Adeeva lidahnya merasa kelu untuk mengatakan kepada Alex tentang hubungan dengan Leonel yang sudah membaik ini. Apalagi melihat cinta tulus Alex menjadi tidak tega untuk mengakhrinya.
Katakanlah jika ia sangat gila saat ini karena belum juga mau melepaskan Alex yang memang sangat mengerti kondisinya.
Dan tak lama pelayan datang membawakan beberapa menu pesanan mereka berdua. Dan sikap Alex yang sangat manis juga lembut itu membuat Adeeva tersenyum senang. Alex mulai mengiris dan menyendokkan makanan untuk disuapkan ke mulut Adeeva.
“Alex ….”
“Ini rasanya sangat enak sekali baby girls, kau harus mencicipi ini dan aku jamin nanti kau akan ketagihan.”
“Benarkah?”
“Hmm.”
Akhirnya Adeeva pun membuka mulutnya dan menerima suapan makanan dari tangan Alex. Adeeva tersenyum kala sendok itu terkena sudut bibirnya, dan membuat belepotan.
“Alex … ih, kau sengaja kan?
Setelah menghabiskan waktu bersama, kini Alex dan Adeeva sudah sampai di gedung apartemen yang ditempati oleh Leonel.“Alex, kau sebaiknya sampai sini saja mengantar diriku.”“Kenapa Adeeva?”“Aku takut nanti Leonel akan marah denganmu.”“Aku tidak peduli Adeeva, lagian dia juga tahu kalau kita sepasang kekasih bukan? Jadi kau tenang saja. Lagian dia hanya cinta dengan Elizabeth.”Adeeva diam. Jujur saja ia bingung harus ngomong gimana sama Alex. Sanggup kah ia melukai pria di depannya ini? Rasanya tidak sanggup.“Iya, tapi tetap saja aku takut.”“Kau tidak usah takut baby girls, ada aku yang akan melindungimu kapanpun.” Alex pun tersenyum tipis dan kembali menggenggam tangan Adeeva begitu erat. “Justru jika aku membiarkanmu di sini—lobby rasanya seperti pria brengsek yang tidak bertanggung jawab dengan kekasihnya,” imbuhnya sambil terkekeh.
Leonel terus mengusapi kening istrinya lembut. Bahkan ia tak segan-segan selalu mengecupi kening dan pipi milik Adeeva.Suara makian dan gedoran pintu kamar di luar tak membuat Leonel enggan membukanya. Ia masih keukeh terus di dalam bersama istri tercinta. Leonel akan membiarkan kedua manusia menyebalkan itu di luar seperti orang gila yang terus menerus berteriak.Pandangan mata Leonel menangkap kelopak mata Adeeva yang sudah berkedip-kedip pelan seperti akan sadar dari pingsannya.“Adeeva ….”“Leonel.” Adeeva menatap Leonel dengan kepalanya yang pusing juga rasa syok yang tadi langsung muncul kembali hingga membuatnya langsung berjengit menjauh dari Leonel.“Adeeva ….”“Jangan mendekat! Aku takut denganmu Leonel. Kau ….”“Aku tadi emosi Adeeva, aku cemburu melihat kau bersama Alex. Makanya aku khilaf ingin membunuh Alex.”Adeeva menggeleng-geleng
Melihat ekspresi emosi Elizabeth membuat Adeeva langsung menciut. Apalagi perempuan itu bisa berbuat nekad dan melukai siapapun tanpa merasa bersalah. Dengan cepat pula Adeeva bersembunyi di belakang tubuh Leonel dan pergelangan tangannya pun dipegang erat oleh Leonel.“Leonel ….”“Kau tenang saja, ya,” sahut Leonel ikut berbisik.Suara deru napas Elizabeth pun sangat terdengar begitu ketara. Tatapan tajam nan nyalang langsung ditunjukkan ke arah Leonel dan Adeeva secara bergantian.“Kau … benar-benar pengkhianat!” tunjuknya dengan jari telujuk ke arah Adeeva dengan wajah emosi yang sangat ketara sekali. “Kau benar-benar pengkhianat Adeeva!” teriaknya kencang.“El … aku bisa jelaskan padamu.”“Diam kau Leon!” bentak Elizabeth.“Gimanapun aku harus jujur karena lama kelamaan kau akan mengetahui jika aku dan Adeeva saling mencintai,”
Rumah Sakit.Leonel dan Alex sedang menunggu dokter yang sedang memeriksa kondisi Adeeva di dalam ruang IGD. Merasa sangat khawatir dan cemas berlebihan pun membuat Leonel berjalan mondar-mandir yang membuat Alex jengah melihatnya.“Kau bisa tenang tidak sih?”Leonel tak menghiraukan protesan Alex yang masih tenang saja. Memangnya dia tidak khawatir dengan kondisi Adeeva atau bagaimana sih.“Semua akan baik-baik saja.”Leonel hanya mendecakkan lidahnya sebal. Pasalnya ia belum bisa tenang kalau belum mengetahui kondisi Adeeva.Dan tak lama dokter keluar kemudian meminta Leonel serta Alex mengikuti ke ruangan kerjanya. Dokter itu menjelaskan kondisi Adeeva yang baik-baik saja. Kedua pria itu pun langsung bernapas lega.Mengingat kondisi yang baik-baik saja pun, dokter hanya menyuruh Adeeva dirawat di rumah sakit sampai cairan infus itu habis dan boleh pulang. Karena tidak ada luka yang serius yang berbahaya.&nbs
Merasa penasaran pun membuat Leonel mengintip ponsel Adeeva dari ekor matanya. Ia melihat sosok pria yang dikenalinya. Dia merupakan kakak angkat dari Adeeva. Emang sedalam apa perasaan Adeeva kepada kakak angkatnya itu.“Kau sangat mencintainya?” tanya Leonel yang membuat Adeeva terkejut.Kepalanya mendongak menatap wajah Leonel yang sudah mengubah ekspresi datar dan merasa tidak suka itu. Leonel bahkan sudah duduk di samping Adeeva dan menatap lekat manik mata perempuan yang telah resmi menjadi istrinya.“Apa kehadiran diriku belum bisa menghilangkan perasaanmu untuknya?”Adeeva diam. Ia saja tidak tahu, hanya saja kalau melihat Danis mesra merasa ada yang tercubit sedikit hatinya. Entah susah sekali mengiklaskan sesuatu dalam hidup jika itu sangat berharga.“Leonel.”“Why Adeeva? Aku harus apa agar bisa menghapus perasaan sukamu itu untuk kakak angkatmu. Meski kau tak menceritakan secara gamblang
Merasa terkejut dengan sosok itu pun membuat Adeeva hanya berdeham pelan dan tersenyum lebar untuk menyapa Darrel yang tinggal di Moskow sana.“Hai Darrel,” sapa Adeeva ramah.“Hai Adeeva.”Saat Darrel mengucapkan nama itu kemudian sosok perempuan di sampingnya menoleh dan menatap ke arah ponsel kamera dan sama-sama terkejut namun tak ada reaksi dari keduanya. Kedua perempuan itu hanya saling menatap dan bungkam.“Adeeva, maaf kalau aku tidak bisa bermain game online denganmu. Tadi alasannya sudah aku jelaskan kepada Leon.”“Oh tidak apa-apa Darrel.”“Sekali lagi sorry.”Adeeva hanya tersenyum lebar karena merasa tidak enak juga sudah memaksa Alex dan Darrel untuk mengikuti keinginannya yang konyol itu. Apalagi melihat Darrel yang seperti tidak baik-baik saja membuat Adeeva semakin tidak enak.“Tidak apa-apa Darrel, kau tenang saja. Lagian aku dengan Leonel juga
Malam ini niatnya Adeeva dan Leonel hanya ingin makan malam saja kemudian langsung pulang ke apartemen. Nyatanya mereka berdua menginap malam ini karena permintaan dari Marinka.Mereka berdua pun tidak langsung tidur melainkan membahas soal rencana honeymoon yang diminta oleh Marinka.“Kau ingin ke mana?” tanya Leonel.Adeeva diam. Ia bingung jika ditanya seperti ini. Apalagi otaknya masih memikirkan hal yang bukan-bukan.“Leonel, honeymoon itu kita liburan kan?” tanya Adeeva memastikan.“Iya liburan. Itu hanya istilah saja.”“Enggak ngapa-ngapain kan?”“Maksudnya?”“Iya kan pasti kau tahu dong kalau honeymoon itu pasti identik sama yang hal gituan.” Suara Adeeva semakin lirih karena malu membahas hal dewasa seperti ini dengan Leonel. Meski sudah suami istri tetap saja ia merasa canggung juga risih.Mendengar itu kening Leonel mengerut dan tak lama t
Setelah seharian ini bekerja dengan hati yang sangat deg-degan juga takut. Tapi semua itu tak membuat jiwa semangat Adeeva luntur.Adeeva pun memilih pulang ke mansion dibanding ke apartemen karena yang pertama ia takut diteror Elizabeth. Apalagi mantan pacar Leonel itu sangatlah nekad berbuat sesuatu yang terkadang bisa melayangkan nyawa seseorang. Membayangkan saja terkadang merasa merinding sendiri.Saat tiba di mansion, Marinka terkejut namun langsung tersenyum lebar dan merentangkan kedua tangan untuk memeluknya.“Mom, malam ini aku menginap di sini lagi boleh kan?” tanya Adeeva sedikit tak enak.“Tentu saja dear. Aku justru senang jika kau dan Leonel pindah saja ke sini. Jadi aku tak merasa kesepian jika malam nanti. Kita bisa ngobrol-ngobrol sambil ngeteh.”Adeeva tersenyum lebar dan bersukur sekali mendapatkan ibu mertua sebaik Marinka. Kan kebanyakan kadang menantu dengan ibu mertua itu jarang sekali akur.Ad
Kini Adeeva dan keluarganya makan malam di salah satu restoran Korea di kawasan Jakarta Selatan. Meski habis menghadapi polemik rumah tangga yang begitu menguras energi, tapi tidak menyurutkan rasa kebahagiaan saat berkumpul bersama seperti ini bersama keluarga.Bahkan saat melihat sang ayah yang selalu menggoda bunda-nya membuat Adeeva tersenyum lebar. Melihat sang ayah yang meminta izin nikah lagi yang langsung direspon galak sang bunda membuat Adeeva menilainya sangat lucu. Meski hanya bercanda saja, tapi terkadang sang bunda tersulut rasa kesalnya.“Adeeva setuju enggak kalau punya Bunda lagi?” tanya Ryan, disela-sela makan.“Jangan mulai deh. Enggak lihat kalau sekarang Bunda lagi pegang gunting?” Justru Kiki yang menyahuti ucapan Ryan itu. lagian mentang-mentang Abangnya mau nikah lagi terus dia suka sekali menggoda meminta ikut-ikutan. Benar-benar menyebalkan.“Kalau Adeeva, sih, terserah Ayah saja. Selama membuat Ayah
Empat Bulan Kemudian.Akhirnya hasil sidang perceraian Adeeva dengan Leonel berjalan lancar hingga memakan waktu hanya empat bulan saja. Biasanya jika banyak tuntutan dan perkara akan memakan waktu enam bulan lebih.Kini Adeeva resmi menyandang status janda. Adeeva tersenyum getir, namun hatinya lega. Ia merasa tidak ada beban dalam hidupnya.Bahkan sang ayah benar-benar mensupport dan terus menemani sampai sidang selesai. Tidak seharipun Ryan melewatkan anaknya pergi ke sidang sendirian. Ryan pasti akan selalu mengutamakan anaknya terlebih dulu dibanding pekerjaan yang digelutinya.“Tidak apa-apa menjadi janda tidaklah buruk. Hanya saja terkadang pandangan orang soal status ini masih suka salah kaprah. Menganggap janda ini buruk. Padahal tidak. Ayah dan Bunda selalu dukung apapun keputusan kamu ke depannya.”Adeeva tersenyum tipis dan mengangguk mengiyakan ucapan sang ayah. Adeeva tahu jika kedua orangtuanya pasti lebih terluka namun m
Setelah sadar dari pingsan, Adeeva langsung memilih duduk bersandar di penyangga ranjang. Menatap kedua orangtuanya secara bergantian. Bahkan menatap ke arah sang grandma yang memang berada di dekat Kiki.Adeeva tersenyum senang, karena masih bisa merasakan kasih dan cinta dari keluarganya. Adeeva langsung menggenggam telapak tangan Kiki erat. Menatapnya sendu.“Bun, maafkan segala kesalahan Adeeva yang tidak pernah menurut selama ini. Maaf belum bisa menjadi anak yang baik untuk Bunda. Belum bisa menyenangkan hati Bunda, juga Ayah serta Grandma. Maaf beribu-ribu maaf jika Adeeva masih suka membantah ucapan Bunda. Maaf sudah sering buat nangis atas kelakuan Adeeva yang bandel. Maaf Bun ….”Adeeva langsung memeluk dan mencium pipi sang bunda. Adeeva menangis karena teringat suka membantah ucapan bundanya.Lain hal dengan Kiki yang membalas erat pelukan sang anak. Mengusap dan menepuk-nepuk pelan punggung sang anak. Matanya pun ikut
Setelah sudah tidak ada lagi yang bisa dipertahankan, kini Adeeva memilih untuk kembali ke Indonesia sesuai perintah Kiki. Adeeva sudah memberikan kabar jika hari ini ia akan kembali ke Indonesia. Mungkin rasa-rasanya ia sudah tidak akan merantau lagi. Adeeva akan memilih stay di Jakarta bersama keluarga kecilnya. Adeeva akan menghabiskan sisa usia bersama Ayah, Bunda, juga Grandma.“Adeeva,” panggil Ryan.“Ayah.”Ryan pun langsung berjalan cepat untuk menyambut kedatangan putrinya. Ryan segera memeluk putrinya erat. Mencium pipinya dan segera mengusap buliran air mata yang mulai menetes di pipi mulus milik Adeeva.“Jangan sedih, Ayah akan selalu ada untukmu, Nak.”Adeeva masih tidak menyangka jika pernikahannya akan berakhir seperti ini. Padahal dulu juga pas awal nikah memang niat bercerai. Namun, seiring berjalannya waktu perasaan mulai timbul dan keduanya benar-benar sepakat melupakan perjanjian itu. Tapi, te
Hari ini Adeeva mendapat kabar jika Leonel tinggal di sebuah apartemen milik Darrel. Ternyata kehidupan Leonel selama seminggu ini ditanggung oleh Darrel. Dengan cepat pula Alex langsung menjemput Adeeva dan segera menuju ke kawasan El Born.Alex bilang jika Darrel memiliki apartemen di kawasan yang sangat sepi. Katanya dia lebih suka ketenangan dibanding hirup pikuk keramaian kota.Bahkan kawasan ini dihiasi jalan-jalan sempit hingga tampak sangat misterius. Tak pelak juga tempat ini banyak terdapat kafe kecil di sekitarnya untuk menikmati berbagai jenis minuman juga hidangan catalan.Mereka berdua pun memillih memarkirkan mobil di bahu jalan depan gedung apartemen. Alex dan Adeeva langsung berjalan menuju ke unit Darrel.Alex yang sudah pernah ke sini dan mengetahui password sahabatnya langsung memencetkan sederet password hingga suara ‘klik’ terdengar di telinganya juga Adeeva.“Alex … apa tidak apa-apa kita masuk?
Satu minggu sudah Adeeva melalui hari-harinya begitu berat. Bukan hanya dirinya saja, namun Marinka merasakan hal yang sama.Leonel bahkan tidak masuk kantor sudah semingguan ini. Parahnya, semua kunci mobil, ATM, beserta semua fasilitas lainnya dikirim ke mansion Marinka.Perempuan paruh baya itu merasa sedih dengan sikap Leonel yang sangat gegabah ini. Adeeva pun terus menguatkan Marinka. Entah dengan apa pria itu hidup saat ini jika semua fasilitas dikembalikan kepada Marinka.“Mom, dia pasti nanti kembali. Kau tenang saja, ya.”Marinka mengangguk dan kembali menguatkan Adeeva untuk tetap tabah dalam menghadapi ujian ini. Adeeva pun mendadak dapat telepon dari Indonesia—Bunda Kiki menelepon tiada henti yang membuat Adeeva mengerut bingung.Merasa penasaran membuat Adeeva mengangkat telepon itu dan menyapa bundanya dengan suara yang dibuat seceria mungkin agar tidak ketahuan.“Halo, Bunda,” sapanya dengan nada
Rasa-rasanya saat ini Leonel masih belum bisa menerima kenyataan yang sesungguhnya jika ia bukanlah anak dari Marinka. Apalagi sikap Marinka sangat lembut dan benar-benar menunjukkan kasih sayangnya dengan tulus.Seusai mendengarkan kejujuran Marinka, Leonel langsung pamit pergi meninggalkan mansion. Bahkan saat berpapasan dengan Adeeva pun ia rasanya sangat malu menatap perempuan itu. Bahkan Leonel tidak berani menyapa atau mengajaknya bicara. Leonel terlalu malu. Sifat gengsi yang dimilikki masih menguasai otaknya hingga membuat Leonel tidak melakukan itu semua.Kini tujuannya pergi ke apartemen. Leonel berpikir jika ia sudah tidak pantas lagi menikmati kemewahan yang diberikan oleh Marinka. Leonel terlalu malu kepada perempuan itu. Leonel kesal karena diapit oleh dua perempuan sebaik Marinka juga Adeeva. Rasa-rasanya ia tidak pantas berada di dekat mereka berdua. Kedua perempuan itu hanya pantas berada dilingkungan orang-orang baik saja. Sedangnya dirinya? Hanya ora
Mendengar kenyataan pahit membuat Leonel merasa terpukul luar biasa. Apalagi ia tak pernah menduga jika selama ini Marinka bukanlah orangtua kandungnya. Sialnya, pria yang sangat Leonel benci justru mengalirkan darah brengseknya sangat deras kepadanya. Leonel hancur, kecewa, juga merasa patah mengetahui ini semua.Bahkan untuk pulang saat ini pun membuat Leonel merasa malu sendiri. Terlebih ia sudah sangat kejam memperlakukan Adeeva beberapa hari silam.“Bodoh! Kau benar-benar bodoh Leonel!” makinya merutuk.Tak lama sosok Elizabeth pun datang dengan cengiran khasnya. Perempuan itu langsung duduk di sampingnya dan mencium pipi seperti biasa.“Kenapa kau sangat kacau sekali habis berhadapan dengan wanita antah berantah itu? Apa kau kalah darinya?” cecar Elizabeth ingin tahu hasil perseteruan Leonel dengan Adeeva itu.Tak memedulikan pertanyaan Elizabeth membuat Leonel segera bergegas pergi untuk menanyakan kebenaran kepada Ma
Adeeva merasa kesal diabaikan terus menerus hingga akhirnya ia segera bergegas pergi ke kamar mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.Terlebih setelah mengeluarkan segala unek-uneknya kepada Leonel, pria itu tidak menanggapi sedikitpun dan justru memilih pergi meninggalkannya tanpa belas kasihan sedikitpun.Adeeva menghubungi Emilia untuk menemani dirinya malam ini karena merasa sangat benar-benar frustasi dengan kehidupan yang dijalaninya ini.Setelah menelepon dan berjanjian dengan Emilia di salah satu bar kota, kini Adeeva segera mengganti pakaiannya. Adeeva menatap gaun berwarna merah terang dengan belahan paha yang begitu sangat tinggi sekali. Tak hanya itu saja, pakaiannya pun mengusung belahan dada yang cukup terbuka dan punggung yang terbuka. Hanya ada ikatan dua saja di belakang punggung.Adeeva segera mengambil dan memakainya. Tak lupa juga ia berdandan selayaknya jalang. Adeeva memakai make-up tebal, dan lipstik merah cabai yang sangat be