Home / Romansa / DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA / Lamaran Di Rumah Makan

Share

Lamaran Di Rumah Makan

Author: Norasetyana
last update Last Updated: 2021-09-24 06:11:08

Aku sudah mencari Thalia di seluruh ruangan kantor, tetapi nihil, tidak kutemukan dia di mana-mana. Mungkin, Thalia sudah pulang. Kuputuskan untuk kembali ke ruang kerjaku. Besok saja aku akan menemui Thalia.

Di ruang kerja, netraku tertuju pada buket mawar merah yang sudah layu. Di sampingnya sudah ada buket bunga mawar merah baru dengan kartu dan inisial yang sama. Apakah ini artinya, bunga ini memang benar-benar untukku? Bukan salah kirim seperti dugaanku sebelumnya?

"Bunga lagi? Wah-wah, setelah Pak Hadrian siapa lagi yang kamu incar? Lebih baik kamu tidak usah bekerja jika tujuanmu hanya untuk menggoda laki-laki," ucap seorang rekan kerja wanita dengan tatapan sinis. Suaranya nyaring membuat seisi ruangan mendengarnya dan menoleh ke arahku.

Seorang wanita yang duduk berdekatan denganku tidak tinggal diam. Kulih

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Naina dh tetima pk Hardian tuk jadi suamimu .dn tuk Talyta kmu berterus terang .bhw kmu masuk dgn tes .itu pasti perbuatan Sita yg Vidioin ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Tidak Ingin Hamil

    Entah mengapa, aku tidak ingin Hyuga melihatku bersama Pak Hadrian. Aku dan Pak Hadrian akhirnya ke luar dari pintu belakang dan kembali ke kantor. Aku mendengkus kesal sambil memegangi perut mengingat kejadian tadi. Padahal air liurku sudah menetes saat mencium aroma gurih ayam kampung yang sedang berenang-renang di penggorengan. Sudah kubayangkan satu potong ayam yang akan berhadapan denganku di atas sepiring nasi putih dan sambal korek. Seseorang datang tepat saat perutku berbunyi. Rupanya Pak Hadrian sempat memesan makanan untuk dikirim ke kantor. Tidak hanya untukku, tetapi untuk semua pegawai yang sedang lembur. Senyumku merekah ketika menerima kotak nasi itu. Tidak perlu menunggu, langsung saja aku menyantapnya dengan lahap. "Lihatlah, dia masih bisa makan set

    Last Updated : 2021-09-24
  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Cinta Segitiga

    "Sudahlah Thalia, berhentilah berharap. Pak Hadrian tidak pernah menyukaimu, jadi mengapa kamu terus mengharapkannya? Lebih baik kamu membuka hatimu untukku," ucap lelaki itu dengan suara bariton. Meski samar-samar, aku masih bisa mendengarkan suaranya dengan jelas.Jadi ini sebabnya Thalia marah? Apakah Thalia menyukai Pak Hadrian? Tapi bukankah Thalia pernah bilang bahwa dia sudah bertunangan?Atau jangan-jangan tunangan Thalia adalah Pak Hadrian, itu sebabnya Pak Hadrian seperti takut ketahuan Thalia saat sedang berada di rumah makan denganku?Ribuan pertanyaan menari-nari di kepalaku. Aku harus mencari tahu jawaban dari semua pertanyaan itu. Pelan-pelan aku menarik handle pintu supaya sedikit terbuka, agar aku bisa mendengar dengan lebih jelas.Tidak sengaja aku meli

    Last Updated : 2021-09-24
  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Ancaman Bayu

    Aku sangat terkejut menyadari laki-laki itu adalah Mas Bayu. Dia menarik lenganku sambil berkata, "Bukankah aku sudah memperingatkanmu kemarin, mengapa kamu masih saja mendekati laki-laki lain?""Kita sudah bercerai. Mengapa kamu masih begitu peduli dengan urusanku? Bagaimana perasaan Sinta jika ia tahu kelakuan suaminya seperti ini?" tanyaku sembari melepaskan cengkeraman tanganannya di lenganku."Jangan bawa-bawa Sinta dalam masalah ini. Awas saja jika kamu masih saja mendekati Pak Hadrian, lihat apa yang akan aku lakukan," ancam Mas Bayu kepadaku."Kamu kira dengan kamu mengancamku, aku akan takut?" sergahku sembari tersenyum kecut."Aku akan memberitahukan pada Pak Hadrian siapa kamu sebenarnya. Kalau dia tahu wajah aslimu, mungkin dia tidak akan sudi melihatmu lagi,

    Last Updated : 2021-09-25
  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Tidak Berhenti

    "Kamu salah, aku sudah tahu siapa Naina dan aku tidak pernah menyesal," sanggah Pak Hadrian."Tapi Pak Hadrian tidak tahu wajah asli Naina kan?" tanya Mas Bayu."Aku bukan sepertimu yang semudah itu menceraikan seseorang. Aku ingin menikahi Naina bukan karena kecantikannya. Kau tau siapa aku, jika tujuanku menikahi seseorang hanya karena kecantikannya, aku tinggal memilih satu di antara para model peraga busana, mereka semua cantik," papar Pak Hadrian panjang lebar."Pak Hadrian akan menyesal …." Mas Bayu tidak menyerah untuk meyakinkan Pak Hadrian. Belum selesai dia berkata, lagi-lagi Pak Hadrian memotong perkataannya."Sudah selesai bicaranya? Pergilah atau aku akan memecatmu!" seru Pak Hadrian tidak sabar."Oh, jadi

    Last Updated : 2021-09-25
  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Kebohongan

    Hampir setengah jam aku tidak mengacuhkan suara gaduh di luar kamar, tapi lama-lama aku tidak tahan juga. Aku berdiri untuk membuka pintu dan mendapati ibu dan Mas Bayu sudah ada di sana."Ibu, kenapa dia bisa masuk ke dalam rumah?" tanyaku sambil melirik Mas Bayu."Maafkan ibu, Naina," ucap ibu tidak berdaya. Aku tahu Mas Bayu pasti masuk dengan paksa."Kenapa kamu menghindariku? Bukankah kamu mencintaiku?" tanya Mas Bayu kepadaku dengan kepercayaan diri yang setinggi langit."Apa yang kamu bicarakan? Aku sudah melupakan masa lalu," tegasku sembari ke luar kamar dan menutup pintu."Itu tidak mungkin. Aku tahu kamu tidak mudah melupakan seseorang," ucap Mas Bayu masih dengan percaya diri.

    Last Updated : 2021-09-27
  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Bos Baru

    "Kumohon jangan katakan padanya, tunggu sampai aku siap," pintaku kepada Hyuga. Aku tidak mau semua rencanaku berantakan. Mungkin semua orang menganggap aku bodoh. Wanita mana yang sanggup menolak laki-laki tampan dan kaya seperti Pak Hadrian? Namun, jika aku menerima Pak Hadrian urusannya akan semakin rumit.Aku dan Thalia baru saja baikan setelah sekian lama tidak bertegur sapa. Aku tidak ingin karena hubunganku dengan Pak Hadrian, Thalia kembali menjauhiku."Apa alasanmu tidak menerimanya?" tanya Hyuga penasaran."Aku tidak memiliki perasaan padanya," jawabku jujur. Aku memang mengagumi Pak Hadrian. Namun, perasaanku padanya hanya sebatas kagum sebagai bawahan pada atasannya, tidak lebih dari itu. Apalagi setelah perceraian dengan Mas Bayu, rasanya sulit untukku membuka hati kembali. Perceraian itu cukup me

    Last Updated : 2021-09-27
  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Sebuah Penawaran

    "Kamu belum tahu? Seseorang telah membeli perusahaan ini dari Pak Hadrian," ucap Hanifah menjelaskan kebingunganku."Kamu serius, Fah? Kenapa terdengar begitu mendadak?" tanyaku terkejut."Sebenarnya sudah lama aku mendengar kabar ini. Sudah lama perusahaan ini akan dijual, Na."Penjelasan Hanifah masih menyisakan pertanyaan di hatiku. Apa alasan perusahaan ini dijual? Namun apa pun alasannya, aku senang mendengar kabar ini. Artinya aku tidak perlu resign, karena alasanku resign adalah untuk menghindari Pak Hadrian.Setelah ini aku akan membakar surat pengunduran diriku hingga hangus tak bersisa. Aku tersenyum lebar, nasib baik masih ada padaku. Aku tidak perlu susah-susah mencari pekerjaan baru, karena aku akan tetap bekerja di sini.

    Last Updated : 2021-09-27
  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Merusak Hari

    Diam-diam kulangkahkan kakiku mengikuti Hyuga. Aku berhasil mengikutinya sampai depan ruangan Pak Hadrian, tetapi tiba-tiba seseorang menghentikanku dengan menepuk punggungku dari belakang. Aku menoleh untuk mengetahui siapa orang itu. Saat aku kembali menoleh ke arah Hyuga, dia sudah tidak ada di sana.Aku mendengkus kesal sembari melotot memandang Hanifah. Dialah orang yang menggagalkan rencanaku barusan. Aku jadi kehilangan jejak Hyuga."Mau ke mana, Na? Ini sudah jam kerja," ucapnya sembari menarik lenganku."Saat sedang tidak ada Pak Hadrian, haruskah kamu bersikap seakan-akan kamulah atasanku?" Aku bersungut-sungut kesal. Dengan berat hati aku berjalan mengikuti langkahnya."Seharusnya kamu berterima kasih. Apa kamu tidak tahu kalau bos baru kita lebih galak dari p

    Last Updated : 2021-09-28

Latest chapter

  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   End

    Acara pernikahanku dan Hyuga akan segera dilaksanakan. Pasti saat ini orang-orang sedsng sibuk mendekorasi gedung pernikahan, sementara aku masih berada di rumah bersama beberapa perias. Seorang perias sedang serius merias wajahku, dan beberapa perias lainnya mempersiapkan pakaian untukku. Setelah selesai berhias, aku berdiri di depan kaca rias. Memandang wajah cantik yang terpantul di kaca rias. Aku yakin, wajah ini pasti membuat semua orang pangling. Aku sendiri tidak mengenali wajah ini saat pertama melihatnya di kaca. Sebuah mobil putih berhias pita dan bunga mengantarku ke gedung pernikahan. Aku berangkat bersama ibu, sementara Hyugo sudah menunggu di gedung. Rencananya, akad nikah akan dilaksanakan di gedung pernikahan yang berada di aula masjid besar kota kami. Betapa terkejutnya aku ketika melihat Sinta juga berdandan cantik dengan mengenakan baju pengantin. Dia turun dari mobil yang berhenti tepat di depan gedung pernikahan. "Ibu duluan saja. Aku akan menyusul nanti," uca

  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Pecahan Kaca

    Aku mengendap-endap mendekati mobil Sinta. Kubuka pintu mobil yang ternyata tidak terkunci. Dengan cepat aku masuk ke dalam mobil dan bersembunyi di jok kursi belakang. Malam ini, aku harus sampai rumah, karena esok hari adalah acara pernikahanku. Aku tidak ingin pernikahanku dengan Hyuga gagal karena calon pengantin wanita yang menghilang.Aku mengambil ponsel dari tas. Kunyalakan ponsel untuk menghubungi Hyuga. Sialnya, ponselku mati dan aku tidak membawa charger.Kulihat Sinta ke luar dari bangunan. Gegas aku berjongkok di bawah kursi dan merundukkan kepala agar tidak ketahuan oleh Sinta. Jika tertangkap olehnya, aku takut dia tidak akan melepaskanku kali ini."Pernah itu sudah berhasil menyekap Naina, Ma. Rencana kita berhasil. Aku tidak perlu meneror wanita itu lagi. Sekarang kita siapkan rencana selanjutnya." Sinta berbicara ditelepon dengan seseorang.Untung saja, Sinta tidak mengetahui jika aku sudah meninggalkan bangunan kosong itu. Mungkin lelak

  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Lepaskan

    "Makanlah, Nona. Aku akan menyuapimu." Lelaki gempal itu kembali masuk ke ruangan dengan sebungkus makanan. Dia membuka bungkusan berisi nasi dengan lauk seadanya dan menyuapkannya kepadaku."Tidak! Lepaskan tanganku. Aku akan makan sendiri," elakku sembari memalingkan muka darinya. Mengacuhkan suapan nasi di depanku."Ayolah cepat makan. Aku tidak ingin kamu mati kelaparan di sini," bujuknya."Siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini? Siapa yang memerintahkanmu untuk menculikku?" tanyaku penasaran. Aku menatap tajam pria itu. Menunggu jawaban keluar dari mulutnya."Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu? Cepatlah makan agar tugasku cepat selesai," paksanya."Kenapa memberiku makan? Kenapa kamu tidak membiarkan aku mati saja di sini?" protesku."Kalau aku mau, aku bisa saja membunuhmu sejak tadi." Lelaki gempal itu mendekatkan wajah dan melotot menakutiku."Bunuh saja. Aku tidak takut." Aku mendongakkan kepala menantangnya.

  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Tolong

    "Hallo!" Meski agak kesal, kuberanikan diri menjawab telepon dari nomer yang belakangan ini menerorku. Aku sangat penasaran siapa dia sebenarnya. Namun, lagi-lagi telepon dimatikan."Coba aku lihat nomernya, Na. Mungkin saja aku mengetahui itu nomer siapa," cetus Thalia.Aku memberikan ponselku pada Thalia. Dia bergegas mencari nomer peneror itu di ponselnya. Kosong. Thalia tidak menemukan nomer yang dimaksud di kontak ponselnya."Enggak mungkin juga dia memakai nomer asli, Thalia. Mungkin dia sengaja menyembunyikan identitasnya biar aku tidak mengetahuinya." Aku mengambil ponselku dari Thalia dan memasukkannya ke dalam tas.Saat hari mulai sore, aku berpamitan pada Thalia untuk pulang. Mobil warna hitam berhenti tepat di depan rumah Thalia dan aku segera berlari masuk ke dalam mobil itu.Mobil hitam itu melaju kencang membelah jalanan kota. Aku sengaja memesan mobil itu lewat applikasi online. Namun, entah mengapa aku merasakan gelagat aneh dari d

  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Merelakan

    Aku dalam perjalanan untuk menemui Thalia. Setelah sekian lama, akhirnya dia memberitahuku tempat tinggalnya yang baru. Semalam aku sudah berjanji untuk mengunjunginya sepulang bekerja."Pergi! Jangan pernah datang lagi. Selama ini hubungan kita hanya pura-pura. Jadi jangan pernah kamu bermimpi untuk mendapatkan hatiku!" Aku mendengar suara Thalia berteriak saat aku baru saja turun dari mobil. Hyuga meminjamiku mobil sekaligus sopir pribadinya saat aku berpamitan hendak menemui Thalia. Dia sendiri tidak bisa menemaniku karena masih ada yang harus dikerjakannya di kantor.Aku berjalan cepat memasuki sebuah teras rumah. Kudapati si jabrik ke luar dari rumah disusul dengan suara pintu yang ditutup dengan keras.Aku mengerutkan kening memandang si jabrik. Dia tidak menghiraukan kehadiranku dan langsung berjalan menjauh."Thalia! Apa kamu di dalam?" Segera kuketuk pintu setelah kupastikan si jabrik telah pergi dengan mengendarai motor sport warna merah.

  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Gaun Pengantin

    Hari ini aku ada janji untuk pergi bersama Hyuga. Kami akan memilih gaun pengantin. Kami tidak sendiri karena ibuku dan ibu Mas Hyuga juga ikut."Apa kebaya ini tidak terlalu mahal?" tanya ibu setelah seorang penjaga butik menyebutkan harga dari kebaya pengantin yang dipilih oleh Bu Hanin."Apa kita pindah ke butik lain saja? Atau kita bisa membeli kainnya saja biar aku menjahitnya sendiri," kata ibu lagi, ragu-ragu.Bu Hanin tersenyum, membentangkan kebaya brukat lengan panjang yang dia pilih di depanku, lalu berkata, "Kebaya ini sangat cocok dipakai Naina. Soal harga tidak jadi masalah bagi keluarga Al-Barra. Pesta pernikahan Hyuga nanti akan mengundang orang-orang penting. Aku ingin mempelai wanita terlihat paling cantik di sana."Bu Hanin mempersilakan agar aku mencoba kebaya yang dia pilih. Aku mengangguk sambil menerima kebaya itu dan membawanya ke ruang ganti.Kebaya warna merah dengan bawahan yang terjuntai hingga lantai. Seorang wani

  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Berhadapan Denganku

    Hari ini aku pulang bekerja dengan perasaan yang tidak tenang. Meski aku tidak takut dengan pesan teror dan ancaman itu, tetap saja hatiku was-was karena ada orang yang tidak menyukai hubunganku dengan Hyuga.Di teras rumah, kulihat Mas Bayu duduk bersama Bu Sara dan juga ibu. Aku segera berlari kecil menghampiri mereka untuk mengetahui maksud kedatangan mereka."Kau sudah pulang, Duduklah!" titah ibu sambil menepuk kursi kosong di sebelahnya."Ada apa ini?" tanyaku tanpa basa-basi setelah aku duduk. Aku melirik ke arah Mas Bayu dan Bu Sara."Kedatangan kami ke sini karena ada hal yang ingin kami bicarakan kepadamu," ujar Bu Sara sambil menyentuh tangan yang kuletakkan do atas meja."Naina, sekali lagi aku mohon kepadamu. Kembalilah kepadaku. Aku minta maaf dengan apa yang terjadi pada kita dahulu. Sekarang aku sadar, kecantikan bukanlah segalanya. Aku mencintaimu apa adanya, Naina," kata Mas Bayu panjang lebar."Sudah terlambat,

  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Pesan Teror

    "Ayo cepat buka saja amplop itu, Na. Siapa tahu surat cinta dari Pak Bos," ucap Hanifah sambil terkikik.Aku kembali menutup mulut Hanifah dengan telapak tanganku dan menyuruhnya diam. Hanifah menangkis telapak tanganku. Dia tersenyum jail lalu kembali ke kursinya.Aku kembali menatap amplop coklat itu, pelan-pelan kusobek ujungnya. Terlihat beberapa kertas di dalamnya. Sepertinya memang sebuah surat.Aku keluarkan isi amplop itu. Sebuah surat dan beberapa foto membuat netraku terbuka lebar. Kuletakkan beberapa foto itu di atas meja dan aku mulai membaca sebuah surat."Batalkan pertunanganmu dengan Hyuga, atau aku akan mengirimkan foto-foto ini kepadanya!" Sebuah kertas berisi kalimat singkat membuat mataku tidak berkedip saat membacanya."Apa ini? Dia mengancamku? Siapa yang mengirimkan surat ancaman ini kepadaku?" Aku bertanya dalam hati. Kemudian kulihat satu per satu foto yang berserakan di atas meja.Mataku kembali terbelalak meli

  • DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA   Amplop Mencurigakan

    "Pipimu merah sekali," ujar Hanifah sambil terkekeh. Matanya menyipit memandangku. Dia tidak berhenti tersenyum jail."Apa lihat-lihat," jawabku sambil memanyunkan bibir. Berpura-pura merajuk."Ups, maaf boss!" serunya sambil memasang sikap hormat."Ciye, yang sebentar lagi menjadi istri bos," lanjutnya sambil mengedipkan mata.Aku mengedarkan pandangan kemudian memberikan kode pada Hanifah agar diam. Berharap semoga tidak ada yang mendengarkan ucapan Hanifah barusan.Para rekan kerjaku di kantor belum mengetahui tentang pertunanganku dengan Hyuga. Bahkan mereka juga belum mengetahui bahwa boss baru mereka adalah Hyuga.Aku dan Mas Hyuga sengaja merahasiakan ini. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadiri acara pertunangan kemarin. Biarlah mereka semua nanti akan mengetahui saat acara pernikahan kami."Apa? Siapa yang akan menjadi istri bos? Jangan mimpi!" seru Laelia sambil berjalan dan melirikku sinis.Aku berusaha menaha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status