Di dalam mobil yang sedang melaju ke lokasi syuting, dengan semangat 45 dan tekad kuat layaknya baja, Ariana terus mengatakan pada dirinya sendiri. "Ingat, siapa kamu, Ariana!"Demi bersaing dengan Shelly, Ariana akan melakukan apa saja untuk menyukseskan film horor yang akan ia perankan."Ingat, kamu itu Ariana! Artis nomor satu dan paling terkenal di Indonesia! Mau kamu main film apa saja, film itu pasti jadi nomor satu!" Ariana memberikan sugesti pada dirinya sendiri berulang kali, hingga akhirnya ia tiba di lokasi syuting.CeklekAriana turun, setelah asisten yang dibayar Leo, membukakan pintu untuknya.Penampilan Ariana begitu sporty, dengan kacamata hitam dan topi warna senada. Melihat kedatangan Ariana, Leo dan para kru langsung mendekati Ariana. "Sayang? Kamu siap, kan?" tanya Leo, sambil tersenyum.Ariana menganggukkan kepalanya dengan yakin. "Aku ini Ariana. Aku selalu siap dengan segala kondisi."Leo langsung mengacungkan dua jari jempolnya kepada Ariana. "Kamu yang terba
Setelah Ariana menyetujui lokasi syuting yang akan mereka gunakan, proses renovasi lokasi syuting tersebut berjalan dengan cepat dan tanpa kendala.Rumah yang dulunya tampak tidak terawat, kini disulap menjadi rumah mewah dan megah, dengan interior yang cukup mahal. Semua ini dilakukan agar kesan glamour sekaligus klasik dapat menunjang kesan mistis, jika terjadi penampakan dan lain-lain.Dari luar, Ariana menatap bangunan berlantai dua, yang akan menjadi tempatnya menguji nyali, selama beberapa hari kedepannya. Ya... ini lebih pantas disebut dengan uji nyali, karena tidak ada gerakan atau skenario yang mengharuskan Ariana merasa takut.Ariana hanya harus mengikuti skenario, tentang kegiatan Ariana sehari-hari, agar Ariana terlihat benar-benar tinggal di dalam rumah tersebut.Setelah menyiapkan dirinya, Ariana melangkah masuk ke dalam rumah tersebut. "Tenang saja. Kamu pasti bisa, Ariana. Kamu sudah bawa banyak jimat keluarga dan berdoa. Kamu harus yakin kalau kamu nggak akan bisa di
Setelah tiba di Seven Star Agensi, Shelly mendengarkan rumor yang cukup menarik dari para karyawan."Eh?! Kalian sudah dengar kabar soal Mbak Ariana?" tanya seorang karyawan wanita berambut sebahu."Berita apa? Ada gosip hot lagi?" tanya teman dari wanita berambut pendek.Wanita berambut pendek menggelengkan. "Ini bukan hot, tapi horor!"Orang-orang yang mendengar ucapan wanita berambut pendek, mulai menajamkan telinga mereka."Aku dengar Mbak Ariana lagi syuting film horor belakang ini!""Hah?! Serius?! Kamu dengar dari mana?" tanya seorang wanita berambut panjang.Karyawan wanita yang tadi memberikan informasi, memajukan tubuhnya lalu berbisik, "aku dengar dari sepupu aku yang tinggal di dekat lokasi syuting mereka. Katanya rumah yang mereka pakai untuk syuting itu benar-benar rumah yang angker banget! Warga sekitar situ aja nggak berani masuk ke rumah itu."Karyawan lain yang berada di sekitar mereka mulai bergabung untuk bergosip bersama."Iya? Kok aku baru dengar, ya? Emang Mbak
Shelly pergi menemui Aries di Angkasa Tower. Ia ingin menyampaikan pada Aries tentang apa yang ia anggap aneh, saat ia dan Ariana berdebat beberapa hari yang lalu. Tok tok tokKarena kedatangan Shelly sudah dikabari oleh Rini, Aries membiarkan Rini masuk ke dalam ruangannya.Dari arah pintu, Rini berjalan mendekati Aries dengan diikuti oleh Shelly di belakangnya."Kamu boleh keluar," ucap Aries, kepada Rini.Rini menganggukan kepalanya, lalu pergi meninggalkan Shelly dan Aries. Padahal Rini penasaran dengan apa yang akan kedua orang itu bahas, agar ia bisa melaporkannya pada Leo.Setelah Rini pergi, Shelly langsung menyampaikan maksud ia datang. "Aku rasa ada orang yang bocorin soal percakapan kita ke Ariana sama Leo."Aries mengerutkan keningnya. "Percakapan soal apa?""Soal perjanjian kita waktu itu," jawab Shelly.Aries berpikir sejenak lalu bertanya, "apa yang buat kamu berpikiran seperti itu?"Shelly lalu menceritakan apa yang ia bicarakan dengan Ariana, hingga Ariana menyinggun
Setelah proses syuting mereka selesai, tidak ada lagi gangguan yang dialami oleh Ariana dan para kru.Ariana juga melanjutkan kehidupannya seperti biasa, namun karena ketenaran Shelly yang melonjak, kesibukan Ariana sebagai artis top di Indonesia mulai berkurang.Entah Ariana harus bersyukur atau merasa sedih. Di satu sisi ia bisa beristirahat sejenak dan melakukan beberapa aktivitas yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya, namun di sisi lain ia akan dianggap sebagai bintang yang mulai meredup.Saat Ariana datang ke Seven Star agensi, Shelly yang sudah menunggu kedatangan Ariana, langsung menghalangi jalan Ariana. "Jelasin ke aku, apa maksudnya jadwal pemutaran film kamu, kenapa sama dengan jadwal film aku?"Ariana mengerutkan keningnya. "Minggir! Kita nggak dekat lagi untuk saling bicara kayak gini!" ucap Ariana.Shelly tidak ingin menyingkir. Ia tetap berdiri di hadapan Ariana dengan wajah angkuh. "Kamu mau coba bersaing dengan aku?" tanya Ariana.Ariana memutar bola matanya. "Bersa
PrangRini tersentak, tapi ia tetap berdiri di tempatnya. Vas bunga yang dilempar oleh Aries, jatuh tepat di sampingnya."Kenapa aku baru tau sekarang?!!" seru Aries, murka. Marahnya merah padam, menatap Rini dengan mata tajam. "Apa aja kerjaan kamu selama ini, hah?!!!"Rini menundukkan kepalanya. "Ma-maaf, Pak. Sa-saya-""Aku nggak butuh maaf dari kamu!!" potong Aries. "Kenapa kamu nggak ngawasin Leo dengan baik?!!"Rini terdiam. Percuma saja ia memberikan alasan, karena Aries tidak akan mendengarkannya."Leo sekarang punya perusahaan investasi yang berada di peringkat satu! Dia incar semua sektor yang Angkasa Group investasikan! Menurut kamu ini artinya apa?!!"Rini tetap tidak membuka mulutnya. Ia mengerti, saat ini Aries hanya membutuhkan orang untuk diteriaki. "Leo itu mulai ngejar Angkasa Group!! Dia pasti mau balas dendam dengan cara ini!! Tapi kenapa kamu nggak tau?!! Kenapa kamu nggak becus kerja?!!" Aries mulai frustasi. Rencananya untuk menjatuhkan Galaksi Investment, kini
Satu hari sebelum pemutaran film, Leo mengajak Ariana untuk makan malam bersama."Gimana perasaan kamu?" tanya Leo.Ariana tersenyum. "Jujur aja, aku nggak pernah segugup ini."Leo mengernyitkan dahinya. "Gugup?"Ariana mengangguk. "Mungkin karena ini pertama kalinya aku bersaing dengan orang."Leo meraih tangan Ariana. "Kamu nggak perlu khawatir. Kita sudah berusaha semampu kita. Sisanya kita serahin ke Tuhan."Ariana tersenyum. "Aku nggak tau kalau kamu punya sisi yang percaya dengan Tuhan."Mata Leo melebar. "Jadi kamu pikir selama ini aku nggak punya agama?"Ariana langsung mengibaskan tangannya. "Bukan itu maksud aku."Leo mengangguk. "Aku hanya bercanda. Oh iya. Besok kita pergi bareng ke pemutaran perdana?""Iya. Kamu jemput aku, kan?"Leo tersenyum. "Iya, aku jemput kamu."Ariana menarik napasnya dalam-dalam, dan kembali berharap agar acara mereka bisa lancar besok. "Semoga aja besok nggak ada kendala."***Setelah makan malam, Leo mengantar Ariana pulang. Di depan rumah Aria
Sebelum pemutaran film dilakukan, ada beberapa acara yang menjadi pembuka acara pemutaran film tersebut. Diantaranya, kata sambutan dari Alvaro sebagai sutradara dan penulis naskah, lalu Ariana sebagai pemeran utama, dan yang terakhir, Leo sebagai orang yang mensponsori film horor tersebut.Setelah acara pembuka, segalanya berjalan dengan lancar, sehingga waktu pemutaran film dimulai dengan tepat waktu. Film horor yang diperankan oleh Ariana, mengundang rasa penasaran dari banyak orang.Saat film tersebut mulai diputar, Ariana ikut berdoa dalam hatinya. Ia memohon agar pemutaran film Ini bisa sukses, dan orang-orang yang menontonnya juga bisa ikut merasakan sensasi horor, yang dirasakan oleh Ariana selama proses syuting.***Film yang diperankan oleh Ariana berdurasi sekitar dua jam lebih, namun selama dua jam menonton film tersebut, orang-orang tidak sekalipun merasa bosan. Mereka malah tegang dan ketakutan, karena apa yang terjadi dalam film horor tersebut, benar-benar terjadi di d
Beberapa tahun kemudian...."Bunda?"Ariana menoleh, menatap seorang anak laki-laki yang berlari kencang ke arahnya. "Xavi?! Awas jatuh!" Ariana menekuk kakinya, kemudian merentangkan tangannya.Tanpa mengurangi kecepatan, anak laki-laki tersebut menerjang tubuh Ariana, lalu membenamkan wajahnya pada tubuh Ariana."Kamu sudah siap sayang?"Ariana menatap Leo yang datang bersama Xavier, anak mereka. "Sudah sayang. Udah mau berangkat?""Iya sayang," jawab Leo. "Tapi mama sama papa mau ikut ke bandara juga."Ariana menggendong Xavier, lalu bangkit berdiri. "Ya udah. Kita berangkat bareng-bareng aja."Sesuai janji yang dibuat oleh Leo dan Ariana dulu. Ketika mereka memiliki anak, mereka ingin membawa anak mereka ke Swiss, negara yang sangat digemari oleh Ariana.Sesampainya di bandara, orang tua Leo dan Ariana masih menyempatkan diri untuk mencurahkan kasih sayang mereka kepada Xavier, cucu pertama mereka."Kakek sama nenek kok nggak ikut sama Xavier?" tanya Xavier dengan Wajahnya yang po
Setelah proses pemberkatan pernikahan di gereja, mereka kembali ke hotel milik keluarga Angkasa, dan beristirahat sejenak, karena sorenya mereka akan lanjut pada acara resepsi pernikahan.Hotel tersebut juga sudah sibuk sejak pagi, karena acara pernikahan Ariana dan Leo mengundang begitu banyak orang.Ini adalah pernikahan pertama dari kedua keluarga, karena itu mereka sangat antusias dalam mengadakan acara resepsi.Waktu istirahat yang diberikan juga tak terasa. Waktu berlalu dengan cepat, sehingga malam pun akhirnya tiba.Para tamu undangan terdiri dari pejabat negara, pengusaha-pengusaha sukses di negara, lalu para tokoh publik dan artis-artis dari Seven Star Agensi, mantan Agensi Ariana.Semua tamu undangan datang, dan dibuat kagum dengan dekorasi ballroom yang megah. Tak hanya itu, karena ini adalah pernikahan orang yang bisa disebut sebagai konglomerat, maka hadiah yang diberikan pada para pengunjung juga bukan main. Ada bros yang dilapis emas, dengan inisial L sebagai Leo, dan
Keesokan harinya, dari pagi-pagi buta, keluarga Leo dan Ariana sudah sibuk mempersiapkan diri mereka di rumah mereka masing-masing.Semuanya berusaha dengan keras untuk tampil maksimal, di acara pernikahan Leo dan Ariana."Gimana penampilan aku?" tanya Ariana, pada Shelly yang juga sudah ikut sibuk sejak subuh.Shelly mengangkat dua jempolnya. "Top banget!" Ariana tersenyum lebar. "Makasih Shell!"Harus Shelly akui, Ariana memang pantas dipanggil artis tercantik di Indonesia. Tubuh dan wajah Ariana begitu memukau. Tak hanya itu, Ariana juga memiliki hati bak malaikat. Dan hari ini, Ariana akan menikah dengan seseorang yang memang ditakdirkan untuk Ariana.Setelah semua persiapan mereka selesai, mereka akhirnya keluar dan pergi menuju gereja.***Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga berupaya untuk tampil memukau, di hari pernikahan ia dan Ariana.Setelah semuanya siap, Leo dan keluarganya langsung pergi menuju gereja, sebelum waktu yang ditentukan.Sesampainya di gereja, Leo dan A
Setelah beristirahat selama satu hari dan berkeliling kota Thun, proses pengambilan video wedding untuk Ariana dan Leo kembali dilakukan, dan berjalan dengan lancar.Ariana dan Leo sangat puas dengan hasilnya. Berakhirnya semua kegiatan mereka di negara Swiss, menandakan kalau sudah waktunya mereka pulang ke Indonesia."Sayang? Kamu janji kalau kita bakal balik ke sini lagi, kan?" tanya Ariana, saat mereka di jalan menuju bandara.Leo mengangguk. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini lagi.""Bareng anak kita?"Leo terkejut. Sejujurnya ia belum berpikir sampai sejauh itu, karena kini ia hanya fokus pada pernikahan mereka yang sudah berada di dalam mata. Tapi untuk menyenangkan Ariana, Leo akhirnya menganggukkan kepalanya. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini bareng anak-anak kita."Jawaban Leo membuat Ariana mengambil kesimpulan kalau Leo ingin lebih dari satu anak. Setelah sampai di bandara, Ariana menatap negara yang akan mereka tinggalkan. Karena Leo telah berjanji, maka ia pun membuat janj
Ini adalah percakapan yang tidak terduga. Shelly memang sudah curiga, tapi pertanyaan Aries yang datang tiba-tiba masih saja membuat Shelly terkejut."Kamu pikir itu lucu?" Menolak untuk percaya kata-kata Aries, Shelly memilih lebih percaya kalau Aries sedang bercanda dengannya. "Candaan kamu kali ini sudah nggak lucu lagi, Aries. Bagaimana mungkin kamu bilang gitu ke aku? Kamu sadar, hubungan kita nggak sebaik itu, kan?"Tentu saja Aries menyadari kalau hubungan ia dan Shelly memang buruk. Namun, Aries merasa ada sesuatu yang berbeda ketika ia bersama dengan Shelly. Hatinya yang terasa kosong, kini langsung terisi ketika ia berbicara dengan Shelly. Walaupun percakapan mereka bukanlah percakapan yang baik, tapi tetap saja, apa yang kurang dari Aries, ia rasa Shelly bisa mengisinya.Aries bukanlah orang yang kekurangan uang. Ia juga punya status yang tinggi. Aries pikir, dengan mencari orang yang satu level dengannya, kekosongan hatinya akan terisi dan kebahagiaan akan menghampiri dir
Sesi pemotretan Ariana dan Leo berjalan dengan lancar. Mereka juga membuat video prewedding, namun karena kondisi Ariana yang menurun, mereka akhirnya molor satu hari, dari jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal itu bukanlah masalah bagi Leo. Yang terpenting baginya adalah kesehatan Ariana."Kamu yakin nggak mau ke dokter?" tanya Leo.Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, sayang. Aku hanya kecapean aja. Istirahat bentar juga sembuh."Leo tentu saja khawatir, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Jika ia memaksakan jadwal yang padat pada Ariana, Leo takut kalau keadaan Ariana akan bertambah buruk. "Kalau gitu kita tunda sehari lagi," ucap Leo. Besok kita jalan-jalan aja, biar kamu bisa santai. Gimana?"Ariana merasa tak enak hati, tapi ia juga tidak bisa memaksakan dirinya. "Oke. Aku pengen banget coba cafe-cafe sama restoran di sekitar sini."Leo mengangguk. "Boleh. Kalau gitu kamu istirahat. Aku mau liat foto-foto kita dulu."Ariana tersenyum sambil membatin, 'maaf, aku
Di sebuah butik ternama, Leo yang sedang menemani Ariana, duduk bermain handphone sambil menunggu Ariana yang sedang mengganti pakaian di dalam ruang ganti.SretttSaat suara kain gorden ditarik terdengar, Leo langsung mengangkat kepala dan menatap Ariana yang tampil cantik dengan gaun pengantin berwarna biru langit.Leo tidak bisa berkata-kata. Ia terpana dengan penampilan Ariana yang begitu memukau."Gimana?" tanya Ariana, sambil merentangkan tangannya.Leo tersenyum. "Cantik.""Cantik???" Ariana menyipitkan matanya. "Cantik gimana maksud kamu.""Ya cantik," jawab Leo, tanpa berpikir lebih jauh.Sebenarnya yang Ariana inginkan adalah jawaban tentang baju pengantin yang ia pilih. Apakah terlihat bagus untuknya? Bagaimana dengan modelnya, atau warnanya. Tapi yang ia dengar dari Leo, malah kata cantik yang terdengar universal.Ariana mengerucutkan bibirnya. "Coba kamu perhatikan baik-baik. Gaun ini sudah bagus, nggak?"Leo mengangguk. "Bagus. Aku suka."Ariana menghela napasnya dalam-d
Kedatangan Daniel di Angkasa Group, membuat keadaan di kantor tersebut menjadi ricuh seketika.Bagaimana tidak? Daniel datang dengan informasi yang sukses membuat Pak Renol beserta sekutunya panik setengah mati."Ini nggak bisa dibiarkan!" seru salah satu sekutu Pak Renol. "Bagaimana bisa Pak Aries kembali jadi direktur?! Mereka pikir ini taman kanak-kanak?! Seenaknya saja mereka gonta-ganti direktur!"Pak Renol tidak membuka suaranya. Ia merasa emosi, namun ia tetap menjaga martabat dan ketenangan dirinya."Kita nggak bisa tinggal diam! Kita harus buat gagal rencana ini!!" tekan sekutu Pak Renol yang lain.Pak Renol mulai berpikir. Jika perang saham, maka mereka akan kalah telak, jika saham milik Aries, Leo, dan Pak Jordan digabungkan menjadi satu. Jalan yang bisa Pak Renol ambil ialah dengan jalan licik, tapi orang yang sering mengeksekusi rencana liciknya telah ditangkap polisi. Tentu saja Pak Renol tidak bisa bersantai, mengingat Jack yang bisa saja membuka mulutnya kapan saja.P
Setelah berpisah dengan Ariana, Aries kembali ke rumah sakit. Ia sebenarnya penasaran, di mana Leo berada. Setelah sampai di rumah sakit, Aries masuk ke dalam kamarnya tanpa merasa ada yang aneh. CeklekSaat ia membuka pintu, ia malah terkejut karena Leo dan Daniel yang ada di dalam. "Leo?!" Aries menatap Leo yang ada di atas kursi roda. "Kamu kenapa?!" Dari pakaian pasien yang Leo gunakan, Aries mengambil kesimpulan kalau ia sedang sakit. "Kamu sakit???"Leo mengangguk. Ia tidak ingin bilang pada Aries kalau ia ditikam. "Iya, aku kecapaian, makanya aku tumbang kemarin."Aries menggelengkan kepalanya perlahan. "Pantas saja kamu susah dihubungin. Ariana juga tanya di mana kamu."Leo tersenyum. "Aku nggak mau Ariana khawatir, jadi aku nggak bilang ke Ariana kalau aku sakit."Aries menghela napasnya dalam-dalam. Ia mengerti dengan keputusan yang Leo ambil. "Terima kasih sudah mau bantu Ariana," lanjut Leo.Aries tetap tenang, walau dalam hati ia sedang salah tingkah. Ia merasa bangga