Share

Bab 6

last update Last Updated: 2023-10-14 16:31:47

Jasmin.

Wanita masa lalu yang sangat aku cintai. Tepatnya, kita berdua saling mencintai. Namun dia tiba-tiba menghilang dan dinyatakan sudah meninggal.

”Jangan bicara sembarangan!" Mama mulai menaikkan nada bicaranya.

”Aku serius, Ma. Aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri. Hanya saja..."

"Hanya saja apa?"

Hatiku terlalu sakit ketika sebuah perpisahan yang tidak diharapkan itu terjadi secara tiba-tiba. Bagaimana bisa, malamnya aku dan Jasmin masih bersama untuk mempersiapkan pernikahan esok.

Tapi esoknya tepat di hari pernikahan terjadi, mempelai wanita mendadak berubah menjadi kakaknya yaitu Kiara.

Ingin aku membatalkan, tapi Mama memaksaku untuk bertahan hingga acara pernikahan selesai.

"Apa kamu masih mencintainya?" Mama menatapku tajam dari atas.

"Cinta itu bukan sebuah permainan, Ma. Tapi entah kenapa aku sulit untuk menjaga hati dan perasaanku."

"Tapi apa kamu yakin kalau wanita itu adalah Jasmin?" tanya Mama lagi.

"Aku sangat ya–"

Prang

Suara pecahan beling yang cukup keras membuatku mengentikan perkataan dan bergegas ke keluar kamar.

"Kiara!!"

Aku dan Mama terkaget mendapati Kiara duduk bersimpuh dengan pecahan mangkuk dan piring.

Astagfirullah. Apa dia mendengar kita sedang membicarakan Jasmin?

"Ya ampun, Ara. Kamu kenapa?" Aku langsung menghentikan tangannya yang hendak meraih pecahan beling.

Namun Kiara malah menepis tanganku.

"Stop, Kiara. Jangan bersikap kekanak-kanakan."

"Bicaralah, sayang. Mama akan selalu mendengarmu," bisik Mama di telinga Kiara dan memeluknya erat.

Kuakui Kiara memang lebih dekat dengan Mama. Dia pun mulai terisak dalam pelukan.

"Mama!!!"

"Iya, Mama di sini sayang."

Beberapa kali Kiara memanggil Mama dengan nada yang menyedihkan. Seolah Mama adalah Mama kandungnya. Padahal orangtua Kiara masih lengkap.

"Raksa, bawa Kiara ke kamarnya!"

"Kita ke kamar ya, Ra," tawarku, sekaligus memaksa.

Diam. Hening.

Tidak ada satu kata pun yang ia ucapkan. Kini di antara kita hanya ada kebisuan.

"Jangan diamkan Mas, Ra. Mas mohon," pintaku sambil menggenggam kedua tangannya dan menciuminya.

Air mata kembali merembes di pipinya.

"Sayang."

"Apa kau masih mencintai Jasmin, Mas?"

"Untuk apa bertanya begitu?"

Aku berada dalam dilema jika dihadapkan dengan pertanyaan soal cinta. Karena meskipun cinta pada Jasmin masih ada, tapi dia juga yang sudah mencoreng nama baik keluargaku.

Berbeda dengan Kiara.

Meskipun cintaku padanya tidak sebesar pada Jasmin, tapi dialah penyelamatku ketika Jasmin memilih pergi dari pernikahan. Dialah yang menjadi penerang dalam gelap malamku.

"Jawab saja, Mas."

"Mas sangat mencintaimu."

Jawabanku singkat, tapi mampu membuat Kiara tenang dan memelukku erat.

"Aku mau Mas berjanji akan selalu berada di sisiku bagaimanapun keadaannya."

"Mas janji akan selalu ada untukmu, Ra."

**

"Ada hasil?" Sultan tiba-tiba muncul. Mungkin dia baru selesai memarkirkan mobilnya. Sama sepertiku.

"Banyak."

"Seperti?"

"Jasmin masih hidup. Tapi dengan wajah yang berbeda."

"Apa kau yakin itu Jasmin?"

"Orang-orang memanggilnya begitu."

"Lantas Kiara?"

"Dia belum mau mengatakan alasan permasalahannya. Hanya saja dia sudah mulai mau bicara."

Belum sempat aku mempertemukan Kiara dengan istri Sultan, alhamdulilah dia sudah mau buka suara.

"Apa kau masih mencintai Jasmin?" tanya Sultan.

Kenapa semua orang memberikan pertanyaan yang sama.

Tentu saja tidak.

Mana mungkin aku mau mencintai wanita yang sudah meninggalkanku, dimana harga diri sebagai seorang lelaki?

"Tidak."

"Jangan sampai. Ingat, dia adalah wanita yang ingin merusak hidupmu. Cintailah Kiara, dialah yang selama ini sudah menyelamatkan hidupmu," pesannya yang kuacungi dua jempol.

***

Melihat Kiara yang sudah tenang dalam beberapa hari ini membuatku sangat lega. Meskipun menguras hampir seratus juta dalam jangka waktu dua minggu ini.

Bahkan susu pun selalu hilang.

"Ra, boleh Mas tanya sesuatu?"

"Boleh, Mas. Tapi aku tidak janji akan menjawabnya."

"Tentu saja. Kamu bebas untuk menjawab dan tidak."

Meskipun aku tipikal laki-laki yang baik, tetap saja sikap dingin tidak bisa aku jauhkan.

Meksipun perkataanku mengundang kebahagiaan, tidak ada bedanya dengan raut wajah sedih dan menyakitkan.

"Sebenarnya untuk siapa uang yang selama ini Mas kasih?"

Pertanyaanku berhasil membuat Kiara terdiam. Tapi matanya mulai berkaca-kaca.

Ada kesedihan yang dalam di jiwanya. Tapi aku sendiri tidak tahu apa itu.

Lama-lama air matanya mengalir deras dan aku sama sekali belum mendapatkan jawaban.

"Menangislah sepuasmu dan ceritakan jika ingin bercerita."

Aku membawanya dalam pelukanku. Namun tidak lama, dia mendongakkan kepalanya lembut.

"Apa Mas akan percaya kalau Jasmin yang meminta uang-uang itu?" lirihnya.

Bukan hanya kaget, tapi juga ada keraguan untuk mempercayainya.

Bagaimana mungkin Jasmin yang karirnya bagus memeras uang Kiara?

"Mas? Kau tidak percaya padaku?" Kiara bangkit dan mulai menjauh dari tubuhku.

"Perasaanku mengatakan kalau Mas masih mencintainya," ucapnya kecewa.

Ingin aku mengejarnya, tapi kaki ini seperti tertahan.

Sampai kedua kakiku terpaksa beranjak ketika mendengar dering ponsel Kiara berbunyi dan mengambilnya.

Ternyata sebuah pesan di aplikasi hijau.

[Ibu butuh uang untuk ke salon. Jangan lupa siapkan lima juta]

Related chapters

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 7

    [Ibu butuh uang untuk ke salon. Jangan lupa siapkan lima juta.]Pesan itu kubaca berulang, tidak yakin dengan apa pesan yang baru saja Kiara terima. Berhubung Kiara sedang kecewa padaku, kuputuskan untuk membalas pesannya.[Untuk apa aku harus selalu menyiapkan uang untuk ibu?]Dengan hati yang tidak tenang karena takut Kiara lebih dulu datang, kutunggu balasannya dengan gelisah.Beberapa menit telah berlalu, namun balasannya belum juga aku terima."Bentar, Ma, aku ajak Mas Raksa dulu untuk ikut makan," ucap Kiara yang kudengar tidak berada jauh dari pintu.Mati aku kalau sampai dia tahu.Berhubung suara Kiara makin dekat, aku lebih dulu menghapus pesan chat dari ibunya dan juga balasanku.Lalu menyimpan ponselnya di tempat yang tidak dapat dia ketahui. Kecuali kalau Kiara mengobrak-abrik kamar ini."Mas, Mama ajak kita makan," ucapnya dengan muka ditekuk."Senyum, dong!" "Kenapa? Aku kan juga pegel kalau harus senyum terus."”Kalau nyuruh makan dengan senyum, Mas jadi semangat. Tapi

    Last Updated : 2023-10-14
  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 8

    Sultan menatapku lekat, bahkan aku pun sampai dibuat risih. "Kenapa?""Apa Kiara adalah adik kandung Jasmin?""Tentu saja.""Tapi kok kamu enggak benci sama Kiara, padahal kan bisa saja dia bersekutu sama Jasmin?""Itu tidak mungkin. Aku tahu Kiara, sifatnya sangat istimewa jika dibandingkan dengan Jasmin ataupun keluarganya yang lain," jawabku mantap."Bingo. Itu maksudku. Aku tidak yakin kalau Kiara adalah bagian dari keluarga Jasmin," ucapnya membuatku berpikir sejenak.Masa iya?Selama yang kutahu mereka bersaudara, bahkan sering kemana-mana hanya berdua.Mbak Sinta sangat terkejut dengan jawaban Kiara, begitu juga aku dan Sultan. Ketika aku berpacaran dengan Jasmin dulu, Ibu Tika sangat lembut dan perhatian pada semua orang. Termasuk pada Kiara.Bahkan keluarga Pak Hari dan Bu Tika ini terkenal dengan sebutan keluarga harmonis."Meminta dibayar? Maksudnya gimana?" Mbak Sinta mencoba untuk tetap tenang. Tangis Kiara semakin pecah. Puluhan lembar tisu pun sudah tergeletak tidak ber

    Last Updated : 2023-12-31
  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 9

    Semenjak aku membalas pesan yang mengatakan kalau aku tidak akan pernah menceraikan Kiara, Ibu seringkali mengirimkan pesan yang berisi ancaman yang ditujukan untuk Kiara.Anehnya, sejak itu pula Kiara sama sekali tidak pernah menegang ponselnya kembali dan kini ia terlihat lebih tenang,Berbagai kata-kata kasar, aku terima dengan begitu mudah. Sumpah serapah. Bahkan mendoakan yang buruk untuk Kiara. Tapi ketika kuajak bertemu, nyalinya langsung ciut. Bahkan tidak pernah ada balasan lagi.Sementara nomor yang kusimpan dengan nama 'orang tidak tahu malu' dalam beberapa hari hanya mengirimkan beberapa pesan saja. Meskipun demikian, isinya langsung meminta uang secara terang-terangan dan dengan jumlah yang lumayan.Anehnya, orang ini lebih berani ketika aku mengajaknya bertemu. Malah jika dilihat dari pesannya, dia bahkan sangat antusias untuk bertemu denganku.Seperti saat ini, dia kembali mengirimkan pesan singkat.[Ayo kita bertemu. Aku yakin kau akan jatuh dalam pelukanku dan langsun

    Last Updated : 2023-12-31
  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 10

    Meskipun aku sangat bingung dengan perkataan Pak Hari, tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Karena beliau langsung berjalan cepat, menjauhiku.Kulihat beliau mengobrol dengan seorang wanita. Tapi kakiku langsung berlari mengejar wanita itu ketika sudah melihat wajahnya. Tidak salah lagi, dia adalah Bu Tika. Istri Pak Hari.Ketika mengejar, mereka tampak beradu mulut lumayan lama dan selang beberapa detik, mereka tiba-tiba lenyap di depan mata. Hilang entah kemana.Ah, sial!Aku kehilangan jejak mereka.Kembali aku chat pesan ke kotak yang bernama Ibu itu dengan ponsel Kiara.[Aku sudah menunggu di restoran Amirisa, meja nomor delapan.][Kiara]Secepat kilat aku langsung mendapatkan balasannya.[Jangan bohong kamu! Aku sekarang tahu siapa kamu. Lihat saja, aku akan membuat istri dan anakmu menderita]Balasnya mengancam dan ditambah beberapa emoticon ketawa.Dasar wanita jahat.Aku benar-benar takut kalau wanita ini akan melakukan sesuatu yang buruk pada istri dan anakku jika merek

    Last Updated : 2024-01-03
  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 11

    Dibalik perubahan istrikuBeberapa hari ini aku lewati dengan susah payah. Walaupun sekuat tenaga aku mencoba untuk tidak bicara dengan Kiara, bahkan terkesan menjaga jarak, tetap saja tidak bisa.Lidahku terasa kelu jika tidak bicara, meskipun hanya sekedar iya dan tidak."Sepertinya istrimu memang tidak biasa," Reyhan pun menilai Kiara hanya polos diluar ketika aku mengatakan tentang percakapan Kiara dan Jasmin.Aku pun menilainya demikian. Namun, entahlah. Karena sangat bingung. Antara percaya dan tidak percaya.Tapi itu dikatakan langsung dari mulut Kiara."Aku rasa sebaiknya kalian bercerai," lanjutnya.Deg ... bercerai?Apa aku harus menjauh dari Kiara dan Della? "Kalau tidak mau menjauh, janganlah percaya apa yang kau lihat dan dengar beberapa waktu lalu itu!" Sultan menepuk pundak kiri."Dan kau, jangan ikut campur dalam masalah rumah tangga orang lain. Kisah percintaanmu yang kandas jangan disamakan dengan kisah orang lain," ucapnya lagi pada Reyhan yang hanya menunduk usai

    Last Updated : 2024-01-04
  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 12

    Diam membisu. Begitulah Kiara saat ini. Padahal rekaman ini membuktikan kalau Kiara berada dalam ancaman, tapi dia sama sekali tidak marah."Kenapa kau tidak marah, sayang?" tanya Mama. "Bukankah seharusnya kau marah dan meminta suamimu untuk menebus kesalahannya karena telah berpikiran negatif padamu?"Tapi Kiara malam semakin diam. Sifatnya itu membuatku dan Mama terasa ngilu dan rasa bersalahku teramat dalam."Bicaralah, Sayang," bisik Mama di telinganya.Kiara mengembuskan napas panjang, "Aku lelah, Ma. Lelah tiap waktu dicurigai, setiap aku menjelaskan, Mas Raksa tidak pernah percaya padaku. Tetap saja harus mencari bukti," jelas Kiara. Setiap katanya yang keluar membuat ulu hatiku semakin sakit.Bukannya aku tidak percaya, tapi aku hanya ingin mengungkap kebenarannya kalau Ara-ku tidak terlibat sama sekali.Memang benar Kiara yang sudah menabrak Jasmin, tapi itu tidak sengaja. Mobil yang Kiara pakai mengalami rem blong dan tepat di depan Jasmin sedang membelakangi mobil yang Kia

    Last Updated : 2024-01-21
  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 13

    Disaat aku telah selesai membanting beberapa barang lalu kembali duduk, laki-laki itu menatapku tajam."Sudah tidak diharapkan, emosian lagi. Kayaknya Kiara rugi banget punya suami sepertimu," ucapnya lagi.Sudah tahu aku masih emosi, bisa-bisanya dia memprovokasi. Seketika aku sudah berdiri di sampingnya, kutarik kerah bajunya, dan kulayangkan tangan untuk meninjunya.Tapi nihil, laki-laki itu berhasil menghindar dengan santainya."Jangan banyak omong kosong!""Lah, kau tidak terima? Dasar egois. Pantas saja Kiara tidak tahan hidup bersama dengan lelaki sepertimu," ucapnya lagi.Kutinju dia beberapa kali. Tapi sayang, bukan dia yang kutinju, melainkan hanya udara. Karena dia dengan cepat bisa menghindar. Bahkan terkesan santai."Dokter Dafa! Ada seorang wanita yang sedang mencarimu," seorang pengawal Sultan yang bertugas di luar tiba-tiba berjalan cepat menghampiri kami.”Kakak urus semuanya di sini, aku akan memperjuangkan apa yang harus aku perjuangkan," bisiknya pada Sultan.Merek

    Last Updated : 2024-01-22
  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 14

    "Jangan!!!"Belum sempat aku menjawab pertanyaan Mama, terdengar teriakan Kiara dari atas."Kiara!" Mama dan aku berlari menaiki tangga secepat mungkin.Aku mohon kau harus baik-baik saja, Kiara.Kubuka pintu kamar, tidak ada apapun. Mama langsung mendekat ke arah Kiara di tempat tidur dan memeluknya erat. Kini kondisinya sangat memperihatinkan.Mungkin tadi dia hanya bermimpi. Benar kata Mama, aku harus percaya sepenuhnya pada Kiara seperti dulu dan memberikan ibu beserta anaknya itu pelajaran yang setimpal."Mama!" panggilnya terisak.Lagi-lagi Kiara memanggil Mama dengan suara yang sangat membuatku tersayat."Kau harus memberantas keluarga benalu itu! Bisa-bisanya mereka memanfaatkan anak Mama," ucap Mama marah.Jari-jari lentiknya mengelus rambut Kiara lembut dan juga wajahnya yang berlinang air mata."Pasti, Ma. Aku akan membuat mereka merasakan posisi berada di tempat Kiara, bahkan lebih."Kududuk di sebelah kiri Kiara dan menyentuh pundaknya pelan. "Mulai saat ini dan seterusny

    Last Updated : 2024-02-01

Latest chapter

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 27 Tamat

    Mama menatapku dengan tajam setelah beberapa hari kepergiannya. Kini kita duduk berhadapan, benar-benar membuat diri ini canggung. Sekaligus merasa bersalah, takut kalau Mama akan segera mengetahuinya."Jelaskan apa ini!" ucap Mama tegas, sama sekali tidak ada tanda-tanda marah. Namun, jantungku malah berdetak tidak menentu."Apa, Ma?" tanyaku pura-pura tidak mengerti.Mama mengerahkan ponselnya yang berisikan deretan pesan di aplikasi chatting berwarna hijau.'Asslamu'alaikum, Ma. Maaf kalau Kiara baru bisa menghubungi Mama. Kejadian baru-baru ini sangat membuat Kiara terpukul, Ma. Kiara minta maaf kalau selama ini tidak bisa menjadi menantu Mama yang baik dan terima kasih atas segala yang sudah Mama berikan untuk Kiara. Termasuk segenap kasih sayang dan cinta Mama.''Ma, ternyata Kiara tidak bisa menjaga cucu Mama dengan baik. Karena Della sudah meninggalkan kita semua tepat ketika Mama pergi dari rumah karena urusan pekerjaan, tapi Mama tidak perlu khawatir, ya. Karena Della di mak

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 26

    "Assalamu'alaikum."Suara salam kembali terdengar setelah Kiara dan Jasmin pergi. Kali ini tubuhku langsung bercucuran keringat.Tentu saja karena aku tahu siapa yang baru saja mengucapkan salam itu.Mama.Bagaimana jika dia bertanya tentang Kiara Della? Apa yang harus aku katakan? Kupikir semuanya akan berjalan dengan mudah. Tapi ternyata tidak seperti jalan tol."Bukannya jawab salam, kamu malah nyelonong begitu saja. Enggak sopan!" kesalnya ketika aku malah berjalan semakin cepat ketika mendengar koper Mama memasuki rumah."Em, enggak, Mah.""Kamu kenapa, sakit?" tanyanya sambil mengeluarkan beberapa paper bag dari dalam koper."Ini semua hadiah untuk anak perempuan Mama tercinta dan yang besar ini untuk cucu Mama yang paling cantik!" serunya sambil bernyanyi-nyanyi kecil.Baru saja beberapa detik, Mama pun langsung berjalan ke arah tangga. Sudah kupastikan kalau Mama pasti bermaksud untuk bertemu dengan dua orang yang baru saja disebutnya.Bagaimana jika Mama tahu Kiara, gadis yan

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 25

    Perkataan yang keluar dari mulut Kiara sudah sangat keterlaluan. Tubuhku mendadak gemetar, takut jika harus berpisah dengannya."Kamu tidak boleh begitu, Kiara. Della masih membutuhkan kasih sayang orang tua yang utuh," ucapku mencoba untuk menenangkannya.Melihat penampilannya yang berantakan, aku bisa mengambil kesimpulan kalau dia sedang tidak baik-baik saja."Membutuhkan kamu bilang, Mas? Terus selama ini dimana kamu dimana, Mas?" teriaknya."Kamu bahkan sudah tidak pulang berhari-hari. Jangankan hanya sekedar menanyakan kabar, melihat Della saja kamu tidak pernah!" lanjutnya memaki.Ya, itu benar. Aku memang salah. Tapi bukan ini yang kuinginkan."Maafkan Mas, Kiara, maaf," lirihku memohon. Aku hanya berharap dia akan memaafkan aku dan kita kembali menjalani kehidupan seperti dulu lagi.Meksipun sekarang sudah ada kehadiran Sukma, tapi kau tetap istriku Kiara."Kau nikahi wanita yang bernama Sukma itu saja, Mas. Aku tidak berhak ada di Antara kalian. Ya, aku memang tidak seharusn

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 24 Mari bercerai, Mas!

    Aku terdiam ketika membaca pesan dari Hana, seorang resepsionis yang baru saja menjadi temanku beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan kalau Mas Raksa, suamiku sedang ditunggu wanita cantik.Sebetulnya dia juga tidak berani mengatakannya, tapi sudah terlanjur janji padaku akan memberitahuku semua gerak-gerik Mas Raksa, terutama tentang masalah wanita.Mata ini menyipit ketika melihat foto seorang wanita cantik yang dikirimkan Hana, katanya dia baru saja mencari, suamiku.Kupikir wanita itu hanya sekedar teman atau rekan bisnis. Tapi ternyata tidak sesederhana itu.Ketika aku menunjukan foto tersebut pada Jasmin, dia langsung membungkam mulutnya dengan tangan."Aku akan menyerah untuk mengejar Raksa jika wanita itu masih mencoba untuk mengejarnya," ucapnya waktu itu."Kenapa?""Karena di hati Raksa, wanita itu sangat istimewa.""Apa aku tidak?" "Ayolah, Kiara. Kita sedang mengatakan kenyataannya, bukan hal-hal yang tidak penting."Setelah itu, aku tidak berani berkata apapun. Kupikir

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 23

    Badanku mendadak gemetar, lidah pun terasa kelu untuk bicara. Apa yang harus aku lakukan, padahal masalah Jasmin saja masih belum selesai. Bapak mertuaku juga masih menunggu kami jemput, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?Jasmin menyadari kedatanganku, dia menatapku dari bawah sampai atas. Semoga saja dia tidak sadar dengan perubahan pada diriku."Bukankah kalau pulang biasanya mengucap salam?" ucapnya tiba-tiba, kupikir dia tidak akan bicara.Mendengar suara Jasmin, Mama dan Kiara langsung membalikkan tubuhnya dan menghampiriku."Kok kamu enggak bilang-bilang kalau sudah pulang, Mas?" tanya Kiara sambil mencium takzim tanganku."Em, iya, banyak pekerjaan," jawabku singkat dengan seulas senyum. Agar mereka tidak curiga kalau aku menyimpan sesuatu."Apa di kantor ada masalah?" ucap Mama menimpali."Tidak ada kok, Ma. Semuanya baik-baik saja."Aku berharap Mama dan Kiara tidak tahu kalau aku baru saja bertemu dengannya. Bisa bahaya kalau mereka sampai tahu."Yakin kamu, Mas?" Ja

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 22

    Tapi aku sama sekali tidak takut dengan wanita berumur. Sekali dorong saja, dia akan mengalami sakit yang amat.[Kata-kata itu, aku kembalikan padamu. Jangan lupa ingat umur!!!]Aku tersenyum sendiri setelah mengirimkan balasan, bisa kupastikan setelah ini dia akan semakin marah. Tapi aku tidak peduli.Mungkin dia baru sadar kalau tawanannya sudah berada di tanganku, eh, maksudnya ibu mertua.Wanita yang sudah berjuang antara hidup dan mati demi untuk membiarkan anaknya selamat dan melihat, betapa indahnya dunia ini.Tapi, sayangnya dia belum pernah melihat seperti apa rupa anak yang dilahirkannya. Apakah berjenis kelamin laki-laki atau perempuan dan bagaimana wajah dan tubuhnya. Bahkan sampai puluhan tahun lamanya.Sungguh keji orang-orang itu, dengan entengnya mereka melakukan hal seperti ini kepada manusia, yang bahkan hewan pun tidak layak diperlakukan seperti ini."Anakku!!" Ibu langsung berlari ke arahku, memelukku erat. Seolah kita sudah lama tidak bertemu dan saling melepas ri

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 21

    Aku berjalan di sekitar koridor yang panjang di sebuah rumah sakit. Hening dan sepi. Bukan karena aku penakut, tapi aku sangat menyayangkan ini. Bagaimana mungkin pasien bisa sembuh jika begini."Kalian harus segera urus masalah koridor ini!” "Sudah kami urus, Pak. Tapi kami masih membutuhkan waktu," kedua orang di belakangku berbicara bersamaan."Bagus. Kalian pantas untuk mendapatkan bonus bulan ini.""Terimakasih BOSSA.""Hentikan panggilan gila itu! Apa kalian tidak ingat dokter itu menertawakan?""Mungkin saja dia hanya iri, Bos.""Benarkah?""Tentu.""Kalian jangan menilai negatif, dosa!"Tapi bisa saja itu memang benar, karena dia tidak berhasil mendapatkan Kiaraku dan akulah yang beruntung bisa bersamanya."Apa itu?" tanyaku menunjuk seorang wanita yang sedang duduk di taman. Wajahnya memancarkan cahaya, meksipun tertutupi dengan penampilannya yang berantakan. Tapi cahaya di wajahnya tetap saja terlihat."Iya, Bos.""Kalian tunggu di sini, aku akan masuk sendiri," pintaku pad

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 20

    Aku masih menimbang untuk memberitahukan kepada Raya kalau papanya masih hidup. Takut nanti dia akan terus kepikiran, terlebih lagi masalah Jasmin juga masih belum selesai."Kamu kenapa Mas, kok wajahnya kusut gitu?" Kiara mendekat dengan wajah penasaran. "Kayak pakaian yang baru diangkat dari jemuran tapi enggak langsung ditindak."Apa? Jemuran? Emang wajahku sekusut itu?Untuk membuktikan, aku menjauh dari Kiara dan mendekat ke arah cermin."Kusutnya sebelah mana? Orang tampan gini juga."Kiara ada-ada saja, mana ada kusut dalam wajah Raksa yang tampan enggak ketulungan ini."Beneran, Mas."Seperti biasa Kiara mulai cengar-cengir. Dasar.Kembali aku teringat tentang papanya Kiara, mertuaku. Kembali aku mendadak diam."Kamu kenapa, sih, Mas? Kok semenjak pulang berubah banget.""Maaf Ra, Mas capek, besok saja kita ngobrol lagi," aku sengaja menghindar. Kalau dekat, takutnya kecelakaan. Maklum, aku tipe suami yang idaman. Enggak tega membiarkan istri kepikiran.Kiara pun diam. Hanya a

  • DI BALIK PERUBAHAN ISTRIKU    Bab 19

    Jasmin yang dikatai gendut oleh Mama menunjukkan wajah marah. Tentu saja dua tidak menerima.Aku sudah bertahun-tahun mengenalnya, seorang Jasmin bukanlah hal yang kita bisa mengerti."Kenapa? Ada masalah?" Mama memasang wajah tidak bersalah dan menanyai Jasmin dengan beberapa pertanyaan."Jadi istri Raka itu jangan baperan, Jas. Dia gak bakal suka. Mama juga sama. Lebih suka menantu yang kuat dan bisa melakukan apapun. Tidak manja," jelas Mama lagi."Iya, Jasmin minta maaf, Ma," lirihnya sambil sesekali melihat ke arahku dan Kiara yang saling berpandangan.Ngiri kali dia. Siapa suruh dulu kabur, tapi ada untungnya buatku. Jadi tidak punya istri yang bermuka dua. Wkwkkk."Mama juga lebih suka menantu yang bisa mengelola keuangan. Meskipun uang itu sedikit, tapi dia bisa membeli seluruh kebutuhan rumah selama satu bulan.""Itu justru penting, Ma," balas Jasmin, tapi matanya masih menatap kita."Apa kamu bisa?""Tentu saja Jasmin bisa!" serunya. Tentu dengan nada kesombongan.Tapi Kiara

DMCA.com Protection Status