Share

Bab 53

last update Last Updated: 2022-07-05 22:18:36

POV Lilis.

Tunggu, bagaimana mungkin mereka bisa tahu kalau aku sedang hamil? Aku melongo melihat keributan ini.

“Iya, ayo kita bawa saja ke dokter biar yakin.” Mbak Santi menimpali ucapan ibunya.

Mampus gue!

“Eh, eh, sebentar-sebentar. Kenapa kalian mau maksa aku ke dokter. Aku nggak mau pokoknya! Ini fitnah! Pencemaran nama baik.” Aku meneriaki mereka yang terus saja menarik tanganku.

“Heh, tadi, aku dan Mbak Santi udah ngetes air kencing kamu pake tespek dan hasilnya positif. Masih juga kamu mau nyangkal, hah?” bentak Mas Agus.

Aku langsung menatap kakak ipar yang tadi pagi sempat meminta aku menampung air kencing yang katanya untuk membuat Mas Agus menurut padaku, tapi ternyata semua itu bohong. Rupanya ini hanya akal-akalan mereka saja untuk mengetesnya.

“Sorry, ya, Lis. Aku cuman bantu adekku aja. Soal itu bikin kamu kesel, resiko kamu sendiri udah bohongin kami semua,” katanya dengan enteng.

“Sekarang kamu jawab, anak siapa yang ada di perutmu itu?” bentak Mas Agus dengan mata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 54

    “Hei, Bu Mae. Apa-apaan ini? kenapa kalian mengarak anakku seperti ini? kalian anggap apa si Lilis?” teriak Ibu lagi yang sepertinya berbicara pada Bu Mae dan ibu-ibu yang mengiringinya.“Hei, Bu Kardun, kamu sudah membohongi kami. Ternyata si Lilis sudah hamil duluan. Sekarang dia mau dibawa ke rumah orang yang seharusnya bertanggungjawab!” kata Bu Mae sama-sama berteriak.“Si-siapa?” tanya Ibu tergagap.“Siapa lagi kalau bukan si Adit? Dokter mesum yang sok baik,” katanya lagi. Aku semakin tertawa dalam hati.Ibu pasti setuju kalau dr.Adit yang mengambil alih tanggung jawab yang seharusnya tugas si Wahyu. Dr.Adit jauh lebih ganteng dan lebih mapan.“Waduh, jadi yang hamilin si Lilis itu Dokter Adit?” terdengar ibu-ibu itu menanyakannya pada Bu Mae.“Ya, itu kata si Lilis. Bener nggaknya saya juga nggak tahu. Makanya sekarang mau ditanyakan sama si Adit,” jawab Bu Mae.“Kalau seandainya bener, nggak nyangka banget ya. Dia itu dokter paling terkenal baik di sekecamatan ini. Dia udah

    Last Updated : 2022-07-05
  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 55

    “Emh, itu … iya, Pak Dokter, saya sedang mengandung anaknya Pak Dokter,” ucap Mbak Lilis sambil senyam-senyum genit.Mas Adit semakin melongo dengan keningnya tambah mengerut. “Saya?” tanyanya bingung. “Kapan saya nyentuh Lilis?”“Ah, Pak Dokter. Kalau kemarin belum nyentuh Lilis, sekarang, kan, bisa,” katanya yang langsung mendekat dan menarik tangan Mas Adit tanpa malu. Mataku melebar. Hatiku terasa panas.“Maaf, Lis. Kenapa jadi begini?” tanya Mas Adit menepis sopan tangan Mbak Lilis yang terus menarik tangan suamiku.“Kalian ngaku saja! Aku tidak mau menanggung perbuatan orang lain! usir saja si Lilis dan si Adit dari kampung ini!” teriak Mas Agus lantang.“Iya, usir saja manusia mesum dari kampung ini. bikin sial!” teriak Bu Mae.“Sebentar, ibu-ibu. Saya tidak mengerti dengan tuduhan ini. Saya sama sekali tidak pernah wanita selain istri saya,” ujar Mas Adit dengan tangan menunjuk padaku.“Kalau istri saya hamil, tentu saja saya tidak akan mengelak dari tanggungjawab. Kalau saya

    Last Updated : 2022-07-05
  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 56

    Aku terkesima dengan kata-kata yang diucapkan oleh Mas Adit. Aku pikir dia tidak mengelak karena mengakuinya, ternyata … begitu.“Ayo, buktikan saja, Lis, kalau bayi itu memang anaknya si Adit!” kata Bu Mae penuh semangat.Mbak Lilis tampak salah tingkah dan melirik pada ibunya.“Mbak Lilis berani, kalau misalnya Mas Adit minta tes DNA?” Aku menimpali.Mas Agus mengangguk-angngukan kepalanya sambil menatap Mbak Lilis.“Tes DNA gimana maksdunya?” Mbak Lilis tampak kebingungan.“Tes DNA, ngetes bayi ini dengan si Adit. Dengan tes itu bisa dilihat apakah benar bayi ini anaknya si Adit atau bukan.” Mas Agus yang bantu menjawab sambil berkacak pinggang.“Eemh, itu … kenapa harus dites segala?” Mbak Lilis celingukan. Wajahnya terlihat semakin pucat.“Kalau hasil tesnya menunjukan jika bayi ini benar anaknya Mas Adit, Mbak Lilis berhak untuk minta tanggungjawab dari suami saya. Tapi jika hasilnya ternyata tidak sesuai, jangan salahkan jika Mas Adit menuntut Mbak Lilis atas pencemaran nama b

    Last Updated : 2022-07-07
  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 57

    Apa? aku tersentak kaget. Jadi, ternyata Mbak Lilis beneran hamil?“Kami bawa ke sini, agar bisa dicek juga sama Dokter Radit. Apa kamu bisa tolong bilang sama dia?” pinta Mbak Santi. Aku terpaku sejenak. Namun, sedetik kemudian kembali sadar.“Baiklah, tunggu sebentar. Tapi saya harap, jika memang Mbak Lilis terbukti hamil, Mbak Lilis harus mengatakan siapa ayah sebenarnya dari bayi itu,” ujarku sebelum akhirnya berbalik menuju ke dalam.Kembali terdengar riuh ibu-ibu yang mencibir Lilis karena dia sudah berbohong juga karena telah hamil sebelum nikah.Aku mencari Mas Adit ke dalam rumah. Dia ternyata sedang sarapan dengan santainya. Sandwich telur, keju dan sayuran kesukaannya.“Mas, Mbak Lilis hamil,” kataku mendekatinya.“Ya terus kenapa? Biarin saja. Kita buktikan saja di pengadilan,” katanya lalu meneguk susu.“Bukan begitu. Mbak Lilis sudah mengakui kalau dia melakukan itu karena didesak oleh Mas Agus dan Mbak Santi. Dia bilang dia tidak hamil—““Membingungkan. Katanya hamil,

    Last Updated : 2022-07-07
  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 58

    POV Maemunah“Hei, Bu Kardun, tunggu!” Aku berteriak sambil mengejar besanku itu. Bu Kardun seperti yang ketakutan karena terus saja berlari.Agus dan Santi juga ikut mengejar di belakang. Ibu-ibu yang ada di depan warung Bu Ipah, celingukan melihat pada kami.Bu Kardun hampir sampai di rumahnya. Dia semakin mempercepat langkahnya. Aku tak ingin sampai ketinggalan, lalu aku percepat langkah kaki. Wuussh … seperti Ultraman.“Eiit, tunggu dulu Bu Kardun.” AKu menarik tangannya yang hampir saja membanting pintu.“Apa-apaan, sih, Bu Mae ini? Kok maksa mau masuk ke rumah orang?” Bu Kardun berusaha menutup pintu rumahnya.“Tunggu dulu, kita perlu bicara.” Aku semakin mendorong pintu itu kuat-kuat hingga Bu Kardun terjengkang ke belakang. Hahaha. Puas. Itu balasan untuk penipu.“Kenapa Bu Kardun malah lari saat saya bilang mau bicara?” Aku menyeringai. “Apa karena Bu Kardun sudah menyadari kelicikan Bu Kardun pada saya dan Agus?” tuduhku.“Licik? Siapa yang licik? “ katanya sambil mundur den

    Last Updated : 2022-07-08
  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 59

    Beberapa hari berlalu. Aku ketakutan. Takut jika Pak Kardun benar-benar melaporkanku ke polisi. Aku hanya berdiam diri di kamar. Setiap hari aku suruh Agus yang belanja ke warung untuk beli sayuran juga beras. Uang yang semakin minim, sisa pinjaman dari bank yang banyaknya sudah kubuang-buang untuk pesta pernikahan yang hanya berumur satu hari.Kenapa si Agus ini nasibnya buruk sekali? Umur perkawinannya selalu pendek. Cuma satu hari. Padahal pestanya ngabisin duit banyak. Pengen mewek rasanya. Mana ke bank haru tetap dibayar. Gaji Mas Undang tinggal sisa beberapa ratus ribu karena dipotong langsung oleh bank.“Bu, ada surat,” kata Mas Undang mengetuk-ngetuk pintu kamar.Surat? Dari mana? Jam segini pula. Oh, mungkin karena jauh, jadi kurirnya baru sampai jam segini.“Dari mana, Pak?” tanyaku dari atas tempat tidur.“Dari … polisi. Ini surat panggilan kayaknya,” kata Mas Undang lagi.Mampus! Ini pasti si Kardun yang udah melapor. Harus gimana ini? aku nggak mau kalau sampe dipenjara.

    Last Updated : 2022-07-08
  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 60

    POV Maemunah“Ayo buruan bangun!” Mas Undang menarik tanganku lagi. Dia awalnya narik tangan Pak Didi, tapi aku ikut keangkat karena kami saling menempel.Ini kenapa, sih, bisa jadi gini? Punya Pak Didi beneran kayak kesedot gitu. Nempel di dalem gak bisa lepas. Parah. daripada begini, aku mendingan dipenjara aja, deh. Nggak terlalu malu-maluin. Kalau begini, malah jadi tontonan orang sekampung.“Nggak bisa lepas, Pak Undang. Kami nempel,” kata Pak Didi sambil meringis kesakitan. Akupun juga sama, sakit banget. Perih.“Kalau begitu kita angkut saja mereka pakai keranda mayat,” kata Mas Undang. Waduhh, edan. Apalagi orang-orang pada berteriak setuju dan terdengar orang yang lari setelah Mas Undang menyuruhnya mengambil keranda di mesjid.“Apa-apaan ini? kami ini masih hidup, bukan mayat,” ucap Pak Didi saat orang-orang mulai mengangkat tubuh kami. Kain yang menyelimuti kami hampir saja merosot kalau saja aku tidak menahannya.“Pak Didi, tahan kainnya jangan sampai lepas. Malu saya.” AK

    Last Updated : 2022-07-09
  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 61

    “Ada yang lacur, Pak Dokter!” jawab salah satu warga yang mengarak.“Ada yang lacur? Lalu, kenapa bapak-bapak bawa mereka pake keranda segala? Mau dibawa ke mana?” tanya si Adit lagi. Keranda berhenti. Ah, semoga saja si Adit terus menahan mereka.“Mau dibawa ke kuburan, Pak Dokter. Biar tubuuh mereka ikutan mati kayak hati dan otaknya.” Kali ini Mas Undang yang menjawab dengan berteriak.Lalu terdengar langkah kaki mendekat dan kain hijau yang menutupiku juga Pak Didi disibak seseorang. Sebuah cahaya senter menyorot ke wajahku dan Pak Didi bergantian. Itu sepertinya si Adit yang menatap kami dengan kaget.“Astagfirullahaladzim,” ucapnya.“Mereka dempet, Pak Dokter. Hukuman yang pantas buat tukang lacur!” seru orang-orang.“Bapak-bapak mau menaruh mereka di kuburan? Itu sangat tidak berperikemanusiaan. Mereka dibawa ke sana tanpa pakaian dan dalam keadaan menyatu seperti ini. bagaimana kalau ada binatang melata atau binatang liar lainnya yang membahayakan?”“Biarkan saja, Pak Dokter.

    Last Updated : 2022-07-09

Latest chapter

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Akhir

    “Tak perlu basa basi,” jawab ibunya Hanif terlihat emosi. Dia sangat kesal karena melihat Maria yang terlihat mewah. Sementara dirinya justru terlihat kumal.“Baiklah kalau tidak boleh berbasa basi. Sepertinya kalian tetap saja sial walaupun sudah mengusir Maria.” Denis tersenyum miring.Mata Hanif langsung melotot, begitu juga dengan ibunya.“Enak aja kamu bilang kami sial. Hanif ini sekarang bekerja di perusahaan bonafid. Dia ini jadi manager,” balas ibunya Hanif dengan mata melotot.Denis tersenyum miring. “Oh ya? Benarkah? Anak Ibu bilang jadi manager?” tanyanya dengan nada mencibir.“Ya, tentu saja. Bukan begitu, Hanif?” ujar wanita paruh baya itu dengan dagu yang mendongak.“I-iya, tentu saja,” jawab Hanif tergagap.“Oh begitu. Baguslah kalau memang dia sudah jadi manager. Permisi, kami mau mencari peralatan bayi,” pamit Denis yang lalu menuntun Maria untuk memasuki toko.Istrinya Hanif pun ikut mengekor sambil menarik Hanif untuk segera masuk ke dalam toko. Namun, lelaki itu me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Bertemu Hanif

    Maria tersipu malu saat bangun keesokan harinya. Dia merasa berbunga-bunga karena telah menjadi seorang istri yang utuh bagi Denis. Dia menutupi tubuhnya yang polos dengan handuk yang terserak di lantai.“Mbak, Mbak Maria.” Terdengar panggilang dari Bi Noneng.“I-iya, Bi?” Maria gegas membuka pintu itu sedikit. Ternyata wanita itu tengah menggendong Amanda yang habis menangis.“Astagfirullah, Sayang maafin Mama,” ujar Maria yang langsung membuka pintu dan mengambil Amanda dari tangan Bi Noneng.Wanita paruh baya itu tak sengaja melihat ke dalam kamar di mana ada Denis yang masih terlelap di atas kasur milik Maria.“Eh.” Maria tampak malu karena kepergok telah sekamar.Bi Noneng malah tersenyum dan mengelus pundak Maria. “Sudah sewajarnya, toh? Pak Denis itu suamimu, Mbak. Dia seperti orang gila sewaktu Mbak Maria pergi dari rumah. Dia sering melamun dan gelisah,” ucapnya.“Kalian berhak bahagia. Saya ikut senang, Mbak,” pungkasnya sebelum beranjak pergi.Maria masih terpaku setelah me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 261 Aku Cinta Kamu

    Maria gegas menyilangkan kedua tangan pada dua area sensitifnya. Dia begitu malu dengan perlakuan Denis padanya. Maria hendak jongkok untuk mengambil lagi handuknya, tetapi tangan Denis lekas menahannya.Maria mendongak melihat pada lelaki yang menggelengkan kepalanya. Denis lalu menarik Maria agar kembali tegak berdiri.“Ba-pak, saya ….” Wajah Maria sudah merah saking malunya.“Ini bukan pertama kali kamu melakukannya, bukan? Seharusnya aku yang mesti malu, karena ini adalah hal yang pertama buatku,” ucap Denis yang semakin membuat Maria tersipu malu. Wanita itu menunduk dalam.“Saya … rasanya tidak pantas untuk Bapak. Saya ini hanya perempuan miskin pembawa sial,” ucap Maria dengan suara tercekat. Namun, Denis justru menarik dagu Maria agar kembali menatapnya.“Aku akan buktikan jika kamu adalah wanita yang penuh keberuntungan,” balas Denis dengan tatapan lekat. Dia berusaha memupuk cinta itu agar semakin subur. Maria bukan wanita yang sulit untuk dicintai. Wanita itu begitu tulus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 260 Suapi Aku

    Maria hanya diam selama perjalanan. Dengan hati terpaksa Maria ikut pulang dengan Denis. Mau bagaimana lagi, Amanda tak bisa lepas darinya. Anak itu menangis keras saat Maria menyerahkan pada Denis.Entah apa yang akan terjadi nanti, mungkin Maria akan minta Denis untuk mencarikan baby sitter baru, lalu dirinya akan meminta cerai dan pergi.Denis sesekali melirik ke samping kirinya dan melihat Maria yang memangku Amanda yang tertidur lelap.“Kamu sudah makan?” tanya Denis yang merasa kasihan sekali melihat istrinya itu begitu kurus.Maria mengangguk pelan.“Makan apa?” telisik Denis penasaran.Maria terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Aku makan bubur sisa Amanda tadi.”Denis memejamkan matanyanya sejenak dan menggeleng. Pantas saja wanita itu begitu kurus, karena hanya makan makanan sisa anaknya. Lelaki itu beristigfar dalam hatinya.Benar kata Amanda, jika Maria adalah wanita terbaik yang bisa menggantikannya.“Kita makan dulu,” ujar Denis lalu membelokan mobilnya menuju sebu

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 259 Akhir Pencarian Denis

    Fery segera membuat pengumuman orang hilang dan menyebarnya di berbagai media sosial. Dia yakin cara itu akan jauh lebih mudah dilihat orang-orang saat ini.Dia juga menjanjikan akan memberi imbalan yang besar bagi yang memberikan kabar tentang keberadaan Maria seperti dulu.Fery sangat khawatir dengan nasib Amanda juga pengasuhnya itu.Maria hanya wanita lemah yang membawa seorang bayi. Dia yakin akan susah untuk mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan.Saat ini Maria sedang menyetrika di sebuah rumah. Sementara Amanda duduk sambil memainkan boneka usang yang ditemukan Maria di tempat sampah. Boneka monyet yang dia ambil dan dicuci sampai bersih, lalu dia berikan untuk mainannya Amanda.Beruntung anak itu sangat baik dan tak banyak rewel. Asal sudah kenyang maka tak akan ada lagi rengekan.Setiap hari Maria mengutamakan perutnya Amanda sebelum dia yang makan. Asalkan Amanda sudah kenyang, maka dia akan memakan sisanya, walaupun itu hanya bubur nasi.Tubuh Maria semakin kurus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 258

    Mobil Denis meluncur cepat menuju kontrakan Fany. Dia merasa yakin jika Maria akan pergi dan menginap di sana.Denis memukuli handel stirnya saking tak sabar. Jalanan dipadati kendaraan, sehingga macet.“Sial! Kenapa malah macet segala!” rutuk Denis sangat kesal. Berulang kali dia melirik pada jam yang melingkar di tangannya, sudah hampir jam 9 malam.“Mudah-mudahan saja Maria benar ke rumahnya Fany. Kalau tidak ….” Denis bahkan tak mampu melanjutkan kalimatnya sendiri. Dia khawatir jika terjadi apa-apa pada Maria juga Amanda.Mobilnya perlahan melaju, hingga akhirnya menemukan persimpangan, Denis memilih jalan lain yang tidak macet walaupun lebih jauh.“Huuft!” Dia mengembus napas kasar. Kemacetan telah membuatnya hampir kehilangan akal sehat.“Jakarta semakin hari semakin macet aja. Mengerikan!” umpatnya kesal. Namun, sekarang mobil itu sudah melaju kencang menuju kontrakan Fany yang jaraknya tak jauh lagi.Denis memarkir mobil sembarangan. Dia membanting pintu dan melangkah cepat

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 257 Kepergian Maria

    “Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanya Denis terperanjat turun dari tempat tidurnya.“Aahh, semalam, kan, aku anter kamu pulang ke sini. kenapa kamu lupa?” Irene malah menguap.“Sial!’ umpat Denis yang langsung pergi ke kamar mandi.“Kamu cepat pakai baju dan pulang!” usir Denis sambil membanting pintu kamar mandinya.Irene justru semakin berleha-leha di atas tempat tidur. Namun, rasa haus menyiksa tenggorokannya. Dia lalu bangkit dan turun. Sambil celingak-celinguk dia mencari dapur. Lalu, matanya menangkap sosok Maria yang sedang menyiapkan sarapan.“Hei, kamu pembantu di sini?” tanya Irene sambil memainkan rambutnya. Maria meliriknya dengan hati yang teramat sakit. Irene hanya mengenakan pakaian seadanya.“Iya, Mbak. Mau sesuatu?” tanya Maria dengan sopan.“Aku haus,” jawab Irene yang kemudian duduk di kursi makan.“Tunggu sebentar, saya ambilkan air,” kata Maria yang berbalik menuju dapur dan tak lama kembali dengan segelas air putih.“Silakan diminum, Mbak,” ucap Maria sambil m

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 256 Mimpi

    Meski tahu jika Denis sama sekali tak menganggapnya seorang istri, tetapi bagi Maria sikap Denis yang seperti itu tetap saja keterlaluan dan melukai harga dirinya sebagai istri. Apalagi sekarang Denis sudah berani membawa wanita lain ke rumah mereka.Maria tak bisa memejamkan matanya. Hatinya gelisah memikirkan apa yang tengah dilakukan dua insan berlainan jenis itu di kamar suaminya.Amanda sudah tidur sejak tadi setelah kenyang menyusu, tetapi Maria tak bisa ikut terlelap padahal badannya sangat lelah.Maria menatap sendu pada Amanda. Jika bukan karena rasa sayangnya pada anak itu, mungkin dia sudah memilih untuk kembali melarikan diri dan menghilang saja.Maria keluar dari kamarnya dan mengendap mendekat ke kamar Denis. Ingin rasanya mendobrak pintu kamar itu dan menyuruh wanita yang datang bersama Denis itu untuk pergi. Namun, hatinya masih tak berani melakukannya.Rasa pedih dan tak berdaya membuatnya luruh dan bersimpuh di lantai dingin itu dengan air mata yang berderai.Kemudia

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 255 Denis Berulah

    Pagi-pagi Denis seperti biasanya hendak sarapan setelah bersiap dengan setelan kerjanya. Maria sengaja menyiapkan sendiri sarapan untuk lelaki yang kini menjadi suaminya. Walaupun dia tahu jika Denis tak akan pernah menganggapnya sebagai seorang istri, tetapi bagi Maria kewajiban tetaplah kewajiban.“Ke mana Bibi? Kenapa kamu yang nyiapin sarapan?” tanya Denis sambil menarik kursi.“Mmh, ada. Bibi lagi beresin perabotan bekas masak,” jawab Maria ragu-ragu.“Lain kali biar si Bibi aja yang nyiapin sarapan. Kamu urus Amanda saja,” kata Denis.Maria mengangguk pelan tak bisa mendebat.“Ingat, pernikahan ini hanya status saja, Maria. Jangan kamu anggap serius. Tidak perlu kamu melayani aku seperti seorang istri. Mengerti?” Denis kembali mengingatkan.“Iya, pak. Saya mengerti. Tapi maaf, saya di sini hanya sebagai pelayan, karena itu saya juga berkewajiban melakukan apapun sebagai pelayan,” sahut Maria dengan suara yang parau.“Hmm, baiklah. Tapi … saya harap kamu tidak melalaikan tugas

DMCA.com Protection Status