"Nona, siapa yang anda temui? Dari siapa bunga itu?" tanya dayang itu dengan ketus
Tapi lunar hanya diam sambil menundukkan wajahnya dalam-dalam
"nona, anda tidak bisa begini, anda tidak boleh jatuh cinta lagi, anda ingat pesan nyonya ratu?, kalau anda jatuh cinta lagi anak anda akan jadi taruhannya" jelas dayang yang bernama sania dengan nada serius
"aku tau sania, aku sedang berusaha" ujar lunar sambil memalingkan badannya menjauhi sania
Sania memang kepercayaan ratu, dayang pendamping lunar, meski usia nya sudah tidak muda lagi tetapi dia terlihat muda bahkan tampak seumuran dengan lunar, dia sudah tau tentang hubungan lunar dengan dinar, tetapi dia masih menyimpannya rapat karena disisi lain dia juga sangat sedih melihat lunar selalu termenung, hanya fialah satu satunya yang nengerti lunar,
Lunat pun sedikit gelisah karena dia yakin sania sudah mengetahui tentang dinar, dan pasti lambat laun akan melaporkannya, lunar harus mencegah itu te
Lunar terlihat tidak baik-baik saja, dia menyesal telah memperlihatkan diri pada dinar, itu sangat menyakitkan baginya, mencintai manusia lagi, padahal ada perjanjian yang harus dia tepati, lunar sebenarnya putri tunggal dari kerajaan duyung banyak aturan yang selalu mengekangnya setiap hari, itulah sebabnya dia lebih memilih mencintai manusia karena dia lebih merasa bebas berada didaratan, ayahnya tidak mengetahui dia sudah mempunyai anak, hanya ibunya dan dayang sania yang tau,karena ibunya ingin membunuh anaknya saat baru lahir lunar membuat perjanjian jika anak nya berumur sekitar 3 tahun dia akan meletakkannya didaratan karena anak itu adalah kutukan campuran darah manusia dengan penerus penguasa lautan jadi tidak mungkin ayahnya akan bisa menerima itu, ibunya menerima kesepakatan mereka dan membuat lunar tidak akan mengulangi semua kesalahannya dengan mencintai manusia lagitetapi ternyata sekarang dia membuat sesuatu yang salah, dia tidak ingin ibunya mengetahu
Mobil melaju dan mereka sampai dengan cepat direstoran seafood langganan raccel, sudah lama sekali dia tidak kesana, dan berpapasan dengan mobil anak pemilik restoran, dilan lard dia sebenarnya menyukai raccel dan sejak lama memperhatikannya tapi raccel tidak pernah meresponnya, tentu dia tau raccel datang, karena hari ini raccel sedang bahagia dia tak henti-henti tersenyum, mereka turun dari mobil dan edward berencana untuk menunggunya diparkiran"edward, sebaiknya kamu ikut makan, ayo aku akan mentraktirmu, jangan khawatir aku tidak akan memberitahu kakek" ucap raccel tersenyum manisedward tidak akan melewatkan kesempatan itu karena sebenarnya dia juga ingin bersama-sama dengan raccel dan jalan-jalan dengannya, dia hanya mengangguk dan mengikuti raccel dan dinar yang memasuki restoran"tunggu..." suara teriakan terdengar dari belakang, dan seseorang bergegas menemui raccel"nona, sudah lama anda tidak kesini, apa anda sudah sehat?" ucapnya sambil terse
Mereka menyelesaikan makan dengan cepat, dan tanpa ingin berlama lama raccel berpamitan pada dilan setelah membayar semua makanan, mereka akan melanjutkan berjalan-jalan hari ini,"terimakasih nona raccel datanglah kembali" ucap dilan dengan ramah sambil mengantar kepergian raccel dan yang lainnya keluar"edward aku ingin kepantai dulu sebentar, kamu boleh menunggu ataupun pulang dulu" ucap raccel dengan senyum riang, edward tentu saja mengangguk dengan patuh dan sangat menyenangkan hari ini untuknya bisa makan bersama pujaan hatimereka berpisah disitu, dan raccel dan dinar melanjutkan perjalanan mereka kepantai tempat biasanya mereka pergi"sudah lama sekali aku tidak kesini, semua terasa nyaman" ucap raccel sambil menghirup udara laut yang menyegarkan, mereka melewati pasir pantai yang putih berkilau"dinar, ngomong-ngomong kamu hari ini kenapa? seperti banyak yang sedang kamu fikirkan""oh..tidak aku hanya sedikit tidak enak badan"
Mereka pulang dengan banyak keheningan begitu juga dengan edward, mereka memperhatikan sesuatu yang disimpan dalam pada dinar, ada apa sebenarnya dia, hanya saja raccel tidak ingin membuatnya terlihat memaksanya untuk berceritasesampainya dirumah mereka berjalan menuju kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakaian, dengan raccel yang masih dibimbing untuk berjalan.ditempat lain lunar memikirkan banyak hal, tetapi dia tidak fokus pada dinar saja dia memikirkan gadis yang bersama dinar tadi, siapa sebenarnya dia, kenapa jantungnya berdetak kencang saat melihat gadis itu, bukan karena cemburu tapi ada perasaan lain yang membuatnya seperti itu, perasaan kerinduan yang sudah lama"nona, jangan terlalu memikirkan yang tadi, itu tandanya dewa memperingati nona agar tidak terlalu jauh mencintai pria itu" ucap sania dari belakang lunar"bukan begitu sania, aku bukan cemburu dan aku juga tidak terlalu mempermasalahkannya, hanya saja aku merasa sangat familia
Dinar pulang dengan hati berbunga-bunga, tapi dia berfikir bagaimana cara menjelaskannya pada raccel tentang lunar, selama ini dia tidak tau apa-apa tentang hubungan mereka, dinar berfikir keras apa yang akan dia ucapkan dan saat ingin kembali kekamarnya raccel melihat dinar akan memasuki kamar tentu raccel heran dari mana dia, raccel berusaha berjalan dengan pelan sambil memanggil dinar untuk berhenti"dinar...tunggu!!" ujarnya sambil kesusahan untuk berjalan, dinar menoleh dan tersenyum pada raccel"jangan dipaksakan, sini aku bantu" ucap dinar sambil memegang tangan raccel,"apa mau kekamarku?" ajak dinar, karena dinar tau dia pasti merindukan menatap laut"ide bagus...ayo aku sudah lama tidak masuk kekamarmu, pasti sangat berantakan" ujar raccel mengejek dinar, tapi setelah masuk ternyata kamarnya sangat rapi berbeda dari apa yang dibayangkan oleh raccel"hm...sangat rapi" ucap raccel tersenyum genit dan duduk dikursi balkon sambil memper
Sebenarnya raccel masih syok mendengar cerita dinar, tapi dia menyembunyikan rasa itu dalam-dalam dilubuk hatinya, berusaha berfikir positif dan dia tidak tau apa yang menyebabkan orangtua nya mempercayakannya pada orang laindinar sebenarnya sangat menyesal menceritakan itu pada raccel dia juga melanggar janjinya pada kakek, tapi dia tidak bisa menahan rasa didalam hatinya, dan mungkin lunar tau banyak tentang keluarga raccelsorenya mereka pergi untuk menemui lunar, raccel mengenakan dress pendek merah muda dia sangat manis membuat dinar tidak ingin mengedipkan mata, rambut panjang yang ikal tergerai indah, ah...duyung memang sangat cantik ujar dinar sambil tersenyum malumereka berangkat diantar oleh edward, edwardpun dari tadi mukanya terlihat memerah seperti tomat, karena melihat raccel sangat cantik hari ini, dia sudah bisa berjalan dengan baik kali inimereka bergegas karena sebentar lagi matahari akan tenggelam dan raccel tidak ingin melewatkan mo
lunar tiba-tiba mengeluarkan sisik yang ditunjukkan dinar padanya kemarin, dia merasa sangat senang tapi dia harus memastikan kebenarannya, dan berusaha menggali semua sesuatu pada raccel,"raccel, dinar kemarin memperlihatkan ini padaku dan ini menancap dikakimu saat kecelakaan itu, apa kamu ingat dengan sisik ini?""aku tidak ingat tetapi aku menemukan sisik yang sama saat aku dikamar mandi waktu itu" ucapnya yang mulai kebingungan dengan pertanyaan lunar"begini, aku mungkin tau tentang keluargamu, tapi aku ingin bertanya lebih banyak padamu, karena aku harus memastikannya" ujarnya tersenyum"apa? anda tau...tolong beritahu aku aku ingin bertemu dengan ibuku walaupun hanya sekali" ucapnya antusias"raccel apakah kamu suka laut?""ya, aku menyukainya apalagi baunya yang menyegarkan""hm...aku yakin kamu benar-benar duyung aku merasakan didalam hatimu, saat aku memegang tanganmu aku merasakan darah murni dan itu tandanya
mereka lama terdiam masing-masing memikirkan sesuatu yang berbeda dalam benak mereka, terlebih dinar, dia harus menyembunyikan sesuatu tentang ayahnya, dan dia tidak ingin lunar dan raccel tau tentang sesuatu yang mungkin akan merusak hubungan mereka"uhm...berarti anda adalah duyung kerajaan, tadi anda bilang sisikku memiliki warna kerajaan, apakah anda tau siapa orang tua ku?" ucap raccel sangat sedih dan terus menerus meneteskan airmata"ya, aku tau" ucapnya pendek sambil meneteskan airmata"apa? siapa mereka, siapa orang tuaku, katakan padaku aku mohon,!" ujar raccel tiba-tiba histeris sambil memegang tangan lunar"jika kamu tau apa yang akan kamu lakukan padanya?" ucap lunar mulai menahan raungnya tak terkendali"aku ingin mengungkapkan kerinduanku, aku ingin menanyakan kenapa dia memberikanku pada orang lain" ucapnya dengan cepat, dinar melihat itu sangat kasihan dengan raccel, betapa inginnya dia bertemu dengan ibunya, apakah mungkin lunar m