Alex, asisten pribadi Kazumi segera berbalik dan menuruni anak tangga diikuti oleh Kazumi.
Mereka harus ke bangunan belakang di mana Kazumi meminta Syena tinggal di sana bersama para asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Kazumi.Rumah besar itu terpisah meskipun masih berada di wilayah yang sama dengan gerbang tinggi di sekitar wilayah tersebut.Orang tua Kazumi memang memisahkan tempat tinggal orang yang bekerja dengan mereka, dengan mereka. Tetapi, bukan berarti mereka ditelantarkan. Sebab, bangunan di belakang juga tidak kalah mewahnya.Kazumi terpaksa harus ke belakang karena tidak mungkin meminta Syena yang ke rumah utama. Para wartawan itu bisa melihat dan ia tidak mau itu terjadi sebelum ia bicara dengan perempuan tersebut.Syena membuka pintu ruang yang dikatakan oleh Alex adalah ruang di mana Kazumi menunggu ketika ia dijemput di kamarnya.Perempuan itu baru saja tertidur, tapi terbangun lagi sampai tidak sempat merapikan rambut panjangnya ketika diminta ikut oleh Alex."Tuan, apa sepagi ini pekerjaan saya sudah dimulai?" tanya Syena saat ia masuk ke ruang itu dan Alex langsung menutup pintunya perlahan lalu berjaga di luar."Wanita seperti apa kau ini? Kau berniat menjebak aku? Dasar tidak tahu balas budi, sudah ditolong tapi menerkam orang yang menolong!"Dingin suara Kazumi saat mengucapkan kalimat itu pada Syena."Apa maksud, Tuan? Saya menerkam Tuan? Saya tidur tadi Tuan tidak menerkam, Tuan.""Jangan bercanda! Aku serius! Kau memang cari mati, Syena! Kau sudah membuat aku marah, gara-gara kamu, para wartawan itu di luar meminta klarifikasi!""Kenapa gara-gara saya? Apa yang sudah saya lakukan?""Kau ingin memainkan muslihat bersama teman kencanmu itu, kan? Baik, aku ikuti permainanmu, sekarang kau harus bersiap, bersihkan tubuhmu, nanti aku minta Alex untuk mengantarkan baju yang pantas untuk kau pakai!""Tuan, saya memainkan muslihat apa? Saya tidak mengerti!"Suara Syena mulai gemetar karena ia bisa merasakan kemarahan yang ditahan Kazumi hingga rasanya kemarahan itu seperti ingin membakar tempat di mana sekarang mereka berada."Tidak perlu sok polos! Aku muak melihat sikap perempuan seperti kau ini! Lakukan saja apa yang aku perintahkan jika kau tidak mau berakhir di penjara karena kau sudah berhutang sekaligus menipuku!""Apa yang harus saya lakukan, Tuan?""Mandi sana!!"Usai bicara demikian Kazumi bangkit dari tempat duduknya, dan melangkah ke arah pintu ruang itu lalu keluar setelah di luar terdengar Kazumi bicara dengan Alex.Beberapa saat kemudian, Alex masuk ke dalam seraya memberi perintah pada Syena yang terpaku di tempatnya untuk segera mandi sesuai perintah Kazumi tadi."Pak, apakah saya boleh bertanya?" kata Syena pada Alex."Panggil saya Alex saja, tidak usah Pak."Alex keberatan dipanggil pak oleh Syena."Baik, Kak. Apakah saya boleh tahu kenapa Tuan Kazumi tadi sangat marah pada saya?""Tidak usah banyak bertanya, sekarang para wartawan sudah banyak di depan pintu gerbang rumah ini, kau turuti saja apa yang diperintahkan oleh tuan muda, jika tidak hidupmu taruhannya, Nona!"Setelah bicara demikian Alex meminta Syena untuk segera melangkah dan Syena terpaksa patuh karena ia merasa, Alex juga menyimpan kemarahan padanya, tapi kenapa?Mungkin, sebelum kerja aku wajib mandi dulu kali, makanya diminta buru-buru mandi, padahal jam baru jam 4 subuh, astaga, aku masih ngantuk banget....Hati Syena bicara tapi gadis itu tetap melangkah ke arah kamarnya untuk segera mandi sementara Alex mempersiapkan pakaian yang diminta oleh Kazumi untuk diserahkan pada Syena.Beberapa saat kemudian, Syena sudah selesai mandi, dan Alex juga sudah memberikan pakaian yang diminta Kazumi untuk langsung dipakai.Seolah memastikan Syena memakai pakaian itu, Alex berdiri di depan pintu kamar Syena.Syena mengeluarkan pakaian itu dari wadahnya dan keningnya berkerut karena pakaian itu bukan pakaian pelayan seperti yang ada di benaknya."Ini pakaian bagus banget, masa kerja pake baju kayak gini? Sayang amat!" kata Syena tapi perlahan ia memakai juga pakaian itu dan mengagumi dirinya sendiri yang terlihat sangat cantik saat mengenakan pakaian tersebut."Ternyata, pakaian juga bisa membuat seseorang jadi cantik, ya? Aku belum dandan, tapi aku merasa udah cantik banget."Lagi, Syena bicara seorang diri sambil tidak henti-hentinya mengagumi pakaian tersebut. Seumur hidup, Syena baru kali ini memakai pakaian sebagus itu.Semenjak ibunya menikah lagi dan ternyata ayah tirinya bukan ayah yang baik, ia benar-benar dijadikan mesin pencari uang karena sang ayah tiri gemar berjudi.Hidup Syena benar-benar sangat memprihatinkan hingga memiliki pakaian sebagus yang dipakainya saja tidak pernah.Syena keluar setelah merapikan wajah dan rambutnya, dan Alex langsung membawa Syena ke rumah utama, melalui pintu khusus agar wartawan di luar pagar tidak melihat.Alex mengantarkan Syena ke ruang di mana Kazumi sudah menunggu.Ada map di atas meja yang langsung diperintahkan Kazumi untuk dibaca Syena ketika gadis itu masuk ke ruang di mana Kazumi berada."Tanda tangan!" perintah Kazumi setelah melihat Syena ragu membuka map tersebut."Ini, apa, Tuan?" tanya Syena hati-hati, tapi tangannya memegang pulpen yang diberikan oleh Kazumi padanya."Ini kontrak kerja, kau harus patuh pada semua peraturan yang ada di kontrak itu!"Syena perlahan membaca isi kontrak yang diberikan oleh Kazumi dan wajahnya pucat."Menikah?" katanya lalu menatap ke arah Kazumi."Hanya pernikahan kontrak! Kau akan jadi istri keduaku dan nanti kau akan ikut dengan ku ke depan untuk klarifikasi pada wartawan!""Tapi, saya datang ke sini untuk kerja, bukan jadi istri Tuan, apalagi isteri kedua, ya, Allah, Tuan, saya tidak bisa!"BRAKK!!Syena terkejut ketika tiba-tiba saja Kazumi menggebrak meja yang ada di hadapannya hingga jantungnya seperti lepas dari tempatnya."Siapa yang minta persetujuan darimu? Tidak ada, aku minta kau tanda tangan artinya itu adalah hal mutlak yang harus kau terima, jadi lakukan sekarang!""Tapi kenapa saya harus menikah dengan Tuan? Saya tidak paham dengan pernikahan kontrak, Tuan, terus Tuan juga sudah beristri, mengapa tidak setia saja?"Kazumi benar-benar kesal karena Syena bukannya menutup mulut dan tanda tangan surat kontrak yang diberikannya tapi justru lancang memberikan dirinya nasihat."Kau pikir aku meminta kau jadi istriku itu karena aku tertarik padamu? Kau datang memang ingin jadi pelayan, tapi aku berubah pikiran.""Maaf, Tuan, tapi kenapa bisa seperti ini, apa salah saya? Tuan ingkar janji pada saya, saya tidak bisa sembarangan menikah dengan orang asing apalagi pria yang sudah beristri, saya-""Kalau kau tidak mau tanda tangan, berarti kau sudah siap masuk penjara, Syena, aku sekarang tidak main-main, tanda tangan atau masuk penjara?""Masuk penjara?" ulang Syena dengan gugup. "Ya!""Tapi, Tuan-""Tanda tangan!!!"Syena terhenyak. Bentakan yang diucapkan oleh Kazumi benar-benar membuat ia ketakutan. Hingga pada akhirnya, mau tidak mau ia membubuhkan tanda tangan di atas kertas yang diberikan Kazumi. Dan setelah itu dilakukannya, Syena merasa sekujur tubuhnya sudah tidak bertulang. Lemas. Menikah kontrak dengan pria yang sudah beristri?Mimpi apa dia semalam? Mengapa ia merasa tidak pernah merasa keberuntungan dalam hidupnya?Kazumi menyambar surat kontrak yang sudah ditandatangani oleh Syena dengan kasar. Dipandangnya Syena yang seperti patung di tempat duduknya. Entahlah, Syena tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Benar-benar seperti wanita bodoh yang bicara saja ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. "Berdiri!" perintah Kazumi dengan suara yang dingin. Perlahan, Syena melakukan apa yang diperintahkan oleh Kazumi, dan kini ia sudah berdiri sambil menundukkan kepalanya."Angkat wajahmu! Kau ini sedang bera
Kemarahan Kazumi masih berkobar. Situasi di ruang tamu mewah itu semakin panas dirasakan oleh Syena meskipun ruangan itu full AC.Syena perlahan mendekati pintu, ingin kembali ke bangunan belakang saja, daripada harus menyaksikan pertengkaran pasangan suami istri itu di depan matanya, rasanya ia jadi serba salah. Tetapi, gerakannya tertangkap mata Kazumi. Ia mengarahkan tangannya pada Syena, memberikan isyarat pada wanita itu untuk tidak pergi ke manapun.Rachel mengabaikan apa yang dilakukan Kazumi pada perempuan yang dikatakan suaminya adalah calon madunya tersebut.Yang ada dalam pikirannya cuma satu, ia ingin membujuk suaminya agar sang suami tidak menikah lagi apapun alasannya."Sayang, ayolah, kita baru setahun menikah, apa kata orang kalau kamu menikah lagi? Untuk persoalan di tempat hiburan itu, aku akan bertanggung jawab, aku akan-""Diam! Kau hanya perlu diam, Rachel. Jangan banyak bicara dan membantah, kalau kau membuat ulah lagi, aku benar-benar akan menuntutmu dan ayahmu
Syena benar-benar sulit untuk bicara untuk merespon perkataan pedas yang diucapkan oleh Rachel padanya. Meskipun ia merasa sesak mendapatkan perlakuan Rachel yang sepertinya tidak mau bersikap baik padanya, tapi Syena maklum karena siapa yang ingin ada wanita lain dalam pernikahannya? Ia pun tidak mau dan ia merasa sesak saja karena ternyata dirinya adalah wanita yang seperti itu pula pada akhirnya, namun apa yang bisa dilakukannya untuk merubah segalanya? "Nona, saya minta maaf, saya benar-benar tidak berniat untuk merusak pernikahan Nona dengan Tuan Kazumi, saya terpaksa, Nona." "Baik. Terpaksa, kan? Katakan, berapa uang yang kamu butuhkan? Aku akan memberikan, asal kamu bisa secepatnya pergi dari sini!" "Saya tidak berani, Nona." "Kenapa? Tidak berani atau tidak mau karena kamu suka dengan suamiku?" "Bukan seperti itu, saya sudah tanda tangan kontrak, saya tidak berani jika saya tidak ikut aturan dalam kontrak." "Omong kosong! Bilang saja kamu memang suka dengan Kazumi
"Apa?"Syena terkejut mendengar cara pria di hadapannya bicara. Kenapa cara bicaranya jadi slengean kayak gitu, sih? Dia salah makan obat apa? Padahal biasanya dia itu cool, cool tapi menyeramkan....Hati Syena bicara sambil mundur karena aura yang keluar dari tubuh pria yang disangkanya adalah Kazumi itu seperti ingin menghancurkannya."Ya! Mana ada perempuan baik-baik jadi pelakor!""Aku bukan pelakor!!" bantah Syena, benar-benar tidak suka dengan kesimpulan yang mengatakan bahwa dirinya adalah pelakor."Bukan pelakor? Berarti wanita penggoda.""Cukup! Kenapa Tuan bicara seolah-olah tidak tahu masalah yang sebenarnya? Tuan sendiri yang minta agar aku menikah sama Tuan padahal awalnya aku hanya ingin jadi pelayan di sini, kenapa Tuan mengatakan seolah-olah aku yang merengek minta untuk dinikahi?""Pinter akting! Terserah, lah! Lu bukan urusan gue, gue juga kagak peduli dengan apapun yang terjadi di rumah ini, tapi selagi gue di sini, jangan coba-coba untuk ngajak gue ngomong!"Setel
Tangan Kazaya yang sedang bergerak di atas kanvas terhenti saat mendengar apa yang diucapkan oleh Rachel. Ia berbalik.Ditatapnya kakak iparnya itu dengan tatapan mata sulit untuk diartikan Rachel."Apa yang bisa lu berikan ke gue? Status lu aja kagak bisa lu perjuangkan, lu punya suami tapi suami lu bebas kawin lagi, urus diri lu sendiri aja, Rachel, kagak usah urus gue."Seperti biasa, sikap Kazaya memang selalu sinis, dan Rachel sudah terbiasa dengan sikap Kazaya yang seperti itu lantaran sejak awal ia menikah dengan Kazumi juga, adik iparnya itu tidak pernah bersikap peduli padanya."Ya. Aku memang payah, aku enggak bisa melakukan apapun untuk mencegah Kazumi menikah lagi, tapi, aku juga enggak mau diam aja melihat situasi yang sekarang terjadi, jadi, aku merendahkan harga diriku untuk meminta bantuan padamu.""Bantuan? Emang lu pengen gue melakukan apa? Menasihati Zumi? Ogah, kepala batu macam dia kagak bisa dinasihati!""Bukan, aku tahu kalau menyangkut bicara dengan Kazumi, kam
Wajah pemuda bernama Bertrand itu merah padam mendengar apa yang diucapkan oleh Kazaya. Ia mengepalkan telapak tangannya, berusaha untuk tidak terpancing emosi meskipun rasanya, ingin sekali Bertrand menghajar pria di hadapannya tersebut. "Kalau kau menahan aku, artinya kau mendukung orang-orang yang suka main hakim sendiri!" "Gimana dengan peralatan gue yang lu tabrak?" "Peralatan kamu tidak ada yang rusak, hanya sedikit kotor saja, aku sudah minta maaf, jika kau memang berjiwa seni, kau pasti bisa membedakan orang yang minta maaf sungguh-sungguh dengan yang tidak!" Mendengar apa yang diucapkan oleh pemuda bernama Bertrand tersebut, Kazaya terdiam seribu bahasa. Niatnya yang ingin mempermainkan Bertrand terhenti seketika karena ucapan itu mampu menohoknya. Sampai akhirnya, Kazaya tidak tahu kapan Bertrand pergi dari hadapannya dan akibatnya, para pria yang tadi mengejar Bertrand kini mencegah dirinya untuk beranjak. "Kenapa lu lepaskan? Lu memihak maling atau lu ini
Kazumi tersenyum kecut mendengar pengakuan yang dilontarkan oleh Bertrand, ia menatap pria itu lewat kaca mobil kembali seolah meyakinkan dirinya bahwa pria tersebut memang sengaja menabrakkan diri saat mobilnya melintas. "Trik yang lawas, orang miskin yang malas bekerja kebanyakan seperti itu untuk mendapatkan uang secara instan. Kau diminta seseorang untuk membuat aku bisa diekspos media, bukan?" Lagi-lagi, Bertrand mencengkram lututnya, untuk menahan perasaannya sendiri karena apa yang diucapkan oleh pria yang duduk tepat di hadapannya itu sangat menginjak harga dirinya. Ia merasa tidak malas, tapi kemiskinan terus mengikutinya, dan mendengar ucapan pria tersebut, rasanya ingin sekali Bertrand melimpahkan kemiskinannya itu pada Kazumi. Namun, demi mendapatkan uang, Bertrand terpaksa tidak mau banyak mendebat, karena sudah terlanjur berakting, Bertrand merasa harus mendapatkan hasil. "Anda menawarkan uang, saya mengakuinya, jadi di mana salahnya? Setiap orang tidak mau misk
Apa yang dilakukan Rachel cukup membuat mereka menjadi pusat perhatian di tempat tersebut. Radit tentu saja marah hingga ia bangkit berdiri dan menatap Rachel dengan sorot mata yang tajam."Kau masih membela suami yang jelas-jelas berbagi wanita malam denganku? Istri kedua suamimu itu seorang pelacur, Rachel, kau disejajarkan oleh pelacur, apa kau tidak malu?""Diam! Syena bukan pelacur, dia perempuan yang kau paksa untuk melayani kamu, sebelum kamu membeli perempuan itu, dia sudah menjadi calon istri kedua Kazumi, jadi tidak usah berkata bohong di hadapan ku hanya untuk memburukkan Kazumi! Aku tidak percaya!"Setelah bicara demikian, Rachel berbalik dan meninggalkan Radit dengan langkah yang cepat. Di mulut, memang ia membela Syena karena tidak mau, nama baik Kazumi dan Syena akan buruk, tapi sebenarnya hatinya hancur karena harus melakukan hal itu, sebab sejujurnya ia sangat membenci Syena lantaran sudah menjadi istri kedua suaminya.Tetapi, karena tidak mau semua menjadi kacau, Ra
Alex tidak langsung menjawab apa yang diucapkan oleh Kazaya dan berujung pertanyaan tersebut, karena ia memang sesuai yang diucapkan oleh Kazaya, merasa khawatir dengan apa yang sudah diputuskan oleh Kazumi tadi secara tiba-tiba.Hanya saja, karena ia tahu Kazumi tidak akan berbuat sembarangan tanpa berpikir dahulu resikonya, ia percaya apa yang dilakukan oleh Kazumi adalah hal yang memang harus dilakukan oleh majikannya tersebut."Ternyata, lu juga sama aja dengan gue, panik dengan apa yang dilakukan oleh Kazumi," sinis Kazaya yang membuat Alex menghela napas panjang mendengarnya."Iya. Aku akui aku juga sama khawatirnya dengan Tuan, tapi aku yakin, Tuan Kazumi tidak akan sembarangan bertindak, Tuan. Dia pasti sudah merencanakan hal itu dengan baik dan tahu resikonya."Alex akhirnya menanggapi apa yang dikatakan oleh Kazaya, dan itu membuat Kazaya memajukan bibirnya."Meskipun resikonya dipenggal?""Semoga Tuan Kazumi baik-baik saja."Alex tidak berani berpikir bahwa Kazumi akan dipe
"Gue cuma kagak mau ada orang lain yang terkena masalah karena keluarga kita!" jelas Kazaya dan itu membuat Kazumi tersenyum kecut meskipun ia sesekali mengerenyit menahan sakit karena luka yang dideritanya membuat punggungnya terasa perih."Peduli juga tidak apa-apa, kau memang harus melakukan hal itu padanya, sebelum terlambat.""Berisik!""Tuan. Ada laporan dari rekanku, katanya mereka sedang bentrok dengan anak buah Yurata."Saat Kazumi dan Kazaya bertengkar, Alex bicara seperti itu hingga pertengkaran yang terjadi pada saudara kembar itu terhenti seketika."Di mana mereka sekarang?"Baru saja Kazumi melontarkan pertanyaan itu pada Alex, tiba-tiba saja dari arah atas mereka terdengar suara seseorang memanggil, hingga mereka mendongakkan kepala mereka untuk mencari tahu siapa yang sedang memanggil mereka."Itu mereka!" kata Alex sambil mengarahkan telunjuknya ke atas. Sebuah tali terjulur dari atas dan tali itu bukan tali biasa tapi tali yang biasa digunakan oleh seseorang yang se
Karena itulah, ketika Alex tiba di hadapannya, Kazaya langsung memeriksa Kazumi yang terkulai tidak sadarkan diri dengan noda darah di pakaiannya yang robek karena terluka. "Dia ini emang ceroboh! Bisa-bisanya menerjunkan diri kagak melihat situasi gimana, cari mati emang dia!" maki Kazaya sambil terus memeriksa keadaan sang kakak kembar yang benar-benar terlihat tidak sadarkan diri. "Tuan Kazumi pingsan, Tuan. Denyut nadinya sedikit lemah, aku masih berusaha untuk menghubungi rekanku di rumah Tuan, agar kita bisa mendapatkan bantuan, semoga secepatnya bantuan itu datang."Alex mengucapkan kalimat tersebut pada Kazaya yang sibuk memeriksa kondisi sang kakak kembar sambil mengomel tiada henti."Bagaimana bisa lu menghubungi mereka? Komunikasi kita disadap sama orang-orang Yurata itu, lu bakal ketahuan!""Tenang. Aku menggunakan alat khusus yang tidak akan dideteksi oleh mereka, Tuan. Jadi tenang saja, tidak akan ketahuan.""Oh, gue lupa, lu punya bakat merakit alat canggih sampe untu
Sementara itu, karena marah dengan apa yang dilakukan oleh Shane pada dua majikannya, Alex benar-benar ingin segera membunuh Shane dengan tangannya. Ia meningkatkan serangannya hingga Shane mau tidak mau kewalahan. DORR!!Terdengar suara tembakan yang dilepaskan entah dari siapa. Dan tembakan itu mau tidak mau membuat pertarungan antara Shane dan Alex terhenti seketika. Namun, Shane hanya sebentar merasa terkejut dengan suara tembakan tersebut. Selanjutnya, pemuda itu menendang Alex yang masih mencari tahu siapa yang sebenarnya sudah melepaskan tembakan itu dan hampir mengenai mereka.Karena tidak siap dengan serangan, Alex terjungkal ke belakang, dan kesempatan itu digunakan oleh Shane untuk melarikan diri.Shane tidak tahu siapa yang ikut campur dalam pertarungannya dengan Alex tapi yang pasti ia bisa mendapatkan kesempatan untuk pergi karena bukan Alex yang harus ia hadapi sekarang, tapi mencari tahu Kazumi dan Kazaya sudah tewas atau belum.Sementara itu, Alex yang dihajar habi
Mendengar suara yang memberikan perintah itu memang adalah Shane padahal Kazumi berharap ia hanya salah lihat dan yang menarik kakinya sekarang adalah Kazaya, perasaan Kazumi jadi tidak nyaman.Shane pasti diminta Yurata untuk memeriksa apa yang dilakukannya pada Kazaya lantaran ia dan Kazaya tadi berdebat, waktu yang ada jadi terbuang percuma.Sementara itu, Shane yang membantu Kazumi berdiri segera mendekati Kazaya yang saat itu masih terikat tangannya. Meskipun tangannya masih terikat, Kazaya mampu menghajar Kazumi seperti yang diinginkan oleh Kazumi meskipun sebenarnya ia melakukan hal itu pada sang kakak kembar, karena kesal dengan ucapan yang dikatakan oleh Kazumi.Dengan satu kali sentakan, Shane sudah mampu membuat Kazaya terbentur pohon besar yang ada di belakangnya, dan Pemuda berambut biru tersebut memberikan perintah pada Kazumi untuk segera membunuh Kazaya."Lakukan, Kazumi! Jangan membuang waktu. Gue kagak akan menoleransi lu kalo lu berani buang waktu!" perintah Shane
"Jadi sekarang, kamu mau apa?" Kazaya terdiam seketika mendengar apa yang diucapkan oleh Kazumi yang berbentuk pertanyaan.Padahal, ia setengah mati memaparkan isi hatinya hingga ia jadi emosi sendiri, tapi ternyata tanggapan Kazumi hanya demikian, masih tenang pula sikapnya.Membuat Kazaya jadi semakin sebal dengan sikap Kazumi tersebut. "Lu ke sini diminta buat bedil gue, kan?" Kazaya tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Kazumi, tapi justru balik bertanya. "Aku tidak akan melakukan hal itu, asalkan kau berjanji satu hal padaku.""Janji apaan?""Kembali ke rumah, urus kantor dan kamu tidak perlu mengatakan apapun pada ayah kita tentang apa yang sudah aku putuskan sekarang.""Emangnya, lu mutusin apaan?""Yang mereka targetkan itu aku, jadi kamu harus pulang, dan lakukan tugasmu sebagai anak dengan baik!""Heh! Lu mau jadi pahlawan?"Kazaya mulai paham dengan apa yang diucapkan oleh Kazumi, dan ia tidak suka hingga ia ingin melakukan aksi protes pada kakaknya tersebut.
Sementara itu, setelah menyingkirkan Alex, Kazumi pergi meninggalkan Alex tanpa bisa dicegah oleh Alex. Namun, Alex tidak patah semangat untuk memantau sang majikan, di jam tangan yang dikenakan oleh Kazumi, ia sudah memasang alat pendeteksi hingga di manapun Kazumi berada, Alex bisa mengikuti Kazumi dengan mudah.Beberapa saat kemudian, Kazumi sudah berada di dalam mobil miliknya dulu yang dipakai Kazaya karena ia pergi dari rumah tanpa membawa apapun. Otak Kazumi dipenuhi berbagai macam pertanyaan, apakah ia bisa membuat Kazaya kembali tanpa membawa masalah baru?Di waktu yang sama, Kazaya sedang ditemui oleh Yurata. Laki-laki itu duduk di hadapan Kazaya yang saat itu masih menyelesaikan lukisan terakhir yang diminta olehnya untuk dibuat oleh Kazaya."Sudah memutuskan sebuah keputusan?" tanya pria berdarah Jepang itu pada Kazaya. "Keputusan gue kagak berubah, semua tetap sama."Kazaya menyahut sambil terus menggoreskan kuas di atas kanvas."Apakah kau tidak sayang dengan nyawamu?
Wajah Kazumi terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Radit tentang apa yang dilakukan oleh Kazaya di masalalu dan ia benar-benar tidak menyangka itu dilakukan oleh Kazaya. Telapak tangan Kazumi mengepal dan Radit tersenyum melihat reaksi Kazumi yang dinilainya merasa terkejut karena ia bisa mengetahui segala yang disembunyikan oleh Kazaya selama ini dari Kazumi, tanpa menyadari, yang di hadapannya adalah Kazumi, bukan Kazaya."Lalu, lu juga mencuri lukisan Kazumi dan menjualnya ke salah satu anggota mafia, karena lu kagak dikasih duit yang banyak dari bokap lu, terus karena itulah lu jadi merasa asyik dan minta Kazumi untuk terus melukis biar lu bisa dapat duit dari lukisan yang dibuat Kazumi," lanjut Radit dan itu semakin membuat rasa terkejut Kazumi semakin nyata. Aku pikir, Kazaya dulu hanya ingin belajar melukis karena itulah dia memaksaku untuk melukis, tapi ternyata aku salah, aku bahkan sudah mengajarinya cara melukis dengan baik, sampai ia bisa melukis meskipun tidak terl
Setelah bicara demikian pada Kazaya, Shane keluar dari dalam ruangan di mana ia menempatkan Kazaya, dan Kazaya yang mendengar perkataannya itu hanya bisa menggenggam erat kuas di tangannya seolah ia tidak bisa lagi menahan amarah, tapi ia tetap harus menahannya karena sekarang ia sedang di bawah pengawasan.Sementara itu, rapat yang dihadiri Kazumi yang menyamar menjadi Kazaya sudah selesai dengan baik dan sempurna. Kazumi mampu memerankan Kazaya dengan baik atas arahan Alex yang selama ini terus mendampingi Kazaya saat di kantor. Tanpa sepengetahuan Kazumi dan juga Alex, salah satu rekan bisnis Kazumi yang tadi ikut rapat adalah orang yang berada di pihak Radit. Ketika rapat sudah usai, ia buru-buru melakukan pertemuan dengan Radit di sebuah tempat."Aku sudah melakukan apa yang kau katakan Tuan Radit, tapi reaksinya biasa saja, sepertinya kita tidak bisa membedakan lagi yang mana Kazumi dan yang mana Kazaya, karena mereka sekarang benar-benar sulit untuk dibedakan."Orang yang b