Dalam pikiran Jack, dia bertanya-tanya. Kenapa semua orang tampak ingin membunuh keluarganya. Pertama ibunya, lalu dalam beberapa bulan saja, ayahnya juga tewas dengan tak wajar. “Ini tak mungkin suatu kebetulan!” batinnya.Mobil kakeknya berhenti di halaman sebuah gereja yang tak jauh dari kompleks kediaman mewah itu. Bob ikut menepikan mobil mereka. Jack turun bersama Falcon. Keduanya mengikuti Hudson yang mendorong kursi roda Edward Hamilton menuju gereja.Ada banyak karangan bunga tanda duka cita di halaman gereja. Mereka melewatinya. Beberapa orang pria berpakaian hitam seperti penjaga, mengawal Edward menuju pintu masuk. Mereka menatap Jack tajam, tapi tidak melarang. Mungkin karena Jack datang bersama dengan kakeknya.“Siapa mereka?” tanya Jack tak dapat menahan pertanyaan.“Aku yang menyewa mereka,” kata Edward Hamilton.“Kenapa di rumah tidak ada penjaga? Justru di sini?” tanya Jack masih heran.Edward tak menjawab. Mereka sudah memasuki gereja dan berjalan di antara deretan
Tubuh Pamela mundur tanpa sadar. Jack dan Edward memperhatikannya dengan pandangan tajam menusuk.“Apa Kau takut?” Jack berjalan maju, mendekati Pamela. Membuat wanita itu makin mundur dengan wajah pucat dan menatap Jack dengan kengerian.Edward murka melihat sikap Pamela. “Katakan padaku. Apa Kau yang menyuruh orang untuk membunuh Aaron setelah dia memutuskan untuk menceraikanmu?” kejar EdwardJack terkejut mendengar informasi baru itu. Matanya makin tajam dan dia mencondongkan tubuh pada Pamela yang sudah tersudut di dinding. “Kau marah karena Daddy menceraikanmu lalu membunuhnya?” desak Jack.“Jawab!” Edward berteriak penuh emosi.“Tidak! Aku tidak melakukannya. Aku juga sangat marah pada orang yang mencelakai putraku!” bantahnya. Lalu dia menoleh pada Jack.“Kau ...! Kau harus mencari orang yang melakukannya. Adikmu ... adik tirimu Olsen sedang koma sekarang!”Pamela sudah berhasil menguasai dirinya lagi sekarang. Dia membalas tatapan Jack dengan berani.“Cih! Awas saja Kau. Aku
Jack menatapnya tajam. Dia merasa bahwa keselamatan kakeknya akan berada dalam bahaya jika Pamela yang telah kehilangan semua hak, tetap berada di rumah itu.“Apa hakmu bicara seperti itu!” seru Pamela berang. Wajahnya merah menahan amarah yang memuncak.Selama beberapa waktu dia tak terlalu memperhatikan Jack dan menahan rasa permusuhan agar tidak muncul di permukaan. Hanya saja, sikap Jack membuatnya tak lagi bisa bersabar.“Karena dia adalah penerus keluarga Hamilton!” kata Edward tegas.“Tidak!” tolak Jack.“Ayah lihat ... dia menolak! Maka putraku Olsen adalah satu-satunya cucu ayah yang akan mewarisi semua ini!” Aku akan merawatnya hingga sembuh dan melanjutkan pekerjaan ayahnya!”Pamela merasa mendapat angin segar. Kebenciannya pada Jack sedikit berkurang, karena ternyata pria muda itu bukanlah orang yang ambisius.“Olsen tak menyukai urusan bisnis. Kerjanya hanya bersenang-senang!” tolak Edward.“Aku akan mewakilinya dan bekerja dengan giat!” Pamela masih mencoba bernegosiasi
“Kirimkan padaku datanya!” perintah Jack.Sebuah rekaman cctv yang disambung menjadi satu rangkaian, menunjukkan seorang pria bertopi masuk ke hanggar, dimana heli itu diparkir. Cctv lain menunjukkan dia bersikap seperti mekanik yang memeriksa mesin helikopter. Kemudian cctv lain, menangkap wajahnya saat dia keluar hanggar dan topinya terbang ditiup angin.Hunter menemukan foto yang sesuai dengan itu, lengkap dengan nama, usia dan kota asalnya. Pria berusia 34 tahun bernama Dante Cornelius. Berasal dari Miami dan bersedia melakukan kerja kotor untuk sejumlah besar uang.Jack memeriksa foto itu dengan pria-pria yang menjadi selingkuhan Pamela. Dia tak menemukan yang serpa. Sepertinya Pamela cukup berhati-hati.“Cari keberadaannya dan bawa padaku. Tak perlu melibatkan polisi!” perintah Jack.“Baik!” Panggilan telepon itu berakhir.Jack ingat bahwa kepemilikan properti serta sahamnya harus diberitahukan pada pengacaranya. Jadi dia meneleponnya meminta untuk datang ke kantor siang nanti.
Sesampai di rumah, Ned yang sebelumnya ditinggal untuk mengurus insiden dengan polisi, mengirim pesan. “Ada beberapa jejak yang kami temukan di mobil itu. Saya kirimkan semua foto yang ada.”“The Dragon? Apa kalian ingin bermain-main denganku?” gumam Jack setelah melihat semua foto yang masuk. Ada lambang khusus geng tersebut di beberapa tempat di dalam mobil.“Kalau urusan di sana sudah selesai, kembalilah!” perintah Jack.“Baik!” Mata Jack tak lepas memandangi semua foto yang dikirim Ned. “Kalian telah mendapatkan perhatianku sekarang!”Jack menelepon Lion yang sedang mencari Leland. “Bagaimana perkembangan di sana?”“Aku sedang mengejar informasinya ke Utah!” jawab Lion dari ujung telepon.“Beri aku kabar begitu ada informasi baru,” kata Jack.“Baik!” jawab Lion.“Oh ya, apa kau masih punya informasi lain tentang The Dragon?” tanya Jack lagi.“Tidak! Informasi terakhir hanya kabar angin itu saja. Tidak ada kabar apakah Calvin Fsher diterima oleh Kelompok Bawah Tanah itu,” jelas Li
Bab 71. Langkah PamelaDi balik pintu kamar, Pamela mendengarkan pembicaraan dua orang di dalam kamar. Setelah itu dia bergegas pergi.“Kau memang ingin menyingkirkan kami, Edward. Aku tak akan segan lagi sekarang!” katanya dengan perasaan geram.Wanita cantik itu pergi ke dapur. “Gilda, tolong buatkan aku kopi andalanmu itu!” perintahnya pada seorang pelayan wanita.“Baik, Nyonya!” Wanita pelayan itu meninggalkan meja memasak dan menyiapkan kopi pesanan.Gilda sedang sibuk mengerjakan perintah sang majikan di mesin kopi dan membelakangi Pamela. Melihat makanan sedang dimasak di atas kompor, wanita itu bertanya. “Ini makanan siapa?”“Untuk Tuan Besar, Nyonya,” sahut Gilda sambil berpaling sejenak. Dilihatnya Pamela duduk di kursi di depan meja island. Nyonya mudanya sedang memegang kepala, seperti orang yang sakit kepala. Lalu dia kembali menyelesaikan permintaan Pamela.Wanita cantik itu mengambil sesuatu dari sakunya dan menuangkan sedikit isinya ke dalam panci perebus sayur. Ke
Semua berteriak melihat pria itu jatuh tersungkur, lima meter dari gerbang. Falcon dan bawahannya segera menembak ke ara ladang ilalang, untuk memberi kesempatan bagi bawahan Hunter, menyelamatkan pria itu.“Bagaimana keadaannya?” tanya Jack, saat pintu gerbang perbatasan itu kembali ditutup setelah semua orang masuk dengan aman.“Luka di dada. Peluru sniper itu berhasil menembus baju pelindungnya!” lapor Falcon.“Sangat berbahaya!” ujar Jack prihatin.Dia harus mulai mengevaluasi pakaian pelindung para tentara di sana. Karena ternyata pasukan pemberontak memiliki peluru yang bisa menembus baju pelindung itu.“Setelah dari sana, kalian bisa beristirahat dan cuti selama satu bulan!” Jack memutuskan.“Ah ... aku iri sekali!” Tiger dan Wolf tertawa.“Nanti kalian cuti bergantian!” ujar Jack menghibur.“Siap, Bos!”***Hari Sabtu, Jack mengajak granny dan Valerie, Tom dan Tuan Fredd untuk melihat suasana pantai. Jack membawa neneknya ke Cedar Island, melihat rumah yang surat kepemilikanny
Sore itu juga, tak lama setelah setelah tiba di kantor lagi, Pengacaranya, Stefano menelepon. “Aku sudah menemukan sebabnya!” ujarnya dengan suara keras.“Katakan!” ujar Jack tak sabar.“Perusahaan Blossom Blue Property yang meminta akun anda dibekukan, ternyata adalah anak perusahaan Blue Star Company!” ujar Stefano cepat.“Lalu, apa hubungannya denganku?” tanya Jack heran.“Ahh ... apa Anda tidak mengingat saham yang Anda miliki? Sebagian besar saham itu adalah saham di Blossom Blue Property. Yang lainnya adalah saham Blue Star Company yang bergerak di bidang retail. Serta sejumlah kecil lain, milik perusahaan turunannya, seperti Honey Star Food and Beverage, Blue Rose Restaurant dan Rose Bloom Gallery and Art!” Pengacara itu menjelaskan dengan detail.“Aku tidak tahu tentang itu,” Jack mengakui terus terang. Karena dia memang sama sekali tidak tertarik pada usaha yang dimiliki oleh Keluarga Hamilton.“Permasalahannya sekarang, kenapa mereka membekukan akun bank Anda? Bukankah ce
Jack tidak mengerti sama sekali tentang urusan medis ini. Dia berpikir dan membuat dugaan-dugaan denagn beragam kemungkinan yang mungkin terjadi di lapangan, tanpa butuh banyak teori rumit. “Bagaimana jika kakek ternyata dihipnotis oleh orang lain agar melupakan semua hal yang dialaminya selama ini?” Jack terkejut sendiri denagn praduganya itu. Dengan cepat jarinya mengetik pesan pada Hudson untuk menyampaikan dugaannya pada dokter. Jack ingin dokter mencari ahli hipnoterapi untuk memeriksa kakeknya besok pagi! “Yah ... kita memang harus terbuka dengan segala kemungkinan!” gumamnya sendiri. Sebuah helikopter sudah menjemputnya di halaman rumah. Lion,Falcon, dan Ned, pergi menemani Jack ke pertemuan para pimpinan militer negara. Nyonya Smith juga turut serta dalam helikopter. Sebuah tas kerja yang menggelembung berada di pangguannya. Begitu Jack masuk dan duduk dengn baik, dia sudah menyerahkan tablet untuk dibaca sang jenderal muda. Granny dan Valerie menatap helikopter tentara it
Pria bertopeng itu tak peduli. Dia terus berjalan menuju pintu keluar. “Itu kalau kau bisa bertahan hidup di penjara dan tidak dijatuhi hukuman mati!” balasnya sinis.Keesokan pagi, kepolisian Philadelphia gempar karena Calvin Fisher ditemukan tergeletak tak berdaya di pinggir jalan depan kantor polisi. Pria itu langsung dilarikan ke rumah sakit dengan kawalan polisi dari kedua kota untuk menyelamatkan nyawanya.Di Meadow Creek, Jack sarapan dengan puas. Six telah melaporkan hal itu padanya sebelum subuh. Hatinya menjadi tenang dan seringan kapas. “Kau harus sembuh, Brianna,” bisiknya dalam hati.Iring-iringan mobil Jack menembus jalanan y ang ditutupi salju tipis. Kecepatan mereka tidak melebihi batas yang diperbolehkan, karena jalanan licin dan berbahaya. Tiba-tiba muncul seseorang yang tubuhnya penuh salju dan pucat, berdiri merenangkan tangan menghadang laju mobil.Para pengawal Jack segera waspada dan mengacungkan pistol lewat jendela pada orang itu sambil menurunkan kecepatan.“
Hudson menggeleng tak berdaya. “Itu nomor private. Tak ada jejak panggilan di ponsel.”Jack diam dan memperhatikan kakeknya. “Aku terlalu letih dengan banyaknya rahasia masa lalumu. Aku tidak akan mempedulikannya lagi. Jika kau ingin aku mencari orang itu, maka sadarlah dan ceritakan masalahnya padaku. Jika tidak, aku tak ingin menggalinya. Biarkan dia muncul sediri jika berani!”Dokter tidak mengatakan ada yang buruk dengan kondisinya, selain pingsan yang diperkirakan karena kejutan kecil. Namun, tidak sampai membuat Edward Hamilton mengalami serangan jantung. Mereka sudah melakukan tes dan tidak melihat ada yang salah di jantungnya.“Aku akan istirahat di sini, malam ini. Kau bisa pulang dan istirahat di rumah. Hanya saja, besok pagi aku harus kembali bekerja.” Jack menjelaskan posisinya yang sulit.“Saya mengerti.” Hudson mengangguk.Malam itu Jack menghubungi Brodie Baker untuk datang dan membawakan laporan perusahaan yang membutuhkan persetujuannya ke rumah sakit. Dia mungkin aka
Jack tercengang mendengar pengakuan Six. Dia menggeleng gusar. “Kau sangat tahu. Dengan posisiku di ketentaraan, aku tidak akan membiarkan tindakan main hakim sendiri seperti ini!” dengusnya kasar. “Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu, akulah yang akan bertanggung jawab. Kami sangat tahu bahwa kau telah membahayakan karier militermu dengan mengambil alih kepemimpinan kelompok dalam masa krisis ini. Kami sangat berterima kasih untuk itu.” Six mengangkat tubuhnya yang semula membungkuk jadi duduk tegak dan menoleh pada Jack di samping. “Kami semua sudah menyepakati bahwa kami tidak akan pernah menyebutmu sebagai pimpinan jika terjadi hal yang mungkin akan menyeret kita semua ke ranah hukum!” Jack tak menyangka akan mendengar hal seperti itu. Kalian ....” Six mengangguk. “Kau jangan merasa terbebani dengan Kelompok Bawah Tanah. Sedikit hal yang kusesali tentang keinginan Deska yang menjodohkanmu dengan Brianna, meskipun dia mengetahui pekerjaanmu.” Six berdiri dan menghampiri lagi
Para pelayan di kediaman Deska langsung menyiapkan pemakaman untuk keesokan hari setelah mendapatkan informasi resmi tentang meninggalnya tuan mereka. Sementara itu, Jack dan pelayan pribadi Vladimir Deska tetap menunggu hingga semua prosedur selesai. Mereka membawa pulang peti jenazah Deska beberapa jam kemudian saat malam sudah turun.Jack mengabarkan pada Tuan Fredd bahwa dia tak bisa pulang, karena ayah mertuanya meninggal hari itu. Dia akan tinggal hingga pemakaman selesai dilakukan.Wajah seisi rumah itu diliputi kesedihan mendalam. Apapun pekerjaan Vladimir Deska di luar, dia tetaplah majikan yang baik pada para pekerjanya di rumah itu. Hingga tengah malam, makin banyak tamu dan perwakilan perusahaan yang datang ke kediaman dan melihat Vladimir Deska untuk terakhir kali.“Kami tidak melihat Brianna sejak tadi. DI mana kah dia?” tanya salah seorang tamu pada pelayan rumah.“Nona juga sedang sakit saat ini. Itu sebabnya tidak bisa hadir di sini,” jawab salah seorang pelayan.“Sa
Jack melangkah cepat mengikuti pelayan pribadi Vladimir Deska yang menunggunya di helipad.“Bagaimana keadaannya sejauh ini?” tanya Jack.“Tak ada kemajuan, Tuan Muda,” jawab pria itu lesu.Jack melirik pria di sampingnya. Pelayan itu tampak sangat letih, tapi tetap berusaha sigap melayani tuannya.“Kau bisa istirahat sebentar setelah ini. Biar aku yang menjaga Tuan Deska!” kata Jack.“Saya tahu Anda murah hati, Tuan Muda. Namun, saya juga tahu bahwa Anda pun memiliki banyak hal untuk diurus. Saya tidak akan membebani Anda lebih jauh,” tolaknya dengan penuh pengertian.Jack memaksa jika memang pria itu merasa masih sanggup melakukan tugasnya. Mereka memasuki lift menuju lantai perawatan Vladimir Deska.Jack menatap nanar mertuanya terbaring dengan begitu banyak alat bantu di tubuhnya. Pria yang pernah sangat berkuasa di Kelompok Bawah Tanah itu, kini terbaring tak berdaya. Bahkan untuk menarik napas saja sudah tak mampu.“Tuan Muda, Dokter ingin bertemu dengan Anda.” Pelayan pribadi i
Tuan Fredd menatap Jack khawatir. “Jangan gegabah, Jack. Itu hanya akan merugikan dirimu sendiri!”“Kita lihat saja nanti!”Jack mendengus kasar. Masih dengan perasaan jengkel dia menyusul Granny keluar dari ruang sidang. Mereka masih harus menunggu satu jam lagi sebelum para juri selesai mengambil keputusan.Ganny terlihat murung di kursi rodanya. Jack datang mendekat. “Ganny ingin minuman?” tawarnya.Tak jauh dari mereka berdiri, ada vending machine tempat menjual minuman. Jack mengeluakan uang agar semua orang bisa membeli minuman jika haus.Tak lama Valeri kembali dan menyodorkan sebotol air mineral serta roti lapis yang dikemas dengan sangat rapi. Granny menerimanya dan segera menikmati makanan kecil itu.“Jangan khawatirkan apa pun, Nyonya. Juri pasti bisa melihat bahwa pria itu memang pembunuhnya. Apa yang telah dilakukannya tidak akan diabaikan begitu saja hanya kanya karena pengakuan dia dibayar mahal,” kata Tuan Fredd.“Benar. Bukankah denagn pernyataan seperti itu dia justr
Jack melaporkan apa yang terjadi di Pensylvania pada Six. Dia ingin kelompok itu tenang karena semua sudah menjadi lebih terang dan jelas. Teman-teman mereka telah dievakuasi dari orang-orang yang datang menyerang. Sekarang tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi pada kasus yang ada di sana.Jack hanya berharap tak ada hal uang akan membahayakan karirnya dari tempat itu. Dia hanya ingin semua masalahnya segera selesai dan bisa melepaskan diri dari pernikahan dengan Brianna secepatnya.“Apa kau sudah siap untuk ke pengadilan?” tanya Granny dari depan pintu kamarnya.Valerie terlihat lebih segar pagi itu, dengan gaun simpel berwarna biru langit berpadu putih. Menyadari Jack mengamatinya, wanita muda itu menunduk, lalu berbalik ke kamar Granny.“Tas Anda tertinggal di kamar,” bisiknya halus pada nenek Jack.“Oh, tolong ambilkan,” kata Granny cepat. Saat itu Valerie sudah masuk ke dalam kamar.eJack melangkah ke dekat neneknya. “Nenek cantik sekali pagi ini,” pujiya sambil tersenyum se
Di tengah kota pada dini hari itu, sebuah mobil yang sedang ngebut di jalan raya, terpantau oleh pengawas lalu lintas. Sebuah mobil polisi langsung mengejar untuk menghentikannya. Suara sirinenya meraung di kota yang masih tertidur lelap.Mata Falcon terbuka lebar dan dia segera bangkit dari tempat tidur, mengintip dari jendela untuk mengawasi keadaan di luar. Diperkirakannya suara sirine itu kemungkin berada satu atau dua blok dari tempatnya berada.Menyadari sura tersebut justru makin mendekat, Falcon muai menaruh perhatian yang lebih besar. Dia keluar ke balkon kamar dan memperhatikan dengan seksama di mana posisi kendaraan polisi tersebut.“Mereka menuju ke sini!” Falcon masuk lagi ke kamar karena sepertinya mobil polisi itu tertahan cukup jauh di persimpangan. Dia keluar lagi dengan membawa teropong kecil untuk mengamati.Tak lama terdengar suara tembakan yang nyaring meningkahi suara sirine yang masih terus menyala. Disambut oleh balasan tembakan lainnya. Hal itu berhasil meng