Terlihat mulai banyak penonton yang menggemari akun Hektor dan mereka senang terutama para wanita saat pria itu melakukan live streaming. Mereka mulai mengomentari siapa yang berada di dalam butik bersama pasangan terpopuler saat ini.(Wah, kalian sangat penasaran. Baiklah aku akan memperlihatkannya,) kata Hektor sambil bersiap-siap menekan layar kamera.(Tara… dia adalah Victor Flaming.) Kata Hektor sambil memperihatkan penampakan Victor yang tengah duduk santai ke kamera.Para penggemar Hektor tampak senang dan mengomentari ketampanan Viktor, mereka juga tak segan menggoda pria itu lewat komentar-komentarnya yang genit hingga tak senonoh.(Wah, ternyata banyak penggemarku yang menyukaimu, ayo dong lambaikan tanganmu dan sapa mereka.) Pinta Hektor sambil ngezoom wajah Victor.Mendengar itu Victor hanya menyunggingkan senyumnya tanpa mau banyak bertingkah.(Ada apa? Apa Victor Flaiming sekalem ini jika berhadapan dengan para wanita?) Ejek Hektor.(Wah, ada yang komen kalau dia mau men
“Mereka semua akhirnya pergi,” ucap Victor.“Ya, bagus. Tinggalkan orang kaya baru ini sejauh mungkin,” tambahnya.“TIDAK! JANGAN!” terdengar teriakan Hektor saat Victor menyuruh para penggemarnya meninggalkannya.Victor membalas dengan tawa mengejek sambil melemparkan ponsel Hektor ke arahnya hingga mengenai dada pria itu. Hektor segera melihat kamera ponselnya, follower yang sudah dikumpulkannya selama bertahun-tahun, kini benar-benar hanya tinggal beberapa orang saja, dan itu tentu saja cuma tersisa Sarah dan beberapa saudaranya.“Cih! Memalukan, dasar orang kaya baru.” Ejek Victor lagi.“Apa yang kau lakukan, Victor?!” teriak Hektor sambil memperlihatkan followernya.“Ah, orang yang masih mengikutimu pasti orang bodoh, atau… dia tidak tahu ultimatum dariku karena tidak tertarik melihat live streamingmu,” ejek Victor.Hektor yang tak terima, kali ini emosinya benar-benar meledak. Dia menghampiri Victor dan saat Victor lengah, dia segera melayangkan tinju pada wajahnya, para pelayan
Sarah berjalan mendekat ke arah Dante, air matanya terlihat berlinang dan pastinya drama pun akan segera dimulai.“Aku menyesali perbuatanku, maafkan aku Dante,” kata Sarah dengan wajah memelas. Berharap pria itu akan kembali padanya, dan dia seyakin itu kalau Dante masih mencintainya.Melihat sikap Sarah yang berubah, Dante yang sudah tahu sifatnya itu segera berbicara pada Victor.“Hmp, Vic ayo kita kembali, kamu bayar semua kerusakan butik dan baju-bajuku.” Kata Dante.“Oke,” jawab Victor padahal tadinya dia merasa keberatan. Tapi setelah dia melihat gelagat Sarah, dia tahu maksud Dante.“Tunggu, bagaimana denganku? Apa kau memaafkanku, sayang?” tanya Sarah. Dan perkataannya barusan benar-benar membuat semua yang mendengarnya merasa muak, ada dari beberapa pelayan yang terlihat seperti akan mau muntah saja.“Ah iya, aku sampai melupakanmu Sayang,” balas Dante dan itu terdengar mengejek.“Tapi kamu kan sudah bertunangan dengan pria itu, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikhl
Beberapa hari berlalu dan berita tentang Victor yang mengajak Dante ke sebuah butik hingga berakhir dengan perselisihan bersama Hektor pun masih belum reda, berita itu menyebar ke setiap kota, dan yang membuat berita itu tak kunjung surut karena adanya Dante Vascos di video tersebut. Mereka sangat penasaran dengan sosok yang populer namanya tapi tidak diketahui wajah aslinya.Hari ini adalah hari dimana Jemima kembali ke Spring Brooks, Dante bahagia karena istrinya itu akhirnya bisa bersamanya lagi. Pagi-pagi sekali Dante sudah berada di stasiun dan menunggu Jemima turun dari kereta. Setelah beberapa jam berlalu terlihat wanita yang ditunggunya itu keluar dari kereta dan berjalan sesukanya tanpa menoleh ke arah Dante.‘Tunggu, apa matanya sudah buta?’ tanya Dante dalam hati.‘Hah, mau kemana dia? Bukannya aku sudah bilang kalau aku akan menjemputnya?’ tanyanya lagi masih dalam hatinya, lalu segera menyusul Jemima.“Jemima!” serunya beberapa meter di belakang Jemima, dan wanita itu mas
Jemima segera mendorong tubuh Julian, dan Julian segera keluar dari dalam tempat duduk Jemima. Dia berjalan pindah dan memasuki mobil, keduanya tersenyum canggung karena sudah melakukan hal diluar dugaan.“Ayo berangkat,” ajak Julian memecah kecanggungan. Mobil berjalan dengan elegan, sesekali Jemima mencuri pandang ke arah Julian yang menyetir mobil tersebut, dalam hatinya dia begitu memuji pria di sampingnya.“Aku tak tahu kalau kamu bisa menyetir,” kata Jemima.“Hm, well. Banyak sekali hal yang kamu tidak tahu tentangku, karena aku Dante Julian Vascos.”“Haha, ya, ya, ya. Kamu memang Dante Julian Vascos, yang biasa aku panggil Julian,” balas Jemima sedikit meledek. Sepertinya wanita ini masih tidak merasa bahwa yang dikatakan Julian itu fakta tentang dirinya.“Ya, memangnya kenapa?”“Tidak apa-apa, ngomong-ngomong soal Dante dan Vascos, apa kamu melihat beritanya?” balas Jemima balik bertanya. Julian tampak melonggarkan kancing kemejanya, dia pikir Jemima akan percaya jika dia mema
Melihat Julian yang diam saja, Jemima menatapnya penuh khawatir. “Ada apa denganmu?” tanyanya, “apa kamu baik-baik saja?” tanyanya lagi.Julian menepis tangan Jemima yang akan mengusap keringat di dahinya, baginya itu adalah keringat gugup, bukan keringat demam. Dan dia tidak butuh perhatian sama sekali.“Oh iya, sebentar lagi kita sampai di hotel, apa kamu tidak mau makan diluar dulu? Berdua denganku?” tanya Jemima menawarkan sesuatu agar Julian tidak murung. Sayangnya Julian menggelengkan kepalanya, dia menolak dengan tegas.‘Ada apa dengannya? Kenapa dia mendadak badmood?’ Batin Jemima sambil sesekali mencuri pandang ke arah Julian yang lebih fokus menyetir dibanding mengobrol dengannya.“Hmm, gimana kalau malam nanti kita makan malam bersama? Anggap aja kencan pertama kita?” tanya Jemima berusaha membujuk. Lagi-lagi Julian menggeleng, Jemima jadi kesal sendiri karena dia bingung dengan kesalahan yang dibuatnya hingga membuat pria itu berubah drastis.“Baiklah, sudah sampai. Turun,
Malam hari di kota Coast Field yang dingin.“Lepaskan! Apa yang kalian lakukan!”“Tolong… “Sayup-sayup terdengar suara seorang wanita berteriak meminta pertolongan sambil berlari ketakutan di dalam lorong yang disampingnya berjejer para tunawisma yang sedang beristirahat.“Lepaskan! Tolong… tolong!”Salah satu pria diantara para tunawisma itu terbangun dan mengangkat kepalanya, pria tersebut itu melihat sekeliling, dia sadar jika itu bukan mimpi apalagi halusinasi karena tepat beberapa meter di depannya terlihat ada seorang gadis yang tampaknya sedang dikejar tiga orang pria. Ada begitu banyak tunawisma, tapi tak ada satupun dari mereka yang mau menolong seorang gadis yang kini sedang diganggu beberapa pria hidung belang itu, mereka tak mau peduli dan memilih mengabaikan dengan pura-pura tidur.Baiklah, masa bodoh! batin pria itu, dia jadi ingat akan dirinya sendiri yang baru saja mengalami hal tak mengenakan, mengapa juga dia harus mempedulikan gadis malang itu, yang bukan siapa-siap
Dari kegelapan muncullah seorang pria berjalan mendekat dan lampu terowongan mulai memperlihatkan wujud aslinya.“Hah?! Apa-apaan ini, gelandangan?!” seru Ian setelah sadar siapa pria di depannya.“Apa kau sudah bosan hidup?!“Gelandangan sialan!”Pria misterius itu tampak tak peduli dengan semua makian Ian, dia semakin mendekat dan menarik lengan sang gadis hingga berhasil direbutnya dari tangan Ian.“Lepaskan dia, bangsat!”Ian tampak sangat murka ketika muncul orang asing yang menurutnya kumal dan menjijikan itu.Sedangkan Jemima sama sekali tak peduli dengan siapa dia ditolong, yang pasti gadis itu sangat mensyukurinya karena ternyata masih ada yang peduli terhadap penderitaannya.“Ayo kita habisi saja gelandangan itu!”Ian dan kedua temannya bersiap untuk memberi ganjaran terhadap pria kumal di depannya, mereka mulai menyerang pria tunawisma yang saat ini wajahnya tertutupi sebagian hoodie jaket yang dikenakannya.“Sejak kapan kita berurusan dengan gelandangan?” ejek Sam sambil me