Pertemuan berjalan dengan baik dan semuanya bubar, saat mereka akan memasuki mobil wakil dion menghampiri mereka
"nona, nona pintat sekali memilih model yang bagus dan semua ide-ide nona sangat keren" ucap dion yang menghampiri mereka yang sedang menuju mobil
"ah, anda berlebihan wakil dion, ide anda lebih bagus, aku tidak sabar untuk melihatnya selesai" ujar raccel menanggapi
"oh ya nona apa mau pergi bersama-sama saat pembangunan awal nanti" tanya dion mlu-malu
"Ehem...ehem..." suara dinar mendehem melihat dua orang itu asik berbincang
"ah tentu saja kita harus bersama-sama juga tuan dinar"ucapnya sambil memandangi dinar yang kaku
"tentu saja wakil dion, kami akan dengan senang hato ikut bersamamu" jawab raccel ceat memecah kecanggungan dan dinar menganguk tanda setuju,
"sebaiknya kita berangkat raccel ini sudah malam" ucap dinar tidak ingin raccel bicara lama-lama dengan laki-laki itu
"iya ...ayo wakil dion anda
"uh...sungguh lelah hari ini" ujar sambil melempar bajunya keatas tempat tidur, dia akan mandi terlebih dahulu dan inginn berendam air hangat untuk merelaxkan otot-otot yang kaku, dia melangkah kekamar mandi yang menghadap kelaut itu, dengan kaca besar disamping membuat mata segar memandang kelutan, dinar menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata sejenak menenangkan fikirannya, entah kenapa ada rasa kesal dihatinya saat tadi wakil dion berbicara banyak dengan raccel, dia merasakan sesuatu yang tidak baik dalam diri dion dari caranya memandang raccel dia tampak ingin memilikinya.paginya, semua sudah berlkumpul dimeja makan untuk sarapan, kakek sudah jauh lebih sehat hari ini, wajahnya juga sudah nampak berseri-seri karena semua gembira seperti biasanya dulu"bagaimana pertemuan kemarin? apa sudah dapat model villa yang bagus?" tanya kakek"ya kek, semuanya bagus dan aku memilih yang paling unik dan indah untuk kita tinggali" ujar raccel bersemangat"haha
seminggu berlalu begitu cepat, siang ini mereka akan berangkat ke selatan, kakek tampak jauh lebih sehat hari ini, mereka akan tinggal beberapa hari diselatan dan sudah menyewa villa disana, wakil dion juga ikut dengan mereka tapi memakai mobil yang berbeda, mereka beriringan melewati jalan yang dipenuhi dengan kebun anggur yang luas, raccel sangat menikmati perjalanannya berbeda dengan dinar yang sedari tadi hanya tidur saja disampingnya, sedangkan kakek duduk didepan berbincang-bincang dengan edward yang sedang menyetiredward sangat tau tempat itu dan tidak sabar ingin pulang kerumahnya juga untuk sekedar menjenguk ibunya, setelah beberapa jam berjalan mereka sampai ke villa yang dimaksud, villa nyaman tepi pantai dan tidak terlalu jauh dari tempat villa mereka akan dibangun."dinar ayo bangun, tidak saja daritadi" ujar raccel menggoyangkan tubuh dinar"dasar tukang tidur" lanjut raccel lagi membuat kakek geleng-geleng melihat tingkah cucunya itudinar
Makan malam tlah usai semuapun kembali ke kamar masing-masing karena besok harus bangun pagi-pagi untuk ke lokasi pembangunan villa."nona raccel anda sangat cantik hari ini" ujar dion sambil memandang raccel berbeda dari biasanya, mereka masih duduk di belakang penginapan melihat pantai yang tenang sambil minum kelapa muda untuk menyegarkan badan,"ah..wakil yu bisa saja, aku kan jadi malu" jawab raccel dengan muka yang memerah sambil menyibakkan rambutnya kebelakang telinga, sungguh pesona yang sangat indah membuat dion makin ingin terus menatapnya"nona, hm..apakah nona sudah punya pacar?" tanya dion ragu-ragu, wajah raccel makin memerah dan berusaha menahan senyumannya, selama ini dia tidak banyak bergaul dengan laki-laki membuatnya jadi salah tingkah, ada debaran dihatinya yang membuat sekujur tubuhnya memanas seketika"uuh...a aku belum punya pacar, kenapa memangnya apakah wakil dion mau jadi pacarku?" ujar raccel blak-bblakan diakhiri d
Pagi datang dengan cepat, suara deburan ombak mulai terdengar sangat merdu dan suasana sangat damai, ternyata tinggal ditepi pantai lebih menyenangkan daripada diperbukitan, dinar berfikir sambil menghirup udara pantai dengan semangatmereka semua telah bersiap-siap dan berangkat ketempat pembangunan villa, ternyata tempatnya sangat indah, villa itu dibuat dari atas dan berakhir di tepi pantai yang penuh dengan pohon kelapa, sungguh itu tempat yang sangat tepat untuk ditinggali.semua telah mulai bekerja saat mereka datang, semuanya semangat melihat perkembangannya, dan tidak jauh dari sana terdapat juga sebuah taman yang akan mereka bangun bersamaan dengan villa, rencana taman itu akan ditaman berbagai macam bunga mawar, dan akan jadi suatu objek wisata juga.raccel dengan sangat gembira langsung berlari mendekati pembangunan, dia sangat takjub melihat pemandangan yang indah itu, dan tentunya villa itu sengaja dibuat banyak jendela terbuka yang menghadap
Perjalanan begitu menyenangkan, semua telah kembali ketempat masing-masing , dan akan datang ketempat itu sebulan lagi, tampak bahagia diwajah raccel yang memasuki kamarnya, begitujuga dengan kakek dan dinar, semua tampak lelah setelah perjalanan panjang beberapa hari ini"kakek istirahatlah pasti sangat capek" ujar dinar yang mengantar kakek nya kekamar"ya, kamu juga tidurlah lebih awal" jawab kakek tersenyum manisdinar membalas senyuman kakek dan mengangguk patuh, dinar memasuki kamarnya dan mengunci pintu, sejenak dia merebahkan tubuhnya ditempat tidur yang sudah beberapa hari tidak dia tiduridia ingat beberapa barang yang ada didalam lemari, kenangan tentang lunar yang disimpan ayahnya itu, sepertinya dia harus membuangnya, karena tidak ada gunanya lagi dia menyimpannya, besok pagi-pagi dia akan membuangnyaternyata sudah berhari-hari sejak hari itu, dia tidak tau apa yang dirasakan raccel, baru saja bertemu ibunya tetapi dia malah ber
Bulan purnama berikutnya sekitar 2 minggu lagi, itu tandanya waktunya cuma 2 minggu untuk menuruti keinginan ibunya yang tidak dia tau,hari ini beberapa pengawal istana datang menjemput lunar untuk kembali keistana, entah apa yang direncanakan ibunya, dia hanya menuruti saja, mereka berenang kembali ke istana dan diruangan itu telah duduk beberapa orang yang sudah dia kenal, mereka dari kerajaan atlanta yaitu raja erenel, yang sudah lama mencintai lunar, dengan banyak wanita disampingnya, tetapi belum ada yang bisa dijadikan ratu untuknya,raja erenel sangat tertarik dengan lunar, dan tentu saja ibunya berkeinginan lunar menikah dengannya karena dia punya kekuatan yang terbaik dan termurni itulah sebabnya dia ditakuti oleh semua makhluk karena dia bisa seketika membekukan sesuatu dan membuatnya hancur berkeping keping, selain tampan dia juga kaya raya. tetapi lunar tidak menyukainya sama sekali"itu akhirnya lunar datang, ayo silahkan sapa raja erenel" uj
"Dinar, Raccel lusa kita akan pindah ke villa baru kita kakek harap kalian bersiap dan berkemas dengan cepat" ujar kakek saat makan malam bersama"apa? cepat sekali kek, belum satu bulan?" tanya dinar heran"bagus dong lebih cepat malah lebih baik" jawab raccel bahagia"iya, orang-orang bekerja dengan baik, hanya ada beberapa ornamen yang belum terpasang, semua nya sudah layak untukkita tinggali" jawab kakek bersemangat"baiklah kek, kami akan segera bersiap-siap, dan ternyata purnama ini kita sudah disana" jawab dinar tersenyumkarena baginya purnama ditempat ini hanya akan menambah lukanya kembali, dia berharap jauh dari tempat ini dan tentu saja saat duyung bebas berkeliaran dia tidak inign raccel bertemu lagi dengan lunar, sangat bagus sekali jika mereka pindah dengan cepat,berbeda dengan raccel bahkan dia seakan telah melupakan lunar, seperti tidak pernah bertemu saja, dia tidak pernah lagi membahas tentang ibunya itu, entah karena tak
Hari untuk pindah ketempat barupun datang, pagi itu semua sudah mengemasi barang, tak terkecuali edward yang juga sangat bersemangat, karena dia tidak akan jauh lagi dengan keluarganya.dinar sudah turun lebih awal untuk menguburkan mutiara-mutiara ayahnya di taman belakang, dan saat ini dia sedang berbincang canda tawa bersama kakek,dinar, coba kamu panggil raccel dikamar, mungkin dia kesulitan dengan barang-barangnya" ujar kakek menyuruh dinar menyusul raccel kekamar, dinar mengangguk dan pergi.disebalik pintu kamar, dinar menatap raccel tidak seperti biasanya, dia memandang jauh ke jendela, dinar melihat itu tidak berani masuk dan menatapnya saja dari luar, dia meneteskan airmata, dan dina sedikit banyaknya faham situasi yang dihadapi raccel,tanpa sengaja raccel menoleh dan melihat dinar telah berdiri dipintu kamarnya, raccel cepat-cepat menghapus airmatanya yang sedari tadi membasahi matanya,"kamu sudah selesai? masuklah" ujar raccel