Adeeva lagi-lagi hanya merespon dengan tawanya yang begitu ngakak karena menurutnya Leonel sedang kesambet setan.
Entah kenapa pria itu sejak kemarin penyakit gilanya tambah parah saja. Benar-benar harus dibawa ke rumah sakit jiwa kayaknya.
“Kenapa kau tertawa Adeeva?” tanya Leonel heran.
“Hahaha, kau lucu, Leonel. Sangat lucu.”
“Apanya yang lucu?” tanyanya masih tidak paham.
“Ya semua ucapanmu dari kemarin lucu. Kemarin malam bilang cinta. Malam ini mengatakan jika kau cemburu. Hahaha, sudahlah jangan bercanda.”
“Aku tidak bercanda, Adeeva.”
“Hahaha, tuhkan aku bilang apa. Kau ini bercanda terus deh. Sepertinya otakmu semakin tidak waras semenjak kena tonjok Alex.”
“Shit! Jangan sebut pria lain di depanku,” ujarnya kesal.
Adeeva masih menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dengan ucapan yang keluar dari mulut Leonel. Bagi Ade
Kedua mata mereka saling menatap dan mengunci satu sama lain. Kedua telapak tangan milik Leonel kini sudah berada di atas bahu milik Adeeva yang terekspose.“Kau siap?” tanya Leonel melembut.“Hm, siap tidak siap hal ini akan terjadi kan? Apalagi kalau kau belum mengecek sendiri pasti tuduhan yang bukan-bukan akan selalu menghampiri diriku.”Leonel diam. Ia lebih memilih mengusap-ngusap bahu Adeeva yang tampak putih bersih dan sangat mulus ini.Tangan Leonel pun meraba hingga kini sampai dilipatan handuk milik Adeeva. Tanpa disadarinya ia sudah meneguk air liurnya sendiri menatap wajah Adeeva yang terlihat segar dan menggoda birahinya.Lain hal dengan Adeeva yang diam saja sambil menatap wajah Leonel itu. Jangan tanya jantung Adeeva saat ini. Rasanya jedag-jedug banget. Kaki bahkan sudah mulai lemas, dan rasanya ingin jatuh namun dengan cepat ditangkap oleh tangan kekar Leonel.“Kau baik-baik saja?” tanya Leonel yang sudah menangkap tubuh Ad
Setelah berjuang mati-matian, kini Leonel akhirnya berhasil masuk ke dalam Adeeva. Meski saat memasuki milik istrinya penuh perjuangan luar biasa sekali.Bahkan sepanjang usahanya tadi Leonel melihat sang istri terus meringis kesakitan sampai mengeluarkan air mata yang membuat Leonel tidak tega.Namun dengan sabar akhirnya Leonel terus menelesakkan miliknya hingga full masuk meski Adeeva menjerit kesakitan dan air matanya terus keluar dengan deras. Ya, Adeeva pun akhirnya menangis karena benar-benar merasakan sakit dan terkoyak luar biasa saat ini.Leonel pun benar-benar menyesal sudah menghina sang istri dengan berbagai macam kata-kata menyakitkan. Pasalnya, Leonel menyadari dan mengakui jika Adeeva memang masih virgin dan ia adalah pria pertama yang memasuki Adeeva. Ada rasa bangga tersendiri saat ini di hati Leonel.Pria mana yang tidak bahagia jika mengetahui sang istri yang sudah dinikahi ternyata masih virgin. Katakanlah ia menjadi pria egois dan br
Mendengar suara bel yang terus menerus dibunyikan pun membuat Adeeva segera bergegas turun dari atas ranjang menuju ke lemari untuk mengenakan pakaian yang menutupi tubuh polosnya.Meski jujur saja jika Adeeva masih merasakan sakit dan perih yang luar biasa saat ini namun ia tetap memaksa keluar dengan berjalan pelan.Ceklek.Wajah Adeeva langsung berubah datar saat sosok perempuan yang bernama Elizabeth datang dan masuk saja tanpa disuruh.“Leonel mana?”“Kerjalah. Dia kan bukan pengangguran.”“Hei, wanita antah berantah kau kenapa di apartemen kekasihku?”“Hahaha, kau hanya kekasihnya saja sedangkan aku istrinya.” Adeeva pun tak mau kalah menghadapi Elizabeth. Jangan harap jika Adeeva bakalan menjadi perempuan yang pasrah-pasrah saja jika ditindas sama modelan Elizabeth atau biasa yang lagi tren di negaranya dengan sebutan pelakor, ya? Ya pokoknya itulah. Adeeva akan maju memperjuangka
Adeeva masih menangis di kamar. Pasalnya tadi ia sudah berendam sejam dan menggosok-gosok seluruh tubuhnya yang terdapat tanda kiss dari Leonel. Kenapa pula bisa merata begitu coba. Adeeva kesal sama Leonel. Bahkan suara dering ponsel dari Leonel sengaja ia abaikan.“Rasain! Aku kesal!” teriaknya memaki ponsel berdering.Adeeva pun langsung terlentang kembali dan menarik selimut hingga menutupi wajahnya kemudian dibuka lagi karena bayangan semalam selalu menghantui dirinya. Bahkan semalam ia juga merasakan enak juga nikmat. Ah sial!Merasa lapar pun Adeeva bergegas turun dari ranjang dan menuju ke dapur. Matanya menangkap bekas cangkir kotor dan piring kotor. Adeeva pun segera mencucinya.“Di rumah dulu jarang nyuci piring. Yang nyuci piring pasti Bunda sama Kak Danis, lah di sini nyuci piring,” dumelnya saat menyabuni cangkir kotor itu.Mengingat hanya dua cangkir dan dua piring tak membutuhkan waktu lama untuk mencucinya,
Adeeva kini masih berpikir keras dan berhasil menemukan ide cemerlang untuk memuaskan sang suami. Adeeva pun menuntun lengan Leonel.“Kau ikut denganku,” ajak Adeeva.Leonel sendiri mengerut bingung dan tetap mengikuti istrinya yang mengajak mendekat pintu. Istrinya mau ngapain, sih.“Nah, sekarang jepitkan saja milikmu di pintu.”“APA! Kau gila Adeeva. Yang ada punyaku bengkak dan patah nanti.”“Ya terus aku harus bagaimana?”“Puaskan dengan mulutmu sama tanganmu itu.”“Aduh tanganku capek Leonel,” keluh Adeeva langsung berakting lemas. “Aku punya ide lain,” ujarnya.“Ide apa? Jangan aneh-aneh.”Adeeva menuntun keluar kamar dan menuju kamar dekat dapur. Adeeva membuka pintu kamar itu hingga membuat hamtaro berlari ke arahnya.“Kau minta bantuan sama kucing kesayanganmu itu untuk oral,” ceplos Adeeva langsun
Mata Adeeva langsung melotot tajam melihat respon Leonel yang seakan ingin membelikan tas itu. Adeeva langsung mendesis pelan dan wajahnya ia buang memilih fokus ke layar tv.“Tentu saja bagus dong honey, kau akan membelikan untukku kan seperti biasa. Soalnya ini keren banget.”“Em … gimana, ya, keuangan kantor lagi kurang stabil.”“Biasanya kau pakai duit pribadi.”“Sekarang seluruh ATM milikku dipegang sama Mommy.”“Aisst … Mommy-mu sungguh keterlaluan. Lalu untuk kesehari-hari kau bagaimana?”“Aku minta sama istriku.”“HEEEEEE.” Adeeva terkejut mendengar penuturan dari Leonel. Kenapa juga namanya dibawa-bawa ke dalam percakapan dua sejoli ini.Posisi duduk Adeeva yang di tengah seperti wasit ini pun membuat Leonel justru memanfaatkan tangan untuk memeluk pinggang Adeeva dari belakang yang tidak bisa dilihat Elizabeth.&ld
Joeyi Agency.Pagi ini Adeeva berangkat kerja diantar oleh Leonel. Sepanjang jalan menuju kantor pun tangan Leonel terus menggenggam tangan Adeeva erat dengan satu telapak tangannya itu. Meski Adeeva menerocos ingin dilepaskan tapi semua itu tidak dihiraukan oleh Leonel.Saat sampai Joeyi, Adeeva merengek agar Leonel segera hengkang ke kantornya sendiri tanpa harus mengantar sampai ruangan segala. Bukan masalah tidak bersyukur tetapi Adeeva malu saja jika menjadi pusat perhatian nantinya.“Jaga diri baik-baik sayang,” ujar Leonel sebelum pergi. Tak lupa ia mengecup kening, pipi, serta bibir sang istri.Setelah selesai dikecup seluruh wajahnya, Adeeva turun mobil dan segera melambaikan tangan dadah kepada Leonel.Melihat mobil sang suami sudah jalan pergi keluar pelataran kantor membuat Adeeva segera masuk Joeyi.Sapaan hormat selalu ia terima sepanjang jalan menuju ruangan kerjanya. Ada sedikit risih mendapat perlakuan seperti in
Setelah mengatakan itu Leonel langsung pergi meninggalkan Adeeva yang masih saja berdiri tak jauh dari pintu.Telinga Adeeva pun mendengar suara pintu apartemen seperti ditendang dari luar. Adeeva merasa sangat bingung sekali saat ini. Kenapa juga Leonel berubah baik di saat dirinya menjalin kasih dengan Alex, sih. Kenapa baiknya nggak dari awal aja pas kenal kan jadi nggak runyam begini.Tak ingin membuat Leonel semakin marah pun Adeeva segera mengejar Leonel yang ternyata pergi ke dapur untuk mengambil air minum dalam kulkas. Adeeva terus mengikuti Leonel di belakangnya dan sedikit ragu saat akan menegur Leonel.Dan saat Leonel kembali berjalan pun Adeeva terus mengikuti di belakang sampai akhirnya Leonel memilih terbaring dan menatap ke Adeeva dengan kedua alis yang saling menyatu. “Kau kenapa mengikutiku terus?” tanyanya.Adeeva diam karena ekspresi Leonel kali ini sangat berbeda saat pulang kerja tadi. Kali ini ekspresi yang ditunjukkan s
Kini Adeeva dan keluarganya makan malam di salah satu restoran Korea di kawasan Jakarta Selatan. Meski habis menghadapi polemik rumah tangga yang begitu menguras energi, tapi tidak menyurutkan rasa kebahagiaan saat berkumpul bersama seperti ini bersama keluarga.Bahkan saat melihat sang ayah yang selalu menggoda bunda-nya membuat Adeeva tersenyum lebar. Melihat sang ayah yang meminta izin nikah lagi yang langsung direspon galak sang bunda membuat Adeeva menilainya sangat lucu. Meski hanya bercanda saja, tapi terkadang sang bunda tersulut rasa kesalnya.“Adeeva setuju enggak kalau punya Bunda lagi?” tanya Ryan, disela-sela makan.“Jangan mulai deh. Enggak lihat kalau sekarang Bunda lagi pegang gunting?” Justru Kiki yang menyahuti ucapan Ryan itu. lagian mentang-mentang Abangnya mau nikah lagi terus dia suka sekali menggoda meminta ikut-ikutan. Benar-benar menyebalkan.“Kalau Adeeva, sih, terserah Ayah saja. Selama membuat Ayah
Empat Bulan Kemudian.Akhirnya hasil sidang perceraian Adeeva dengan Leonel berjalan lancar hingga memakan waktu hanya empat bulan saja. Biasanya jika banyak tuntutan dan perkara akan memakan waktu enam bulan lebih.Kini Adeeva resmi menyandang status janda. Adeeva tersenyum getir, namun hatinya lega. Ia merasa tidak ada beban dalam hidupnya.Bahkan sang ayah benar-benar mensupport dan terus menemani sampai sidang selesai. Tidak seharipun Ryan melewatkan anaknya pergi ke sidang sendirian. Ryan pasti akan selalu mengutamakan anaknya terlebih dulu dibanding pekerjaan yang digelutinya.“Tidak apa-apa menjadi janda tidaklah buruk. Hanya saja terkadang pandangan orang soal status ini masih suka salah kaprah. Menganggap janda ini buruk. Padahal tidak. Ayah dan Bunda selalu dukung apapun keputusan kamu ke depannya.”Adeeva tersenyum tipis dan mengangguk mengiyakan ucapan sang ayah. Adeeva tahu jika kedua orangtuanya pasti lebih terluka namun m
Setelah sadar dari pingsan, Adeeva langsung memilih duduk bersandar di penyangga ranjang. Menatap kedua orangtuanya secara bergantian. Bahkan menatap ke arah sang grandma yang memang berada di dekat Kiki.Adeeva tersenyum senang, karena masih bisa merasakan kasih dan cinta dari keluarganya. Adeeva langsung menggenggam telapak tangan Kiki erat. Menatapnya sendu.“Bun, maafkan segala kesalahan Adeeva yang tidak pernah menurut selama ini. Maaf belum bisa menjadi anak yang baik untuk Bunda. Belum bisa menyenangkan hati Bunda, juga Ayah serta Grandma. Maaf beribu-ribu maaf jika Adeeva masih suka membantah ucapan Bunda. Maaf sudah sering buat nangis atas kelakuan Adeeva yang bandel. Maaf Bun ….”Adeeva langsung memeluk dan mencium pipi sang bunda. Adeeva menangis karena teringat suka membantah ucapan bundanya.Lain hal dengan Kiki yang membalas erat pelukan sang anak. Mengusap dan menepuk-nepuk pelan punggung sang anak. Matanya pun ikut
Setelah sudah tidak ada lagi yang bisa dipertahankan, kini Adeeva memilih untuk kembali ke Indonesia sesuai perintah Kiki. Adeeva sudah memberikan kabar jika hari ini ia akan kembali ke Indonesia. Mungkin rasa-rasanya ia sudah tidak akan merantau lagi. Adeeva akan memilih stay di Jakarta bersama keluarga kecilnya. Adeeva akan menghabiskan sisa usia bersama Ayah, Bunda, juga Grandma.“Adeeva,” panggil Ryan.“Ayah.”Ryan pun langsung berjalan cepat untuk menyambut kedatangan putrinya. Ryan segera memeluk putrinya erat. Mencium pipinya dan segera mengusap buliran air mata yang mulai menetes di pipi mulus milik Adeeva.“Jangan sedih, Ayah akan selalu ada untukmu, Nak.”Adeeva masih tidak menyangka jika pernikahannya akan berakhir seperti ini. Padahal dulu juga pas awal nikah memang niat bercerai. Namun, seiring berjalannya waktu perasaan mulai timbul dan keduanya benar-benar sepakat melupakan perjanjian itu. Tapi, te
Hari ini Adeeva mendapat kabar jika Leonel tinggal di sebuah apartemen milik Darrel. Ternyata kehidupan Leonel selama seminggu ini ditanggung oleh Darrel. Dengan cepat pula Alex langsung menjemput Adeeva dan segera menuju ke kawasan El Born.Alex bilang jika Darrel memiliki apartemen di kawasan yang sangat sepi. Katanya dia lebih suka ketenangan dibanding hirup pikuk keramaian kota.Bahkan kawasan ini dihiasi jalan-jalan sempit hingga tampak sangat misterius. Tak pelak juga tempat ini banyak terdapat kafe kecil di sekitarnya untuk menikmati berbagai jenis minuman juga hidangan catalan.Mereka berdua pun memillih memarkirkan mobil di bahu jalan depan gedung apartemen. Alex dan Adeeva langsung berjalan menuju ke unit Darrel.Alex yang sudah pernah ke sini dan mengetahui password sahabatnya langsung memencetkan sederet password hingga suara ‘klik’ terdengar di telinganya juga Adeeva.“Alex … apa tidak apa-apa kita masuk?
Satu minggu sudah Adeeva melalui hari-harinya begitu berat. Bukan hanya dirinya saja, namun Marinka merasakan hal yang sama.Leonel bahkan tidak masuk kantor sudah semingguan ini. Parahnya, semua kunci mobil, ATM, beserta semua fasilitas lainnya dikirim ke mansion Marinka.Perempuan paruh baya itu merasa sedih dengan sikap Leonel yang sangat gegabah ini. Adeeva pun terus menguatkan Marinka. Entah dengan apa pria itu hidup saat ini jika semua fasilitas dikembalikan kepada Marinka.“Mom, dia pasti nanti kembali. Kau tenang saja, ya.”Marinka mengangguk dan kembali menguatkan Adeeva untuk tetap tabah dalam menghadapi ujian ini. Adeeva pun mendadak dapat telepon dari Indonesia—Bunda Kiki menelepon tiada henti yang membuat Adeeva mengerut bingung.Merasa penasaran membuat Adeeva mengangkat telepon itu dan menyapa bundanya dengan suara yang dibuat seceria mungkin agar tidak ketahuan.“Halo, Bunda,” sapanya dengan nada
Rasa-rasanya saat ini Leonel masih belum bisa menerima kenyataan yang sesungguhnya jika ia bukanlah anak dari Marinka. Apalagi sikap Marinka sangat lembut dan benar-benar menunjukkan kasih sayangnya dengan tulus.Seusai mendengarkan kejujuran Marinka, Leonel langsung pamit pergi meninggalkan mansion. Bahkan saat berpapasan dengan Adeeva pun ia rasanya sangat malu menatap perempuan itu. Bahkan Leonel tidak berani menyapa atau mengajaknya bicara. Leonel terlalu malu. Sifat gengsi yang dimilikki masih menguasai otaknya hingga membuat Leonel tidak melakukan itu semua.Kini tujuannya pergi ke apartemen. Leonel berpikir jika ia sudah tidak pantas lagi menikmati kemewahan yang diberikan oleh Marinka. Leonel terlalu malu kepada perempuan itu. Leonel kesal karena diapit oleh dua perempuan sebaik Marinka juga Adeeva. Rasa-rasanya ia tidak pantas berada di dekat mereka berdua. Kedua perempuan itu hanya pantas berada dilingkungan orang-orang baik saja. Sedangnya dirinya? Hanya ora
Mendengar kenyataan pahit membuat Leonel merasa terpukul luar biasa. Apalagi ia tak pernah menduga jika selama ini Marinka bukanlah orangtua kandungnya. Sialnya, pria yang sangat Leonel benci justru mengalirkan darah brengseknya sangat deras kepadanya. Leonel hancur, kecewa, juga merasa patah mengetahui ini semua.Bahkan untuk pulang saat ini pun membuat Leonel merasa malu sendiri. Terlebih ia sudah sangat kejam memperlakukan Adeeva beberapa hari silam.“Bodoh! Kau benar-benar bodoh Leonel!” makinya merutuk.Tak lama sosok Elizabeth pun datang dengan cengiran khasnya. Perempuan itu langsung duduk di sampingnya dan mencium pipi seperti biasa.“Kenapa kau sangat kacau sekali habis berhadapan dengan wanita antah berantah itu? Apa kau kalah darinya?” cecar Elizabeth ingin tahu hasil perseteruan Leonel dengan Adeeva itu.Tak memedulikan pertanyaan Elizabeth membuat Leonel segera bergegas pergi untuk menanyakan kebenaran kepada Ma
Adeeva merasa kesal diabaikan terus menerus hingga akhirnya ia segera bergegas pergi ke kamar mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.Terlebih setelah mengeluarkan segala unek-uneknya kepada Leonel, pria itu tidak menanggapi sedikitpun dan justru memilih pergi meninggalkannya tanpa belas kasihan sedikitpun.Adeeva menghubungi Emilia untuk menemani dirinya malam ini karena merasa sangat benar-benar frustasi dengan kehidupan yang dijalaninya ini.Setelah menelepon dan berjanjian dengan Emilia di salah satu bar kota, kini Adeeva segera mengganti pakaiannya. Adeeva menatap gaun berwarna merah terang dengan belahan paha yang begitu sangat tinggi sekali. Tak hanya itu saja, pakaiannya pun mengusung belahan dada yang cukup terbuka dan punggung yang terbuka. Hanya ada ikatan dua saja di belakang punggung.Adeeva segera mengambil dan memakainya. Tak lupa juga ia berdandan selayaknya jalang. Adeeva memakai make-up tebal, dan lipstik merah cabai yang sangat be