Share

06 - Memalukan

Penulis: BebbyShin
last update Terakhir Diperbarui: 2020-11-26 17:07:26
Happy Reading

*****

Zeline kini telah duduk manis di salah satu kafe daerah sekitaran Seminyak. Ia memesan Lemon Ice Tea kesukaannya. Wanita berambut cokelat terang itu sedang menunggu teman lamanya yang kebetulan owner cafe yang ia datangi. Mereka sudah berjanji untuk temu kangen ketika Zeline memiliki waktu senggang di Bali.

Setelah sepuluh menit menunggu, akhirnya Bagus, owner cafe dan juga teman lama Zeline datang menghampiri. Mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol dan sebenarnya Zeline datang juga ingin mengantarkan hadiah pernikahan untuk Bagus dan istrinya.

"Terima kasih banyak, Zel. Tidak perlu repot memberikan hadiah seperti ini," kata Bagus saat menerima hadiah dari Zeline.

"Tidak perlu sungkan. Ini sebagai ungkapan permintaan maafku juga karena tidak bisa hadir saat pernikahanmu, Gus," kata Zeline.

"Istriku pasti senang menerima hadiah ini. Dia ingin sekali bertemu denganmu tapi dia sedang sibuk malam ini,"

Zeline tersenyum, "lain kali, Atur waktu lagi biar kita bisa kumpul bersama. Aku juga penasaran dengan istrimu, wanita yang mau-maunya menikah dengan lelaki playboy macam dirimu.” ledek Zeline.

“Sialan! Ada masanya playboy untuk tobat. Lagi pula, aku tidak mau menyia-nyiakan wanita sesabar istriku ini. Dia benar-benar berbeda dari deretan wanita yang pernah aku kencani,” ungkap Bagus.

“Syukurlah kalau begitu. Aku ikut bahagia mendengarnya. Semoga pernikahanmu langgeng sampai ajal memisahkan.” Doa Zeline tulus.

“Aamiin. Bagaimana Bali? Kau betah di sini?” tanya Bagus dan Zeline mengangguk antusias.

“Tentu saja, Bali selalu luar biasa untukku. Aku suka pantai dan suara deburan ombak seolah mengangkat semua bebanku. Tidak seperti Jakarta. Padat dan penat,”

"Pindah saja kemari, Zel. By the way, kapan kau akan menyusulku ke pelaminan?" tanya Bagus.

Zeline terkekeh sambil mengaduk salad-nya. "Maksudmu menikah?" Bagus mengangguk.

"Memangnya dengan siapa aku mau menikah? Aku ini masih single, Gus. Lagi pula, belum ada pria yang mau mengajakku menikah,"

Bagus terkejut, ia tidak menyangka wanita secantik Zeline masih berstatus jomlo alias sendiri.

"Kau bercanda kan, Zel? Tidak mungkin wanita sepertimu menjomlo." Bagus meragukan.

Zeline memukul lengan Bagus pelan sambil terkekeh lagi. "Memangnya aku wanita seperti apa? Kau mau mengejekku ya? Aku benar-benar tidak punya pacar,"

"Kau mau ku kenalkan dengan temanku di sini? Dia seorang pengusaha perhiasan dan memiliki banyak resto ternama pula. Ku rasa dia akan cocok denganmu," Bagus berniat menjadi mak comblang.

"Terima kasih atas tawaranmu, Gus. Akan tetapi, aku akan mencarinya sendiri. Kau tahu bukan, aku selalu gagal jadian jika dijodohkan," ucap Zeline dan Bagus mengangguk sambil tertawa.

“Ya sudah kalau begitu. Aku yakin, kau bisa mendapatkan kekasih sendiri. Tapi ingat, Zel, jangan terlalu memilih.”

“Kabari aku jika kau sudah menemukan jodohmu yah. Aku usahakan untuk hadir ke pernikahanmu nanti,” kata Bagus.

✈✈✈✈✈

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.17 di Bali. Zeline sudah sangat kenyang dengan sajian secara gratis yang diberikan Bagus padanya dan juga ia sudah puas bercerita dengan pria itu. Saat ini, waktunya Zeline untuk kembali ke hotel untuk beristirahat.

Setiba di lobi hotel, ponselnya berbunyi, panggilan masuk dari Fini.

"Ya, Fin!"

"Kau di mana?"

"Aku? Aku di lobi utama,"

"Tsk! Cepat kemari, aku sudah menunggumu lama di kamar Mesya,"

"Kalian sudah sampai?"

“Berapa nomor kamarmu? Kami ke sana!”

"601!"

Sambungan telepon diputus begitu saja. Zeline menggeleng tak habis pikir memiliki sahabat seperti Fini.

✈✈✈✈✈

Sesampai di kamar, Zeline meletakkan ponsel dan tasnya di atas meja. Ia bergegas mandi dan membiarkan Fini, Mesya dan Vera melakukan apapun di kamarnya itu. Zeline hanya ingin menyegarkan tubuhnya yang sepanjang sore tadi ia habiskan di luar. Cuaca di Bali tidak jauh berbeda dengan cuaca jakarta, panas.

Mesya datang bersama tunangannya, Vera juga bersama gebetannya dan Fini baru akan mencari mangsanya malam ini, sebelum mereka bergulat panas diranjang masing-masing, mereka akan menyempatkan diri untuk menemani Zeline yang selalu sendiri jika berlibur, meskipun Zeline sendiri merasa tidak perlu dengan tindakan mereka tersebut. Untuk kali ini, alasan para sahabatnya berada di dalam kamar Zeline adalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan mengenai kencan online Zeline.

Ponsel Zeline bergetar di atas nakas. Vera mengambil ponsel Zeline dan melihat notifikasi apa yang muncul. Ternyata ada tiga WhatsApp yang dikirimkan dari nomor asing. Tingkat penasaran Vera meningkat dan dengan lancang ia membuka isi chat tersebut.

Fello

Zeline, apa kau sedang sibuk? Atau sudah tidur?

Aku ingin mengajakmu skype, kebetulan aku sedang tidak ada kegiatan

Hubungi aku, jika kau punya waktu senggang.

Mata Vera terbelalak melihat isi chat tersebut. Senyum tersungging di wajah cantiknya. Ternyata Zeline sedang pendekatan dengan salah satu teman dari aplikasi kencannya.

"Great Job, Zeline!" pekik Vera membuat Mesya dan Fini menoleh.

"OMG!!! Zeline---" teriak Vera lagi saat melihat foto profil seorang yang bernama Fello.

Mesya dan Fini mendekat menuju Vera, sedangkan Zeline tampak linglung ketika baru saja keluar dari kamar mandi.

"Kalian kenapa?" tanya Zeline penasaran.

Mesya, Fini dan Vera, ketiganya kompak tersenyum misterius menatap Zeline.

"Kemajuanmu begitu pesat!"

"Tangkapan jitu!"

"Luar biasa! Pasti memuaskan!"

Zeline mengerenyitkan dahi, mencoba mencerna ucapan ambigu dari ketiga sahabatnya itu.

"Kalian ini bicara apa? Biasakan bicara dengan bahasa yang jelas dan normal. Aku bukan peramal yang bisa mengerti bahasa isyarat kalian," keluh Zeline.

Vera menyodorkan layar ponsel yang menunjukkan wajah Fello. Seketika Zeline berdiri, dan merebut ponselnya.

"Apa yang kalian lakukan dengan ponselku?" tanya Zeline.

"Hanya membaca ajakan skype dari pria tampan bernama Fello itu,"

"Cepat buka Skype-mu! Aku sudah tidak sabar melihatnya dan memberi penilaian apa dia layak atau tidak," ucap Mesya.

Zeline mengembuskan napas berat. Tingkat kekepoan para sahabatnya sudah memasuki ambang di atas normal, mau tidak mau membuat Zeline mengikuti titah mereka.

Sebelum mengaktifkan sambungan Skype-nya, Zeline terlebih dahulu mengabari Fello agar pria itu bersiap-siap di sana.

MacBook Zeline diletakkan di atas meja dan Zeline sendiri duduk di lantai yang beralaskan karpet tebal, sedangkan ketiga sahabatnya duduk berdesakan di atas sofa kecil di belakang Zeline. Zeline hanya menggelengkan kepala melihat tingkah absurd mereka bertiga.

Seketika layar MacBook Zeline menampilkan pria tampan yang sedang shirtless, pemandangan yang cukup segar. Dada bidang, perut six pack persis roti sobek, otot-otot yang kencang. Tubuh pria itu layaknya seperti model papan atas Internasional yang sering muncul di majalah olahraga.

Baik Zeline, Mesya, Fini atau Vera, mereka semua secara bersamaan terdiam terpaku dan tanpa sadar menahan napas, menikmati indahnya ciptaan Tuhan.

"Ini surga!" gumam Fini.

"Dia bukan manusia!" timpal Mesya.

"Aku jatuh cinta," bisik Vera.

Zeline sendiri masih diam terpaku menatap hal yang mampu merusak kinerja otaknya. Lamunan Zeline seketika buyar saat Fello menyapanya.

“Hai, Zeline. Apa kau baik-baik saja?”

“Hah- Iy … iya! Aku baik-baik saja,”

“Tapi kenapa wajahmu terlihat pucat. Kau yakin baik-baik saja?”

“Iya, aku baik!”

“Apa yang sedang kau lakukan?

Oh, maaf! Aku baru saja selesai Gym. Aku belum sempat mandi dan berpakaian. Maafkan aku, karena tidak sopan.”

"Aku malah menginginkan, kau menurunkan celana hitammu itu!" gumam Vera.

"Oh, shit! Aku horny!" ucap Fini.

Fello sepertinya mendengar dan mengerti apa yang diucapkan Fini barusan. Ia memasang wajah penasaran. Zeline menoleh sinis ke arah Fini dan mengisyaratkan pada ketiga temannya untuk diam dan tidak berkata yang aneh-aneh.

“Apakah mereka semua teman-temanmu?”

“Ah, iya. Mereka semua sahabatku. Maaf membuatmu tidak nyaman. Mereka ingin berkenalan denganmu, Fe!”

“Oh, ya! Dengan senang hati.

Kenalkan aku, Fello. Aku menetap di New York. Aku teman baru, Zeline.”

"Ya Tuhan! Suaranya begitu seksi. Rahimku seketika panas seperti tersiram jutaan sperma miliknya!" bisik Fini.

“Apa kau single, Fello? Kenalkan aku Vera,”

“Ya, tentu saja. Ah, aku akan mengingat namamu. Ver-a!”

“Kenalkan, namaku Mesya! Senang melihat dadamu,”

“Apa? Kau apa?”

“Tidak! Mesya bilang, dia senang berkenalan denganmu!”

Zeline memberikan tatapan tajam pada Mesya, karena ucapannya yang begitu blak-blakan. Mesya hanya menyengir menanggapi tatapan Zeline.

“Aku Fini. Kau memiliki tubuh yang luar biasa. Apa kau seorang model di sana? Kapan kau berencana akan terbang ke Indonesia?”

Fello nampak berpikir menanggapi pertanyaan Fini. Baru saja akan menjawab, Zeline menyelanya.

“Abaikan pertanyaan Fini. By the way, kau punya rencana apa hari ini?”

“Oh---, okay!

Aku tidak ingin kemana-mana. Aku akan beristirahat saja dirumah, mungkin nanti sore aku akan jalan-jalan di pantai.”

“Semoga harimu menyenangkan.”

“Terima kasih, Zeline. Semoga tidurmu juga nyenyak dan bermimpi indah.”

“Aku akan tidur. Aku sudahi dulu ya. Lain kali kita berbincang-bincang lagi.”

Zeline memilih untuk mengakhiri skype-nya dengan Fello. Ia sudah tak kuasa lagi melihat pemandangan yang membuatnya pening dan susah berkonsentrasi itu. Sedangkan di sana, lagi-lagi Fello menampilkan wajah kecewanya saat mendengar Zeline ingin mengakhiri percakapan video mereka.

“Ah-- Baiklah. Aku akan menghubungimu lagi nanti. Kau harus beristirahat.”

“Oh, yah. Kau terlihat lebih cantik jika tanpa make up yang berlebihan. Aku menyukainya.”

Seketika hawa panas menyerang wajah Zeline. Wajahnya dipenuhi semburat merah. Sungguh, pria di layar MacBook-nya ini berbahaya. Selain dapat merusak kinerja jantungnya, ia juga mampu memporak porandakan isi kepala Zeline.

“Terima kasih. Bye!”

Zeline menutup layar MacBooknya dan menghela napas panjang, yang ternyata di ikuti oleh ketiga sahabatnya yang lain.

"Demi Tuhan, Zeline!! Dia tampak seperti malaikat!"

"Vaginaku mendadak basah hanya karena mendengar suara dan tubuh setengah telanjangnya!" ucap Fini vulgar.

Zeline bergidik ngeri mendengar ucapan Fini lantas memukul lengan Fini kencang.

"Aku bisa membayangkan betapa besar dan panjang serta keras miliknya!" timpal Vera.

"Oh, Shit! Kalian bertiga cepat pergi dari kamarku! Sungguh, kehadiran kalian bertiga benar-benar merusak pikiranku!" usir Zeline.

"Bisakah aku minta nomor ponselnya?"tanya Fini dihadiahi tatapan menusuk Zeline.

"Tidak! Sudah, sana kalian pergi! Kalian menyebalkan, memalukan sekali," omel Zeline.

"Jika Fello ke Indonesia, kau harus memberi tahu kami semua, okay!" kata Vera dan Zeline memutar bola matanya.

Zeline memijit dahinya yang mendadak dua kali lipat rasa peningnya, sepeninggalan ketiga sahabatnya yang sudah keluar dari kamarnya.

Sungguh munafik, jika Zeline tidak mengakui betapa HOT-nya seorang Fello. Zeline merasakan gelenyar-gelenyar aneh muncul saat ia mendengar suara berat dan seksi Fello, ditambah tubuh layaknya pahatan sempurna dari Tuhan yang sengaja diciptakan untuk merusak kinerja otaknya.

Zeline tidak menampik, jika ia ingin bertemu langsung dengan Fello. Namun, Zeline tidak akan terburu-buru apalagi memaksa agar pria itu datang menemuinya. Toh, belum tentu Fello orang yang mampu membeli tiket pesawat New York - Indonesia. Untuk sekarang lebih baik, Zeline mencari tahu lebih banyak mengenai pria itu.

✈✈✈✈✈

Lagi-lagi Ricard tertawa kecil di depan cermin. Ia mematut penampilannya yang memang begitu tidak sopan. Ia sampai lupa untuk memakai baju, saat Zeline mengabarinya, jika wanita itu akan mengajaknya Video Call.

Ricard awalnya cukup terkejut saat melihat di layar ponselnya bukan hanya wajah cantik Zeline yang berada di sana. Melainkan di belakangnya masih ada tiga wanita cantik yang tidak dikenal Ricard. Namun, entah mengapa, wajah Zeline yang tanpa make up lebih menarik untuk ditatap dibanding ketiga wajah teman Zeline.

Rasanya, Ricard ingin setiap hari memandang wajah polos Zeline saat bangun tidur atau akan tidur. Oh, Shit! Pemikiran yang terlalu jauh.

Fantasi - fantasi aneh bercokol di kepalanya. Otak kotornya memikirkan bagaimana jika bibir tipis Zeline ia kecup dan lumat berkali-kali, ia pastikan jika bibir itu rasanya manis. Sial!

Tongkatnya berdiri! Itu hanya karena memikirkan dan membayangkan wajah Zeline. Benar-benar, sepertinya Ricard harus memeriksakan otaknya ke rumah sakit!

Ricard benar-benar harus mandi air dingin, untuk menyingkirkan pikiran-pikiran mesumnya dan fantasi liarnya bersama Zeline.

*****
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Melati Putih
keren ceritanya x terlalu over utk seorang velene
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DESTINY ( INDONESIA )   07 - Otak Mesum

    By the way, jangan lupa buat kasih review yah buat cerita ini.*****Ricard bukanlah tipe bos-bos galak dan dingin seperti kebanyakan cerita di novel. Dirinya termasuk pimpinan yang ramah terhadap bawahan meskipun tidak berlebihan. Ia selalu membalas sapaan yang diberikan karyawan padanya.Akan tetapi, hari ini begitu berbeda, Ricard tersenyum lebih lebar dari biasanya. Berjalan santai dengan memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi. Para wanita yang bekerja di kantornya yang kebetulan sedang berada di lobi, segera berpegangan agar tidak jatuh karena lemah melihat pesona bigboss-nya yang berkali-kali lipat kadar ketampanannya. CEO mereka hari ini terlihat be

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-26
  • DESTINY ( INDONESIA )   08 - Ini Mimpi kan?

    Jangan lupa komentar dan juga kasih review bintang lima yah, Gengsssss!!!*****Zeline fokus pada acara makan malam serta persiapan pernikahan dadakan Mesya dan tunangannya. Malam ini di rumah Mesya diadakan makan malam sebelum esok harinya pemberkatan pernikahan dilaksanakan.Mesya yang akan menikah, tapi Zeline yang merasakan gundah gulana. Ibu Mesya berdiri di samping Zeline mengamati setiap pergerakan pekerja yang sedang mondar mandir menata kebun belakang rumah Mesya untuk dijadikan tempat makan."Zel, kau tidak bekerja?" tanya Rani, ibu Mesya. Zeline menoleh, menatap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan fashionable di sebelahnya."Aku bukan peke

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-26
  • DESTINY ( INDONESIA )   09 - Berkencan atau Menikah?

    Happy Reading, Gaish!!!*****Seketika gerombolan wanita yang menjadi tamu undangan Mesya dan Pradipta membubarkan diri. Adegan manis yang dilakukan oleh seorang pria tampan untuk seorang wanita cantik membuat mereka semua minder.Kini tinggal Zeline dan Fello berdiri saling tatap. Zeline pikir dirinya hanya bermimpi, namun ternyata semua ini sebuah kenyataan. Sebelah tangannya sedang menggenggam sebuket bunga mawar merah dan sebelah lagi digenggam oleh Fello. Iya, Fello!Pria yang dikenalnya melalui aplikasi kencan online itu berada tepat di depan wajahnya. Zeline masih kesulitan berkata-kata, tenggorokannya tercekat, otaknya juga masih sulit berpikir. Sampai pada akhirn

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-26
  • DESTINY ( INDONESIA )   10 - Terciduk

    ****Ricard begitu terkejut mendengar ucapan yang dilontarkan Zeline padanya. Tidak menginginkan kado hanya menginginkan ciuman yang lebih panjang. Apakah Zeline terserang kejang otak atau tiba-tiba sarafnya putus. Wanita itu kenapa mendadak menjadi agresif.Baru saja Fello ingin mendekatkan wajahnya pada Zeline, wanita itu malah tertawa terbahak-bahak membuat Fello tersentak kaget.'Sepertinya benar, Zeline terkena serangan kejang otak' batin Fello. Zeline dengan santai menstaterkan kembali mobil dan menginjak pedal gas dengan kecepatan sedang. Wajah cantik Zeline semakin terlihat mempesona saat senyum tercipta di wajahnya."Ucapanmu tadi hanya becanda?" tanya Fello akhirnya dan

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-26
  • DESTINY ( INDONESIA )   11 - Pikiran Kotor

    Jangan lupa komen yah dan juga kasih review bintang lima yah! Tahnk you muah muah****Sepanjang jalan menuju apartemen, Zeline terus memikirkan ucapan yang dilontarkan Fello padanya. Ajakan menjadi sepasang kekasih lalu menjadi istrinya. Selama Zeline berhubungan dengan pria manapun, belum ada yang menawarkan hubungan kejenjang yang lebih serius, meskipun Zeline memiliki keinginan menikah muda dari dulu.Namun, hari ini berbeda. Hari yang benar-benar membuatnya kehilangan kata-kata. Seorang pria tampan dari Benua Amerika rela terbang ke Benua Asia hanya untuk menemuinya. Bahkan yang Zeline tak habis pikir, pria itu datang masih sempat membawa sebuket bunga mawar di awal pertemuanny

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-26
  • DESTINY ( INDONESIA )   12 - I'm Your

    Zeline berhasil menghindari godaan setan berwajah malaikat yang berada di ruang tengah apartemennya. Wanita itu memilih untuk menyibukan diri dengan merias diri di dalam kamar. Tidak sulit bagi Zeline yang sudah terbiasa dengan berbagai macam alat make up, tetapi ia tidak pernah mengaplikasikan make up yang terlalu mencolok bahkan berlebihan di wajahnya sendiri. Ia lebih suka make up yang flawless. Saat ini, Zeline sudah tampak cantik memukau dalam balutan gaun hitam panjang, yang berbelahan panjang sampai ke paha dengan model sabrina yang memperlihatkan sebagian ruas leher dan dadanya. Jika kemarin malam ia tampil sederhana, berbeda dengan hari ini. Zeline tampak all out dalam berpenampilan. Ia bisa saja memakai gaun putih miliknya yang menjuntai panjang, tapi ia tidak ingin menyaingi Mesya yang tentunya akan memakai wedding dress berwarna putih. Bisa-bisa ia yang akan disangka akan menikah di depan altar bersama

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02
  • DESTINY ( INDONESIA )   13 - Liburan Dadakan

    Demi apa pun, Fello mengajak Zeline menunjukkan Bali seakan minta ditunjukkan di mana ia bisa membeli kerak telur. Jakarta ke Bali membutuhkan waktu minimal dua jam perjalanan menggunakan pesawat. Lagi pula, banyak hal yang harus disiapkan sebelum ke sana.Tiket pesawat, penginapan serta kendaraan selama di sana.Meskipun Zeline tergolong dalam masyarakat menengah ke atas, tentunya ia tetap saja mempersiapkan keberangkatannya dari jauh hari. Tidak semendadak ajakan Fello yang harus di-iyakannya."Kalian mau ke Bali? Kapan?" Vera menyela percakapan Fello dan Zeline."Besok," ucap Fello enteng."What! Besok? Tidak semudah itu Fello, semua harus direncanakan. Untuk berlibur kita harus mencari tempat nyaman," jawaban Vera menjawab semua yang ingin Zeline ucapkan."Memangnya sesulit itu untuk berlibur di sini?" tanya Fello bingung."Bukan ... maksudnya tidak, hanya saja, kami semua terbiasa memakai fasilitas yang disediakan dari jau

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02
  • DESTINY ( INDONESIA )   14 - Terbongkar

    Zeline menelepon semua sahabatnya memberi kabar jika jadwal keberangkatan mereka ke Bali dimajukan menjadi nanti malam. Masih ada beberapa jam untuk bersiap. Namun sebelumnya, Zeline telah mengirimkan identitas para sahabat serta kekasih masing-masing sahabatnya pada Fello.Pria itu memintanya demi untuk kepentingan pemesanan tiket pesawat yang akan membawa mereka ke Bali nanti. Berapa banyak tabungan yang dimiliki pria itu, Zeline tidak habis pikir. Dari pada kepalanya sakit memikirkan hal yang sulit diterkanya, lebih baik ia berganti pakaian dan menyiapkan barang-barangnya kemudian berganti membereskan barang-barang Fello.Fello telah berbaik hati mengajaknya liburan dengan cuma-cuma akan terasa kurang ajar jika Zeline tidak melakukan sesuatu untuk pria itu.Barang wajib yang dibawa Zeline saat ke Bali yaitu Bikini tentu saja. Wanita perawan yang memiliki fobia sex itu tetap menyukai memamerkan bentuk tubuhnya yang proposional. Bermacam bikini ia bawa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02

Bab terbaru

  • DESTINY ( INDONESIA )   32. Bahagia (ENDING)

    Akhirnya mereka berdua memulai lembar pertama dari kisah besar yang akan mereka lalui kedepannya. Tidak ada yang pernah tahu seperti apa dan bagaimana. Mereka hanya berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya - BebbyShin - *****Kejutan yang benar-benar berhasil membuat terkejut Ricard dan Zeline yang diberikan oleh Kedua orang tua mereka masing-masing.Sebelumnya Jessie, ibu Ricard, ia sengaja datang ke Jakarta untuk menemui wanita yang sering menjadi bahan pembicaraan geng sosialitanya. Ia juga termakan ucapan, Lidya mengenai sosok kekasih Ricard, anak kesayangannya.Kegagalan perjodohan yang lalu, begitu menjadi pengalaman bagi Jessie untuk memilih calon menantunya. Ia tidak ingin sembarangan lagi memilihkan calon istri untuk anaknya. Wanita jaman sekarang hanya mementingkan kekayaa

  • DESTINY ( INDONESIA )   31. Tidak Terduga

    Mobil Ricard berbelok menuju parkiran lobby hotel ke tempat yang telah Papa Zeline tentukan. Zeline tidak tahu maksud serta tujuan Papanya mengajaknya bicara serius di sana. Ricard bersikukuh untuk ikut datang menemani kekasihnya menemui calon mertuanya.Zeline menempelkan ponselnya di telinganya, ia menghubungi papanya untuk menanyakan keberadaan dan posisinya di mana.Restoran. Satu kata itulah yang diucapkan Papanya dan Zeline bergegas ke sana untuk menemui orang tuanya itu.Kedua orang tua Zeline terlihat sedang duduk bersebelahan dan berbincang sesuatu yang serius ketika Zeline berjalan mendekati meja mereka."Akhirnya kau sampai juga," sapa Jacobs ketika melihat Zeline berdiri tak jauh dari mejanya.Jacobs malam itu terlihat mengenakan batik mewah berwarna perpaduan hitam, cokelat dan emas, sedangkan Marina memakai kebaya berwarna merah maroon, emas di padu padankan dengan songket merah sangat khas Indonesia."Maaf membuat Mam

  • DESTINY ( INDONESIA )   30. Terciduk (Lagi)

    Ricard terbangun lebih dulu saat bel penthousenya berbunyi. Ia meraba ponsel yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya, ia melirik pukul berapa saat ini, 09.14 waktu setempat. Ia mengambil boxer yang tergeletak tak berdaya di lantai akibat kegiatan urut mengurutnya semalam. Sebelum berjalan membukakan pintu, pria itu menunduk dan mencium kening Zeline yang masih begitu nyenyak terlelap.Tidak biasanya penthouse-nya kedatangan tamu pagi-pagi seperti ini. Tidak ada orang lain yang sering bertamu ke sana, kecuali Steven dan beberapa asistennya untuk urusan pekerjaan.Ricard mengklik interkom yang ada, untuk melihat siapa yang datang sebelum ia membuka pintunya. Pria itu membelakangi kamera sehingga hanya terlihat punggungnya saja. Ricard tak mau ambil pusing, ia berpikir itu adalah Steven. Dengan santai dan tanpa berpikir yang tidak-tidak, Ricard menekan password dan membuka pintu penthousenya untuk mempersilakan masuk tamunya.

  • DESTINY ( INDONESIA )   29. Akhirnya

    Fini duduk di sofa apartemen Steven. Wanita itu telah diberi izin untuk akses masuk. Sembari menunggu Steven pulang kerja, ia berinisiatif untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sekarang mulai mudah letih.Fini dipaksa Zeline untuk berbicara panjang lebar dengan Steven. Mencari jalan keluar terbaik dari hal yang sudah terlanjur terjadi ini. Semalam nyatanya, ia hanya diselimuti kekecewaan dan emosi sehingga tidak bisa berpikir jernih saat memberi tahu pada Steven. Belum ada kesepakatan apa pun mengenai janin yang ada dalam rahimnya. Entah itu akan dibuang atau dipertahankan.Dari tempat duduknya ia memandang luas kota New York yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit yang tidak begitu berbeda dengan Ibu kotanya sendiri, Jakarta. Fini mengelus perut ratanya dengan lembut. Ia merasa gamang untuk membuang benih hasil hubungan tanpa statusnya bersama Steven.Namun, ia sama sekali belum siap untuk memiliki anak. Biarpun orang lain mengatakannya kejam atau pembunuh s

  • DESTINY ( INDONESIA )   28 - Penjelasan

    Empat hari sebelum keberangkatan Zeline dan Fini ke New York! Aku mau bunuh diri! Tulis Fini di obrolan grup yang langsung dicecar berbagai pertanyaan oleh para sahabatnya, tak terkecuali Zeline. Wanita yang kini tengah sibuk mempersiapkan brand kosmetiknya, sehingga jarang berkumpul dan berbincang dengan para sahabatnya. Entah itu lewat ponsel atau secara langsung. Tulisan Fini tentu mampu memancing ketiga sahabatnya yang lain bergabung dalam obrolan di grup. Apa maksudmu? Jangan gila, Fini! Ini bukan April mop, candaanmu tidak lucu! Tidak mendapatkan sosis besar milik suami orang itu, apa membuatmu begitu frustasi. Klienku saat ini banyak bule tampan, kau bisa memilihnya Jangan mati bunuh diri, dosamu makin menumpuk.

  • DESTINY ( INDONESIA )   27 - Long Distance Relationship

    Setelah baca part ini, please jangan caci maki Shin yah! Shin hanya sedikit memberikan kejutan hangat menuju ending cerita ini ***** Kini Zeline sudah berada di John F Kennedy International Airport. Ia sudah meminta Ricard tidak memaksanya untuk pulang ke Indonesia dengan menggunakan jet pribadinya. Zeline ingin menjadi manusia normal pada umumnya yang naik pesawat komersil. Meskipun tiket yang dipegangnya adalah tiket first class. Ricard tidak membiarkan kekasihnya pulang dengan tiket kelas ekonomi.Fini menarik dua koper besar miliknya dan begitu terkejut ketika melihat deretan koper milik Zeline."Oh my God! Jangan bilang semua koper ini milikmu?" pekik Fini.Zeline memutar bola matanya malas lantas melirik Ricard yang berdiri sambil membentuk huruf V dengan jarinya."Hanya sebagian kecil dan Zeline sudah berisik memarahiku." Ricard memberitahu

  • DESTINY ( INDONESIA )   26 - Hampir Saja

    Mesya berjalan mendekati pasangan kekasih yang tengah dimabuk cinta, tapi tetap bisa mengontrol diri mereka. Siapa lagi jika bukan Zeline dan Ricard. Mesya kini mengubah panggilannya mengikuti semua orang memanggil Fello dengan nama Ricard."Terima kasih banyak untuk semua hal yang kau sudah berikan pada kami selama di sini," ucap Mesya tulus."Hanya hal kecil yang bisa kuberikan pada kalian semua," kata Ricard merendah."Sesungguhnya, aku tidak ingin pulang. Aku ingin menetap dan selamanya berada di New York bersama dengan fasilitas-fasilitas mewah darimu. Tapi tentu saja itu hanya halusinasiku semata. Aku dan Pradipta memiliki kehidupan di Jakarta. Menyebalkan sekali." Curhat Mesya."Jadi, kau merasa terpaksa untuk pulang ke Jakarta?" tanya Zeline."Iya! Bayangkan saja, aku di sini seperti ratu. Kemana-mana pergi naik mobil mewah seharga 4 milyar lebih, jika di Jakarta aku akan kembali memakai Mini cooper milikku.""Dasar wanita gila!"

  • DESTINY ( INDONESIA )   25 - Hari Penuh Masalah

    Zeline dan Ricard sampai di Restoran tempat mereka membuat janji temu dengan para sahabat Zeline. Keduanya melangkah masuk ke dalam resto dengan diiringi tatapan iri dari para pengunjung lainnya. Terang saja, di New York Ricard begitu terkenal, ia bahkan setara dengan artis hollywood ketenarannya. Hanya saja, orang-orang tidak menggila jika bertemu di tengah jalan, memaksa meminta foto atau kontak fisik lainnya.Ricard mengeratkan pelukannya di pinggang Zeline. Wajah datarnya sama sekali tidak menyeramkan, bahkan terlihat menggemaskan. Entah mengapa, kali ini Ricard merasa begitu bangga berjalan di samping wanita yang kini menjadi kekasihnya.Jika dahulu ia selalu menolak bahkan memilih tempat privat agar tidak begitu dilihat bahkan diketahui masyarakat umum, berbeda dengan saat ini. Mungkin karena kali ini, kekasihnya adalah pilihan hatinya sendiri. Tidak melalui perjodohan konyol seperti sebelum-sebelumnya.Sedangkan Zeline memilih tak acuh terhadap tatapan ya

  • DESTINY ( INDONESIA )   24 - Meminta Restu

    Semua kembali makan dengan hikmat dan bijaksana. Sampai pada akhirnya ucapan Ricard membuat semua orang di sana tersedak."Apa boleh aku menikahi Zeline minggu depan?" Pertanyaan polos dan santai dilontarkan Ricard pada kedua orangtua ZelineTernyata lagi-lagi kejutan datang menghampiri mereka terutama untuk Zeline.'Crazy' batin ZelineSemuanya segera menegak air minum untuk membantu menormalkan pencernaan mereka kembali. Zeline mendelikkan matanya ke Ricard, tapi pria itu mengabaikannya.Papa Zeline menatap lekat wajah Ricard, begitu pun pria itu. Keduanya saling bersitatap, baik Mama, Zeline, Zacco dan Cindy tidak ada yang berani menginterupsi keduanya."Kau mau menikahi Zeline minggu depan?" tanya Jacobs, Papa Zeline.Ricard mengangguk mantap tanpa melepas pandangan-nya pada Jacobs."Tidak semudah itu anak muda." Jawaban Jacobs membuat semua orang di sana tercengang termasuk Ricard."Meskipun kau kaya raya d

DMCA.com Protection Status