Raccel sangat sedih dan ketakutan, entah kenapa dia bisa tau rahasianya, apakah dia pernah melihat raccel berubah? dan kenapa dia sangat menginginkan duyung. raccel bersedih dan menangis sepanjang waktu
"kakek, dinar, cepat temukan aku, aku sangat takut" ucapnya sambil menangis sesenggukan. karena lelah menagis raccelpun tertidur dengan air mata yang membasahi pipinya
tiba-tiba pria itu datang lagi melihat raccel dan membelai wajah cantiknya, melihat raccel tertidur dia mencium raccel dikeningnya membuat raccel terbangun
"apa yang kamu lakukan?" ujar raccel ketakutan melihat pria itu disampingnya
"jangan takut, aku hanya akan menyuapimu makan, ayo kita makan dulu" ucapnya sambil mengambil makanan dan duduk disamping raccel yang terikat
"aku tidak mau"
"kenapa? kamu harus banyak makan biar tidak sakit" ucapnya
tetapi raccel memalingkan wajahnya dan tidak ingin menatap pria itu, semakin pria itu akan menyuapinya raccel maki
"Raccel,..buka pintunya, apa kamu sudah tidur?" suara dinar kembali mengecek raccel kekamarnya karena tiba-tiba saja dia teringat akan raccel lagi, dinar terus memanggil dan tidak ada satupun suara dari dalam, dinar makin cemas dan berencana mendobrak pintunya dan ternyata pintu itu tidak terkunci itu tambah membuat dinar cemas dinar berlari dan mencari raccel kesemua sudut kamarnya tetapi tidak ada siapapun disana, dinar berusaha tenang dan mencari keluar disekitar kamar, tidak ada tanda-tanda apapun dari raccel, dinar berteriak memanggil membuat semua orang mendengarnya, tentu saja tak terkecuali kakek kakek mendengar suara kecemasan itu berlari menuju dinar "ada apa? kenapa kamu tampak cemas begitu?" tanya kakek "kek, gawat,! raccel dia tidak ada dimana-mana, aku dari tadi mencarinya" ujar dinar tampak kekhawatiran sangat mendalam "apa? tidak mungkin kemana dia, kemana cucuku,!" ucap kakek berteriak kesana kemari, tampak ketakut
semua pergi menuju perbatasan, malam itu sehari sebelum purnama datang, dinar sangat cemas, jika raccel butuh air dan dehidrasi, semoga saja raccel baik-baik saja. mobil melaju sangat kencang membuat mereka sampai dalam waktu singkat"apakah tuan dion ada dirumah?" tanya dinar pada penjaga rumah itu yang tak lain adalah rumah dion"maaf tuan dion nya sedang menghadiri pesta malam ini, beliau belum pulang" ucap penjaga sopan"bagaimana mungkin, dia tidak ada bersama kami..karena itu kami mencarinya kesini" ujar dinar serius membuat penjaga itu ketakutan, karena dari belakang dinar tampak kakek sedang berjalan mendekati dinar yang sangat lama, mereka tau pasti sang pemilik pulau siapa yang tidak mengenali kakek."selamat malam tuan harshaw" ucap para penjaga sambil membungkukkan badannya"ya, aku sekarang bertanya dengan kalian dimana dion?" tanya kakek lagi"ah..itu maaf tuan, tuan dion belum ada pulang sejak dia bilang akan pergi acara ketem
"nona, sebelumnya aku minta maaf karena telah menculikmu seperti ini, tapi aku terpaksa melakukan ini, kamu lihat wanita ini dia adalah ibuku" ungkap dion sambil menunduk sedih membuat raccel tercengang akan hal itu, dia taunya kalau dion sudah tidak memiliki ibu tetapi dia mengakui wanita menyedihkan ini ibunya, apakah ini benar atau hanya tipuan lainnya, raccel hanya tertegun dan mendengarkan saja"ibuku sudah menderita sangat lama, dan beberapa tahun yang lalu ada peramal mengatakan jika dia bisa sembuh hanya dengan meminum darah duyung asli dan duyung keturunan kerajaan, aku dulunya tidak percaya akan kebenaran adanya duyung aku mencarinya kesana kemari sampai aku melihat anda berenang saat itu, aku seakan mendapatkan anugrah, dan anda tau aku mendekati anda bukan karena itu, karena sebelumnya aku tidak mengetahuinya, jujur aku menyukai anda nona, tapi saat ini ibuku lebih penting, jadi apakah nona bisa memberikan sedikit darah nona untuk ibu saya?" tanya dion sangat tulu
Persiapan untuk ritual pengambilan darah raccel sudah selesai, mereka akan melakukannya dipulau itu, hanya mereka bertiga saja yang berada disana, raccel sedikit takut dan berharap dinar dapat menemukannya dengan cepat kali ini malam ini purnama akan datang, dan disitulah kekuatan darah murni duyung akan bekerja, semoga saja dion tidak membohongi raccel kali ini dan setelah semuanya selesai dia akan diantar kembali oleh dion. raccel berbaring ditempat tidur dikamarnya, sambil melihat ke langit-langit kamar, semua perasaan campur aduk, karena ini kakek selalu menutupi kebenarannya karena memang sangat bahaya, baru sekarang raccel menyadarinya, yang dulu gerak geriknya selalu dibatasi kakek. ** ditempat lain dikerajaan laut semua sedang sibuk mempersiapkan pernikahan lunar dengan raja erenel yang akan diadakan dua hari lagi, tetapi tidak tampak kebahagiaan diwajah lunar, dia masih memikirkan raccel "nona, apa yang nona fikirkan, banyaklah tersen
Lunar dan sania sudah bersiap-siap pergi ke daratan, lunar menghela nafas panjang berharap tidak terjadi apa-apa nantinya dan raccel memahaminya, kali ini dia benar-benar takut jika berjumpa dengan dinar, jika mereka bertemu mungkin dendam lama akan terjadi lagi.mereka mengendap dibalik rerumputan yang sudah tak terurus,"kemana semua orang, kenapa tidak ada penjaga? dan sepi sekali" ucap sania penasaran"sst...diam saja ayo kita terus jalan" ujar lunar sambil membungkukkan badannya melewati gerbang rumah, benar tidak ada siapapun disana, semua sudah tampak tak terurus, tapi semua lampu menyala disana, suasananya sangat berbedamereka melewati jalan samping didekat kebun mawar, mereka berencana melewati pintu samping, dan rumah itu terlihat gelap, mereka berusaha untuk membuka pintu itu dengan paksa tetapi belum semnpat berhasil mereka dikejutkan oleh cahaya senter yang tak sempat mereka elakkan"hei...siapa disana? jangan bergerak? kalian i
"nona, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya sania melihat lunar berjalan menjauhi rumah itu dengan langkah gontai"kita harus kesana, mereka sengaja menjauhkan aku dengan raccel dan aku ingin anakku kembali" ujar lunarmereka berjalan menjauhi rumah dan sangat kesal dan marah bercampur aduk didalam hatinya, mereka benar-benar ingin memisahkan lunar dengan raccel anaknya satu-satunya, dan rasa ingin merebut kembali raccel dari mereka menjadi keputusan final yang sedang difikirkan lunar"tapi nona, 2 hari lagi nona akan menikah, bagaimana?" tanya sania lagi"tenang saja, aku akan tetap melangsungkan pernikahan itu setelah semuanya selesai aku ingin menyusul mereka ke selatan, aku harus membuat perhitungan dengan mereka, dan tidak akan kumaafkan" ucap lunar kesalmereka kembali keistana lautan, tetap saja semua masih sibuk dengan persiapan pernikahan, lunar berusaha menghilangkan rasa sedihnya agar tidak terlihat oleh ratu mereka langsun
Nguuuunggg.....bunyi berdenging membahana di lautan dalam, semua bergetar seperti gempa, lunar kaget dan langsung berenang keluar, semua sesuatu yang sudah dipersiapkan untuk pernikahan runtuh begitu saja, semua panik dan berenang kesana kemarilunar berenang mencari sania dan akhirnya mereka bertemu dan begitu juga dengan ibu dan ayahnya sang raja lautan"ada apa ini tiba-tiba alaram berbunyi? apa kamu baik-baik saja?" tanya ayahnya cemas pada lunar., karena memang lunarlah satu-satunya penerus darah murni, selain mereka yang ada disana saat itu"aku tidak apa-apa ayah" ucap lunar ketakutan dan kecemasan menjadi satu, dia teringat akan raccel dan mulai menangis ketakutan"ibu bagaimana ini? apa yang terjadi?" tanya lunar menangis sambil memeluk ibunya yang juga menangis"jangan fikirkan itu dulu, kita harus menjauh dari sini secepatnya, ayo semua cepat keluar dari sini" ujar raja sambil memandu semua orang keluar dari palung kerajaan laut. semua b
lunar berlari diikuti sania dibelakangnya yang selalu menegurnya, tetapi lunar benar-bnenar bukan dirinya lagi saat itu, dia sudah menmpakkan sosok pembunuhnya sama seperti saat itu, saat dia membunuh orang tua dinar "hentikan....,!!" teriak lunar membuat seisi ruangan menggelegar, dion yang melihat itu sangat terkejut dan menumpahkan darah itu dari tangannya yang akan diberikan pada ibunya, dion sangat kesal "siapa kamu? beraninya kamu mengangguku dan berada dipulauku?" tanya dion sangat marah tetapi lunar tidak mendengarkan itu dan tidak memberi penjelasan apa-apa, dia langsung menyerang dion dan langsung mencabik-cabiknya seketika, bahkan dion tidak sempat untuk melarikan diri sedikitpun, dion sudah tergeletak didepan wanita yang tergolek lemah diatas tempat tidur itu, tubuh dion sangat menggenaskan dan darah bercucuran sana sini memvuat sania menutup mulutnya, dan tentu saja semua duyung dan raja juga melihat itu dari bawah karena semua disana sanga