Share

Bab 77

Penulis: Y Valista
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-17 23:15:50

"nona, sebelumnya aku minta maaf karena telah menculikmu seperti ini, tapi aku terpaksa melakukan ini, kamu lihat wanita ini dia adalah ibuku" ungkap dion sambil menunduk sedih membuat raccel tercengang akan hal itu, dia taunya kalau dion sudah tidak memiliki ibu tetapi dia mengakui wanita menyedihkan ini ibunya, apakah ini benar atau hanya tipuan lainnya, raccel hanya tertegun dan mendengarkan saja

"ibuku sudah menderita sangat lama, dan beberapa tahun yang lalu ada peramal mengatakan jika dia bisa sembuh hanya dengan meminum darah duyung asli dan duyung keturunan kerajaan, aku dulunya tidak percaya akan kebenaran adanya duyung aku mencarinya kesana kemari sampai aku melihat anda berenang saat itu, aku seakan mendapatkan anugrah, dan anda tau aku mendekati anda bukan karena itu, karena sebelumnya aku tidak mengetahuinya, jujur aku menyukai anda nona, tapi saat ini ibuku lebih penting, jadi apakah nona bisa memberikan sedikit darah nona untuk ibu saya?" tanya dion sangat tulu

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • DINAR   Bab 78

    Persiapan untuk ritual pengambilan darah raccel sudah selesai, mereka akan melakukannya dipulau itu, hanya mereka bertiga saja yang berada disana, raccel sedikit takut dan berharap dinar dapat menemukannya dengan cepat kali ini malam ini purnama akan datang, dan disitulah kekuatan darah murni duyung akan bekerja, semoga saja dion tidak membohongi raccel kali ini dan setelah semuanya selesai dia akan diantar kembali oleh dion. raccel berbaring ditempat tidur dikamarnya, sambil melihat ke langit-langit kamar, semua perasaan campur aduk, karena ini kakek selalu menutupi kebenarannya karena memang sangat bahaya, baru sekarang raccel menyadarinya, yang dulu gerak geriknya selalu dibatasi kakek. ** ditempat lain dikerajaan laut semua sedang sibuk mempersiapkan pernikahan lunar dengan raja erenel yang akan diadakan dua hari lagi, tetapi tidak tampak kebahagiaan diwajah lunar, dia masih memikirkan raccel "nona, apa yang nona fikirkan, banyaklah tersen

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-24
  • DINAR   Bab 79

    Lunar dan sania sudah bersiap-siap pergi ke daratan, lunar menghela nafas panjang berharap tidak terjadi apa-apa nantinya dan raccel memahaminya, kali ini dia benar-benar takut jika berjumpa dengan dinar, jika mereka bertemu mungkin dendam lama akan terjadi lagi.mereka mengendap dibalik rerumputan yang sudah tak terurus,"kemana semua orang, kenapa tidak ada penjaga? dan sepi sekali" ucap sania penasaran"sst...diam saja ayo kita terus jalan" ujar lunar sambil membungkukkan badannya melewati gerbang rumah, benar tidak ada siapapun disana, semua sudah tampak tak terurus, tapi semua lampu menyala disana, suasananya sangat berbedamereka melewati jalan samping didekat kebun mawar, mereka berencana melewati pintu samping, dan rumah itu terlihat gelap, mereka berusaha untuk membuka pintu itu dengan paksa tetapi belum semnpat berhasil mereka dikejutkan oleh cahaya senter yang tak sempat mereka elakkan"hei...siapa disana? jangan bergerak? kalian i

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-25
  • DINAR   Bab 80

    "nona, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya sania melihat lunar berjalan menjauhi rumah itu dengan langkah gontai"kita harus kesana, mereka sengaja menjauhkan aku dengan raccel dan aku ingin anakku kembali" ujar lunarmereka berjalan menjauhi rumah dan sangat kesal dan marah bercampur aduk didalam hatinya, mereka benar-benar ingin memisahkan lunar dengan raccel anaknya satu-satunya, dan rasa ingin merebut kembali raccel dari mereka menjadi keputusan final yang sedang difikirkan lunar"tapi nona, 2 hari lagi nona akan menikah, bagaimana?" tanya sania lagi"tenang saja, aku akan tetap melangsungkan pernikahan itu setelah semuanya selesai aku ingin menyusul mereka ke selatan, aku harus membuat perhitungan dengan mereka, dan tidak akan kumaafkan" ucap lunar kesalmereka kembali keistana lautan, tetap saja semua masih sibuk dengan persiapan pernikahan, lunar berusaha menghilangkan rasa sedihnya agar tidak terlihat oleh ratu mereka langsun

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-26
  • DINAR   Bab 81

    Nguuuunggg.....bunyi berdenging membahana di lautan dalam, semua bergetar seperti gempa, lunar kaget dan langsung berenang keluar, semua sesuatu yang sudah dipersiapkan untuk pernikahan runtuh begitu saja, semua panik dan berenang kesana kemarilunar berenang mencari sania dan akhirnya mereka bertemu dan begitu juga dengan ibu dan ayahnya sang raja lautan"ada apa ini tiba-tiba alaram berbunyi? apa kamu baik-baik saja?" tanya ayahnya cemas pada lunar., karena memang lunarlah satu-satunya penerus darah murni, selain mereka yang ada disana saat itu"aku tidak apa-apa ayah" ucap lunar ketakutan dan kecemasan menjadi satu, dia teringat akan raccel dan mulai menangis ketakutan"ibu bagaimana ini? apa yang terjadi?" tanya lunar menangis sambil memeluk ibunya yang juga menangis"jangan fikirkan itu dulu, kita harus menjauh dari sini secepatnya, ayo semua cepat keluar dari sini" ujar raja sambil memandu semua orang keluar dari palung kerajaan laut. semua b

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • DINAR   Bab 82

    lunar berlari diikuti sania dibelakangnya yang selalu menegurnya, tetapi lunar benar-bnenar bukan dirinya lagi saat itu, dia sudah menmpakkan sosok pembunuhnya sama seperti saat itu, saat dia membunuh orang tua dinar "hentikan....,!!" teriak lunar membuat seisi ruangan menggelegar, dion yang melihat itu sangat terkejut dan menumpahkan darah itu dari tangannya yang akan diberikan pada ibunya, dion sangat kesal "siapa kamu? beraninya kamu mengangguku dan berada dipulauku?" tanya dion sangat marah tetapi lunar tidak mendengarkan itu dan tidak memberi penjelasan apa-apa, dia langsung menyerang dion dan langsung mencabik-cabiknya seketika, bahkan dion tidak sempat untuk melarikan diri sedikitpun, dion sudah tergeletak didepan wanita yang tergolek lemah diatas tempat tidur itu, tubuh dion sangat menggenaskan dan darah bercucuran sana sini memvuat sania menutup mulutnya, dan tentu saja semua duyung dan raja juga melihat itu dari bawah karena semua disana sanga

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28
  • DINAR   Bab 83

    "wakil dion...apa sudah selesai, aku sangat pusing" ujar suara raccel mengagetkan semua orang "raccel...kamu sudah sadar nak, ini ibu, bangunlah ini ibu" ujar lunar "i..ibu...? bagiamana ibu ada disini?" tanya raccel sambil duduk dan memegang kepalanya dan langsung kaget melihat semua ramai disana dan tak ada yang dia kenali selain lunar dan sania, dan melihat kekacauan itu dengan dion yang sudah tercabik cabik "ibu..ada apa ini? kenapa wakil dion...?" tanya raccel ketakutan "tidak apa-apa sayang, dai berusaha menyakitimu jadi ibu tidak sengaja melukainya" jawab lunar pelan memberikan pengertian pada raccel yang mulai ketakutan "a..apa? itu tidak mungkin ibu, dia memang menculikku, dia hanya ingin sedikit darahku, dan dia sangat baik padaku" ucap raccel ketakutan dan menjauhi ibunya "nak...maafkan ibu, ibu tidak sengaja" ujar lunar mendekati raccel lagi "kenapa ibu? kenapa harus membunuh? tidak bisakah ibu memberitahunya

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-29
  • DINAR   Bab 84

    Malam itu terasa sangat mencekam, bahkan keindahan purnamapun sudah tak menenangkan lagi, darah mengalir dimana-mana membuat raccel mual tak biasa melihat pemandangan itu, melihat lekat-lekat dion yang sudah tercabik-cabik, sungguh malang jika benar yang disana itu ibunya berarti dia juga duyung kan, dan berdarah murni sepertiku karena ibunya duyung, tetapi kenapa tidak darah dia saja yang diberikan pada ibunya itu, fikiran itu sunggh sangat membingungkan raccel, atau apakah dion bukan anak kandung nya?raccel menepis semua fikiran itu saat ini, berusaha melupakan kejadian malam ini, berharap wanita tua itu bangun saja agar dia bisa menjelaskan siapa dion sebenarnya. raccel berbalik menyaksikan ibunya mulai menyayat tangannya sendiri untuk mendapatkan secangkir darah untuk wanita itukasihan...ya begitulah yang dirasakan raccel, tetapi ibunya harus melakukan itu, dan setelah darah itu diminumkan pada wanita itu, raja membereskan mayat wakil dion terlebih dahulu dan mem

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • DINAR   Bab 85

    "kakek, kita harus bagaimana? sudah sehari semalam kita mencari tapi mereka bahkan tidak meninggalkan jejak sama sekali" ujar dinar frustasi "kita akan terus mencarinya, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya, tolong temukan dia dengan cepat,!" ujar kakek dengan suara lemah karena dia tidak bisa tidur sedikitpun "baiklah kek, kakek istirahat saja dirumah, biar aku saja yang pergi dengan para wakil" ujar dinar lagi "tidak, aku harus ikut, aku tidak bisa istirahat sebelum bisa menemukannya kembali" ungkap kakek sedih dengan kantung mata yang menghitam mereka mulai bersiap-siap mencari keluar daerah sana dan pergi mencari keperairan lainnya, seperti pulau-pulau kecil yang biasa mereka akses, tapi ada satu pulau terlihat diradar mereka yang tak berpenghuni tetapi memiliki bangunan diisana, itu membuat mereka penasaran, kenapa selama ini pembangunan disana tidak diketahui, sedangkan pulau kecil itu masih bagian dari pulau besar milik kakek, han

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-31

Bab terbaru

  • DINAR   Bab 91

    Semua telah berkumpul didermaga kecil pulau itu, semua sangat tertata rapi disana, tampak sederhana tetapi sangat indah untuk dipandang. lunar mengeluarkan mutiara dari mulutnya dan tentu mencucinya dulu sebelum memberikannya pada dinar, dinar sangat gugup memegang mutiara yang sangat berharga itu, dia sebenarnya tidak tega tetapi ini satu-satunya cara agar bisa bertahan lebih lama untuk menemui ayah dan ibunya. dinar mulai menelan mutiara itu, semua baik-baik saja awalnya, setelah beberapa menit berlalu dada dinar bersinar seperti ada sesuatu yang melewati dadanya, dinar merasa sesak dan berpegangan pada tiang dermaga karena merasa dadanya sangat panas "apa kamu baik-baik saja?" tanya lunar cemas karena belum tentu mutiara miliknya akan cocok ditubuh dinar "ya, aku baik-baik saja, tetapi dadaku terasa panas" jawab dinar masih menahan sesak didadanya "nak apa kau yakin akan pergi?" tanya kakek khawatir melihat cucunya itu "yakin kek, k

  • DINAR   Bab 90

    Semua seakan terdiam dan seakan menyetujui akan hal itu, semua bubar terkecuali miana kakak nya sang raja, dia tertegun dan mencari kesana kemari, dia mencari dion yang dia anggap anaknya "kakak, ada apa? apa yang kamu cari?" tanya raja duyung pada kakak nya itu "apakah kau tak melihat anakku? ataukah dia belum datang?" tanya miana sambil melihat kesana kemari "uhm kakak, aku minta maaf karena dia meninggal saat ingin memberikan obat untukmu, tapi jangan khawatir kak kami menguburnya dengan baik" ucap raja gelagapan menyembunyikan kenyataan "apa?? kenapa kau tak memberitahuku dari tadi?" tanya miana histeris dan menangis "maafkan aku, aku hanya tidak ingin membuatmu memikirkan itu, sedangkan kamu belum pulih" ujar raja menunduk "bagaimana bisa begitu? dia menjagaku selama ini, ayahnya juga yang menyelamatkan aku waktu itu, meskipun dia bukan anak kandungku tetapi dia jadikan aku seperti orangtua kandungnya" jawab miana yang tak henti m

  • DINAR   Bab 89

    semua orang mulai pergi meninggalkan tempat itu, semua wakil pergi dan wakil dion tetap tak terlihat dari tadi, tapi mereka mendengarkan apa yang tuan harshaw katakan, semua bubar dengan cepat, dan hanya dinar dan kakek yang masih tertinggal disana."kakek, kenapa kakek berbohong padaku selama ini?" ucap dinar tampak sedih memandangi kakek yang sedari tadi merangkul raccel"maafkan kakek nak, semua demi kebaikan kamu, mereka semua masih aman dan tinggal dipulau terpencil yang jauh dari sini, kamu ingat kan waktu itu kakek menyuruhmu pergi pertemuan kesebuah pulau, nah pulau itulah yang seharusnya kau tuju" ungkap kakek penuh penyesalan"aku ingin bertemu dengan mereka kek, kita akan kesana kan?" tanya dinar"aku tidak yakin" ucap kakek sambil memandang raja duyung"nak, aku tidak bisa lagi menolongmu kali ini seperti waktu itu, dan gelembung itu pastinya akan bereaksi dengan cepat, karena semua sudah tau kan rahasia kami" ujar raja duyung mulai mer

  • DINAR   Bab 88

    "kakek...akhirnya kakek datang,!" ujar raccel sambil berlari memeluk kakek yang tampak kelelahan, raccel menangis kecil sambil menatap tubuh kakek yang melemah itu, kakek juga membalas pelukan cucunya itu, dia sangat mencemaskan raccel selama ini dan tentu saja kali ini dia tidak ingin kehilangannya lagi,"apa maksud semua ini ayah? kenapa ayah mengenalnya?" ujar lunar menatap tajam pada ayahnya, dia sangat heran yang selama ini tidak pernah siapapun tau tentang hal ini. dan begitujuga dengan wakil lainnya mereka sangat takjub dengan duyung yang mereka tahu hanya dongeng itu."ayah akan menjelaskannya nanti padamu, sekarang biarkan saja mereka pergi" ujar raja pada lunar tampak tidak ingin menjelaskan apa-apa didepan semua orang"apa yang anda sembunyikan selama ini? aku saja tidak tau anda mengenalnya" sambung sang ratu menatap tajam kembali pada suaminya itu"jelaskan saja...aku sudah disini" ucap kakek sambil terus memegang raccel dirangkulnya

  • DINAR   Bab 87

    lunar tampak berjalan bergandengan dengan raccel, tampaknya mereka sudah berbaikan, melenggang mendekati suara keributan ayahnya "ada apa? kenapa sangat berisik" ujar lunar sambil menoleh kearah depan dan terkejut dengan apa yang dia lihat, begitu juga dengan raccel dia sangat terkejut, dinar sampai datang kesini pasti dia sangat mencemaskan raccel dan begitu juga kakek "dinar....syukurlah kamu menemukanku" ujar raccel berlari sambil memeluk tubuh dinar yang darit tadi mematung, wakil rayanpun tertegun dan menggeser badannya kebelakang, seketika keberaniannya menciut "raccel...apa mereka yang membawamu kesini?" tanya dinar menatap wajah saudaranya itu "tidak, ceritanya sangat panjang dinar, aku dibawa kesini oleh seseorang" ungkapnya "lantas bagaimana mereka semua ada disini?" tanya dinar penasaran "aku akan menceritakan itu nanti, apakah kakek baik-baik saja?" tanya raccel "ya, dia sangat mengkhawatirkanmu, dia ikut sebentar l

  • DINAR   Bab 86

    "hm...wakil rayan, apa mungkin ada orang didalam sana?" tanya dinar sambil berbisik mengintip dari balik pohon ara"kita tidak tau apa yang ada disana sebelum kita melihatnya sendiri kan, kalau begitu ayo kita masuk" ajak wakil rayan degan berani"baiklah...ayo" ujar dinar berlari sambil mengendap-endap kedepan, dan mendapatkan jalan untuk masuk kegedung itu, tapi tak disangka-sangka didalam ternyata sangat indah, sangat hidup, lampu hias berjejeran didinding, semua ruangan wangi bunga, tapi entah bunga apa itu dinar tidak tau karena selama ini dia banyak mencium mawar saja.mereka melewati banyak ruangan yang pintunya tertutup rapat, tidak ada satupun yang sedikit terbuka, mereka juga sangat takut untuk membukanya satu persatu"hm..tuan dinar, sebaiknya kita cari dibagian depan saja, diruangan depan pasti lebih lebar dan leluasa untuk kita melihat sekitarnya" ucap wakil rayyan"ide bagus, ayo kita maju" jawab dinarmereka sudah sampai

  • DINAR   Bab 85

    "kakek, kita harus bagaimana? sudah sehari semalam kita mencari tapi mereka bahkan tidak meninggalkan jejak sama sekali" ujar dinar frustasi "kita akan terus mencarinya, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya, tolong temukan dia dengan cepat,!" ujar kakek dengan suara lemah karena dia tidak bisa tidur sedikitpun "baiklah kek, kakek istirahat saja dirumah, biar aku saja yang pergi dengan para wakil" ujar dinar lagi "tidak, aku harus ikut, aku tidak bisa istirahat sebelum bisa menemukannya kembali" ungkap kakek sedih dengan kantung mata yang menghitam mereka mulai bersiap-siap mencari keluar daerah sana dan pergi mencari keperairan lainnya, seperti pulau-pulau kecil yang biasa mereka akses, tapi ada satu pulau terlihat diradar mereka yang tak berpenghuni tetapi memiliki bangunan diisana, itu membuat mereka penasaran, kenapa selama ini pembangunan disana tidak diketahui, sedangkan pulau kecil itu masih bagian dari pulau besar milik kakek, han

  • DINAR   Bab 84

    Malam itu terasa sangat mencekam, bahkan keindahan purnamapun sudah tak menenangkan lagi, darah mengalir dimana-mana membuat raccel mual tak biasa melihat pemandangan itu, melihat lekat-lekat dion yang sudah tercabik-cabik, sungguh malang jika benar yang disana itu ibunya berarti dia juga duyung kan, dan berdarah murni sepertiku karena ibunya duyung, tetapi kenapa tidak darah dia saja yang diberikan pada ibunya itu, fikiran itu sunggh sangat membingungkan raccel, atau apakah dion bukan anak kandung nya?raccel menepis semua fikiran itu saat ini, berusaha melupakan kejadian malam ini, berharap wanita tua itu bangun saja agar dia bisa menjelaskan siapa dion sebenarnya. raccel berbalik menyaksikan ibunya mulai menyayat tangannya sendiri untuk mendapatkan secangkir darah untuk wanita itukasihan...ya begitulah yang dirasakan raccel, tetapi ibunya harus melakukan itu, dan setelah darah itu diminumkan pada wanita itu, raja membereskan mayat wakil dion terlebih dahulu dan mem

  • DINAR   Bab 83

    "wakil dion...apa sudah selesai, aku sangat pusing" ujar suara raccel mengagetkan semua orang "raccel...kamu sudah sadar nak, ini ibu, bangunlah ini ibu" ujar lunar "i..ibu...? bagiamana ibu ada disini?" tanya raccel sambil duduk dan memegang kepalanya dan langsung kaget melihat semua ramai disana dan tak ada yang dia kenali selain lunar dan sania, dan melihat kekacauan itu dengan dion yang sudah tercabik cabik "ibu..ada apa ini? kenapa wakil dion...?" tanya raccel ketakutan "tidak apa-apa sayang, dai berusaha menyakitimu jadi ibu tidak sengaja melukainya" jawab lunar pelan memberikan pengertian pada raccel yang mulai ketakutan "a..apa? itu tidak mungkin ibu, dia memang menculikku, dia hanya ingin sedikit darahku, dan dia sangat baik padaku" ucap raccel ketakutan dan menjauhi ibunya "nak...maafkan ibu, ibu tidak sengaja" ujar lunar mendekati raccel lagi "kenapa ibu? kenapa harus membunuh? tidak bisakah ibu memberitahunya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status