingkarkan tangannya di pinggang Adita. 

"Kita bermain dulu sebentar." 

"Bermain apa? Ludo?"

Nicko mengerutkan dahinya. "Kamu pikir aku anak kecil?" 

"Lalu apa?" 

Nicko menyeringai melihat Adita yang tidak faham dengan permainan yang dia maksud. 

"Sesuatu yang menyenangkan." 

"Menyenangkan?"

Nicko mengangguk. " Seperti ini!" 

Nicko menarik leher belakang Adita. Dia menyerang bibir ranum itu dengan lembut. Memberikan ciuman yang nyaman dan memabukkan. Dia tidak ingin memberikan sesuatu yang kasar pada wanita cantiknya. Lidah Nicko yang menerobos masuk ke dalam mulut Adita. Menyapa lidah Adita dengan nakal. Membelitnya bahkan menariknya. Seolah akan membawa nya ke luar dari mulut Adita. Tangan Adita memegang erat bahu Nicko. Dia terus mendorong wajahnya ke depan. Dia mulai memberikan ciuman menuntut pada Nicko. Adita terbuai dia sepertinya sudah menggila dengan ciuman yang mulai panas ini. PANAS! 

Tangan Nicko pun tak tinggal diam. Dia meremas pinggul Adita secara bergantian. 

Kemudian mulai menjalar ke dalam dress putih Adita yang tersingkap sampai pangkal pahanya. Nicko memberikan usapan lembut dengan diselingi cengkraman disana. Nicko melepaskan bibir Adita secara perlahan. Dia menatap Adita yang sedang mengontrol pernapasannya. 

"Apa boleh sayang?" 

Adita diam. Dia tidak tau apa yang Nicko katakan.

"Ini." Tangan Nicko meremas buah kesayangannya. Membuat Adita memejamkan matanya dan meloloskan suara halus menggoda.

"Boleh ya?" 

Nicko sudah melepaskan bra hitam Adita. Dia sudah bersiap menyesap sari manis dari buah kesayangan nya. Adita belum memberikan jawaban pada Nicko. Laki-laki itu sudah menyesap saja dengan kuat di bagian pucuk merah yang menantang. Adita pun tak bisa menahan suara merdu nya. Ditambah dengan tangan Nicko yang lainnya sedang memijit dengan gemas buah kenyal Adita. 

"Nickhh …" Adita menggenggam rambut tebal Nicko. Adita tidak munafik. Dia juga menikmati sentuhan Nicko. Adita tidak berpikir untuk meminta laki-laki ini untuk berhenti. Yang pasti Adita hanya mengikuti alur yang sudah Nicko buat kali ini. 

Disaat-saat suasana penuh nafsu gairah yang sedang memuncak. Tiba-tiba saja handphone Nicko berdering dan bergetar. Membuat Adita seketika tersadar dari hanyutnya permainan panas Nicko. 

Dengan tangan yang bergetar. Adita mendorong wajah Nicko yang sedang menempel di buah kenyal miliknya. 

"Nick, handphone mu berdering." 

Adita merogoh kantong celana Nicko. Dia mengambil benda pipih itu. "Mommy mu menelepon!" 

Adita panik. Apalagi itu adalah panggilan video. Adita menutup kamera depan handphone Nicko dengan jarinya. Tak apa kalau hanya sebuah panggilan biasa. Nah ini, panggilan video. Bahkan sekarang Adita sudah terlihat sangat berantakan. Bisa gempar nanti seluruh keluarga besar Alexander's jika melihat tuan muda mereka sedang menempel manja pada dada seorang wanita muda. 

  

Related chapters

  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   08

    "Nicko angkat dulu handphone mu ini!" Adita semakin cemas. Dia masih belum siap untuk berurusan dengan keluarga Alexander's. Nicko menyenderkan tubuhnya. Dia menghembuskan napas malasnya. Jari nya menggeser tombol hijau di layar handphone. Dan langsung terlihat wajah Naila dari layar. "Naila?" Nicko terkaget. Kenapa adiknya memakai handphone mommy Dewi untuk menelepon nya? Apalagi ini adalah panggilan video. Jarang sekali Naila melakukan nya dengan Nicko. Mereka memang sering kali tidak rukun. Hanya bertengkar dan bertengkar setiap harinya di mansion Alexander's. "Kamu kenapa pakai handphone mommy? Dimana mommy?" "Kakak jadi ikut ke Bali tidak? Besok kita akan berangkat." Adita membekap mulutnya. Dia sepertinya mengenali suara itu. Tapi Adita tidak mengingat nya sama sekali. "Mommy sedang membantu Daddy mencari sesuatu. Aku sedang berkemas kak. Mommy yang menyuruh aku menelepon kakak." *Pasti Daddy lupa menaruh pengaman rudalnya. Aku yakin, daddy dan mommy akan kemba

    Last Updated : 2021-09-23
  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   09

    Waktu terus berjalan. Sekarang, matahari sudah tepat berada di tengah-tengah. Tanpa condong ke kiri ataupun ke barat. Cahaya panas matahari pun semakin terik. Sejak pagi, Adita masih berada di dalam kamarnya. Tak sedikitpun dia berkeinginan untuk keluar. Hanya berbaring, berguling dan jungkir balik. Sampai pada akhirnya kram perut nya datang membuat Adita diam tak berkutik. Rasa sakitnya melampaui penderitaan dirinya. Kram perut akibat bawaan dari menstruasi. Adita memegangi perutnya dengan erat. Tubuhnya berbaring meringkuk di atas kasur guna mengurangi nyeri yang ada. Keringat dingin pun tak henti-hentinya keluar dari dahi Adita. Wanita itu benar-benar menahan rasa nyerinya. Di tempat lain. Perusahaan Alexander's group tepatnya. Nicko menyenderkan tubuhnya di kursi jabatan nya. Dia merenggangkan otot lehernya yang sedikit pegal karena terus-menerus menatap layar laptop sejak pagi. Dia melihat jam tangannya. "Em, Pukul 12 siang." Dia bergumam. "Apa Adita sudah makan? Apa y

    Last Updated : 2021-09-25
  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   10

    "Aaahhh …" Adita tidak sengaja mendesah kuat. Dia belum menyadari kalau Nicko sedang menatapnya dengan penuh tanda tanya akibat suara sensual nya yang dia keluarkan begitu saja. Nicko tersenyum. Dia sudah mengerti sekarang. Dengan gerakan yang dapat membangkitkan gairah Adita, Nicko mengusap paha Adita yang hanya memakai hot pants berwarna hitam. Lidahnya kembali menyapu perut Adita. Lagi-lagi Adita mendesah kuat tanpa sadar. *Disaat kau sedang kedatangan tamu bulanan seperti ini, kamu justru semakin menggoda Adita. Sialan!! Apa yang harus aku lakukan?!* Nicko memejamkan matanya. Sambil melakukan tugasnya meringankan sakit perut Adita, dia juga mendengarkan sahutan suara sensual Adita yang sedari tadi keluar masuk telinga nya. Sudah dipastikan telinga Nicko memerah sekarang. Tak henti-hentinya jakun Nicko naik dan turun. *Damn! Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi! Kau sungguh menggoda Adita!* Nicko beralih mengurung Adita di bawah kungkungan nya. Dia melihat mata Adita

    Last Updated : 2021-09-26
  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   11

    Setelah kegiatan yang cukup panas, Adita akhirnya kembali terlelap dalam keadaan tanpa mengenakan busana atasan. Dia tertidur di dalam pelukan hangat Nicko. Skin to skin tadi membuat Adita mengeluarkan tenaganya untuk menahan gejolak hasrat yang sudah menggebu-gebu. Dan pada akhirnya Nicko mengakhiri menggoda Adita. Puncaknya mereka masuk ke dalam alam mimpi sambil berpelukan mesra. Tak terasa, waktu terus berjalan. Matahari pun mulai menggelap. Berganti dengan cahaya rembulan. Perlahan sepasang mata dengan bulu mata lentik hitam mulai terbuka. Alisnya menaut menstabilkan cahaya redup yang baru saja ia lihat. "Kenapa gelap seperti ini?" Nicko menggeser tangannya yang menjadi bantal Adita. Wanita cantik itu masih terlelap. Nicko merilekskan tangannya yang sedikit kaku. Setelah itu, dia berjalan untuk menyalakan lampu kamar. Dia juga menutup jendela kamar. Agar angin malam tidak masuk begitu saja. Nicko duduk di tepi ranjang. Dia membelai rambut panjang Adita. Nicko mendekatkan wa

    Last Updated : 2021-10-02
  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   12

    Keesokan harinya, semua aktivitas Adita dan Nicko kembali berjalan seperti biasa. Adita yang menjahili Nicko dengan cara yang tak lazim membuat Nicko harus menyingkirkan jauh-jauh fantasi liar nya. Tak mungkin Nicko akan menerjang Adita begitu saja. Wanita itu masih dalam zona datang bulan nya. Nicko harus menunggu sekitar lima hari lagi. Setelah itu, dia akan menggempur tubuh Adita habis-habisan. Sebagai akibat balasan telah berani menantang Nicko dengan mini dress nya. Sekarang, Nicko sedang duduk di sofa sambil memangku laptopnya. Kedua mata nya dengan tajam dan fokus menatap layar laptop. Kacamata anti radiasi UV laptop bertengger gagah di hidung mancung Nicko. Dari lantai atas, Adita menatap dirinya di cermin. Tubuhnya berputar membuat dress nya tersingkap ke atas. Seolah-olah terbang. Flounce dress of shoulder yang berwarna putih sedikit menerawang itu melekat indah di tubuh Adita yang proporsional. Adita menyemprotkan sedikit parfum. Lalu berjalan keluar kamar. Kakinya men

    Last Updated : 2021-10-03
  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   13

    Nicko berdiri tepat di depan pintu kamar mandi Adita. Nicko melipat tangannya di atas perut nya. Semakin lama Nicko menunggu Adita, dia justru merasa tidak sabaran. Berkali-kali dia mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu kamar mandi. Sampai pada akhirnya pintu pun terbuka. "Oh, akhirnya sayang." Nicko tersenyum lebar. "A-apa yang kau lakukan di sini Nicko?" Adita memegang erat handuk yang melilit tubuhnya. "Wow? Kau menggoda ku?" Adita berdecak sebal. Dia mendorong tubuh Nicko dari hadapannya. "Sudahlah Nicko. Tinggalkan aku sendiri sekarang! Aku ingin beristirahat." Adita membuka lemari pakaian nya. Dia mengambil beberapa pakaian santai. "Berdandan lah malam ini! Aku akan mengajakmu berkencan." "Ha? Be-berkencan katamu?" Nicko mengangguk. "Berikan penampilan terbaikmu malam ini. Aku menunggumu sayang …" Nicko keluar dari kamar Adita. Membiarkan wanita itu untuk mencerna apa yang dia katakan. "Apa dia bersungguh-sungguh dengan ucapan nya tadi?" Adita mengerutkan da

    Last Updated : 2021-10-08
  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   14

    "Kau tau?" Nicko meletakkan sendok dan garpu. Tangannya beralih menopang dagunya. "Apa?" Adita masih memakan hidangan yang tersaji di depan nya. Nicko tak kunjung mengeluarkan suara nya. Adita merengut sebal. Dia mengambil tissue dan mengepalkan tissue tersebut. "Katakan! Ada apa Nicko?" "Coba tebak!" Nicko tertawa kecil. Dia menikmati wajah Adita yang terlihat kebingungan. "Cih! Menyebalkan!" Adita melemparkan tissue yang dia buat menggulung pada Nicko. Lalu berjalan cepat meninggalkan Nicko yang masih tersenyum seperti orang gila. "Dia memang tidak pernah berubah! Selalu saja menyebalkan!" Adita menggerutu sepanjang kakinya melangkah. "Hahaha … sayang, hei mau ke mana?" "Aku ingin kabur jauh dari mu! Jangan harap bisa menemukan ku lagi Nicko!" "Hahaha kabur? Jangan bercanda sayang. Kemarilah! Ini belum selesai!" "Aku tidak peduli! Aku akan pergi jauh! Sejauh-jauhnya!" Adita berkata dengan sungguh-sungguh. Dari kejauhan Nicko membulatkan matanya. Dia berlari meng

    Last Updated : 2021-10-09
  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   15

    "Aaaaaaaahh … hujan. Turunlah lebih deras lagi!" Adita merentangkan tangannya seraya mendongak ke atas. Kedua matanya terpejam. Wajahnya tampak begitu menikmati rintik-rintik hujan yang menerpanya. Dari kejauhan, Nicko masih berdiri memperhatikan wanita cantik nya. Dia memegang payung. Sesekali tersenyum melihat apa yang dilakukan Adita. "Nick, ayo! Kau tidak ingin menikmati hujan di bulan Juni ini?" Adita berteriak kencang. "Tidak. Bermainlah sepuasnya. Aku menunggumu di sini." "Baiklah!" Adita berlarian. Kaki telanjang nya bermain-main dengan genangan air yang terperangkap di cekungan rerumputan. Dress nya basah kuyup. Rambutnya tergerai basah melekat di punggungnya. Riasannya kini pun sudah hilang. Namun, Adita tidak mempermasalahkan hal itu. "Kenapa dia begitu menggemaskan?" Nicko bergumam. "Seharusnya dia bersekolah di perguruan tinggi. Sama seperti Naila. Ah, apa aku daftarkan Adita saja?" Nicko mengulum senyumnya. Dan kilat petir menggelegar. Nicko sedikit terpera

    Last Updated : 2021-10-18

Latest chapter

  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   32

    "Kenapa tidak menginap saja di sini Nick? Lagipula ini sudah dini hari." "Benar yang mommy mu katakan. Kamu juga jarang sekali tidur di mansion. Sepertinya apartemen mu lebih nyaman?" *Memang sudah dini hari. Adita pasti sudah tidur.* Nicko menilik jam tangannya. Dia mengangguk pelan. Malam ini, pesta ulang tahun kecil-kecilan pun usai. Naila yang sudah terlelap di pangkuan sang daddy sedari tadi. Daddy Jonathan menggendong Naila sampai ke dalam kamarnya. Nicko masuk ke kamarnya yang jarang sekali disinggahi. Mereka beristirahat di kamar masing-masing. Di dalam kamar Nicko. Dia membolak-balikan tubuhnya. Memberikan sebuah pesan singkat pada Adita. Hingga beberapa saat tak ada balasan, Nicko memutuskan untuk benar-benar terlelap. "Kapan aku bisa membawa mu ke mansion utama Adita?" Nicko bergumam sambil memejamkan matanya. Berangan-angan akan masa depan yang indah bersama Adita. Sempat terlintas di benak Nicko bahwa sepertinya dirinya memang hanya terobsesi semata. Namun, lang

  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   31

    Roda mobil Nicko memasuki halaman mansion utama keluarga Alexander's. Dengan langkah pasti di masuk ke dalam. Raganya memang di sini, akan tetapi pikirannya masih tertinggal di apartemen. Masih kemelut dengan kerinduan bersama Adita. Walaupun masih ada esok hari lagi, bagaimana pun juga mereka adalah dua sejoli yang sedang dimabuk asmara cinta. Sangat enggan untuk berjauhan. Hanya menginginkan waktu untuk berduaan. "Kak Nicko! Akhirnya datang juga!" Naila yang pertama menyaksikan kedatangan Nicko memekik girang. "Kakak tau? Aku tidak boleh makan makanan lezat ini jika kak Nicko belum datang!" Naila berbicara panjang lebar. Mengadu pada kakaknya. Nicko hanya bergumam sendiri. Tak lama mommy Dewi datang sambil membawa kue ulang tahun. Simple namun mewah dan elegan. "Selamat ulang tahun putra mommy…" Daddy Jonathan memantik api untuk menyalakan lilin di atas kue. Nicko berdiri di hadapan mommy Dewi beserta kue yang dibawanya. Meniup pelan api di lilin hingga padam. "Ayo kak,

  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   30

    "CK! Kenapa bentrok seperti ini!" Nicko mendengus kesal. Sepanjang perjalanan menuju apartemennya, dia sibuk memikirkan acara-acara mengenai hari lahirnya. Sebelumnya, mommy Dewi sudah memberi tahu Nicko melewati telepon bahwa malam ini, akan ada acara makan malam di mansion utama keluarga Alexander's. Tak ada alasan untuk Nicko menolak. Mommy Dewi memohon padanya. Nicko menjadi tidak tega untuk menolak. 'Hanya terakhir. Setelah ini mommy tidak akan merayakannya lagi. Hanya makan malam.' Itulah yang mommy Dewi ucapkan di dalam telepon. "Huffhh…" Nicko memijat pelipisnya. Di sisi lain ada keluarganya yang menunggu, di sisi lain pula ada Adita. Wanita tercintanya yang sama-sama sedang menunggu. "Apa aku bawa saja Adita ke mansion? Tapi, apa Adita mau? Bagaimana jika dia menolak untuk ikut?" "Hah!!" Nicko menggelengkan kepalanya. Sedikit mengendurkan dasi lalu tancap gas. Apartemen terlihat sepi. Lampu ruang tv sudah meredup. Mungkinkah Adita sudah tertidur? Nicko segera m

  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   29

    Sore ini Adita berada di sebuah mall. Dia memasuki toko berisi perlengkapan pria. Mengedarkan pandangannya. Meneliti satu persatu pakaian mahal yang berjejer rapi. Aksesoris pria juga. Dia bingung harus membeli apa. "Pantas saja Nicko ingin yang spesial nanti malam, ternyata dia akan berulang tahun besok." Adita bergumam sambil meneliti sebuah pakaian santai pria bermerk brand ternama. "Aku harus membeli apa?" Adita membuang napasnya kasar. Waktu terus berputar. Nicko hanya mengizinkan sampai pukul tujuh malam. Sekarang ini pukul lima sore waktu setempat. Adita tahu, ada konsekuensinya jika dia melanggar itu. Adita melirik seorang gadis di sebelahnya. Sama-sama sedang memilih pakaian pria. Gadis itu sendirian, mungkin dia ingin menyiapkan surprise sama seperti dirinya untuk orang tercinta. Adita melangkah mencari-cari pilihan yang pas. Dia pusing sendiri tatkala mengenai urusan beli membeli barang. Walaupun barang branded yang sudah pasti kualitas dan rate terbaik namun tetap

  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   28

    Kurun waktu Adita dan Nicko ber-honeymoon di raja Ampat sekitar dua Minggu. Kini mereka menjalani hari-hari lebih berbeda dari sebelumnya. Kali ini lebih harmonis, dan penuh kasih cinta. Nicko yang mengupayakan agar rumah tangganya bersama Adita bisa terhindar dari perceraian. Menginginkan pernikahan mereka baru seumur jagung. Seperti biasa, Nicko masih merahasiakan bahwa dirinya dan Adita sudah menikah. Satu bulan berlalu. "Hati-hati Nick, jangan mengebut." Adita mengadah menatap wajah Nicko yang berseri rupawan. Tangannya masih membuat simpul dasi. Setelah itu dia merapikan krah kemeja Nicko. "Tentu aku akan sangat berhati-hati. Apalagi ada bidadari cantik yang selalu menunggu kepulangan ku." "Nicko ihh…" Adita menahan dada Nicko. Laki-laki itu menggigit hidungnya dengan gemas. Aroma parfum khas yang Nicko pakai mengusak masuk ke dalam rongga hidung Adita. Perlahan, Adita mengecup bibir Nicko. Hanya kecupan tidak lebih. Karena lagi ini Nicko harus berangkat ke kantornya

  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   27

    "Engghh…" Adita mengusel pada ketiak Nicko. "My wife… oh my God!!" Nicko meluruskan tangannya ke samping. Memberikan akses pada Adita yang masih setengah sadar. Namun tak lama, mata indah itu terbuka. Bulu mata lentik itu berkibar-kibar. Tatapan pertama kali dilihat Adita, ialah wajah Nicko yang berantakan. Rambut kusut dan tak terlihat fresh. Adita mengangkat kepalanya. Menidurkannya di atas dada Nicko. Memeluk erat tubuh Nicko. "Peluk lagi yang kenceng!..." Nicko terkekeh. Matahari sudah meninggi dan mereka masih bergumul dengan selimut. Adita sendiri justru manja sekali dengan Nicko. Ingin ini, itu. Usap sana, usap sini. Membuat Nicko super gemas. "Usapin punggung aku Nick…" "Ehm sayang, bagaimana semalam? Apa… aku terlihat berbeda?" Nicko membelai rambut Adita. Kusut. Sama seperti dirinya. Mungkin akibat terlalu tergesek dengan tempat tidur. Pula belum di sisir pagi ini. Bukannya menjawab Adita justru mencubit perut Nicko. Namu sia-sia. Nicko tak merasakan sakit. "Ka

  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   26

    "Yeahh… lebih keras sayang. Ouhh… pertahankan…" Nicko berbaring telungkup. Sesekali mengerang nikmat atas apa yang Adita lakukan pada tubuhnya. "Uhh… iya di situ saja. Tekan lebih kuat! Ouh… aaahhh…" Adita menggelengkan kepalanya. Tangannya mengusap bulir keringat yang keluar dari keningnya. Memijat punggung Nicko lumayan memeras tenaganya. "Capek?" Nicko sedikit mengangkat tubuhnya, menoleh ke belakang melihat Adita yang terlihat dibanjiri oleh keringat. "Banget! Aku heran, ini punggung manusia atau punggung buaya?" Nicko berdecak. Dia kembali menelungkupkan wajahnya di bantal. "Buaya apa? Darat atau buntung?" Adita menarik napasnya dalam. Menekan lebih kuat pijatannya lalu menjawab, "Buaya darat! Buaya buntung itu seram!" "Ohh…" Nicko sedikit terkekeh kecil. "Sayang, bukannya aku sudah menawari kalah biar tukang pijat saja? Kenapa malah marah-marah? Suka rela dong…" Adita diam. Memang benar apa yang Nicko katakan. Nicko tidak menyuruh Adita untuk memijatnya, dia ju

  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   25

    Raja Ampat adalah sebuah kabupaten dan merupakan bagian dari Propinsi Papua Barat. Untuk mencapai Kepulauan ini, kita harus menginjakkan kaki di kota Sorong terlebih dahulu. Biasanya para wisatawan banyak menggunakan penerbangan untuk sampai ke kota ini. Setelah sampai kota Sorong, kita dapat menggunakan sejenis kapal cepat yang biasa berlayar dua kali sehari menuju Waisai, ibukota kabupaten Raja Ampat. Perjalanan hanya akan memakan waktu sekitar 2-3 jam saja dari pelabuhan Sorong, hingga sampai di pelabuhan Waisai Raja Ampat. Secara umum, Raja Ampat adalah kepulauan yang terdiri dari banyak sekali pulau karang dan tersebar luas di seluruh wilayahnya. Namun demikian, Raja Ampat memiliki 4 pulau utama yang paling besar, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati, dan Pulau Misool. Empat pulau besar inilah yang menjadi titik awal penyebaran seluruh penduduk Raja Ampat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Wilayah perairan adalah daya tarik utama Raja Ampat, mengingat pe

  • DJ Sexi Obsesi Tuan Muda   24

    "Ini penginapan kita. Kalau kamu ingin memasak sesuatu, bahan-bahannya sudah tersedia di dalam kulkas." "Hem… aku tidak sabar untuk bermain air!" Nicko mendengus kesal. Mereka tiba di Papua barat itu sekitar pukul sepuluh malam. Sebelumnya, mereka transit terlebih dahulu karena cuaca yang buruk. "Istirahatlah… besok kamu bisa bermain air, sepuasnya!" Adita menjingkrak senang. Dia menggandeng Nicko mencari kamarnya. "Kita… satu kamar?" Adita menoleh setelah melihat kamar yang amat luas dengan pemandangan langsung ke arah lautan dan pepohonan. Nicko yang masih berdiri di ambang pintu, dia menjawab. "Ini honeymoon sayang, bukan study tour anak remaja!" "Ish!!" "Ya sudahlah. Aku ingin membersihkan tubuhku dahulu. Di mana kamar mandinya?" Nicko hanya menunjuk sudut dari kamar. Sebuah pintu transparan, dengan jendela kaca memanjang di sampingnya. Tanpa banyak bicara, Adita langsung masuk begitu saja tanpa mengambil pakaian ganti ataupun handuk. "Lihat saja nanti, malam ini a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status