Tubuh Pamela mundur tanpa sadar. Jack dan Edward memperhatikannya dengan pandangan tajam menusuk.“Apa Kau takut?” Jack berjalan maju, mendekati Pamela. Membuat wanita itu makin mundur dengan wajah pucat dan menatap Jack dengan kengerian.Edward murka melihat sikap Pamela. “Katakan padaku. Apa Kau yang menyuruh orang untuk membunuh Aaron setelah dia memutuskan untuk menceraikanmu?” kejar EdwardJack terkejut mendengar informasi baru itu. Matanya makin tajam dan dia mencondongkan tubuh pada Pamela yang sudah tersudut di dinding. “Kau marah karena Daddy menceraikanmu lalu membunuhnya?” desak Jack.“Jawab!” Edward berteriak penuh emosi.“Tidak! Aku tidak melakukannya. Aku juga sangat marah pada orang yang mencelakai putraku!” bantahnya. Lalu dia menoleh pada Jack.“Kau ...! Kau harus mencari orang yang melakukannya. Adikmu ... adik tirimu Olsen sedang koma sekarang!”Pamela sudah berhasil menguasai dirinya lagi sekarang. Dia membalas tatapan Jack dengan berani.“Cih! Awas saja Kau. Aku
Jack menatapnya tajam. Dia merasa bahwa keselamatan kakeknya akan berada dalam bahaya jika Pamela yang telah kehilangan semua hak, tetap berada di rumah itu.“Apa hakmu bicara seperti itu!” seru Pamela berang. Wajahnya merah menahan amarah yang memuncak.Selama beberapa waktu dia tak terlalu memperhatikan Jack dan menahan rasa permusuhan agar tidak muncul di permukaan. Hanya saja, sikap Jack membuatnya tak lagi bisa bersabar.“Karena dia adalah penerus keluarga Hamilton!” kata Edward tegas.“Tidak!” tolak Jack.“Ayah lihat ... dia menolak! Maka putraku Olsen adalah satu-satunya cucu ayah yang akan mewarisi semua ini!” Aku akan merawatnya hingga sembuh dan melanjutkan pekerjaan ayahnya!”Pamela merasa mendapat angin segar. Kebenciannya pada Jack sedikit berkurang, karena ternyata pria muda itu bukanlah orang yang ambisius.“Olsen tak menyukai urusan bisnis. Kerjanya hanya bersenang-senang!” tolak Edward.“Aku akan mewakilinya dan bekerja dengan giat!” Pamela masih mencoba bernegosiasi
“Kirimkan padaku datanya!” perintah Jack.Sebuah rekaman cctv yang disambung menjadi satu rangkaian, menunjukkan seorang pria bertopi masuk ke hanggar, dimana heli itu diparkir. Cctv lain menunjukkan dia bersikap seperti mekanik yang memeriksa mesin helikopter. Kemudian cctv lain, menangkap wajahnya saat dia keluar hanggar dan topinya terbang ditiup angin.Hunter menemukan foto yang sesuai dengan itu, lengkap dengan nama, usia dan kota asalnya. Pria berusia 34 tahun bernama Dante Cornelius. Berasal dari Miami dan bersedia melakukan kerja kotor untuk sejumlah besar uang.Jack memeriksa foto itu dengan pria-pria yang menjadi selingkuhan Pamela. Dia tak menemukan yang serpa. Sepertinya Pamela cukup berhati-hati.“Cari keberadaannya dan bawa padaku. Tak perlu melibatkan polisi!” perintah Jack.“Baik!” Panggilan telepon itu berakhir.Jack ingat bahwa kepemilikan properti serta sahamnya harus diberitahukan pada pengacaranya. Jadi dia meneleponnya meminta untuk datang ke kantor siang nanti.
Sesampai di rumah, Ned yang sebelumnya ditinggal untuk mengurus insiden dengan polisi, mengirim pesan. “Ada beberapa jejak yang kami temukan di mobil itu. Saya kirimkan semua foto yang ada.”“The Dragon? Apa kalian ingin bermain-main denganku?” gumam Jack setelah melihat semua foto yang masuk. Ada lambang khusus geng tersebut di beberapa tempat di dalam mobil.“Kalau urusan di sana sudah selesai, kembalilah!” perintah Jack.“Baik!” Mata Jack tak lepas memandangi semua foto yang dikirim Ned. “Kalian telah mendapatkan perhatianku sekarang!”Jack menelepon Lion yang sedang mencari Leland. “Bagaimana perkembangan di sana?”“Aku sedang mengejar informasinya ke Utah!” jawab Lion dari ujung telepon.“Beri aku kabar begitu ada informasi baru,” kata Jack.“Baik!” jawab Lion.“Oh ya, apa kau masih punya informasi lain tentang The Dragon?” tanya Jack lagi.“Tidak! Informasi terakhir hanya kabar angin itu saja. Tidak ada kabar apakah Calvin Fsher diterima oleh Kelompok Bawah Tanah itu,” jelas Li
Bab 71. Langkah PamelaDi balik pintu kamar, Pamela mendengarkan pembicaraan dua orang di dalam kamar. Setelah itu dia bergegas pergi.“Kau memang ingin menyingkirkan kami, Edward. Aku tak akan segan lagi sekarang!” katanya dengan perasaan geram.Wanita cantik itu pergi ke dapur. “Gilda, tolong buatkan aku kopi andalanmu itu!” perintahnya pada seorang pelayan wanita.“Baik, Nyonya!” Wanita pelayan itu meninggalkan meja memasak dan menyiapkan kopi pesanan.Gilda sedang sibuk mengerjakan perintah sang majikan di mesin kopi dan membelakangi Pamela. Melihat makanan sedang dimasak di atas kompor, wanita itu bertanya. “Ini makanan siapa?”“Untuk Tuan Besar, Nyonya,” sahut Gilda sambil berpaling sejenak. Dilihatnya Pamela duduk di kursi di depan meja island. Nyonya mudanya sedang memegang kepala, seperti orang yang sakit kepala. Lalu dia kembali menyelesaikan permintaan Pamela.Wanita cantik itu mengambil sesuatu dari sakunya dan menuangkan sedikit isinya ke dalam panci perebus sayur. Ke
Semua berteriak melihat pria itu jatuh tersungkur, lima meter dari gerbang. Falcon dan bawahannya segera menembak ke ara ladang ilalang, untuk memberi kesempatan bagi bawahan Hunter, menyelamatkan pria itu.“Bagaimana keadaannya?” tanya Jack, saat pintu gerbang perbatasan itu kembali ditutup setelah semua orang masuk dengan aman.“Luka di dada. Peluru sniper itu berhasil menembus baju pelindungnya!” lapor Falcon.“Sangat berbahaya!” ujar Jack prihatin.Dia harus mulai mengevaluasi pakaian pelindung para tentara di sana. Karena ternyata pasukan pemberontak memiliki peluru yang bisa menembus baju pelindung itu.“Setelah dari sana, kalian bisa beristirahat dan cuti selama satu bulan!” Jack memutuskan.“Ah ... aku iri sekali!” Tiger dan Wolf tertawa.“Nanti kalian cuti bergantian!” ujar Jack menghibur.“Siap, Bos!”***Hari Sabtu, Jack mengajak granny dan Valerie, Tom dan Tuan Fredd untuk melihat suasana pantai. Jack membawa neneknya ke Cedar Island, melihat rumah yang surat kepemilikanny
Sore itu juga, tak lama setelah setelah tiba di kantor lagi, Pengacaranya, Stefano menelepon. “Aku sudah menemukan sebabnya!” ujarnya dengan suara keras.“Katakan!” ujar Jack tak sabar.“Perusahaan Blossom Blue Property yang meminta akun anda dibekukan, ternyata adalah anak perusahaan Blue Star Company!” ujar Stefano cepat.“Lalu, apa hubungannya denganku?” tanya Jack heran.“Ahh ... apa Anda tidak mengingat saham yang Anda miliki? Sebagian besar saham itu adalah saham di Blossom Blue Property. Yang lainnya adalah saham Blue Star Company yang bergerak di bidang retail. Serta sejumlah kecil lain, milik perusahaan turunannya, seperti Honey Star Food and Beverage, Blue Rose Restaurant dan Rose Bloom Gallery and Art!” Pengacara itu menjelaskan dengan detail.“Aku tidak tahu tentang itu,” Jack mengakui terus terang. Karena dia memang sama sekali tidak tertarik pada usaha yang dimiliki oleh Keluarga Hamilton.“Permasalahannya sekarang, kenapa mereka membekukan akun bank Anda? Bukankah ce
Jack berada di rumah sakit. Dari balik pintu dia bisa lihat bagaimana keadaan kakeknya yang sekarang harus terus dipasangi selang oksigen agar dia bisa bernapas degan mudah. Ada selang untuk makanan dan juga selang infus. Menurut Hudson, ginjal kakeknya sudah sangat bermasalah, hingga harus menjalani hemodialisis.“Tuan Muda, sebaiknya kau segera mengambil alih perusahaan, sementara kakekmu masih punya kemampuan untuk bicara! Kau sudah alami sendiri akibat dari penguasaan Pamela di perusahaan. Dia akan menghancurkanmu!” bujuk Hudson lirih.“Tadinya kukira ini langkah kalian untuk mendesakku,” Jack menunduk dengan rasa bersalah.“Tuan besar sudah sakit sejak hari pembacaan wasiat ayahmu. Meurut dokter, dia terpukul ditinggal oleh ayahmu secara tiba-tiba. Itu memperburuk kesehatannya yang memang sudah buruk. Kakekmu itu tidka terlalu suka memeriksakan kesehatannya ke dokter. Dia terus pura-pura sehat agar tidak ada yang merasa khawatir.”Hudson menjelaskan semua yang diketahuinya tentan