Bertrand terhuyung diperlakukan seperti itu oleh Kazaya. Tetapi, ia tidak bereaksi apa-apa kecuali hanya menatap wajah Kazaya sejenak lalu ia kembali melangkahkan kakinya menyusuri trotoar seperti orang yang tidak ada arah dan tujuan. Tadinya, Kazaya ingin marah. Ia mengira, Bertrand memang sengaja ingin mencari perkara, tapi ternyata dugaannya salah, ia melihat Bertrand seperti orang yang sangat terpukul dan linglung hingga Kazaya mengurungkan niatnya untuk melampiaskan kemarahannya pada pria tersebut."Lu kenapa? Kenapa lu macam mau mati?" tanyanya sambil menatap wajah Bertrand yang sangat kentara sangat suram."Aku memang ingin mati saja...."Bertrand menjawab pertanyaan Kazaya tanpa menatap wajah Kazaya, pandangan matanya sangat kosong hingga Kazaya benar-benar tidak paham mengapa pria itu jadi demikian."Mau mati? Lu kira mati itu ringan? Mumpung masih hidup siapin bekal dulu baru mikir mati!"Bertrand menarik napas. Ia menyingkirkan tangan Kazaya yang memegangnya dan segera in
Tidak hanya sampai di situ, Kazaya yang marah mendengar apa yang diucapkan oleh Bertrand benar-benar tidak bisa lagi menahan emosinya. Pria itu kembali memberikan Bertrand pukulan hingga tubuh Bertrand semakin tersungkur karena perbuatan Kazaya.Beberapa orang yang menyaksikan apa yang dilakukan oleh Kazaya segera menahan Kazaya dan menjauhkannya dari Bertrand."Kagak usah sok ikut campur lu! Lu kagak tau apa yang sebenarnya terjadi, jadi jangan seenaknya ngomong seolah-olah lu tau segalanya!"Meskipun dijauhkan dari Bertrand, Kazaya masih sempat berteriak demikian namun Bertrand tidak peduli karena ia sibuk menahan rasa sakit akibat pukulan yang diberikan oleh Kazaya pada tubuhnya.***Syena kembali datang menemui Bertrand, tapi kali ini mereka tidak bertemu di rumah Bertrand karena Syena tidak nyaman lantaran ayah Bertrand sudah meninggal dan ia di mata orang masih berstatus istri Kazumi hingga ia merasa akan ada pembicaraan yang tidak baik berhembus jika ia melakukan hal itu. Menem
"Aku enggak peduli, Kek! Aku enggak mau dia membawa Kazumi, aku enggak mau mereka memisahkan aku dengan Kazumi!"Moa histeris, ia berusaha untuk melepaskan pegangan tangan sang kakek agar ia bisa keluar dari villa mengejar mobil yang membawa Kazumi, tapi kakeknya tidak membiarkan hal itu dilakukan oleh Moa, ia tetap menahan sampai akhirnya ada seseorang yang tidak lain Kazaya dan Bertrand yang menemukan villa Moa atas informasi dari Alex."Di mana Kazumi? Apa yang terjadi di sini?"Pertanyaan Kazaya membuat Moa seketika menghentikan gerakannya yang ingin melepaskan diri dari cengkraman sang kakek karena tidak mengizinkan dirinya untuk mengejar mobil yang membawa Kazumi. "Kazumi, kamu kembali?" Moa nyaris lupa, bahwa Kazumi memiliki saudara kembar hingga saat ia melihat Kazaya, Moa merasa itu adalah Kazumi. "Gue bukan Kazumi, gue Kazaya, lu Moa? Apa yang terjadi di sini? Mana Kazumi?""Kamu, adik kembar Kazumi?""Ya!""Astaga, benar-benar mirip...."Moa dan kakeknya sama-sama merasa
Sang kakek memohon pada Moa sampai Moa tidak tahu harus berkata apa untuk membantah apa yang dikatakan oleh sang kakek. Ia hanya mengiyakan dan bergegas ke kamarnya untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang sudah membawa Kazumi dan di mana posisi Kazumi sekarang lewat ponsel yang diberikannya pada Kazumi.Sementara itu, Kazaya dan Bertrand yang ingin mencoba mencari tahu tentang yang sebenarnya kemana Kazumi dibawa segera ke markas di mana anak buah Ernesto berada.Saat ia berkomunikasi dengan Alex tadi, Kazaya mendapatkan kesimpulan dari Alex bahwa kemungkinan orang-orang itu yang menemukan Kazumi.Baru saja Kazaya ingin membawa motornya lebih kencang lagi dari sebelumnya tiba-tiba saja, ponselnya kembali berdering. Terpaksa Kazaya menepikan motornya dahulu lalu menerima panggilan tersebut karena ternyata, yang menghubunginya adalah Alex.{Tuan, baru saja Moa menghubungi saya, saya rasa Tuan Kazumi bukan dibawa oleh orang-orang Ernesto}Suara Alex terdengar di seberang sana.{Apa dia
"Ya, udah! Lu aja yang terima, gue kagak bisa menghentikan motor, ntar tuh cewek kagak terkejar lagi, gue udah mendapatkan dia di sana!"Sambil bicara demikian, Kazaya memberikan ponselnya pada Bertrand agar Bertrand menerimakan panggilan itu jika memang yang sedang memanggil adalah Alex. Ternyata memang Alex yang menelpon hingga Bertrand langsung menerima.{Bang, ini Bertrand, Kazaya lagi bawa motor, kita lagi ngejar perempuan yang menolong Tuan Kazumi itu, dia pergi ketika kami ingin mengintrogasi dia}Ketika ia menerima panggilan tersebut, Bertrand langsung bicara demikian pada Alex. {Oh, gitu. Sebaiknya, kalian jangan mengejar terlalu dekat, tolong beritahu Tuan Kazaya untuk kembali saja biar aku yang melakukan pengejaran untuk orang-orang itu}{Sepertinya itu sulit, Bang. Kazaya terlihat emosi sekarang, akan sulit untuk mencegah dia yang ingin terus mengejar perempuan itu}{Kemungkinan orang-orang yang membawa Tuan Kazumi itu adalah orang-orang ayah perempuan itu, jadi bukan or
"Tolong, berikan aku kesempatan untuk menyelesaikan masalah ini, ayahku itu orangnya keras, jika kalian ikut campur, aku khawatir dia semakin nekat berbuat sesuatu pada Kazumi.""Apa yang akan lu lakuin? Merampas Kazumi dari bokap lu, lalu membawa dia balik ke villa? Gimana kalo ternyata, orang-orang Ernesto juga tahu di mana keberadaan Kazumi, apa lu bisa memberikan perlindungan untuk dia? Jangan keras kepala, lu kagak punya kekuatan sebesar itu untuk memastikan Kazumi baik-baik aja!" "Aku tahu, tapi aku akan melakukan komunikasi dahulu dengan -""Siapa mereka?"Ucapan Moa dipotong oleh perkataan Bertrand yang tiba-tiba saja melihat beberapa motor dan mobil bergerak cepat melintasi mereka. Karena mereka tidak berada persis di tepi jalan, orang-orang yang melintas cepat itu tidak memperhatikan mereka dengan baik, dan wajah Moa berubah tegang melihatnya. Ia segera bersiap untuk mengendarai motornya kembali meskipun rasa sakit di kakinya semakin terasa, dan perempuan itu segera mengel
Mendengar pertanyaan yang diucapkan oleh ayah Moa, mendadak Kazumi merasakan kepalanya sakit luar biasa. Pria itu memijit pelipisnya, berusaha untuk bertahan dari rasa sakit yang dirasakannya sekarang ini."Baiklah. Kau kesakitan, sepertinya ekspresimu itu bukan ekspresi pura-pura, kau benar-benar menahan rasa sakit yang luar biasa ternyata, benar-benar sedang menderita amnesia."Ayah Moa bicara kembali sambil terus mengamati Kazumi di hadapannya yang masih terlihat menahan rasa sakit."Kazumi, aku punya tawaran buatmu, karena sekarang kamu sedang amnesia, dan kamu tidak ingat permasalahan kita, bagaimana kau yang sekarang menjadi bagian dariku saja?""Aku tidak mau!"Dengan tegas, Kazumi menolak tawaran yang diucapkan oleh ayahnya Moa. Namun, ayah Moa tidak menyerah untuk membujuk Kazumi."Kenapa tidak mau? Kau tidak khawatir keadaan kamu yang sekarang aku publikasikan dan perusahaan ayahmu akan mendapatkan kerugian karena yang sekarang ada di kantor bukanlah dirimu?"Sial! Kepalaku
Mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya Moa, mendadak, kepala Kazumi lagi-lagi terasa sakit. Pria itu menekap kepalanya dengan kedua tangannya membuat Moa menjadi khawatir. "Pi, tolong jangan bersikap terlalu keras padanya, kalau terlalu keras berpikir, dia akan merasakan sakit yang luar biasa pada kepalanya, jangan memaksanya untuk banyak berpikir," kata Moa sambil memegang tangan Kazumi yang memegang kepalanya. "Baiklah. Aku ingin bicara dengan seseorang, kalian keluar dulu dari ruangan ini dan tunggu di ruang yang lain, anak buahku akan mengantarkan kalian ke tempat itu."Moa patuh pada apa yang dikatakan oleh sang ayah. Ia segera mengajak Kazumi untuk keluar dari ruangan sang ayah di mana di luar mereka disambut oleh para anak buah ayahnya. Mereka dibawa ke sebuah ruangan yang lain tapi belum sampai ke ruang yang dimaksud, Moa teringat sesuatu hingga ia meminta Kazumi untuk menunggunya sesaat sementara ia berlari ke arah ruangan yang tadi dan langsung menemui sang ayah yang sa
Karena itulah, ketika Alex tiba di hadapannya, Kazaya langsung memeriksa Kazumi yang terkulai tidak sadarkan diri dengan noda darah di pakaiannya yang robek karena terluka. "Dia ini emang ceroboh! Bisa-bisanya menerjunkan diri kagak melihat situasi gimana, cari mati emang dia!" maki Kazaya sambil terus memeriksa keadaan sang kakak kembar yang benar-benar terlihat tidak sadarkan diri. "Tuan Kazumi pingsan, Tuan. Denyut nadinya sedikit lemah, aku masih berusaha untuk menghubungi rekanku di rumah Tuan, agar kita bisa mendapatkan bantuan, semoga secepatnya bantuan itu datang."Alex mengucapkan kalimat tersebut pada Kazaya yang sibuk memeriksa kondisi sang kakak kembar sambil mengomel tiada henti."Bagaimana bisa lu menghubungi mereka? Komunikasi kita disadap sama orang-orang Yurata itu, lu bakal ketahuan!""Tenang. Aku menggunakan alat khusus yang tidak akan dideteksi oleh mereka, Tuan. Jadi tenang saja, tidak akan ketahuan.""Oh, gue lupa, lu punya bakat merakit alat canggih sampe untu
Sementara itu, karena marah dengan apa yang dilakukan oleh Shane pada dua majikannya, Alex benar-benar ingin segera membunuh Shane dengan tangannya. Ia meningkatkan serangannya hingga Shane mau tidak mau kewalahan. DORR!!Terdengar suara tembakan yang dilepaskan entah dari siapa. Dan tembakan itu mau tidak mau membuat pertarungan antara Shane dan Alex terhenti seketika. Namun, Shane hanya sebentar merasa terkejut dengan suara tembakan tersebut. Selanjutnya, pemuda itu menendang Alex yang masih mencari tahu siapa yang sebenarnya sudah melepaskan tembakan itu dan hampir mengenai mereka.Karena tidak siap dengan serangan, Alex terjungkal ke belakang, dan kesempatan itu digunakan oleh Shane untuk melarikan diri.Shane tidak tahu siapa yang ikut campur dalam pertarungannya dengan Alex tapi yang pasti ia bisa mendapatkan kesempatan untuk pergi karena bukan Alex yang harus ia hadapi sekarang, tapi mencari tahu Kazumi dan Kazaya sudah tewas atau belum.Sementara itu, Alex yang dihajar habi
Mendengar suara yang memberikan perintah itu memang adalah Shane padahal Kazumi berharap ia hanya salah lihat dan yang menarik kakinya sekarang adalah Kazaya, perasaan Kazumi jadi tidak nyaman.Shane pasti diminta Yurata untuk memeriksa apa yang dilakukannya pada Kazaya lantaran ia dan Kazaya tadi berdebat, waktu yang ada jadi terbuang percuma.Sementara itu, Shane yang membantu Kazumi berdiri segera mendekati Kazaya yang saat itu masih terikat tangannya. Meskipun tangannya masih terikat, Kazaya mampu menghajar Kazumi seperti yang diinginkan oleh Kazumi meskipun sebenarnya ia melakukan hal itu pada sang kakak kembar, karena kesal dengan ucapan yang dikatakan oleh Kazumi.Dengan satu kali sentakan, Shane sudah mampu membuat Kazaya terbentur pohon besar yang ada di belakangnya, dan Pemuda berambut biru tersebut memberikan perintah pada Kazumi untuk segera membunuh Kazaya."Lakukan, Kazumi! Jangan membuang waktu. Gue kagak akan menoleransi lu kalo lu berani buang waktu!" perintah Shane
"Jadi sekarang, kamu mau apa?" Kazaya terdiam seketika mendengar apa yang diucapkan oleh Kazumi yang berbentuk pertanyaan.Padahal, ia setengah mati memaparkan isi hatinya hingga ia jadi emosi sendiri, tapi ternyata tanggapan Kazumi hanya demikian, masih tenang pula sikapnya.Membuat Kazaya jadi semakin sebal dengan sikap Kazumi tersebut. "Lu ke sini diminta buat bedil gue, kan?" Kazaya tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Kazumi, tapi justru balik bertanya. "Aku tidak akan melakukan hal itu, asalkan kau berjanji satu hal padaku.""Janji apaan?""Kembali ke rumah, urus kantor dan kamu tidak perlu mengatakan apapun pada ayah kita tentang apa yang sudah aku putuskan sekarang.""Emangnya, lu mutusin apaan?""Yang mereka targetkan itu aku, jadi kamu harus pulang, dan lakukan tugasmu sebagai anak dengan baik!""Heh! Lu mau jadi pahlawan?"Kazaya mulai paham dengan apa yang diucapkan oleh Kazumi, dan ia tidak suka hingga ia ingin melakukan aksi protes pada kakaknya tersebut.
Sementara itu, setelah menyingkirkan Alex, Kazumi pergi meninggalkan Alex tanpa bisa dicegah oleh Alex. Namun, Alex tidak patah semangat untuk memantau sang majikan, di jam tangan yang dikenakan oleh Kazumi, ia sudah memasang alat pendeteksi hingga di manapun Kazumi berada, Alex bisa mengikuti Kazumi dengan mudah.Beberapa saat kemudian, Kazumi sudah berada di dalam mobil miliknya dulu yang dipakai Kazaya karena ia pergi dari rumah tanpa membawa apapun. Otak Kazumi dipenuhi berbagai macam pertanyaan, apakah ia bisa membuat Kazaya kembali tanpa membawa masalah baru?Di waktu yang sama, Kazaya sedang ditemui oleh Yurata. Laki-laki itu duduk di hadapan Kazaya yang saat itu masih menyelesaikan lukisan terakhir yang diminta olehnya untuk dibuat oleh Kazaya."Sudah memutuskan sebuah keputusan?" tanya pria berdarah Jepang itu pada Kazaya. "Keputusan gue kagak berubah, semua tetap sama."Kazaya menyahut sambil terus menggoreskan kuas di atas kanvas."Apakah kau tidak sayang dengan nyawamu?
Wajah Kazumi terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Radit tentang apa yang dilakukan oleh Kazaya di masalalu dan ia benar-benar tidak menyangka itu dilakukan oleh Kazaya. Telapak tangan Kazumi mengepal dan Radit tersenyum melihat reaksi Kazumi yang dinilainya merasa terkejut karena ia bisa mengetahui segala yang disembunyikan oleh Kazaya selama ini dari Kazumi, tanpa menyadari, yang di hadapannya adalah Kazumi, bukan Kazaya."Lalu, lu juga mencuri lukisan Kazumi dan menjualnya ke salah satu anggota mafia, karena lu kagak dikasih duit yang banyak dari bokap lu, terus karena itulah lu jadi merasa asyik dan minta Kazumi untuk terus melukis biar lu bisa dapat duit dari lukisan yang dibuat Kazumi," lanjut Radit dan itu semakin membuat rasa terkejut Kazumi semakin nyata. Aku pikir, Kazaya dulu hanya ingin belajar melukis karena itulah dia memaksaku untuk melukis, tapi ternyata aku salah, aku bahkan sudah mengajarinya cara melukis dengan baik, sampai ia bisa melukis meskipun tidak terl
Setelah bicara demikian pada Kazaya, Shane keluar dari dalam ruangan di mana ia menempatkan Kazaya, dan Kazaya yang mendengar perkataannya itu hanya bisa menggenggam erat kuas di tangannya seolah ia tidak bisa lagi menahan amarah, tapi ia tetap harus menahannya karena sekarang ia sedang di bawah pengawasan.Sementara itu, rapat yang dihadiri Kazumi yang menyamar menjadi Kazaya sudah selesai dengan baik dan sempurna. Kazumi mampu memerankan Kazaya dengan baik atas arahan Alex yang selama ini terus mendampingi Kazaya saat di kantor. Tanpa sepengetahuan Kazumi dan juga Alex, salah satu rekan bisnis Kazumi yang tadi ikut rapat adalah orang yang berada di pihak Radit. Ketika rapat sudah usai, ia buru-buru melakukan pertemuan dengan Radit di sebuah tempat."Aku sudah melakukan apa yang kau katakan Tuan Radit, tapi reaksinya biasa saja, sepertinya kita tidak bisa membedakan lagi yang mana Kazumi dan yang mana Kazaya, karena mereka sekarang benar-benar sulit untuk dibedakan."Orang yang b
"Aku tidak yakin....""Tidak yakin tentang Tuan Kazaya yang kemungkinan bergabung, atau tidak yakin jika Tuan Kazaya dieksekusi?""Semuanya....""Dengan kata lain, Tuan juga merasa sedikit khawatir jika ada kemungkinan Tuan Kazaya dieksekusi?""Ya.""Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang, Tuan?""Kau lakukan saja apa yang aku katakan tadi, lakukan dengan cara perlahan, jangan sampai mengundang perhatian orang banyak terutama para rekan bisnis, untuk yang lainnya masih aku pikirkan, nanti aku akan konfirmasi padamu." Alex membungkukkan tubuhnya mendengar apa yang diucapkan oleh Kazumi. Setelah paham dengan isi perintah sang majikan pertama, Alex segera pamit untuk memulai penyelidikan.***Karena Kazaya tidak kembali juga ke perusahaan semenjak ke markas sementara anak buah Yurata, Alex terpaksa meminta Kazumi untuk kembali ke perusahaan ketika rapat penting di kantor diadakan. Beruntung, karena Alex terus memberikan informasi tentang perusahaan pada Kazumi, meskipun Kazumi tida
Kazaya ingin menanggapi apa yang diucapkan oleh Syena, tapi tiba-tiba saja, pintu ruangan terbuka dan muncul Shane yang langsung masuk dan mendekati Kazaya."Udah berantemnya? Gimana? Mau gambar atau kabur?"Shane melontarkan pertanyaan itu pada Kazaya, dan Syena melirik ke arah Kazaya berharap pemuda itu menolak permintaan Shane dan menyerahkan tugas itu padanya."Balikin Syena ke rumahnya, abis itu gue lakukan apa yang lu mau.""Enggak!!" seru Syena hingga membuat Kazaya mengarahkan pandangannya pada perempuan itu. Kazaya hanya memandang Syena saja, selanjutnya, ia beralih kembali ke arah Shane untuk menanti tanggapan yang akan diberikan oleh Shane atas apa yang dikatakannya tadi.Shane yang mendengar apa yang diucapkan oleh Kazaya segera bertepuk tangan dan beberapa saat kemudian dari pintu yang masih terbuka muncul beberapa anak buah Yurata yang lain dan mereka segera diperintahkan oleh Shane untuk membawa Syena keluar. Syena yang tidak terima dipaksa keluar oleh rekan Shane yan