"Kamu yakin, kita nggak perlu ke rumah sakit?" tanya Aries, penuh perhatian.Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak mau. Aku mau istirahat di rumah aja," jawab Ariana.Aries menganggukkan kepalanya. "Pipi kamu masih sakit?"Ariana kembali menggeleng. "Nggak lagi."Aries menggenggam tangan Ariana, kemudian menatap Ariana dengan sorot mata lembut. "Maafin aku. Seharusnya aku bisa jaga kamu lebih baik lagi."Ariana memaksakan seulas senyuman. "Ini bukan salah kamu, jadi jangan pernah minta maaf ke aku. Seharusnya aku yang bilang terima kasih ke kamu, karena kamu udah datang nolong aku."Aries tersenyum, kemudian menarik Ariana ke dalam pelukannya. "Aku khawatir banget sama kamu. Sepanjang jalan aku nggak bisa berhenti mikirin kamu."Ariana menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Aries. Ada rasa aman dan juga nyaman, yang kini bisa Ariana rasakan dari Aries. Sikap Aries mungkin saja menyebalkan, tapi Aries memperlakukan wanita dengan sangat baik dan penuh hormat. Semuanya telah Aria
Malam telah larut saat Aries tiba di rumah sakit. Aries pikir ayah dan ibunya sudah tidur, namun ternyata Jordan masih duduk di sofa, sambil menonton televisi."Papa nggak tidur?" tanya Aries, setelah menyimpan jasnya dan duduk di sisi Jordan."Papa belum ngantuk," jawab Jordan. Volume televisi sengaja Jordan kecilkan, agar tidak menggangu Leo dan Melani. "Gimana keadaannya Ariana?"Aries melonggarkan ikatan dasinya. "Baik-baik aja, pa."Jordan mengangguk. "Syukur kalau gitu.""Gimana soal kasus ini? Papa udah dapat informasi dari polisi?"Jordan diam sejenak.Sebenarnya Jordan sudah mendapatkan informasi dari polisi, namun informasi yang Jordan terima tak memuaskan hatinya. Sekeras apapun polisi berusaha, para pelaku penculikan Ariana berkata kalau mereka melakukan ini, murni karena menginginkan uang. Tidak ada motif lain, atau orang lain dibalik mereka. Walau para pelaku sudah diancam dengan berbagai cara, mereka tetap mengatakan hal yang serupa. Hal ini membuat Jordan merasa jangg
"Rina? Apa lagi jadwal aku setelah ini?" tanya Aries, yang baru saja keluar dari ruangan meeting.Sambil mengikuti Aries dari belakang, Rina mulai membacakan jadwal Aries untuk hari ini. "Yang terakhir, Bapak punya janji makan malam dengan Tuan Nakamura dari Sakura Group."Aries masuk ke dalam ruangannya, sambil memeriksa handphonenya. "Gimana dengan reservasi yang aku bilang tadi?"Dengan sigap, Rina membacakan jadwal reservasi restoran yang Aries perintahkan padanya. "Jam lima sore, di White Chamber, untuk dua orang."Aries duduk di kursi kerjanya, kemudian melambaikan tangan. "Kamu boleh keluar sekarang."Rina mengangguk, kemudian pergi meninggalkan Aries.Setelah kepergian Rina, Aries mengecek berbagai pesan yang masuk pada ponselnya. Saat Aries membaca pesan dari Ariana, Aries langsung berdiri dan menghubungi Ariana. Karena kesibukan Aries, Aries tidak pernah menyangka kalau Ariana akan pergi ke rumah sakit. Yuli yang Aries tugaskan untuk menjadi asisten pribadi Ariana, juga tel
"Shelly? Benaran yang dibilang Aries? Kamu kok nggak pernah cerita ke aku?"Shelly diam seribu bahasa. Ia tidak tahu harus berkata apa. Di hadapan Aries, Shelly tidak ingin berbicara sedikit pun mengenai masa lalunya, karena Aries adalah orang yang menghancurkan kenangan indah tersebut. Shelly takut jika ia akan menjadi emosional, sedangkan Ariana ada bersama mereka.Selama ini Shelly juga sudah menjaga jarak dengan keluarga Angkasa, namun entah mengapa, takdir kembali mempertemukan mereka semua dengan hubungan yang rumit.Sebagai teman baik Ariana, Shelly benar-benar bingung harus berkata apa."Kalau kamu mau jenguk Leo, aku bisa antar kamu ke kamarnya," tawar Aries.Shelly memaksakan seulas senyuman. Yang harus ia konfirmasi terlebih dahulu ialah kenapa ia bisa ada di sini. "Makasih, tapi aku di sini bukan buat jenguk Leo." Shelly kemudian menatap Ariana. "Mama aku sakit, jadi aku bawa ke sini tadi pagi.""Iya?! Tante Susi sakit?!" tanya Ariana, terkejut.Shelly mengangguk. "Iya, ma
"Bukannya sudah aku bilang, kalau aku yang harus jadi pahlawannya?"Yuli menundukkan kepala, lalu meminta maaf pada Aries. "Maaf, Pak. Saya nggak tau kalau adik Pak Aries bakal senekat itu, ngejar para penculik Mbak Ariana sendirian.""Aku nggak butuh alasan kamu. Intinya kamu sudah gagal kali ini."Yuli tak berani mengangkat kepalanya dan menatap wajah Aries. Menurut Yuli, segalanya sudah berjalan dengan baik, sesuai dengan rencana mereka. Namun ia tak tahu kalau Aries masih tidak puas dengan hasil yang telah mereka capai."Apa ini yang aku dapat, setelah aku bayar mahal ke kamu?" tanya Aries, dengan suara rendah."Maaf, Pak! Saya bakal berusaha lebih keras lagi!" ucap Yuli dengan sungguh-sungguh.Aries juga tak menatap Yuli. Pandangannya lurus ke depan, entah apa yang dilihatnya. "Aku nggak butuh janji. Aku butuh bukti yang nyata."Yuli paham dengan apa yang dimaksud oleh Aries. "Baik, Pak. Saya bakal susun rencana yang lebih baik lagi untuk Pak Aries."Walau Aries tak puas dengan j
Di dalam mobil Alphard, Yuli dengan cepat memotret Ariana yang sedang tak sadarkan diri. Sebelum mengambil gambar, Yuli sengaja membuat tubuh bagian atas milik Ariana terbuka, sehingga foto yang didapatkan Yuli ialah foto-foto syur Ariana dengan posisi duduk.Sebagai seorang wanita, Yuli begitu mengagumi tubuh Ariana yang dirawat dengan baik. Bentuknya pun sangat ideal, sehingga Yuli yakin jika foto ini beredar, semua orang akan memburu foto milik Ariana, terlebih lagi para lelaki hidung belang."Maaf, tapi aku nggak punya pilihan lain," gumam Yuli, sambil menatap Ariana dengan sorot mata kasihan.Walau ada sedikit rasa bersalah, Yuli tetap harus melakukan semua ini karena ia sudah dibayar oleh Aries. Selain itu, Aries juga memegang kendali atas hidup Yuli dan keluarga Yuli. Mau tak mau, Yuli harus melakukan semua pekerjaan kotor ini, demi dirinya sendiri dan keluarganya.Setelah mengambil gambar tubuh Ariana, Yuli kembali memperbaiki pakaian Ariana, dan bergegas menuju rumah sakit.
Shelly termangu, karena permintaan Aries yang tak bisa ia prediksi.Aries adalah orang yang menghancurkan hubungan ia dan Leo, dulu. Lalu kini, Aries kembali meminta dirinya untuk mendekati Leo? Sungguh perilaku yang sangat bertentangan dari Aries."Gimana? Gampang, bukan?"Shelly menghela napasnya dalam-dalam. Ia sudah emosi sejak pertama kali melihat wajah Aries di depan pintu rumahnya. Dan kini, kadar emosi Shelly menjadi lebih tinggi lagi karena permintaan Aries."Kamu benar-benar gila, ya?" desis Shelly. "Kamu lupa, kalau dulu kamu yang udah ngehancurin hubungan aku sama adik kamu?" Shelly menggelengkan kepalanya perlahan. "Sekarang kamu malah datang ke sini, dan suruh aku dekatin Leo? Kamu pikir aku ini apa?"Aries menatap Shelly. Aries tahu kalau permintaannya tak akan dikabulkan dengan mudah. Karena itu Aries menyiapkan semua hal yang dapat ia gunakan untuk mengancam Shelly. Salah satunya ialah foto Ariana. "Aku nggak minta pendapat kamu," ujar Aries. "Aku juga nggak peduli d
Dalam hening ruangannya, Aries menyesap wine dari gelas kaca, sambil memperhatikan foto Shelly. Karena Shelly sudah menepati janjinya, maka Aries juga akan menepati janjinya pada Shelly. Foto-foto milik Ariana tidak akan Aries sebar luaskan, tapi beda ceritanya dengan foto milik Shelly."Anggap aja ini hadiah dari aku," gumam Aries.***"Tante kayaknya pernah liat kamu, tapi di mana, ya?" Shelly tersenyum. Ia malu mengakui bahwa dirinya adalah artis yang cukup terkenal. Karena itu Shelly memberikan jawaban yang jenaka kepada ibunya Leo. "Muka aku emang pasaran, Tante. Mungkin aja Tante salah liat."Melani menggeleng. "Nggak. Tante yakin, soalnya ingatan tante itu kuat."Shelly kembali tersenyum. "Mungkin karena aku sering tampil di TV, jadi tante nggak sengaja liat aku."Ketika Shelly berkata kalau ia sering tampil di televisi, ingatan Melani langsung terbang pada sebuah acara gosip yang selalu tayang pada pagi hari. "Aku ingat! Kamu presenter Kupas-Kasus, kan?!"Shelly mengangguk.
Beberapa tahun kemudian...."Bunda?"Ariana menoleh, menatap seorang anak laki-laki yang berlari kencang ke arahnya. "Xavi?! Awas jatuh!" Ariana menekuk kakinya, kemudian merentangkan tangannya.Tanpa mengurangi kecepatan, anak laki-laki tersebut menerjang tubuh Ariana, lalu membenamkan wajahnya pada tubuh Ariana."Kamu sudah siap sayang?"Ariana menatap Leo yang datang bersama Xavier, anak mereka. "Sudah sayang. Udah mau berangkat?""Iya sayang," jawab Leo. "Tapi mama sama papa mau ikut ke bandara juga."Ariana menggendong Xavier, lalu bangkit berdiri. "Ya udah. Kita berangkat bareng-bareng aja."Sesuai janji yang dibuat oleh Leo dan Ariana dulu. Ketika mereka memiliki anak, mereka ingin membawa anak mereka ke Swiss, negara yang sangat digemari oleh Ariana.Sesampainya di bandara, orang tua Leo dan Ariana masih menyempatkan diri untuk mencurahkan kasih sayang mereka kepada Xavier, cucu pertama mereka."Kakek sama nenek kok nggak ikut sama Xavier?" tanya Xavier dengan Wajahnya yang po
Setelah proses pemberkatan pernikahan di gereja, mereka kembali ke hotel milik keluarga Angkasa, dan beristirahat sejenak, karena sorenya mereka akan lanjut pada acara resepsi pernikahan.Hotel tersebut juga sudah sibuk sejak pagi, karena acara pernikahan Ariana dan Leo mengundang begitu banyak orang.Ini adalah pernikahan pertama dari kedua keluarga, karena itu mereka sangat antusias dalam mengadakan acara resepsi.Waktu istirahat yang diberikan juga tak terasa. Waktu berlalu dengan cepat, sehingga malam pun akhirnya tiba.Para tamu undangan terdiri dari pejabat negara, pengusaha-pengusaha sukses di negara, lalu para tokoh publik dan artis-artis dari Seven Star Agensi, mantan Agensi Ariana.Semua tamu undangan datang, dan dibuat kagum dengan dekorasi ballroom yang megah. Tak hanya itu, karena ini adalah pernikahan orang yang bisa disebut sebagai konglomerat, maka hadiah yang diberikan pada para pengunjung juga bukan main. Ada bros yang dilapis emas, dengan inisial L sebagai Leo, dan
Keesokan harinya, dari pagi-pagi buta, keluarga Leo dan Ariana sudah sibuk mempersiapkan diri mereka di rumah mereka masing-masing.Semuanya berusaha dengan keras untuk tampil maksimal, di acara pernikahan Leo dan Ariana."Gimana penampilan aku?" tanya Ariana, pada Shelly yang juga sudah ikut sibuk sejak subuh.Shelly mengangkat dua jempolnya. "Top banget!" Ariana tersenyum lebar. "Makasih Shell!"Harus Shelly akui, Ariana memang pantas dipanggil artis tercantik di Indonesia. Tubuh dan wajah Ariana begitu memukau. Tak hanya itu, Ariana juga memiliki hati bak malaikat. Dan hari ini, Ariana akan menikah dengan seseorang yang memang ditakdirkan untuk Ariana.Setelah semua persiapan mereka selesai, mereka akhirnya keluar dan pergi menuju gereja.***Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga berupaya untuk tampil memukau, di hari pernikahan ia dan Ariana.Setelah semuanya siap, Leo dan keluarganya langsung pergi menuju gereja, sebelum waktu yang ditentukan.Sesampainya di gereja, Leo dan A
Setelah beristirahat selama satu hari dan berkeliling kota Thun, proses pengambilan video wedding untuk Ariana dan Leo kembali dilakukan, dan berjalan dengan lancar.Ariana dan Leo sangat puas dengan hasilnya. Berakhirnya semua kegiatan mereka di negara Swiss, menandakan kalau sudah waktunya mereka pulang ke Indonesia."Sayang? Kamu janji kalau kita bakal balik ke sini lagi, kan?" tanya Ariana, saat mereka di jalan menuju bandara.Leo mengangguk. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini lagi.""Bareng anak kita?"Leo terkejut. Sejujurnya ia belum berpikir sampai sejauh itu, karena kini ia hanya fokus pada pernikahan mereka yang sudah berada di dalam mata. Tapi untuk menyenangkan Ariana, Leo akhirnya menganggukkan kepalanya. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini bareng anak-anak kita."Jawaban Leo membuat Ariana mengambil kesimpulan kalau Leo ingin lebih dari satu anak. Setelah sampai di bandara, Ariana menatap negara yang akan mereka tinggalkan. Karena Leo telah berjanji, maka ia pun membuat janj
Ini adalah percakapan yang tidak terduga. Shelly memang sudah curiga, tapi pertanyaan Aries yang datang tiba-tiba masih saja membuat Shelly terkejut."Kamu pikir itu lucu?" Menolak untuk percaya kata-kata Aries, Shelly memilih lebih percaya kalau Aries sedang bercanda dengannya. "Candaan kamu kali ini sudah nggak lucu lagi, Aries. Bagaimana mungkin kamu bilang gitu ke aku? Kamu sadar, hubungan kita nggak sebaik itu, kan?"Tentu saja Aries menyadari kalau hubungan ia dan Shelly memang buruk. Namun, Aries merasa ada sesuatu yang berbeda ketika ia bersama dengan Shelly. Hatinya yang terasa kosong, kini langsung terisi ketika ia berbicara dengan Shelly. Walaupun percakapan mereka bukanlah percakapan yang baik, tapi tetap saja, apa yang kurang dari Aries, ia rasa Shelly bisa mengisinya.Aries bukanlah orang yang kekurangan uang. Ia juga punya status yang tinggi. Aries pikir, dengan mencari orang yang satu level dengannya, kekosongan hatinya akan terisi dan kebahagiaan akan menghampiri dir
Sesi pemotretan Ariana dan Leo berjalan dengan lancar. Mereka juga membuat video prewedding, namun karena kondisi Ariana yang menurun, mereka akhirnya molor satu hari, dari jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal itu bukanlah masalah bagi Leo. Yang terpenting baginya adalah kesehatan Ariana."Kamu yakin nggak mau ke dokter?" tanya Leo.Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, sayang. Aku hanya kecapean aja. Istirahat bentar juga sembuh."Leo tentu saja khawatir, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Jika ia memaksakan jadwal yang padat pada Ariana, Leo takut kalau keadaan Ariana akan bertambah buruk. "Kalau gitu kita tunda sehari lagi," ucap Leo. Besok kita jalan-jalan aja, biar kamu bisa santai. Gimana?"Ariana merasa tak enak hati, tapi ia juga tidak bisa memaksakan dirinya. "Oke. Aku pengen banget coba cafe-cafe sama restoran di sekitar sini."Leo mengangguk. "Boleh. Kalau gitu kamu istirahat. Aku mau liat foto-foto kita dulu."Ariana tersenyum sambil membatin, 'maaf, aku
Di sebuah butik ternama, Leo yang sedang menemani Ariana, duduk bermain handphone sambil menunggu Ariana yang sedang mengganti pakaian di dalam ruang ganti.SretttSaat suara kain gorden ditarik terdengar, Leo langsung mengangkat kepala dan menatap Ariana yang tampil cantik dengan gaun pengantin berwarna biru langit.Leo tidak bisa berkata-kata. Ia terpana dengan penampilan Ariana yang begitu memukau."Gimana?" tanya Ariana, sambil merentangkan tangannya.Leo tersenyum. "Cantik.""Cantik???" Ariana menyipitkan matanya. "Cantik gimana maksud kamu.""Ya cantik," jawab Leo, tanpa berpikir lebih jauh.Sebenarnya yang Ariana inginkan adalah jawaban tentang baju pengantin yang ia pilih. Apakah terlihat bagus untuknya? Bagaimana dengan modelnya, atau warnanya. Tapi yang ia dengar dari Leo, malah kata cantik yang terdengar universal.Ariana mengerucutkan bibirnya. "Coba kamu perhatikan baik-baik. Gaun ini sudah bagus, nggak?"Leo mengangguk. "Bagus. Aku suka."Ariana menghela napasnya dalam-d
Kedatangan Daniel di Angkasa Group, membuat keadaan di kantor tersebut menjadi ricuh seketika.Bagaimana tidak? Daniel datang dengan informasi yang sukses membuat Pak Renol beserta sekutunya panik setengah mati."Ini nggak bisa dibiarkan!" seru salah satu sekutu Pak Renol. "Bagaimana bisa Pak Aries kembali jadi direktur?! Mereka pikir ini taman kanak-kanak?! Seenaknya saja mereka gonta-ganti direktur!"Pak Renol tidak membuka suaranya. Ia merasa emosi, namun ia tetap menjaga martabat dan ketenangan dirinya."Kita nggak bisa tinggal diam! Kita harus buat gagal rencana ini!!" tekan sekutu Pak Renol yang lain.Pak Renol mulai berpikir. Jika perang saham, maka mereka akan kalah telak, jika saham milik Aries, Leo, dan Pak Jordan digabungkan menjadi satu. Jalan yang bisa Pak Renol ambil ialah dengan jalan licik, tapi orang yang sering mengeksekusi rencana liciknya telah ditangkap polisi. Tentu saja Pak Renol tidak bisa bersantai, mengingat Jack yang bisa saja membuka mulutnya kapan saja.P
Setelah berpisah dengan Ariana, Aries kembali ke rumah sakit. Ia sebenarnya penasaran, di mana Leo berada. Setelah sampai di rumah sakit, Aries masuk ke dalam kamarnya tanpa merasa ada yang aneh. CeklekSaat ia membuka pintu, ia malah terkejut karena Leo dan Daniel yang ada di dalam. "Leo?!" Aries menatap Leo yang ada di atas kursi roda. "Kamu kenapa?!" Dari pakaian pasien yang Leo gunakan, Aries mengambil kesimpulan kalau ia sedang sakit. "Kamu sakit???"Leo mengangguk. Ia tidak ingin bilang pada Aries kalau ia ditikam. "Iya, aku kecapaian, makanya aku tumbang kemarin."Aries menggelengkan kepalanya perlahan. "Pantas saja kamu susah dihubungin. Ariana juga tanya di mana kamu."Leo tersenyum. "Aku nggak mau Ariana khawatir, jadi aku nggak bilang ke Ariana kalau aku sakit."Aries menghela napasnya dalam-dalam. Ia mengerti dengan keputusan yang Leo ambil. "Terima kasih sudah mau bantu Ariana," lanjut Leo.Aries tetap tenang, walau dalam hati ia sedang salah tingkah. Ia merasa bangga