Beranda / Romansa / DIOFANO / Episode 3 - Mewujudkan Terka

Share

Episode 3 - Mewujudkan Terka

Penulis: Nawujungid
last update Terakhir Diperbarui: 2021-01-12 20:13:19

Mencoba mewujudkan kepastian dengan rabaan,

-Annandya Mahira Faiz-

___

     Setelah berpikir semalaman akhirnya Anna memtuskan untuk menerima tawaran kakaknya. Sehingga pagi ini, Anna memberi kabar pada sang kakak bahwa dia mau bergabung ke acara fakultas Akta. Salah satu faktor yang mampu membuatnya mengiyakan ajakan sang kakak adalah karena Anna penasaran. Bohong, jika Anna tidak penasaran dengan apa yang dikatakan Akta hampir setiap hari. Penasaran banget juga nggak sebenarnya, rasa penasarannya hanya sedikit. Namun tidak ada salahnya untuk memastikannya sendiri, sebenarnya Anna enggan berharap. Karena dia takut ekspetasinya tidak sesuai dengan kenyataan. Tapi dilubuk hatinya yang terdalam, Anna sedikit berharap bahwa itu nyata, tidak hanya sekadar namanya yang sama tapi orangnya juga sama, yaitu orang yang dianggap mood boosster selama ini.

“Na kamu harus sadar, jangan banyak berharap” ucapnya untuk menyadarkan diri sendiri.

Hampir seharian Anna memilah baju yang ada didalam lemarinya. Dia berusaha mencari pakaian yang pas untuk dikenakannya sore nanti. Iza yang berada didalam kamar hanya tiduran saja di kasur milik Anna, memandang aneh ke arah temannya yang banyak tingkah hari ini.

“Kamu mau memilih baju sampai kapan? Lihatlah  sudah pukul dua siang, nanti kamu terlambat.”

“Ahh, cepat sekali waktu berlalu, aku bingung mau pakai yang mana.”Anna mengadu kebingungan pada sang kawan.

 “Kamu pakai saja baju yang sedang kamu pegang.”

“Yang ini maksud kamu?” Anna menunjukkan pakaian yang dipilihkan Iza untukknya.

“Hmm, yang itu saja. Kamu pasti cantik kalau mengenakan baju itu.”

“Okay, aku akan mencobanya.”

Iza menggelengkan kepalanya heran. Kemudian Anna pergi ke kamar mandi untuk mencoba pakaian yang telah dipilihnya, setelah mencoba dan memastikan pakaian yang dia kenakan. Akhirnnya keputusan final sudah ditentukan, Anna akan memakai pakaian yang telah disarankan oleh Iza untuknya. Anna bergegas ke kamar mandi untuk segera menuntaskan acara mandinya, yang sudah tertunda satu jam lamanya, untuk memilih pakaian yang akan dikenakannya saja cukup menyita banyak waktu. Untung ada Iza yang membantunya memilihkan kalau tidak, pasti dia masih berkutik dengan kebingungannya. 

Selesai bersiap dan sedikit berdandan, Anna mengambil ponselnya untuk memesan ojek online untuk mengantarnya ke tempat tujuan, yaitu ke kos kakaknya. Karena jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, dia harus segera bergegas agar tidak telat datang ke acara. Sebenarnya Akta sudah menawarkan untuk menjemputnya, namun Anna menolak karena arahnya berlawanan. Anna tidak mau jika kakaknya bolak – balik hanya demi menjemputnya, mending dia saja yang kesana, karena dia bisa naik ojek online seperti biasanya.

Setelah menempuh empat puluh menit perjalanan, akhirnya Anna tiba ditujuannya. Setibanya disana Anna langsung mengambil ponsel miliknya. Lalu dia menghubungi kakaknya untuk memberi kabar bahwa dia sudah tiba.

“Abang aku sudah ada didepan.”

 “Tunggu sebentar aku akan segera keluar.”

Sambil mengangkat panggilan dari adiknya, Akta berjalan keluar ke pintu masuk kosnya untuk menjemput sang adik yang telah tiba dan sedang menunggu di teras depan.

Akta melambaikan tangannya ke arah Anna yang berada tepat didepan pintu gerbang kosnya yang berjarak hanya puluhan meter saja. Anna membalas lambaian tangan Akta dan mengahampiri sang kakak yang sedang menunggu didepan pintu masuk.

Anna menjadi pusat perhatian ketika menampakan diri dihunian kos para pria tersebut, saat dia melewati lorong menuju ke kamar kakaknya semua mata tertuju padanya. Meskipun tidak banyak orang tapi mampu membuat Anna merasa tidak nyaman.  Kos yang menjadi hunian Akta termasuk kos eksklusif sehingga tidak ada banyak penghuni. Mungkin satu lorong hanya ada enam unit kamar. Tidak seperti kosnya yang memiliki sepuluh unit kamar setiap lorongnya. 

Anna yang merasa tidak nyaman selalu menempel pada sang kakak. Para penghuni kos terpesona dan terkesima dengan kecantikan Anna. Sehingga mereka enggan untuk mengalihkan pandang dari objek yang tidak mampu mereka abaikan.

“Hi cantik” sapa salah satu teman kos Akta pada Anna. Anna yang disapa merasa bingung, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, sebetulnya dia kenal dengan lelaki itu karena lelaki tersebut adalah teman Akta. Namun karena dia tidak nyaman, akhirnya dia lebih memilih diam.

“Kenapa kamu diam saja? Apa kamu lupa denganku” ujarnya lagi.

Lelaki ini masih berusaha untuk mendapat simpati dari Anna. Waktu itu dia pernah berkata jika dia jatuh terpikat dengan adik temannya tersebut. Hendra berkata jika jatuh dalam pesona Anna di tiga detik pertemuan pertama mereka.

“Stop, jangan ganggu adek gue lagi, Hendra. Dia nggak nyaman” akhirnya Akta membuka suara. Dia sedikit gemas dengan kelakuan temannya. Temannya itu senang sekali menggoda adiknya ketika main ke kosan. Inilah alasan mengapa Akta melarang Anna main ke kosnya. Karena Anna tidak nyaman dengan perilaku teman kosannya, salah satunya adalah dia, si  Hendra.

“Adek lo cantik, gimana kalau buat gue saja?” ujarnya sambil menaik turunkan alisnya seraya mengedipkan matanya ke arah Anna dengan niat menggoda. 

Siapa yang tidak terpesona dengan makhluk manis yang diciptakan oleh sang pencipta dengan sempurna. Anna berparas cantik nan manis, parasnya dapat membuat orang yang melihatnya sekali langsung terpikat bahkan mampu menjadikannya candu. Salah satunnya adalah Hendra, dia sangat mengagumi Anna. Bahkan dia selalu membujuk Akta untuk mengizinkannya mendekati Anna. Namun naas, ocehan Hendra hanya dianggap angin lalu oleh Akta. 

Seperti penampilan Anna sore ini, dia terlihat sangat cantik. Karena hal itulah yang membuat Hendra tidak sanggup untuk tidak menggoda adik sang teman. Pesona Anna sangat tepapar nyata dengan riasan tipis di wajahnya. Ditambah pakaian yang dikenakannya hari ini yaitu tunik berwarna merah muda yang dipadukannya dengan celana hitam yang pas membungkus kakinya. Tampilan sederhananya itu membuat Anna terlihat sempurna untuk dipandang mata, seolah pesona milik Anna menjadi candu bagi yang melihatnya. 

“Hendra, stop!” Akta mengeraskan suaranya karena terlalu kesal dengan kelakuan Hendra. Bukan masalah sebenarnya tapi Anna tidak nyaman adalah alasan utama Akta seperti ini. Sebenarnya, Hendra tahu jika Anna itu pemalu dengan orang yang dianggapnya asing, karena Akta pernah memberitahunya. Namun mulutnya itu gatal jika tidak menggoda Anna, dengan alasan Anna terlalu berharga untuk diabaikan. 

“Cantikku, pergi sama aku yuk?” usaha Hendra untuk merayu Anna. 

Kekesalan Akta yang sudah diujung membuatnya menatap sengit kearah Hendra mengisyaratkan pada temannya tersebur untuk berhenti. Tapi dari logatnya, pria jangkung itu masi ingin melancarkan aksinya. Maka dari itu Akta membawa Anna untuk undur diri dari sana. Karena situasi yang tidak memungkinkan untuk Hendra berhenti.

 Setibanya di dalam kamar milik Akta, ia menyuruh Anna untuk berdiam diri di sana dan jangan pergi keluar tanpa Akta bersamanya. “Kamu disini saja, Abang pergi mandi sebentar.” Perintah Akta pada Anna. Setelahnya dia bergegas pergi  membawa serta handuknya untuk  pergi ke kamar mandi.

Rasa was-was yang menderu mampu membuat Akta terhenti didepan pintu kamarnya, dan mengingatkan sang adik kembali “kalau butuh apa – apa tunggu abang jangan keluar sendiri.” Anna yang paham akan maksud Akta mengangguk mengiyakan titah sang kakak.

“Iya Abang, sana ihh cepetan mandi. Aku tebak, Abang pasti belum salat.” Ucapnya dengan ekspresi nyinyirnya.

“Dihh, udah ya. Asal nuduh aja kamu” Akta berseloroh membela diri.

“Kirain belum, biasanya kan gitu.” 

“Enak aja, emang kamu?.”

“Kenapa jadi aku Bang? Sana ihh mandi. Udah sore juga. Katanya mau dateng lebih awal. Tapi malah banyak ngomong.”

“Cerewet banget sih, yang ngajak gelut duluan siapa hayoo?.” Akta dengan suara ngegasnya mencoba mencibir adiknya.

Anna yang kesal, tak mau mengalah dan ikut – ikutan berseru, dengan “Ya udah Abang pergi sana, jangan ngajak debat mulu. Capek aku!”

“Adek sih!”

“ABANG!”

“Iya iya bosque.”

***

“Loh Yo kok belum siap – siap sih,  ini udah jam berapa?” tanya Bintang dari depan pintu kamar milik Dio. Dio yang enggan menjawab memilih fokus dengan buku yang sedang dibacanya.

 Geram dengan Dio yang mengabaikannya, Bintang menyerukan nama temannya lantang untuk mengalihkan perhatian sang kawan. 

“Dio!” risih dengan kelakuan Bintang, ia tatap sekejap kawannya lalu kembali dengan kesibukkanya dan tak mengindahkan Bintang yang sedang tersulut emosi disana. 

Selang beberapa menit, akhirnya Dio bersuara karena temannya itu tetap gigih dengan kemauannya, Dio tidak ingin kaki dari teman jangkungnya itu kram karena tanpa lelah berdiri didepan pintu untuk mendapat perhatiannya, seperti seorang yang sedang mengemis cinta pada pujuaan hatinya.

“Acara masih jam tujuh kan? ini mahgrib aja belum nanti abis maghrib gue siap-siapnya.”

Tidak puas dengan jawaban Dio, Bintang mendengkus kesal. Rasanya sia – sia usaha yang telah dilakukannya untuk meyakinkan Dio. Namun jawaban yang dapat sangat mengecewakan.

 “Mending siap – siap sekarang, nanti kalau udah siap tinggal salat kan bisa?, biar langsung cuss gitu nanti, lo nggak lihat gue udah ganteng gini” ujarnya.

“Nanti aja Bin, serius gue masih mager” jawab Dio masih dengan pendiriannya.

“Yo wis lah, penting jenengan rawuh nggih! (iya udah, penting dirimu dateng)”

“Nggih mas bintang ingkang bagus (siap mas bintang yang ganteng)”

Karena lelah Bintang berlalu meninggalkan Dio, setidaknya Dio akan tetap datang karena lelaki itu tidak pernah mengingkari ucapannya. Sebenarnya, Bintang merasa sedikit frustasi memikirkan kelakuan ajaib Dio, kenapa harus ada manusia semacam temannya itu? Bintang harap di dunia ini cuma ada satu, karena apa? Satu aja bisa buat runyam apalagi ada yang lain. Nanti bumi tempat berpijak manusia normal seperti dirinya akan lelah jika harus menghadapi makhluk lain seperti Dio. 

Sebenarnya Dio orang yang baik baik, ramah juga sih. Kadang juga banyak bicara tapi kalau mood - nya lagi bagus. Tapi kalau mode malas sedang aktif ya begitu, jadi sensitif kayak perempuan lagi dapet. Boro-boro kalau cuma itu, Dio juga cuek banget orangnya, jarang memperhatikan sekitar. Diri sendiri aja kadang dicuekin apalagi orang lain, ajaib memang manusia satu ini. Untung saja ganteng, setidaknya Dio punya hal yang bisa disombongkan. Hal tersebut yang dijadikan pedoman bagi Bintang untuk temannya, karena dengan seperti itu mampu sedikit meredam emosinya saat menghadapi kelakuan Dio. 

***

Note :

Selamat membaca, 

Ayo tinggalkan komen kalian ya,

Share cinta kalian untuk chap ini

Terima kasih sudah berkenan membaca,

Tersayangmu – nawujung. 

Bab terkait

  • DIOFANO   Episode 4 - Apakah Ini Nyata?

    Terkesima dengan nyata, ternyata dunia memang sesempit seperti kata pepatah di luar sana.-Annandya Mahira Faiz-____“Abang.” panggil Anna“Hmm” jawab Akta sekenanya, karena dia masih sibuk dengan rutinitasnya untuk memantaskan penampilannya.“Berangkat sekarang nyook, biar nanti salat di masjid kampusnya Abang aja. Aku nggak bawa mukena soalnya.”Akta yang sedang berdandan hanya mengangguk meng – iyakan ajakan adiknya “iya dek, bentar tinggal pakai minyak wangi ini loh.”“Cihh, lama banget si Abang.”Selesai dengan urusan perdandanan Akta, akhirnya sepasang anak kembar ini berangkat ke tempat tujuan. Agenda awal sudah terlaksana sesuai rencana, sekarang Akta mengajak adiknya untuk berkeliling melihat area kampusnya sebelum acaranya dimulai.Merasa asing dengan orang – orangnya, Anna lebih memilih diam dan berjalan s

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • DIOFANO   Episode 5 - Jangan Bangunkan Aku

    Oalah, ternyata seperti ini rasanya bertemu orang yang didamba. Rasanya seperti terbang dan jatuh terperesok dalam kebahagiaan.-Annandya Mahira Faiz-____Penampilan yang tak terduga baru saja usai, dan itu mampu membuat Anna terdiam seribu bahasa ditempatnya. Ia terpaku beberapa saat dan memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Seolah ini sebuah kebetulan, mengapa suaranya bisa sama persis, sejauh ini rungu Anna tidak pernah salah jika menyangkut penyiar radio kesayangannya. Anna masih mencoba mencerna keadaan saat ini jika nama boleh sama, karena nama Diofano tidak mungkin hanya satu di muka bumi ini. Namun untuk suara kenapa terdengar begitu sama, bahkan sama persis terdengar mustahil bukan?. Apa benar dia orang yang sama?, pikir Anna. Jika prediksinya benar apa yang harus ia lakukan, tiba – tiba saja tubuhnya menegang mengetahui kenyataan ini, tapi Anna memilih untuk memastikan kembali bahwa analisa pada orang tersebut benar Diofano p

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-13
  • DIOFANO   Episode 6 - The Real Dunia Itu Sempit

    Seluas apapun bumi, jika Tuhan menghendaki untuk berjumpa maka itu tidak mustahil untuk terjadi.-nawujung-.____“Na, kuy berangkat” teriak Iza dari depan pintu kamar Anna.“Bentaran Za, lagi pake lipbalm dulu”“Aku tunggu didepan, mau manasin motor dulu”Hari ini Anna ada kelas pagi dan dia tidak terlalu menyukainya. Dengan alasan, adanya kelas pagi mengganggu waktu tidurnya serta rasa kantuknya yang tidak bisa di toleransi di waktu pagi. Hal itu diakibatkan karena waktu tidur malamnya yang tidak teratur sehingga membuatnya benci adanya kelas pagi.Jam tidur Anna memang berantakan, bagaimana tidak gadis berpipi gembul ini sering sekali tidur pada waktu dini hari bahkan menjelang pagi, Anna juga pernah melalui. Biasanya dia akan tidur pada pukul satu pagi, itu saja waktu tercepat dia tertidur. Paling parahnya lagi, Anna bisa tidak tidur sampai waktu shubuh

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-13
  • DIOFANO   Episode 7 - Sweater Biru

    Membahagiakan diri itu tidak susah sebenarnya, hanya dengan memikirkan doi yang di suka saja bisa jadi vitamin pelipur lara.-Annandya Mahira Faiz-____Setelah selesai kelas pagi tadi senyum Anna tidak pernah luntur dari bibir tipisnya. Gadis ini selalu mengumbar senyumnya entah sebahagia apa yang dia rasakan sampai berperilaku demikian.Iza yang hakikatnya adalah salah satu orang paling memahami dan mengerti Anna. Mengeryitkan dahinya heran dengan situasi saat ini dan keadaan sang kawan. Iza sampai berseru dalam hati karena kelakuan aneh Anna, karena itu tidak seperti Anna yang ia kenalSekarang Anna dan Iza sedang berada di dalam kamar Anna. Mereka sedang melakukan we time ala mereka seperti biasanya. We time ala mereka adalah dengan merelakskan badan diatas kasur dengan posisi kaki diselonjorkan diatas kasur sedangkan badan mereka berada dibawah kasur yang sebelumnya sudah ditumpu dengan bantal. Ini merupakan posis

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-13
  • DIOFANO   Episode 8 - You Can Do It!

    Apapun yang ada dalam diri manusia itu semua anugerah. Meskipun itu yang tak kita inginkan sekalipun.-Annandya Mahira Faiz –___Hallo hai Maniers kembali bersama saya orang yang sama di waktu dan segment yang sama pula, apakah kalian bosan maniers dengan saya? ~ suara indah dari seseorang menyapa itu melantun dengan sempurna.“Bosan? Tidak ada dalam kamusku” jawab Anna pelan sembari terkekeh dengan perkataannya sendiri, jawabannya menyahut sapaan DJ radio kesayangannya itu mampu membawa euforia nya tersendiri.Anna sedang dalam rutinitas keramatnya sekarang. Apalagi kalau bukan mendengar siaran radio favoritnya. Dimana DJ kesayangannya Diofano Alghiffary yang menjadi bintang utama di chanel radio tersebut. Anna mendengarkan dengan seksama dan menikmati dengan hikmat tentunya. Dan jangan lupakan selain menjadi DJ radio sekarang Dio merangkap menjadi dosen yang memikat mata cantiknya untuk menikmat

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-13
  • DIOFANO   Episode 9 - Melebur Rindu

    Kemalangan tidak harus senantiasa dirutuki, lebih baik disyukuri. Hitung - hitung dijadikan motivasi untuk penyembuhan diri.-Annandya Mahir Faiz-____Beberapa tahun lalu tepatnya saat Anna berada di kelas sepuluh pernah mengalami kecelakaan yang mencederai kepalanya. Kala itu kepala Bagian atas sisi kanannya membengkak akibat benturan yang terlalu keras. Kejadian itu terjadi begitu saja, saat ia pergi bersama temannya untuk kerja kelompok. Namun kemalangan malah menimpa dirinya. Saat itu Anna langsung di larikan kerumah sakit untuk mendapat pertolongan, dan saat itu pula dokter melakukan test lanjutan yaitu CT Scan.Berdasarkan hasil, dokter menjelaskan jika Anna memiliki penyakit bawaan genetika berupa kista dalam otaknya. Namun dokter tersebut tidak menjelaskannya lebih lanjut. Dokter hanya bilang itu tidak apa – apa dan bukan masalah yang serius. Jadi tidak perlu dikhawatirkan, demikian penjelasan dokter.Na

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-13
  • DIOFANO   Episode 10 - Asli Wong Jawa

    Bahagianya orangtua adalah tawa dari anak - anaknya.-Farida Faiz-____Terlihat seorang anak laki-laki bersurai pekat yang sudah memasuki usia dewasanya, ia baru saja keluar dari kelas setelah jam mata kuliahnya selesai. Ia terlihat mempesona dengan mengenakan jaket berwarna navy kombinasi krem serta menggendong tas punggung besar andalannya.Dia adalah Akta, yang dengan bangganya melabelkan dirinya seperti artis top hallyu akibat kulit putih susunya dan wajah tampannya. Sekarang ia sedang bersiap untuk pulang, karena kelasnya telah usai setengah jam lalu. Namun rencananya ia urungkan, akbibat terdengar seruan seseorang yang berhasil menarik atensinya untuk berhenti dari langkah sedangnya. Ia memerhatikan sekitar, mencari siapa yang memanggil namanya. Karena beberapa saat lalu ia mendengar namanya terucap dengan lantang “Akta” begitu yang ia dengar.Setelah pasti menemukan orang yang memanggil namanya, sang empu

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-15
  • DIOFANO   Episode 11 - Mahiro

    Mahiro adalah harta karun yang tak ternilai.-Annandya Mahira Faiz-___Seperti biasanya, setiap malam sabtu pastilah Anna dalam mode keramatnya. Apalagi kalau bukan mendengarkan siaran radio kesayangan.Jika sudah mode keramatnya, Anna tidak mau diganggu apalagi di gugat. Ia sedang menikmati waktunya di dalam kamar ditemani ajudan terhormat yakni Mahiro tercinta. Anna yang sedang asik mendengarkan siaran radio tiba – tiba saja merasa lapar. Inginnya mengambil makanan tapi ia sayang untuk meninggalkan siarannya yang tinggal sepuluh menit saja.Akhirnya ide gilanya pun muncul, dengan ...“Mahiro.” Ia panggil ajudannya. Kemudian Mahiro menengok ke Anna, kucing gembul itu memang sangat responsif jika bersangkutan dengan mbaknya.“Duh pintar banget kucing mbak.” Ucap Anna yang bangga dengan Mahiro.“Ambilin mbak makan dong!” imbuhnya lagi, mengajak bicara Mahiro yang cengok diam disan

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-29

Bab terbaru

  • DIOFANO   Episode 16 - Tubir

    Niatnya usaha buat dapat hasil, tapi yang di unduh malah petaka. Selesai sudah, sekian dan terima kasih.-Jimmy Raditya -———Selesai dengan urusan Anna yang tersedak, mereka pun ngobrol bersama. Entah siapa memulai karena obrolannya mengalir begitu saja.Bintang yang memang dasarnya adalahh pencair suasana membuat obrolan mereka terasa menyenangkan meskipun hanya obrolan sederhana. Bahkan Anna yang notabennya kaku kalau sama orang baru, jadi biasa saja karena Bintang yang pandai mengambil celah dan membuat topik obrolan, seperti menanyai Anna dengan pertanyaan basa – basi.“Semester berapa, Na?”“Empat kak,”Bintang puoting, kemudian bertanya lagi “mahasiswinya Dio, benar?”Anna menjawab dengan sedikit tergagap ,”Iy – a” Bintang smirk ke Dio, “Kok gugup Na? Takut?”“Diki

  • DIOFANO   Chapter 15 - Petrichor

    One of my favorite words is “Petrichor” I don't say it a lot though because people just like to use things without even knowing the meaning behind them this word means a lot to me.”—Tumblr.____Setelah sekian lama bumi Bantul dihajar panasnya matahari tiba – tiba saja turun hujan tanpa adanya tanda – tanda kedatangannya. Karena sejak pagi matahari bersinar tanpa redup tapi saat menjelang sore hujan pun turun dengan derasnya.Hal yang membuat Anna enggan pulang ke kosnya, dia lebih memilih menunggu hujannya reda saja. Padahal tadi udah diajak pulang sama Iza tapi ia menolak, alasannya sederhana Anna mau tidur nyenyak malam ini. To much information, Anna nih suka bau hujan tapi alergi sama air hujan, kalau kena air hujan kulitnya langsung berbintik merah dan gatal – gatal makanya ia memilih nggak mau pulang dulu. Meskipun Iza sudah menawarkan keamanan yang terjamin padanya, ta

  • DIOFANO   Chapter 14 - Luar Biasa Damage - nya

    Hanya perkara panggilan bisa membuat hati ambyar.- Annandya Mahira Faiz –_____Di kediamannya Dio juga tak bisa tidur, dia kipikiran kejadian beberapa jam lalu waktu di rumah Akta.Entah gerangan apa yang membuatnya demikian, tetapi ia serius tak bisa melupakan tingkah Anna yang menurutnya begitu menggemaskan.Kejadian yang dimaksud Dio adalah kejadian dimana serabi yang di peruntukan untukknya malah di ambil sama Mahiro. Serabi yang sudah ditata diatas piring diletakkan Anna diatas meja untuk Dio nikmati. Tetapi dengan kecepatan angin tiba – tiba saja Mahiro naik ke atas meja dan mangambil serabi yang berada paling pojok pirik, dan saat itu juga memanggil amarah seorang Annandya.“Loh, loh kucinge sapa kui, nakal tenan” (kucinya siapa itu, nakal banget).Anna berseru dengan spontan saat melihat kelakuan anabulnya, dia raih Mahiro dalam gendongan dan ia pukuli punggung kucingnya, “nakal banget sih, Ro.”“Itu k

  • DIOFANO   Chapter 13 - Kamu

    Hanya kisah sederhana tapi bisa membekas dalam jiwa-Diofano Alghiffary –____Bertemu dengan someone special secara dadakan adalah hal paling mengejutkan, adakalanya perlu persiapan setidaknya tidak bersikap menyedihkan seperti Anna sekarang. Mendapati pria dambaan dari dekat apalagi depan mata seperti saat ini membuat Anna diam ditempat tanpa ada pergerakan apapun.Secara otomotis ia diam, dan ekspresi wajahnya yang tak bisa dikendalikan jadi terpampang nyata ke sang pujaan. Betapa malunya Anna saat ini, apalagi ekspresi mengejek dari Akta menambah rasa malunya dia,Duh gusti bantu hambamu ini, jerit Anna dalam hati.Ia mau kabur saja rasanya, tapi terasa tidak sopan karena Dio kan juga berstatus dosennya juga. Jadi kalau Anna langsung pergi juga tidak efektif, jadi Anna harus bagaimana sekarang?.Alhasil untuk menyetabilkan situasi dan hati, Anna berinisia

  • DIOFANO   Epsiode 12 - Dunia sempit

    Mungkinkah pertemuan pertama kita adalah permulaan awal untuk bertemu lagi untuk seterusnya?. Dan jika itu terjadi secara berulang, apakah Tuhan memang berencana demikian untuk menyatukan dua insan. Misalnya, seperti aku dan dia?.-Annandya Mahira Faiz-___Anna dengan sok cantiknya berjalan dengan santai serta membawa nampan yang berisi teh dan bebapa kue kering yang akan disuguhkan untuk tamu yang kata Bunda adalah teman Abang.Anna berpapasan dengan Akta yang lagi turun dari lantai atas, seperti laki pada umumnya kalau di rumah yang gemar memakai sarung dan kaos oblong hitam. Demikian juga Abang terhormatnya Annandya yang suka dengan style sarung dan kaos hitamnya.Dengan penampilan Akta yang demikian, tak luput dari cibiran sang adik yang berkata “mau bancaan kemana bang?” terdengar seperti sebuah pertanyaan tetapi yang benar adalah sebuah cibiran dari Annandya teruntuk Abyakta.“Bancaan sama orang spe

  • DIOFANO   Episode 11 - Mahiro

    Mahiro adalah harta karun yang tak ternilai.-Annandya Mahira Faiz-___Seperti biasanya, setiap malam sabtu pastilah Anna dalam mode keramatnya. Apalagi kalau bukan mendengarkan siaran radio kesayangan.Jika sudah mode keramatnya, Anna tidak mau diganggu apalagi di gugat. Ia sedang menikmati waktunya di dalam kamar ditemani ajudan terhormat yakni Mahiro tercinta. Anna yang sedang asik mendengarkan siaran radio tiba – tiba saja merasa lapar. Inginnya mengambil makanan tapi ia sayang untuk meninggalkan siarannya yang tinggal sepuluh menit saja.Akhirnya ide gilanya pun muncul, dengan ...“Mahiro.” Ia panggil ajudannya. Kemudian Mahiro menengok ke Anna, kucing gembul itu memang sangat responsif jika bersangkutan dengan mbaknya.“Duh pintar banget kucing mbak.” Ucap Anna yang bangga dengan Mahiro.“Ambilin mbak makan dong!” imbuhnya lagi, mengajak bicara Mahiro yang cengok diam disan

  • DIOFANO   Episode 10 - Asli Wong Jawa

    Bahagianya orangtua adalah tawa dari anak - anaknya.-Farida Faiz-____Terlihat seorang anak laki-laki bersurai pekat yang sudah memasuki usia dewasanya, ia baru saja keluar dari kelas setelah jam mata kuliahnya selesai. Ia terlihat mempesona dengan mengenakan jaket berwarna navy kombinasi krem serta menggendong tas punggung besar andalannya.Dia adalah Akta, yang dengan bangganya melabelkan dirinya seperti artis top hallyu akibat kulit putih susunya dan wajah tampannya. Sekarang ia sedang bersiap untuk pulang, karena kelasnya telah usai setengah jam lalu. Namun rencananya ia urungkan, akbibat terdengar seruan seseorang yang berhasil menarik atensinya untuk berhenti dari langkah sedangnya. Ia memerhatikan sekitar, mencari siapa yang memanggil namanya. Karena beberapa saat lalu ia mendengar namanya terucap dengan lantang “Akta” begitu yang ia dengar.Setelah pasti menemukan orang yang memanggil namanya, sang empu

  • DIOFANO   Episode 9 - Melebur Rindu

    Kemalangan tidak harus senantiasa dirutuki, lebih baik disyukuri. Hitung - hitung dijadikan motivasi untuk penyembuhan diri.-Annandya Mahir Faiz-____Beberapa tahun lalu tepatnya saat Anna berada di kelas sepuluh pernah mengalami kecelakaan yang mencederai kepalanya. Kala itu kepala Bagian atas sisi kanannya membengkak akibat benturan yang terlalu keras. Kejadian itu terjadi begitu saja, saat ia pergi bersama temannya untuk kerja kelompok. Namun kemalangan malah menimpa dirinya. Saat itu Anna langsung di larikan kerumah sakit untuk mendapat pertolongan, dan saat itu pula dokter melakukan test lanjutan yaitu CT Scan.Berdasarkan hasil, dokter menjelaskan jika Anna memiliki penyakit bawaan genetika berupa kista dalam otaknya. Namun dokter tersebut tidak menjelaskannya lebih lanjut. Dokter hanya bilang itu tidak apa – apa dan bukan masalah yang serius. Jadi tidak perlu dikhawatirkan, demikian penjelasan dokter.Na

  • DIOFANO   Episode 8 - You Can Do It!

    Apapun yang ada dalam diri manusia itu semua anugerah. Meskipun itu yang tak kita inginkan sekalipun.-Annandya Mahira Faiz –___Hallo hai Maniers kembali bersama saya orang yang sama di waktu dan segment yang sama pula, apakah kalian bosan maniers dengan saya? ~ suara indah dari seseorang menyapa itu melantun dengan sempurna.“Bosan? Tidak ada dalam kamusku” jawab Anna pelan sembari terkekeh dengan perkataannya sendiri, jawabannya menyahut sapaan DJ radio kesayangannya itu mampu membawa euforia nya tersendiri.Anna sedang dalam rutinitas keramatnya sekarang. Apalagi kalau bukan mendengar siaran radio favoritnya. Dimana DJ kesayangannya Diofano Alghiffary yang menjadi bintang utama di chanel radio tersebut. Anna mendengarkan dengan seksama dan menikmati dengan hikmat tentunya. Dan jangan lupakan selain menjadi DJ radio sekarang Dio merangkap menjadi dosen yang memikat mata cantiknya untuk menikmat

DMCA.com Protection Status