Satu hari sebelum pemutaran film, Leo mengajak Ariana untuk makan malam bersama."Gimana perasaan kamu?" tanya Leo.Ariana tersenyum. "Jujur aja, aku nggak pernah segugup ini."Leo mengernyitkan dahinya. "Gugup?"Ariana mengangguk. "Mungkin karena ini pertama kalinya aku bersaing dengan orang."Leo meraih tangan Ariana. "Kamu nggak perlu khawatir. Kita sudah berusaha semampu kita. Sisanya kita serahin ke Tuhan."Ariana tersenyum. "Aku nggak tau kalau kamu punya sisi yang percaya dengan Tuhan."Mata Leo melebar. "Jadi kamu pikir selama ini aku nggak punya agama?"Ariana langsung mengibaskan tangannya. "Bukan itu maksud aku."Leo mengangguk. "Aku hanya bercanda. Oh iya. Besok kita pergi bareng ke pemutaran perdana?""Iya. Kamu jemput aku, kan?"Leo tersenyum. "Iya, aku jemput kamu."Ariana menarik napasnya dalam-dalam, dan kembali berharap agar acara mereka bisa lancar besok. "Semoga aja besok nggak ada kendala."***Setelah makan malam, Leo mengantar Ariana pulang. Di depan rumah Aria
Sebelum pemutaran film dilakukan, ada beberapa acara yang menjadi pembuka acara pemutaran film tersebut. Diantaranya, kata sambutan dari Alvaro sebagai sutradara dan penulis naskah, lalu Ariana sebagai pemeran utama, dan yang terakhir, Leo sebagai orang yang mensponsori film horor tersebut.Setelah acara pembuka, segalanya berjalan dengan lancar, sehingga waktu pemutaran film dimulai dengan tepat waktu. Film horor yang diperankan oleh Ariana, mengundang rasa penasaran dari banyak orang.Saat film tersebut mulai diputar, Ariana ikut berdoa dalam hatinya. Ia memohon agar pemutaran film Ini bisa sukses, dan orang-orang yang menontonnya juga bisa ikut merasakan sensasi horor, yang dirasakan oleh Ariana selama proses syuting.***Film yang diperankan oleh Ariana berdurasi sekitar dua jam lebih, namun selama dua jam menonton film tersebut, orang-orang tidak sekalipun merasa bosan. Mereka malah tegang dan ketakutan, karena apa yang terjadi dalam film horor tersebut, benar-benar terjadi di d
"Mama nggak tau," jawab Rebecca. "Apa kamu mau mama usir dia aja? Mama juga nggak suka sama dia."Ariana langsung mengangguk dengan cepat. "Iya! Mama usir dia aja. Mama bilang ke dia kalau aku nggak ada di rumah."Rebecca lantas tersenyum kikuk. "Tapi mama sudah bilang ke dia kalau kamu ada di rumah."Pupil mata Ariana melebar. "Ih mama! Kalau gitu mau usir pakai cara apa?!"Rebecca berpikir sejenak. "Gimana kalau bilang kamu lagi nggak enak badan, jadi kamu nggak mau diganggu. Gimana?"Ariana langsung menjentikkan jarinya. "Nah! Boleh, ma! Intinya aku nggk mau ketemu sama dia."Rebecca mengangguk. "Kalau gitu mama turun dulu. Kamu jangan keluar kamar, sampai mama kasih kabar."Ariana menempelkan jari telunjuk dan jempolnya, membentuk sebuah bulatan. "Oke, ma."Setelah Rebecca pergi, Ariana buru-buru mengambil handphone dan mengirim pesan pada Leo.***Drrt... Drrt... Drrt...Leo mengambil ponselnya yang bergetar, lalu membaca pesan yang dikirimkan oleh Ariana.Ariana : Leo?! Aries ad
Ariana tersenyum canggung. Pertanyaan yang tidak terduga dari Melani, membuat Ariana tak bisa berkata-kata."Ma? Ariana jadi kaget dengan pertanyaan mama."Melani menatap Leo. "Umur kalian sudah nggak muda lagi. Topik soal pernikahan sudah bukan hal yang tabu untuk dibahas."Leo paham, tapi tetap saja ia tidak ingin membuat Ariana merasa tak nyaman."Leo? Nggak apa-apa," ucap Ariana, seraya memegang tangan Leo. Setelah dapat menenangkan diri dari rasa terkejutnya, Ariana menatap Melani dengan sorot mata segan. "Maaf kalau pertanyaan aku ke Tante terkesan lancang. Tapi apa Tante nggak marah ke aku, karena masalah aku dengan Aries?"Pertanyaan berani yang dilontarkan oleh Ariana, membuat Leo terkejut. Padahal ia tidak berani membahas hal itu sekarang, namun Ariana mendahuluinya.Melani tersenyum. Ia paham dengan kekhawatiran Ariana. "Tante minta maaf karena sudah buat hubungan kalian jadi lebih berat."Leo menoleh ke arah ibunya. "Tante marah-marah ke Leo, karena Tante pikir Leo itu
Setelah kedatangan Aries untuk menemui Ariana tempo hari, Leo akhirnya memutuskan untuk menambah asisten beserta pengawal pribadi untuk Ariana. Tak tanggung-tanggung, kini jumlah orang yang mengikuti Ariana adalah lima orang. Tiga orang adalah asisten pribadi Ariana, sedangkan dua orang adalah bodyguard yang dipekerjakan Leo untuk menjaga Ariana.Banyaknya orang yang mengikuti Ariana, membuat rumor yang tak disangka-sangka oleh Ariana. Mereka mengatakan kalau karena ketenaran Ariana, Ariana membutuhkan lebih banyak orang untuk menjaganya."Hebat banget Mbak Ariana! Aku juga pengen kayak Mbak Ariana!" ucap salah satu artis di Seven Star Agensi.Teman dari artis tersebut mengangguk. "Kita harus kerja keras. Tingkatin kualitas acting kita, bukan malah pakai koneksi, kayak yang itu tuh!"Shelly yang kebetulan hari ini datang ke Seven Star Agensi, mendengarkan kata-kata dari para artis pendatang baru itu. Ia sangat ingin melabrak mereka, tapi ia tidak ingin membuat citranya lebih buruk d
Setelah Aries membawa Ariana pergi, Tika langsung mengambil handphonenya dan mengirimkan pesan singkat kepada Leo.Usai memastikan kalau pesan darinya terkirim, Tika langsung menghampiri bodyguard yang masih berbaring di lantai. "Cepat bangun! Kita harus ikutin Mbak Ariana!" Tika menarik paksa tubuh laki-laki yang bertugas sebagai sopir. Walau bodyguard tersebut merasa sakit di sekujur tubuhnya, ia tetap bangun dan bergegas ke arah mobil. Ia dan Tika masuk ke dalam mobil, lalu menyalakan mesin mobil."Cepat ikut mereka!" titah Tika, sedikit panik.Tak perduli dengan teman-teman mereka yang belum naik, Tika dan pria tersebut memacu mobil milik Ariana, mengikuti Aries dari kejauhan.***Drrt... Drrt... Drrt...Leo yang sedang berada di tengah-tengah rapat, merasakan kalau handphonenya sedang bergetar di balik saku jasnya, tanda ada panggilan masuk. Karena Leo sedang memimpin rapat, ia pun mengabaikan panggilan tersebut.Tok tok tokLeo dan dewan direksi Galaksi Investment, menatap ke a
Aries merasa takut, ketika ia melihat Leo berjalan dengan cepat ke arahnya. Wajah Leo sudah seperti singa yang siap menerkam mangsanya. Memikirkan Leo yang jago dalam bertarung, membuat nyali Aries langsung menciut.Sudah pasti, Aries akan kalah jika beradu tinju dengan Leo."Kamu bakal nyesel, karena sudah berani ganggu Ariana!"Aries berpikir dengan cepat, sebelum Leo mencapainya. Jika ia tidak melakukan sesuatu, maka ia tidak akan bisa keluar dari sini tanpa terluka.Saat Aries sedang panik, sebuah rencana tiba-tiba terlintas dalam benaknya, kala ia melihat Ariana.Aries buru-buru mendekati Ariana, dan memeluk Ariana dari belakang. "Berhenti di sana, Leo! Jangan mendekat!" seru Aries.Leo menyipitkan matanya. "Aries? Jangan buat aku lebih marah dari ini." Walau Aries sudah memperingatinya, tapi Leo masih tetap mengambil langkah maju.Aries menoleh ke kiri dan kanan. Saat itulah, ia menemukan pisau pemotong steak yang ada di atas meja. Aries langsung meraih pisau tersebut, dan men
Para pengguna jalan langsung berhenti, dan mengerubungi mobil yang Ariana kendarai. Mereka tidak tahu kalau Ariana yang sedang berada di dalam. Karena itu mereka mengetuk pintu dan meminta Ariana yang mengemudi, untuk keluar dengan paksa."Keluar woi?!! Tau nyetir nggak sih?!" "Pecahin aja kacanya!! Kurang ajar emang!!"Ariana samar-samar dapat mendengar suara orang-orang yang ada di luar. Untung saja ia memakai sabuk pengaman serta airbag pada mobil tersebut juga langsung terbuka. Karena itu Ariana tidak mengalami luka yang serius."Woi?!! Keluar!!"Tok tok tokAriana membuka pintu mobil, walau ia masih merasa pening."Bisa nyetir nggak?!""Eh!! Tunggu!! Itu Mbak Ariana, kan?!!"Para pengguna jalan dibuat heboh karena Ariana yang keluar dari mobil tersebut. Mereka yang mulanya ingin bermain hakim sendiri, kini malah mencurahkan perhatian untuk Ariana."Mbak Ariana nggak apa-apa?!" tanya seorang wanita."Telepon ambulans!!" seru seorang pemuda.Ariana tersenyum. "Aku nggak apa-apa,