Mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya Moa, mendadak, kepala Kazumi lagi-lagi terasa sakit. Pria itu menekap kepalanya dengan kedua tangannya membuat Moa menjadi khawatir. "Pi, tolong jangan bersikap terlalu keras padanya, kalau terlalu keras berpikir, dia akan merasakan sakit yang luar biasa pada kepalanya, jangan memaksanya untuk banyak berpikir," kata Moa sambil memegang tangan Kazumi yang memegang kepalanya. "Baiklah. Aku ingin bicara dengan seseorang, kalian keluar dulu dari ruangan ini dan tunggu di ruang yang lain, anak buahku akan mengantarkan kalian ke tempat itu."Moa patuh pada apa yang dikatakan oleh sang ayah. Ia segera mengajak Kazumi untuk keluar dari ruangan sang ayah di mana di luar mereka disambut oleh para anak buah ayahnya. Mereka dibawa ke sebuah ruangan yang lain tapi belum sampai ke ruang yang dimaksud, Moa teringat sesuatu hingga ia meminta Kazumi untuk menunggunya sesaat sementara ia berlari ke arah ruangan yang tadi dan langsung menemui sang ayah yang sa
"Ayahku memang begitu, aku juga kadang enggak cocok dengan cara berpikir dia, tapi aku lega, dia merestui pernikahan kita, itu aja yang penting buat aku.""Dia menembak kamu, Moa. Tidak merasa bersalah sama sekali, bahkan memberikan tekanan tambahan untuk kamu.""Jadi, daripada aku tertekan, bagaimana kalau kamu menerima aja tawaran dari ayahku? Atau, kamu punya keputusan sendiri?"Kazumi menatap wajah Moa setelah ia mendengar perkataan perempuan itu tadi. Pria itu menarik napas. "Apa aku boleh berpikir sedikit lagi. Aku sekarang amnesia, dan aku tidak tahu apakah tindakan aku ini benar atau tidak?""Baiklah. Mungkin sekarang kamu lelah, kamu istirahat dulu aja. Aku akan tunggu kamu sampai kamu siap, ya?"Moa meraih tengkuk Kazumi dan menariknya setelah bicara seperti tadi pada Kazumi lalu dengan cepat ia mengecup permukaan bibir Kazumi. Kazumi diam saja diperlakukan seperti itu oleh Moa, tapi entah kenapa ada perasaan tidak nyaman menyeruak setelah berbicara dengan ayahnya Moa. Pen
"Tidak. Hanya mencegah agar ingatannya tidak kembali. Jikapun suatu hari nanti, ingatannya kembali karena keadaan, ingatannya tidak akan total kembali, hanya sebagian itu juga tidak beraturan.""Dengan kata lain, obat itu akan mengacaukan memori ingatannya?""Ya.""Apakah itu tidak berbahaya?" "Tidak akan membuat dirinya mati, yang penting kita bisa menguasainya, kan?"Sebenarnya, apa yang ayah katakan bahwa yang penting kami bisa menguasainya itu enggak salah, aku juga menginginkan hal itu, tapi, entah kenapa ini rasanya tidak benar. Aku terlalu jahat pada seseorang yang sebenarnya membutuhkan pertolongan, tapi kalau aku bilang aku enggak setuju, ayah pasti akan melakukan sesuatu yang bisa membahayakan nyawa Kazumi....Hati Moa bicara seperti itu, sambil berusaha untuk bersikap biasa di hadapan sang ayah, agar ayahnya tidak curiga dengan apa yang dipikirkannya. Moa mengusap wajahnya perlahan, agar perasaannya yang kacau tidak terbaca oleh sang ayah."Baiklah. Aku akan patuh dengan
"Kau mau begitu?""Ya. Maaf, kalau kesannya aku sedikit berlebihan, aku hanya tidak ingin tertipu dengan sikap yang berubah tiba-tiba manis, kau bisa paham itu, kan?""Aku paham, tapi, Jay-""Bukankah namaku Kazumi?""Kamu tidak keberatan aku panggil dengan sebutan itu?""Tidak.""Baiklah, mulai sekarang aku akan memanggil kamu dengan sebutan Kazumi, bukan Jay lagi, jadi begini, Zumi, sebenarnya ayahku itu terlalu terobsesi untuk bisa membuat perusahaan semakin berkembang, aku berseteru dengan dia karena dia menjodohkan aku dengan seorang pria, aku tidak suka dengan pria itu karena kupikir dia mengelola perusahaan tidak lah dengan hal yang lurus.""Apakah aku kenal dengan pria itu?""Ya, kamu kenal, namanya Raditya, aku tidak tahu sejauh mana kamu dan dia saling mengenal tapi, kau kenal dengan dia."Si jambul burung ini dijodohkan sama Moa? Astaga, dunia ternyata sempit amat, gue ketemu sama calon bini si jambul burung itu yang kawin sama Kazumi? Yang bener aja!Kazaya membatin, tidak
"Apa pikiranku ini berlebihan?" Moa balik bertanya, dan Kazaya menarik napas panjang."Aku tidak tahu tentang ayahmu karena aku hilang ingatan, tapi karena anaknya sendiri ragu, mungkin aku juga harus berhati-hati, bagaimana kalau kita ulur saja dahulu waktunya, sembari mencari tahu sejauh mana ayahmu mulai luluh padamu?""Jadi, apa yang harus kita lakukan?""Aku akan pura-pura brutal agar dokter itu mengurungkan niatnya untuk memberikan obat itu padaku?""Apakah bisa?""Kita coba saja dahulu."Moa akhirnya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Kazaya padanya. Bersamaan dengan itu, pintu kembali dibuka dan dokter juga ayah Moa langsung masuk ke dalam ruangan tersebut untuk mengulang pemberian obat yang tadi sempat tertunda. Tetapi, sebelum dokter yang dipercaya ayah Moa melakukan hal itu, Moa lebih dulu mendekati sang dokter sementara Kazaya menarik dirinya ke sudut tempat tidur mulai berakting bahwa ia keberatan untuk diberikan obat itu padanya."Dokter, dia tidak mau menerima pemb
"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Tentu saja aku! Aku akan selalu melakukan apapun untuk kebaikan kamu!""Benarkah? Terima kasih kalau begitu, karena entah kenapa rasanya hatiku mengatakan bahwa, ada seseorang yang tidak mau aku sembuh dari amnesia ini, kuharap kamu bukan orangnya.""Tentu saja bukan! Aku istrimu, aku tidak mungkin tega melihat kamu seperti itu terus menerus!"Moa buru-buru membantah, meskipun rasanya ia menjadi was-was, apakah Kazaya yang ia kira Kazumi itu curiga ia sempat menyetujui keinginan sang ayah untuk membuat pria itu tidak bisa sembuh dari amnesianya?Wajahnya kenapa? Sepertinya dia tertekan dengan apa yang gue katakan tadi, apa memang dia menyembunyikan sesuatu yang seharusnya dia katakan sama gue?Hati Kazaya bicara, tapi ia memilih tidak mengutarakannya pada Moa karena ia malas untuk berdebat. Kazaya yakin, jika memang Moa menyembunyikan sesuatu, ia pasti akan tahu juga nantinya.Sementara itu, Bertrand yang sedang membawa Kazumi dikejar oleh beberapa
Rachel mengatakan hal itu pada Syena hingga buru-buru, Syena berbalik dan mencoba untuk mencari Kazumi yang tadi sempat dilihatnya keluar dari kamar.Syena tidak menemukan Kazumi di mana-mana, sampai kemudian, di taman belakang, ia melihat Kazumi yang berdiri di depan gudang belakang seperti ada sesuatu yang dilihatnya. Untuk sesaat, Syena berdiam diri saja di tempatnya, tidak mau maju mendekati, karena ingin tahu apa yang dilakukan Kazumi di sana.Namun tiba-tiba, Syena melihat Kazumi memegangi kepalanya seolah ada sesuatu yang ia ingat setelah melihat gudang tersebut.Perlahan, Syena mendekati Kazumi, hati-hati sekali ia berusaha untuk tidak membuat pria itu terkejut dengan kehadirannya sampai kemudian ia sekarang sudah berdiri di samping Kazumi yang mundur ketika sadar ada Syena di dekatnya."Aku pernah mengalami sesuatu yang mustahil saat ada di gudang ini."Tanpa diminta, Syena bicara seperti itu pada Kazumi meskipun ia tahu Kazumi menjauhinya."Apa maksudmu?" tanya Kazumi dengan
Kazumi mengucapkan kalimat itu dengan tegas, dan mau tidak mau, Syena akhirnya patuh. Bukankah benar, Kazumi adalah orang yang bisa memutuskan apapun di rumah tersebut? Meskipun sedang amnesia, Kazumi tetap pemilik rumah dan berpikir sampai di sana, Syena akhirnya mengalah.Syena akhirnya mengikuti langkah Kazumi yang segera masuk ke dalam gudang setelah membuka terlebih dahulu kuncinya.Kazumi menyalakan lampu gudang. Ia memandang berkeliling situasi di dalam gudang seolah mencari sesuatu yang dimaksud Syena.Ketika ia ingin berpaling ke arah Syena untuk bertanya di mana lukisan yang dimaksud perempuan tersebut, Kazumi melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Syena dan memilih untuk mendekati sesuatu tersebut karena penasaran dengan apa yang ia lihat. Ketika sebentar lagi Kazumi sampai di tempat sesuatu yang diletakkan di sudut gudang tersebut, tiba-tiba saja lampu padam!"Zumi!" panggil Syena karena khawatir Kazumi menubruk barang yang
Setelah bicara demikian pada Kazaya, Shane keluar dari dalam ruangan di mana ia menempatkan Kazaya, dan Kazaya yang mendengar perkataannya itu hanya bisa menggenggam erat kuas di tangannya seolah ia tidak bisa lagi menahan amarah, tapi ia tetap harus menahannya karena sekarang ia sedang di bawah pengawasan.Sementara itu, rapat yang dihadiri Kazumi yang menyamar menjadi Kazaya sudah selesai dengan baik dan sempurna. Kazumi mampu memerankan Kazaya dengan baik atas arahan Alex yang selama ini terus mendampingi Kazaya saat di kantor. Tanpa sepengetahuan Kazumi dan juga Alex, salah satu rekan bisnis Kazumi yang tadi ikut rapat adalah orang yang berada di pihak Radit. Ketika rapat sudah usai, ia buru-buru melakukan pertemuan dengan Radit di sebuah tempat."Aku sudah melakukan apa yang kau katakan Tuan Radit, tapi reaksinya biasa saja, sepertinya kita tidak bisa membedakan lagi yang mana Kazumi dan yang mana Kazaya, karena mereka sekarang benar-benar sulit untuk dibedakan."Orang yang b
"Aku tidak yakin....""Tidak yakin tentang Tuan Kazaya yang kemungkinan bergabung, atau tidak yakin jika Tuan Kazaya dieksekusi?""Semuanya....""Dengan kata lain, Tuan juga merasa sedikit khawatir jika ada kemungkinan Tuan Kazaya dieksekusi?""Ya.""Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang, Tuan?""Kau lakukan saja apa yang aku katakan tadi, lakukan dengan cara perlahan, jangan sampai mengundang perhatian orang banyak terutama para rekan bisnis, untuk yang lainnya masih aku pikirkan, nanti aku akan konfirmasi padamu." Alex membungkukkan tubuhnya mendengar apa yang diucapkan oleh Kazumi. Setelah paham dengan isi perintah sang majikan pertama, Alex segera pamit untuk memulai penyelidikan.***Karena Kazaya tidak kembali juga ke perusahaan semenjak ke markas sementara anak buah Yurata, Alex terpaksa meminta Kazumi untuk kembali ke perusahaan ketika rapat penting di kantor diadakan. Beruntung, karena Alex terus memberikan informasi tentang perusahaan pada Kazumi, meskipun Kazumi tida
Kazaya ingin menanggapi apa yang diucapkan oleh Syena, tapi tiba-tiba saja, pintu ruangan terbuka dan muncul Shane yang langsung masuk dan mendekati Kazaya."Udah berantemnya? Gimana? Mau gambar atau kabur?"Shane melontarkan pertanyaan itu pada Kazaya, dan Syena melirik ke arah Kazaya berharap pemuda itu menolak permintaan Shane dan menyerahkan tugas itu padanya."Balikin Syena ke rumahnya, abis itu gue lakukan apa yang lu mau.""Enggak!!" seru Syena hingga membuat Kazaya mengarahkan pandangannya pada perempuan itu. Kazaya hanya memandang Syena saja, selanjutnya, ia beralih kembali ke arah Shane untuk menanti tanggapan yang akan diberikan oleh Shane atas apa yang dikatakannya tadi.Shane yang mendengar apa yang diucapkan oleh Kazaya segera bertepuk tangan dan beberapa saat kemudian dari pintu yang masih terbuka muncul beberapa anak buah Yurata yang lain dan mereka segera diperintahkan oleh Shane untuk membawa Syena keluar. Syena yang tidak terima dipaksa keluar oleh rekan Shane yan
"Enggak semua orang bisa memperhatikan kualitas ketika ia memburu uang, aku sering beli buah, kondisi buah dicampur dengan yang busuk, hanya karena penjualnya memburu uang yang banyak dan enggak mau rugi sampai dia enggak mikirin perasaan konsumen." "Gue bukan orang yang macam itu!""Ya, sudah. Sekarang kamu lanjutin cerita kamu tadi, apa aja yang kamu lakukan untuk membuat hati kamu yang dengki sama Kazumi itu merasa puas?""Kazumi kagak mau gue memberikan nomor kontak dia sama orang yang minta itu, dan bersamaan dengan itu, bokap tahu kalo dia melukis sampai kemudian, Kazumi kena omel bokap dan semenjak saat itu, Kazumi berhenti melukis.""Ayah kalian enggak suka dengan lukisan?""Gue juga kagak tau, yang gue tau, bokap itu marah besar, terus minta Kazumi kagak perlu melukis lagi, dan semenjak saat itu, Kazumi minta sama gue buat kagak usah ngomong soal lukisan lagi.""Terus?""Karena gue terlanjur tergiur dengan uang yang banyak, gue berusaha lagi untuk melukis, tanpa sepengetahu
"Gue kagak pernah iseng sama lu, setiap ucapan gue tentang perasaan yang mungkin terkesan meremehkan itu, biasanya cuma untuk ngetes lu.""Ngetes aku? Untuk apa?""Buat tau seberapa besar perasaan lu sama gue!""Terus, hasilnya?""Gue tau lu benar-benar suka sama gue.""Tapi kamu enggak pernah menanggapi itu dengan serius.""Karena gue kagak mau lu semakin suka sama gue!""Kenapa?! Aku enggak boleh suka sama kamu? Kamu punya pacar? Atau kamu sudah dijodohkan juga seperti halnya kakak kamu?""Kagak. Hanya pebisnis yang sukses yang bisa dibuat untuk memajukan bisnis dengan cara melakukan pernikahan bisnis.""Seperti Kazumi?""Ya.""Terus, kenapa aku enggak boleh suka sama kamu?"Pertanyaan Syena membuat Kazaya membalikkan tubuhnya dan melangkah menjauhi posisi Syena, sementara Syena menunggu apa yang sebenarnya akan diucapkan oleh Kazaya untuk menjawab pertanyaan darinya."Karena gue terlibat dengan organisasi mafia, Syena...."Jawaban Kazaya membuat Syena terkejut."Kamu terlibat organ
"Lu perlu uang? Berapa yang lu mau, sebutkan ke gue, kasih nomor rekening lu, gue transfer, tapi abis itu jangan ikut campur masalah keluarga besar gue lagi, paham?""Aku enggak butuh!" Syena mundur menjauhi Kazaya sambil mengucapkan kalimat itu pada adik kembar Kazumi tersebut."Kagak butuh? Lu bilang kagak butuh, tapi lu menerima tawaran rambut biru ini buat melukis muka kagak jelas, lu bilang kagak butuh?""Hei!"Shane berteriak hingga Kazaya yang tadi menanggapi perkataan ketus Syena yang mengatakan bahwa ia tidak butuh uang langsung mengarahkan pandangannya pada Shane. "Apa?!" katanya dengan sangat galaknya."Lu tadi bilang apa? Melukis wajah kagak jelas? Lu pikir kami orang yang kagak punya kerjaan melukis muka orang kagak penting!!" seru Shane pada Kazaya, yang hanya ditanggapi Kazaya dengan senyuman setannya."Ya, buat lu mungkin penting, tapikan buat gue dan Syena itu kagak penting?!""Bacot, lu! Gue kasih waktu 30 menit buat berantem, ntar gue balik lagi!"Shane berbalik d
"Aku tidak mengatakan hal itu secara pasti, tapi tidak mungkin tidak ada alasan yang mendasari apa yang mereka lakukan, kan?"Moa menghela napas mendengar apa yang diucapkan oleh Zill. Ingin membantah, tapi apa yang dikatakan teman yang pernah disukainya itu memang benar, namun entah kenapa, ia yakin Kazumi tidak terlibat dengan organisasi seperti itu."Jadi, kamu enggak mau bantu aku, Zill?" tanya Moa setelah beberapa saat ia hanya diam."Aku tidak berjanji, tapi aku akan usahakan, hanya saja mungkin aku tidak akan melakukannya dengan cara maksimal.""Tidak apa-apa, yang penting kamu bisa coba bantu. Aku juga melakukan hal ini untuk ayahku, aku ingin ayahku enggak terlena lebih jauh sampai ingin bekerjasama dengan organisasi seperti itu.""Semoga beliau akhirnya sadar, aku selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu."Moa mengucapkan terima kasih pada Zill sebelum akhirnya perempuan itu pamit. Ketika Zill ingin ikut meninggalkan meja tersebut, Chika, anak bosnya sudah berdiri di hadapan
Kazaya bicara kembali, dan ini membuat ia mendengar, di seberang sana Bertrand menghela napas.{Aku memang suka pada Syena, tapi Syena suka padamu, meskipun dulu Syena istri Tuan Kazumi, tapi setelah aku tahu mereka hanya menikah kontrak, aku mewajarkan perasaan Syena padamu, jadi aku harap jika kau memang punya sedikit perasaan padanya, pikirkan dia, kalau kamu tidak mau mengakui karena kau gengsi, aku akan berusaha untuk meyakinkan Syena bahwa aku juga menyukainya}Setelah bicara seperti itu pada Kazaya, Bertrand mengakhiri panggilan. Dan Kazaya menggenggam erat ponsel tersebut pertanda ia kesal dengan apa yang diucapkan oleh Bertrand tadi padanya. Sementara itu, Alex yang berusaha untuk mencari jejak Syena lewat ponsel yang digunakan oleh Syena karena ponsel itu pemberian Kazumi hingga untuk sekedar melacak keberadaan Syena itu adalah hal tidak terlalu sulit buat Alex selama ponsel itu masih dimiliki dan dipakai oleh Syena. Sudah menemukan titik terang.Setelah mendapatkan posisi
"Apa maksud lu sebenarnya? Lu apain Syena, hah?!""Santai! Gue kagak apa-apain mantan ipar lu itu kalo lu mau patuh sama apa yang gue katakan!""Apa mau lu?" "Lakukan peran lu sama peran Kazumi.""Ngomong yang jelas! Dari tadi lu selalu bilang hal itu tapi lu kagak menerangkan apa yang lu maksud itu dengan jelas!"Kesabaran Kazaya nyaris habis karena Shane menurutnya terlalu berbelit-belit. Hingga nada suaranya terdengar meninggi tapi tetap saja, Shane tidak terpengaruh dengan apa yang dilakukan oleh Kazaya padanya. "Karena lu kagak bisa mengatakan di mana gue bisa ketemu kakak lu, jadi lu harus melakukan apa yang harusnya dilakukan oleh kakak lu, melukis dan menerima kontrak kerja sama dari bos gue.""Kagak! Gue kagak mau!""Gampang amat lu ngomong? Kagak paham dengan apa yang tadi gue bilang? Kalo lu kagak mau mematuhi apa yang gue katakan, Syena yang akan melakukannya!"Karena emosi, Kazaya langsung meraih kerah pakaian milik Shane dan menariknya dengan erat ketika ia mendengar S