Mereka menyelesaikan makan dengan cepat, dan tanpa ingin berlama lama raccel berpamitan pada dilan setelah membayar semua makanan, mereka akan melanjutkan berjalan-jalan hari ini,
"terimakasih nona raccel datanglah kembali" ucap dilan dengan ramah sambil mengantar kepergian raccel dan yang lainnya keluar
"edward aku ingin kepantai dulu sebentar, kamu boleh menunggu ataupun pulang dulu" ucap raccel dengan senyum riang, edward tentu saja mengangguk dengan patuh dan sangat menyenangkan hari ini untuknya bisa makan bersama pujaan hati
mereka berpisah disitu, dan raccel dan dinar melanjutkan perjalanan mereka kepantai tempat biasanya mereka pergi
"sudah lama sekali aku tidak kesini, semua terasa nyaman" ucap raccel sambil menghirup udara laut yang menyegarkan, mereka melewati pasir pantai yang putih berkilau
"dinar, ngomong-ngomong kamu hari ini kenapa? seperti banyak yang sedang kamu fikirkan"
"oh..tidak aku hanya sedikit tidak enak badan"
Mereka pulang dengan banyak keheningan begitu juga dengan edward, mereka memperhatikan sesuatu yang disimpan dalam pada dinar, ada apa sebenarnya dia, hanya saja raccel tidak ingin membuatnya terlihat memaksanya untuk berceritasesampainya dirumah mereka berjalan menuju kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakaian, dengan raccel yang masih dibimbing untuk berjalan.ditempat lain lunar memikirkan banyak hal, tetapi dia tidak fokus pada dinar saja dia memikirkan gadis yang bersama dinar tadi, siapa sebenarnya dia, kenapa jantungnya berdetak kencang saat melihat gadis itu, bukan karena cemburu tapi ada perasaan lain yang membuatnya seperti itu, perasaan kerinduan yang sudah lama"nona, jangan terlalu memikirkan yang tadi, itu tandanya dewa memperingati nona agar tidak terlalu jauh mencintai pria itu" ucap sania dari belakang lunar"bukan begitu sania, aku bukan cemburu dan aku juga tidak terlalu mempermasalahkannya, hanya saja aku merasa sangat familia
Dinar pulang dengan hati berbunga-bunga, tapi dia berfikir bagaimana cara menjelaskannya pada raccel tentang lunar, selama ini dia tidak tau apa-apa tentang hubungan mereka, dinar berfikir keras apa yang akan dia ucapkan dan saat ingin kembali kekamarnya raccel melihat dinar akan memasuki kamar tentu raccel heran dari mana dia, raccel berusaha berjalan dengan pelan sambil memanggil dinar untuk berhenti"dinar...tunggu!!" ujarnya sambil kesusahan untuk berjalan, dinar menoleh dan tersenyum pada raccel"jangan dipaksakan, sini aku bantu" ucap dinar sambil memegang tangan raccel,"apa mau kekamarku?" ajak dinar, karena dinar tau dia pasti merindukan menatap laut"ide bagus...ayo aku sudah lama tidak masuk kekamarmu, pasti sangat berantakan" ujar raccel mengejek dinar, tapi setelah masuk ternyata kamarnya sangat rapi berbeda dari apa yang dibayangkan oleh raccel"hm...sangat rapi" ucap raccel tersenyum genit dan duduk dikursi balkon sambil memper
Sebenarnya raccel masih syok mendengar cerita dinar, tapi dia menyembunyikan rasa itu dalam-dalam dilubuk hatinya, berusaha berfikir positif dan dia tidak tau apa yang menyebabkan orangtua nya mempercayakannya pada orang laindinar sebenarnya sangat menyesal menceritakan itu pada raccel dia juga melanggar janjinya pada kakek, tapi dia tidak bisa menahan rasa didalam hatinya, dan mungkin lunar tau banyak tentang keluarga raccelsorenya mereka pergi untuk menemui lunar, raccel mengenakan dress pendek merah muda dia sangat manis membuat dinar tidak ingin mengedipkan mata, rambut panjang yang ikal tergerai indah, ah...duyung memang sangat cantik ujar dinar sambil tersenyum malumereka berangkat diantar oleh edward, edwardpun dari tadi mukanya terlihat memerah seperti tomat, karena melihat raccel sangat cantik hari ini, dia sudah bisa berjalan dengan baik kali inimereka bergegas karena sebentar lagi matahari akan tenggelam dan raccel tidak ingin melewatkan mo
lunar tiba-tiba mengeluarkan sisik yang ditunjukkan dinar padanya kemarin, dia merasa sangat senang tapi dia harus memastikan kebenarannya, dan berusaha menggali semua sesuatu pada raccel,"raccel, dinar kemarin memperlihatkan ini padaku dan ini menancap dikakimu saat kecelakaan itu, apa kamu ingat dengan sisik ini?""aku tidak ingat tetapi aku menemukan sisik yang sama saat aku dikamar mandi waktu itu" ucapnya yang mulai kebingungan dengan pertanyaan lunar"begini, aku mungkin tau tentang keluargamu, tapi aku ingin bertanya lebih banyak padamu, karena aku harus memastikannya" ujarnya tersenyum"apa? anda tau...tolong beritahu aku aku ingin bertemu dengan ibuku walaupun hanya sekali" ucapnya antusias"raccel apakah kamu suka laut?""ya, aku menyukainya apalagi baunya yang menyegarkan""hm...aku yakin kamu benar-benar duyung aku merasakan didalam hatimu, saat aku memegang tanganmu aku merasakan darah murni dan itu tandanya
mereka lama terdiam masing-masing memikirkan sesuatu yang berbeda dalam benak mereka, terlebih dinar, dia harus menyembunyikan sesuatu tentang ayahnya, dan dia tidak ingin lunar dan raccel tau tentang sesuatu yang mungkin akan merusak hubungan mereka"uhm...berarti anda adalah duyung kerajaan, tadi anda bilang sisikku memiliki warna kerajaan, apakah anda tau siapa orang tua ku?" ucap raccel sangat sedih dan terus menerus meneteskan airmata"ya, aku tau" ucapnya pendek sambil meneteskan airmata"apa? siapa mereka, siapa orang tuaku, katakan padaku aku mohon,!" ujar raccel tiba-tiba histeris sambil memegang tangan lunar"jika kamu tau apa yang akan kamu lakukan padanya?" ucap lunar mulai menahan raungnya tak terkendali"aku ingin mengungkapkan kerinduanku, aku ingin menanyakan kenapa dia memberikanku pada orang lain" ucapnya dengan cepat, dinar melihat itu sangat kasihan dengan raccel, betapa inginnya dia bertemu dengan ibunya, apakah mungkin lunar m
Malam mulai larut, lunar raccel dan dinar masih asik bercerita, raccel tak ingin melepaskan genggaman tangannya pada lunar, ibu yang telah lama dia rindukan selama ini, yang kehadirannya selalu diidamkan, betapa bahagianya dia saat ini, tapi disatu sisi dia tidak ingin berjauhan dengan kakek yang membesarkannya, dan bagaimana menceritakan ini pada kakek, semua nya terasa sangat cepat, "ibu, apa yang harus aku katakan pada kakek kalau aku sudah bertemu denganmu?" "sebaiknya tidak usah diberitahhu dulu raccel, nanti biar ibu saja yang bicara dengannya saat waktu sudah tepat" ujar lunar pada raccel raccel menyetujui itu, dan mengangguk tanda setuju "dinar, pulanglah ini sudah malam jangan sampai nanti kalian masuk angin" ucapnya tersenyum "ibu, bolehkak aku lebih lama lagi bersama mu?" "hm..tidak nak, nanti pasti ada saatnya, lagian waktu ibu hanya sedikit bisa kedaratan, nanti bisa-bisa kulit ibu akan jadi kering dan rapuh" ujarnya
Mereka makan bersama dengan diiringi canda dan tawa, kakek merasa mungkin hari ini saat yang tepat untuk bicara berdua saja dengan raccel tentang siapa dia sebenarnya, karena dia tidak bisa lebih lama lagi menyimpan rahasia ini dari raccel "raccel, nanti kakek akan bicara denganmu ada yang ingin kakek katakan padamu, nanti datanglah kekamar kakek" ucapnya pelan sambil melanjutkan makannya dengan lahap, "baiklah kakek" jawab raccel, dia sangat bahagia karena kakek terlihat lahap makannya hari ini dan tidak menyisakan apapun dipiringnya dan dia sudah bisa menebak apa yang akan kakek bicarakan padanya, pasti tentang siapa raccel sebenarnya, tentu saja raccel sudah siap mendengar semua kenyataan yang akan diceritakan kakek disatu sisi edward selalu memperhatikan raccel yang makan dengan lahapnya, kakek melihat itu dan dia merasa mungkin edward jatuh hati pada raccel karena selama ini kemana-mana raccel selalu ditemani olehnya tidak mungkin tak ada perasaan
Mereka bicara sangat lama dan tak terasa sudah larut dan suasana sudah sangat sunyi senyap, raccel beranjak untuk kembali kekamarnya dan tinggal dinar sendiri saat itu yang masih duduk ditempat tadi memandangi lautan lepas dan tentu dengan mengingat lunar, begitu dia sangat-sangat menginginkan lunar, meski dia tau sekarang lunar adalah ibunya raccel tapi dia tidak akan keberatan jika menjadikan raccel anak tirinya.dia kembali membuka lemari dan kotak penyimpanan mutiara-mutiara kepunyaan ayahnya, menatap lagi cangkang kerang yang tempo hari dia tiup, bahkan sekarang setelah dia mencoba nya lagi tidak mengeluarkan suara sama sekalil disitu dia yakin hanya pada bulan purnama saja cangkang kerang itu akan berfungsitak terasa dinar sudah sangat mengantuk dan beranjak untuk tidur karena tentu saja pagi-pagi dia akan menemui lunar seperti biasanya tanpa ingin mengajak raccel pergi,pagi sudah kembali datang cepat-cepat dinar berangkat dengan membawa beberapa t