Share

BAB 27A

Firman masih memegangi pelipisnya. Kepalanya terasa berdenyut dan pening akibat pukulan dari mertuanya.

"Cukup, Ayah!" Rani berlari keluar saat mendengar kegaduhan.

Andai Rani tidak segera menghampiri, mungkin saja mertua Firman sudah bertidak brutal, menonjok atau menendang tubuhnya.

"Ibu, ajak Ayah masuk," titah Rani pada ibunya yang juga ikut menghambur ke luar. Ayahnya masih emosi. Tak mungkin dapat berbicara baik-baik dengan menantunya itu.

Rani segera kembali membawakan secangkir teh panas setelah Firman duduk dengan nyaman di teras rumahnya. Rani sengaja belum mempersilahkan masuk.

"Dikompres dulu, Mas. Biar nggak memar," ujar Rani sembari mengangsurkan kompres berisi air dingin.

"Maafin, Ayah, ya, Mas," tutur Rani sambil duduk di sebelah Firman. Dulu, di teras itu mereka sering menghabiskan waktu. Dulu, teras itu adalah saksi bisu cinta mereka tumbuh karena terbiasa bertemu. Dulu, teras itu pula, mertuanya menyambut Firman dengan hangat. Kini, teras itu pula saksi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu sdh sadar Rani bhw Firman adalah irang yg lemah dn g tegas laki2 pengecut dn g berani mengakui kesalahan nya .
goodnovel comment avatar
Adriana Lim
mmgnya kl nikah siri pas cerai hrs ke pengadilan agama ya? br tau
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status