dinar berlama-lama disana memperhatikan raccel dengan seksama, dia berfikir betapa miripnya dia dengan lunar, sampai dia berfikir apa lunar dan raccel bersaudara.
"hei, kamu sedang memikirkan apa?" ucap raccel tiba-tiba mengagetkan dinar
"ah tidak, oh ya raccel aku ingin bertanya sesuatu apa boleh?"
"ya tentu saja, silahkan apapun itu" jawab raccel tersenyum sangat manis
"raccel apa kamu ingat wajah ibumu? atau darimana kamu berasal?" ucap dinar
"aku tidak ingat sama sekali wajah ibuku apalagi darimana aku berasal, tapi kamu tau tidak saat aku memasukkan sebagian kakiku kelaut kaki ku serasa berdenyut seperti akan mengeluarkan sesuatu, aku rasa mungkin aku berasal dari laut" ucap raccel serius
"oh ya? apa itu benar? kapan kau merasakan itu?" jawab dinar antusias
"hahahahaa....haaa..." seketika suara tertawa raccel pecah seketika
"kenapa kamu mudah sekali percaya dinar, kamu fikir aku ikan, atau putri duyung?" lanj
dikamarnya, dinar berbaring sambil bersandar ditempat tidurnya, melihat sisik yang menempel dikaki raccel beberapa hari yang lalu, sisik itu sangat indah, dan berkilau, tentu raccel tidak mengetahui itu, dinar akan mencari tau nanti jika dia berkunjung menemui lunar, menanyakan itu sisik apa dan dia begitu memikirkan lunar saat itu, sudah beberapa hari dia tidak menemui lunar, semoga saja lunar tidak marah padanya karena berhari-hari tampa kabar. jujur, dinar sebenarnya sangat merasa bersalah mencintai dua wanita diam-diam, tapi dinar harus menjalani itu, karena dia sangat menyayangi raccel entah itu sebagai adik atau pacar, tapi dia juga tidak bisa melepaskan lunar, apalagi dia sangat tau lunar lah wwanita yang disakiti ayahnya dimasa lampau "lunar, maafkan aku, tapi aku janji tidak akan sama seperti ayahku" ucap dinar sambil terus membayangkan bertemu dengan lunar, dia meletakkan sisik itu disamping meja tempat tidurnya, dan menarik selimut untuk tidu
Malam berlalu begitu cepat, dinar terbangun dan saat itu masih jam 5 subuh, dia bergegas mandi dan mengambil beberapa tangkai bunga mawar ditaman belakang, dia tidak sabar untuk bisa menemui lunar lagi setelah sekian lama, lunar pasti merasa sedih.setelah mengambil bunga dia pergi kedepan dan ternyata edward sudah bangun dan sibung mengelap mobil,"tuan, sudah bangun?" tanya edward sambil menunduk"iya, bisakah kamu mengantarku kepantai seperti biasanya?" jawab dinar lembut"tentu saja tuan, mari masuk" ucap edward membukakan pintu mobil untuk dinarmobil berangkat saat masih terlihat gelap, sebenarnya edward sangat bingung dan penasaran siapa yang ditemui dinar diluar sana, sampai dia selalu sembunyi-sembunyi dari semua orang dan edward yakin itu pasti seorang gadis, karena dinar selalu membawakannya bunga mawar yang indah.dinar memperhatikan edward yang dari tadi terdiam sambil sesekali memperhatikan lewat kaca tengah mobil,
Dinar berjalan kembali kekamarnya, tapi dia melihat sekeliling sangat sepi, kemana semua orang dikirnya dalam hati, dia melanjutkan jalannya dan terfikir untuk melihat raccel dikamarnya,"tok tok.." dinar mengetuk pintu kamar raccel dengan pelan"masuklah" ucap raccel dengan lantangdinar membuka pintu dan menutupnya kembali, dan berusaha memberikan senyum terbaiknya didepan raccel agar raccel tidak tau kalau hatinya sedang sedih karena tidak bisa bertemu dengan lunar."bagaimana keadaanmu?, apa kamu sudah makan?" tanya dinar sambil duduk disamping tempat tidur raccel"aku sudah jauh lebih baik dan juga sudah bisa berjalan, aku ingin kepantai bersamamu, aku sudah rindu pantai" ungkap raccel bersemangat "aku sudah makan, apa kamu sudah?" lanjutnya"ya kalau kamu sudah sehat sepenuhnya kita akn berjalan-jalan dipantai, aku belum makan nanti saja sebentar lagi" jawab dinar, karena sebenarnya selera makannya hilang hari ini."oh ya kamu d
Entah kebenaran apa sebenarnya yang dirahasiakan kakek, tapi melihat dinar dan raccel akrab dia merasa sangat tenang, saat ini dikamarnya kakek duduk memandangi keluar jendela melihat keakraban 2 cucunya, dia berharap saat waktu yang tepat untuk mengatakannya dia akan mengungkapkan seluruh bagian cerita yang dia tau, dan setelah itu dia bisa pergi dengan tenang.sedangkan disisi lain dinar dan raccel masih asik bersenda gurau, sambil tertawa satu sama lain,"dinar, maukah kamu memetik beberapa tangkai mawar untuk diletakkan beberapa dikamarku" ucapnya sambil memandangi dinar"tentu saja, aku akan ambilkan semuanya dika kamu mau lebih banyak" jawab dinar"haha...tidak perlu banyak-banyak nanti kamarku bisa penuh dengan mawar" ucapnya sambil terkekeh melihat dinar yang mulai mengambil beberapa tangkai mawarraccel merasa senang, karena akhirnya dia bisa sebahagia ini, meski dia agak sedikit aneh dengan tubuhnya sekarang, tapi dia tidak menhiraukannya
Raccel membersihkan badannya, dan terkejut melihat beberapa sisik jatuh dari tubuhnya, dia langsung mengambilnya"apa ini? bagaimana sisik ini ada padaku?" ucap raccel kebingungan melihat 2 sisik yang berwarna merah kekuningan itu, aku tidak pernah menyimpan aksesoris seperti ini, dia selalu bertanya-tanya dan akhirnya dia menyimpan sisik itu didalam kotak kecil yang diletakkan dilaci meja riasnya, dia akan menanyakan itu pada dinar nanti setelah dinar kembali kekamarnya.diruang kerja kakek dinar sudah duduk manis disana, melihat kakeknya yang sedikit sendu"dinar aku akan menyatakan beberapa kebenaran padamu, tapi berjanjilah dulu kamu tidak akan memberitahukannya kepada raccel sampai aku yang memberitahukan sendiri" ucap kakek serius"baik kek, aku akan menjaga rahasia itu" ucap dinar penuh penasaran yang membuatnya akan menyetujui semuanya"begini, kakek tidak tau harus memulai darimana dan kakek yakin kamu akan bingung dengan kenya
Sudah mulai gelap diluar, raccel merasa sangat bosan dikamarnya, dia berusaha berdiri dan ingin berjalan-jalan dan bisa makan malam bersama dengan kakek, karena dia sudah rindu untuk makan malam bersama, dinarpun seketika melihat raccel yang tertatih tatih berjalan keluar dari kamarnya"raccel, kamu mau kemana?" ucap dinar sambil membantu raccel berjalan"aku sangat ingin makan malam bersama hari ini, sangat tidak nyaman dikamar berlama-lama" ucap raccel yang tampak bosandinar tersenyum melihat raccel yang tampak lebih sehat dari biasanya,"baiklah, mari aku bantu kita akan makan bersama malam ini" ucap dinar dan mereka berjalan bersama keruang makan"dinar, kenapa kamu tidak kembali lagi tadi kekamarku? dan apa yang kakek bicarakan sampai lama begitu?" tanya raccel penasaran"ah..tidak kami hanya berbincang-bincang biasa saja, tadi aku juga sudah kekamarmu tapi kamu lagi tidur jadi aku tidak ingin mengganggumu" jelas dinar yang tampa
Tanpa terasa, perbincangan yang sangat sudah lama tidak dilakukan terhenti karena sudah mulai larut untuk melanjutkannya, mereka semua berpamitan dan tentu saja dinar mengajak raccel kembali untuk mengantarkan kekamarnya, raccel dengan senang melingkarkan tangannya yang mungil dilengan dinar, kakek yang melihat itu mulai risih dengan kedekatan mereka yang tidak sama lagi terlihat seperti dulu, ada kecemasan didalam hati kakek,"semoga saja semua akn baik-baik saja" ungkap kakek dalam hati dan memasuki kamarnya juga,dinar sudah sampai dikamar raccel dan tersenyum dengan sangat indah"raccel, kamu istirahatlah biar cepat sembuh" ucap dinar"apa kamu tidak ingin disini dulu menemaniku" jawabnya"aku..maaf aku sangat lelah rasanya ngantuk sekali" jelasnya sambil menguap dan tanpa menghilangkan senyumnya, meyakinkan raccel bahwa dia harus menjaga jarak sedikit dengan raccel"ah..baiklah, kamu istirahatlah" ucap raccel dengan lesu dan mengangkat
"Nona, siapa yang anda temui? Dari siapa bunga itu?" tanya dayang itu dengan ketusTapi lunar hanya diam sambil menundukkan wajahnya dalam-dalam"nona, anda tidak bisa begini, anda tidak boleh jatuh cinta lagi, anda ingat pesan nyonya ratu?, kalau anda jatuh cinta lagi anak anda akan jadi taruhannya" jelas dayang yang bernama sania dengan nada serius"aku tau sania, aku sedang berusaha" ujar lunar sambil memalingkan badannya menjauhi saniaSania memang kepercayaan ratu, dayang pendamping lunar, meski usia nya sudah tidak muda lagi tetapi dia terlihat muda bahkan tampak seumuran dengan lunar, dia sudah tau tentang hubungan lunar dengan dinar, tetapi dia masih menyimpannya rapat karena disisi lain dia juga sangat sedih melihat lunar selalu termenung, hanya fialah satu satunya yang nengerti lunar,Lunat pun sedikit gelisah karena dia yakin sania sudah mengetahui tentang dinar, dan pasti lambat laun akan melaporkannya, lunar harus mencegah itu te