Share

Bab. 84

Bara tercekat, entah bagaimana perasaannya sekarang. Seperti ada gada yang menghantam lubuk hatinya. Semua mata pelayat tertuju padanya. Didepan sana, di ruang tamu rumah yang tak luas itu, diatas lantai yang dialasi karpet motif berwarna hijau tua, Jenazah ibu Shalima sebentar lagi akan di sholatkan. Sementara di samping jenazah mertuanya, nampak Abel begitu terpukul. Mata yang sembab dan bengkak dengan wajah yang terlihat begitu lelah, menandakan beberapa hari ini Abel tak tidur. Wajahnya menyiratkan kesedihan yang begitu mendalam. Bara…merasa bersalah.

Apa yang harus Bara lakukan sekarang melihat Abel, menangis dengan rapuhnya di depan sana. Abel butuh sandaran, Abel butuh kekuatan, namun Bara…bagaimana sekarang, apa dirinya harus memeluk Abel? Ya, dia ingin memeluk istrinya itu, namun rasa enggan begitu merajai. Tiga tahun hidup serumah, tak sekalipun ia menyentuh Abel, tahun pertama, bu Aida terus meyakinkan Abel, bila Bara nanti akan jatuh cinta padanya. Tahun kedua bu Aida ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status