"Dinar, Raccel lusa kita akan pindah ke villa baru kita kakek harap kalian bersiap dan berkemas dengan cepat" ujar kakek saat makan malam bersama
"apa? cepat sekali kek, belum satu bulan?" tanya dinar heran
"bagus dong lebih cepat malah lebih baik" jawab raccel bahagia
"iya, orang-orang bekerja dengan baik, hanya ada beberapa ornamen yang belum terpasang, semua nya sudah layak untukkita tinggali" jawab kakek bersemangat
"baiklah kek, kami akan segera bersiap-siap, dan ternyata purnama ini kita sudah disana" jawab dinar tersenyum
karena baginya purnama ditempat ini hanya akan menambah lukanya kembali, dia berharap jauh dari tempat ini dan tentu saja saat duyung bebas berkeliaran dia tidak inign raccel bertemu lagi dengan lunar, sangat bagus sekali jika mereka pindah dengan cepat,
berbeda dengan raccel bahkan dia seakan telah melupakan lunar, seperti tidak pernah bertemu saja, dia tidak pernah lagi membahas tentang ibunya itu, entah karena tak
Hari untuk pindah ketempat barupun datang, pagi itu semua sudah mengemasi barang, tak terkecuali edward yang juga sangat bersemangat, karena dia tidak akan jauh lagi dengan keluarganya.dinar sudah turun lebih awal untuk menguburkan mutiara-mutiara ayahnya di taman belakang, dan saat ini dia sedang berbincang canda tawa bersama kakek,dinar, coba kamu panggil raccel dikamar, mungkin dia kesulitan dengan barang-barangnya" ujar kakek menyuruh dinar menyusul raccel kekamar, dinar mengangguk dan pergi.disebalik pintu kamar, dinar menatap raccel tidak seperti biasanya, dia memandang jauh ke jendela, dinar melihat itu tidak berani masuk dan menatapnya saja dari luar, dia meneteskan airmata, dan dina sedikit banyaknya faham situasi yang dihadapi raccel,tanpa sengaja raccel menoleh dan melihat dinar telah berdiri dipintu kamarnya, raccel cepat-cepat menghapus airmatanya yang sedari tadi membasahi matanya,"kamu sudah selesai? masuklah" ujar raccel
Setelah perjalanan yang panjang, semuanya telah sampai di villa baru mereka, sangat indah dan sungguh nyaman, benar-benar megah, apalagi jika sudah dipasang dengan ornamen2 tambahan, mereka semua masuk ke villa megah itu, sungguh besar sekaliraccel dan dinar bergegas melihat kamar mereka, kamarnya berhadapan dari ujung satu ke ujung lainnya, meski berhadapan jaraknya cukup sangat jauh. tetapi kamar raccel dibuat jauh lebih besar karena ada kolam pribadi didalamnyadinar masuk kekamarnya, kamar yang di cat dengan warna cream itu sangat elegan, dan dinar sangat menyukainya, jendela kaca besar yang mengarah kelautan dan tentu saja teras belakang yang sangat nyaman untuk bersantai menikmati pantai dan itu pribadi tanpa bisa dilihat siapapun termasuk raccel, mereka mempunyai halaman belakang masing-masing.kamar raccel berwarna biru laut, dengan kolam renang didalamnya, dan dihalaman juga terdapat kolam renang yang menyatu dengan lautan langsung"bagaimana? a
pagi ini suasana cerah menghangatkan hati, beberapa hari lagi purnama akan datang, raccel sudah mempersiapkan diri, dia mencoba kolam pribadinya yang mengarah kelautan, sisik-sisik kemerahan mulai tumbuh, dia senang ternyata kali ini dia bisa mengendalikan dirinya dengan sempurna, tetapi dia masih belum terbiasa saat ekornya terbentuk suaranya bahkan tidak bisa keluar, disitu kadang dia merasa tidak nyaman.dia mulai terbiasa berenang dengan ekornya, sungguh sangat aman dan nyaman disini, tidak ada keraguan untuknya bisa berenang setiap saatraccel memandang jauh kelaut lepas,"apakah aku suatu saat bisa berenang kesana?" ujar raccel dengan pandangan takut melihat lautan yang sangat luas itumungkin dia harus mencobanya sesekali saat dia sudah mahir berenang menggunakan ekornya, raccel merasa tenang saat berada didalam air, seperti menghilangkan semua kesedihannyadikamarnya, dinar sedang bersantai diteras belakang sambil memakan bebera
Hari ini adalah hari peresmian taman bunga dan juga villa raccel, semua telah dihias sedemikian rupa, tak ada yang terlupakan sedikitpun, villa itu akan diberi nama grand villa kubba, sesuai dengan bentuknya, dan raccel yang memberikan nama itu. semua tampak bahagia hari ini, raccel sudah mempersiapkan dirinya, seluruh ruangan dihiasi bunga mawar yang sangat disukai raccel, dan tak lupa juga air mancur besar ditengah ruangan.beberapa undangan sudah datang dan menginap divilla yang lainnya, kecuali wakil-wakil barulah menginap divilla kubah karena banyak hal yang akan mereka diskusikan dalam waktu lama. rumah itu memiliki banyak kamar tamu jadi tidak akan repot untuk menampung mereka semua."raccel...apa hari ini kamu sehat, tolong nanti jangan banyak bergerak kalau tidak kamu bisa dehidrasi" ucap dinar mencemaskan raccel, dia tidak ingin raccel tiba-tiba pingsan karena dehidrasi, karena dia tidak seperti dulu lagi,setiap sebentar raccel membutuhkan air, apalagi kondis
"Dinar, bagaimana apakah rambutku diikat atau biarkan saja tergerai?" tanya raccel berbalik menatpa dinar yang sedang memasang kancing kemejanya, "hm..gerai saja, biarkan begitu kamu hanya perlu memakai jepitan mutiara" jawabnya singkat, karena memang benar rambut raccel yang hanya sebahu itu pasti akan lebih cantik jika tergerai "hm..benar juga terimakasih,!" ujar raccel yang nyosor mencium pipi dinar karena senang, dinar yang sudah biasa diperlakukan seperti itu tersenyum sambil geleng-geleng, karena sudah terbiasa dengan tingkah saudaranya itu, walaupun raccel lebih tua dari dinar tetapi kenyataannya dinarlah yang telihat lebih tua darinya, karena duyung tidak akan pernah terlihat tua apalagi saat mereka benar-benar selalu berendam dan berenang dilautan. acarapun dimulai dan berlangsung meriah, semua orang hadir temasuk masyarakat disana, mereka sangat antusias menyambut pemilik pulau tinggal didaerah sini, dan dengan semua wakil yang jadi tamu spesi
Raccel berenang menggunakan ekornya yang indah, dia terlihat sangat cantik dan imut, dinar tidak bisa membohongi perasaannya, tetapi harus menepisnya sekali lagi dia adalah saudarinya, raccel juga anak dari ayahnya. dinar duduk disamping kolam menemani raccel berenang, dinar masih sangat terpukau melihat ekor raccel. akhir-akhir ini raccel sangat sensitif dan sering tiba-tiba tidak bisa mengontrol diri dan mengeluarkan ekornya, itu yang membuat dinar dan kakek cemas dan jarang mengizinkan raccel untuk keluar sendirian. raccel selesai mendinginkan badannya dan keluar dari kolamnya, dia berencana langsung istirahat karena tidak mungkin lagi untuk keluar karena sudah sangat malam "baiklah kamu istirahatlah aku akan temui kakek dulu, ingat jangan kemana-mana" ujar dinar cemas dan beranjak dari duduknya "siap bos..kali ini aku tidak akan kemana-mana" ucap raccel serius, dinar mengusap rambutnya yang basah dan berlalu pergi raccel menutup pintu kemb
Raccel sangat sedih dan ketakutan, entah kenapa dia bisa tau rahasianya, apakah dia pernah melihat raccel berubah? dan kenapa dia sangat menginginkan duyung. raccel bersedih dan menangis sepanjang waktu "kakek, dinar, cepat temukan aku, aku sangat takut" ucapnya sambil menangis sesenggukan. karena lelah menagis raccelpun tertidur dengan air mata yang membasahi pipinya tiba-tiba pria itu datang lagi melihat raccel dan membelai wajah cantiknya, melihat raccel tertidur dia mencium raccel dikeningnya membuat raccel terbangun "apa yang kamu lakukan?" ujar raccel ketakutan melihat pria itu disampingnya "jangan takut, aku hanya akan menyuapimu makan, ayo kita makan dulu" ucapnya sambil mengambil makanan dan duduk disamping raccel yang terikat "aku tidak mau" "kenapa? kamu harus banyak makan biar tidak sakit" ucapnya tetapi raccel memalingkan wajahnya dan tidak ingin menatap pria itu, semakin pria itu akan menyuapinya raccel maki
"Raccel,..buka pintunya, apa kamu sudah tidur?" suara dinar kembali mengecek raccel kekamarnya karena tiba-tiba saja dia teringat akan raccel lagi, dinar terus memanggil dan tidak ada satupun suara dari dalam, dinar makin cemas dan berencana mendobrak pintunya dan ternyata pintu itu tidak terkunci itu tambah membuat dinar cemas dinar berlari dan mencari raccel kesemua sudut kamarnya tetapi tidak ada siapapun disana, dinar berusaha tenang dan mencari keluar disekitar kamar, tidak ada tanda-tanda apapun dari raccel, dinar berteriak memanggil membuat semua orang mendengarnya, tentu saja tak terkecuali kakek kakek mendengar suara kecemasan itu berlari menuju dinar "ada apa? kenapa kamu tampak cemas begitu?" tanya kakek "kek, gawat,! raccel dia tidak ada dimana-mana, aku dari tadi mencarinya" ujar dinar tampak kekhawatiran sangat mendalam "apa? tidak mungkin kemana dia, kemana cucuku,!" ucap kakek berteriak kesana kemari, tampak ketakut