Terdengar bisikan – bisikan negatif dari berapa orang yang berkerumun di lokasi kejadian.
Melihat sahabatnya dipermalukan di depan umum, Vinna yang tadinya terdiam pun akhirnya angkat bicara.
"Jaga mulutmu Margareta! Nadya bukan tipe cewek seperti itu!" teriak Vinna mencoba menutupi kebenaran tentang Nadya.
"Aku tidak asal bicara! Aku mengatakan yang sebenarnya, kalau kau tidak percaya, kau tanyakan langsung pada Nadya, di mana dia saat ibunya sekarat!" jawab Margareta sambil mencibir dan menatap Nadya.
"Apa, yang aku katakan itu, benar ‘kan, Nadya?" ucapnya kembali sambil tersenyum puas, karena sudah berhasil membuat Nadya malu dengan membuka aibnya di depan umum.
Sejenak Nadya terdiam. Sementara banyak orang yang semakin memojokan serta mencemooh Nadya, karena diketahui sudah menjual harga dirinya hanya demi uang, sementara sang ibu sedang sekarat di Rumah Sakit.
Namun lama – lama Nadya pun sadar, saat ini memang dirinya sedang terjebak dalam situasi yang sulit. Dia pun tidak ada niat untuk menyembunyikan kebenaran yang dikatakan Margareta. Dan dengan penuh keyakinan, Nadya pun berkata.
"Ya, Benar!" jawabnya dengan tegas.
"Aku memang sedang tidur dengan seorang pria saat ibuku di Rumah Sakit. Tapi, apa yang aku lakukan itu hanyalah menuruti keinginanmu, yang berjanji akan membiayai Operasi mamaku, jika aku mau melayani bos yang sudah kau siapkan!”
Ya ampun! Jadi, wanita ini yang meminta gadis cantik itu untuk menjual ‘kehormatannya?’
‘Sungguh tidak disangka, ternyata gadis ini merelakan kehormatannya hilang hanya demi mengobati ibunya? Sungguh perbuatan yang mulia walau pun jalannya salah.’
‘Ya, benar, tapi wanita kaya ini sangat kejam, dia membuka aib gadis ini deadpan kita, sementara dia sendiri biang keladinya,’
Nadya semakin berani saat melihat pandangan semua orang mulai berbalik pada Margareta yang terlihat wajahnya memerah karena malu dan juga marah. Dia tidak menyangka kalau ternyata Nadya tidak akan menyangkal apa yang dituduhkannya. Dan kini Nadya sedang mulai membongkar kebusukannya di depan banyak orang.
"Nadya! Kau?!”
Gadis itu kembali menambahkan, "Untuk alasan itulah aku menuruti permintaan wanita ini, karena dia berjanji akan membayar biaya pengobatan ibuku sampai sembuh.”
“…Tapi setelah aku menyelesaikan pekerjaanku dan dia mendapatkan apa yang diinginkannya. Wanita ini mengingkari janjinya, dia sama sekali tidak memberikan sepeser uang pun untuk membiayai operasi mamaku, hingga nyawa mamaku tidak tertolong...!”
“…Dan satu lagi, kalian biar semua tahu siapa dia sebenarnya, dia adalah Wanita yang sudah menghancurkan hubungan rumah tangga keluargaku. Wanita ini telah merebut papaku dari mamaku!”
"Nadya…!!!!" Margareta melangkah maju. "Lancang mulutmu! Rasakan ini sialan!"
Teriak Margareta sambil melayangkan tangannya berniat menampar Nadya. Namun sayang, Nadya sudah tahu hal ini akan terjadi, hingga dia pun dengan cepat menangkap pergelangan tangan Margareta dan memelintirnya ke belakang.
"Akh!!!!" Margareta memekik kesakitan, karena Nadya memelintir tangannya hingga membuat pergelangan tangannya terasa patah.
"Apa?!!! Kau malu kerana kebusukanmu diketahui orang banyak?" bentak Nadya,
Nadya pun menjambak rambut Margareta lalu membisikan sesuatu ditelinga wanita itu. "Kalau kau tidak ingin terus dipermalukan, sebaiknya cepat pergi dari sini. Dan ingat satu hal, aku tetap akan membalas semua perbuatanmu selama ini terhadap keluargaku.”
Nadya pun mendorong Margareta dengan keras, hingga membuat wanita itu hampir tersungkur. Untung saja, dengan sigap Bodyguardnya segera menahan tubuh Margareta yang hampir terjatuh.
"Sialan kau Nadya! Beraninya kau berbuat kasar padaku!" bentak Margareta geram.
Sambil menoleh anak buahnya, dia pun berkata. "Kenapa kalian diam saja! Aku membayar kalian untuk melindungiku! Sekarang juga, kalian permalukan wanita itu! telanjangi dia di depan umum!" teriak Margareta sambil mendorong salah satu bodyguard agar maju ke arah Nadya yang terlihat begitu tenang.
Tiga Bodyguard Margareta pun melangkah mendekati Nadya dan siap menjalankan perintah dari Margareta. Orang – orang yang berkerumun pun mulai kasihan melihat Nadya yang ditekan dan diintimidasi oleh ketiga bodyguard Margareta.
Tapi mereka pun tidak berani berbuat banyak, mengingat para bodyguard Margareta bertubuh tegap, dan terlihat semuanya adalah ahli beladiri. Jadi semuanya memilih diam walau pun hati mereka semua merasa geram dengan kesombongan dan tindakan keji yang akan dilakukan Margareta.
Sementara itu, Margareta terlihat menyunggingkan senyum sinis. Hatinya merasa puas saat ketiga bodyguardnya semakin dekat dengan Nadya. Dia sudah tidak sabar, ingin melihat Nadya ditelanjangi dan dipermalukan depan banyak orang.
Margareta pun sudah menyiapkan kamera ponselnya, akan merekam kejadian tersebut, dan menyebar luaskannya.
"Bersiaplah menerima balasan dariku Nadya! Kau sudah berani mempermalukan aku, maka aku akan mempermalukanmu lebih kejam lagi," ucap wanita itu sambil mengarahkan kamera ponselnya kearah para bodyguard yang semakin dekat dengan Nadya.
Terdengar bisikan – bisikan negatif dari berapa orang yang berkerumun di lokasi kejadian.Melihat sahabatnya dipermalukan di depan umum, Vinna yang tadinya terdiam pun akhirnya angkat bicara. "Jaga mulutmu Margareta! Nadya bukan tipe cewek seperti itu!" teriak Vinna mencoba menutupi kebenaran tentang Nadya."Aku tidak asal bicara! Aku mengatakan yang sebenarnya, kalau kau tidak percaya, kau tanyakan langsung pada Nadya, di mana dia saat ibunya sekarat!" jawab Margareta sambil mencibir dan menatap Nadya."Apa, yang aku katakan itu, benar ‘kan, Nadya?" ucapnya kembali sambil tersenyum puas, karena sudah berhasil membuat Nadya malu dengan membuka aibnya di depan umum.Sejenak Nadya terdiam. Sementara banyak orang yang semakin memojokan serta mencemooh Nadya, karena diketahui sudah menjual harga dirinya hanya demi uang, sementara sang ibu sedang sekarat di Rumah Sakit.Namun lama – lama Nadya pun sadar, saat ini memang dirinya sedang terjebak dalam situasi yang sulit. Dia pun tidak ada n
‘Ya Tuhan, benar tebakan aku, di aitu Niko Ramona, ketua Genk paling ditakuti di Ibu Kota!’‘Ternyata ini yang Namanya Niko Ramona! Masih muda, dan tidak terlihat seperti anak jalanan,’‘Pantas saja keberaniannya pool, enam orang macam mereka tidak ada apa – apanya dibandingkan dengan Niko Ramona. Kalian lihat sendiri kan, baru satu tendangan saja, tiga orang udah sekarat,’Semua berseru kaget saat mengetahui siapa pria yang berdiri di hadapan mereka semua. Tidak terkecuali dengan Nadya. Dia pun sangat mengenal nama besar Niko Ramona. Seorang Preman besar yang memiliki ribuan anak buah yang tersebar di seluruh pelosok Negeri.Sepak terjangnya di dunia hitam dan keras sudah tidak bisa diragukan lagi. Tidak ada satu kelompok preman pun yang berani mengangkat kepalanya jika berhadapan dengan Niko Ramona.Tapi, ada apa Niko di Rumah Sakit? Apakah ini sebuah kebetulan saja?Baik Nadya maupun Vinna dan juga yang lainnya tidak bisa memastikan hal itu. Yang jelas, saat ini situasinya berbali
"Sial! Benar – benar sial! Semua rencanaku berantakan!" maki Margareta geram tangannya memukul – mukul jok mobil yang didudukinya untuk melampiaskan emosinya yang sudah memuncak."Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus segera cari cara agar bisa membereskan si Nadya secepatnya. Mungkin sebaiknya aku mulai dari pemuda itu, aku harus mencari tahu siapa dia dan dimana tempat tinggalnya. Setelah itu, aku akan membujuknya agar mau menjadi pengawalku, bahkan menjadi pendampingku. Dengan begitu, maka segala urusanku akan cepat terselesaikan, dan aku bisa membereskan bocah itu.”Dalam keadaan marah pun, pikiran Margareta terus tertuju pada Niko Ramona. Ketampanan pemuda itu benar – benar sudah menarik hati Margareta. Sampai dia lupa kalau dirinya sudah punya kekasih yang juga masih muda bernama Danu.Pria berusia dua puluh satu tahun yang dulu pernah kepergok oleh Nadya saat mereka keluar dari kamar hotel, tiga hari sebelum Gandi Wijaya meninggal. Namun saat Nadya ingin menyerahkan bukti itu pad
[Bagaimana kalau, tiga miliyar.] ucap pria itu dengan tegas meminta bayaran yang sangat besar.“Apa kalian gila! Kau pikir aku akan mau membayar kalian sebesar itu? lebih baik aku cari orang lain saja!” maki Margareta sambil menutup telpon dan kembali melepar ponselnya kesamping.Wajah Margareta terlihat semakin buram. Dia terus berpikir untuk mencari siapa lagi orang yang bisa dia suruh untuk menjalankan tugas ini.Belum juga dia menemukan solusinya, terdengar ada notifikasi pesan masuk di poselnya. Margareta pun segera meraih ponsel miliknya untuk melihat pesan masuk yang dikirim seseorang."Tidak masalah kalau bos tidak mau membayar kami untuk pekerjaan itu sesuai dengan keinginan kami. Tapi ingat, apa yang terjadi tiga tahun lalu sudah tercium oleh polisi.”“…Polisi sudah mengetahui penyebab kecelakaan yang dialami pak Gandi Wijaya.”“…Dan kini Polisi sedang mencari kami.”“…Kalau sampai kami tertangkap, maka anda pasti akan ikut terseret dalam kasus ini.”“…Bukankah anda yang men
Satu minggu setelah kepergian sang mama, Nadya pun masih tampak murung dan sedih. Rasa kehilangan orang terkasih memang kadang membuat kita enggan melakukan apapun dan inginnya menyendiri sambil membayangkan masa – masa indah saat Bersama.Hal itu juga terjadi pada Nadya. Saat ini Nadya sedang duduk menyendiri di teras rumahnya. Gadis itu masih mengenakan pakaian tidur, mengingat waktu masih pukul delapan pagi. Pandangannya menatap kosong ke depan yang tampak hanya jalanan dan deretan rumah tetangga, maklum Namanya juga komplek perumahan.Ditengah asik dalam lamunan, terlihat sebuah mobil berhenti di halaman Rumah Nadya. Mobil itu jelas kepunyaan Tommy kekasih Vinna yang mengantarkan Vinna pulang, setelah semalaman mereka berdua memadu kasih di sebuah hotel."Jangan bengong terus, nanti kesambet,"ucap Vinna sambil mencoba mengejutkan Nadya yang sama sekali tidak bereaksi apa – apa."Apaan sih kamu, aku gak lagi bengong, aku Cuma kangen sama mama, karena semalam aku mimpi ketemu mama,"
"Tentu saja, aku mendengar dari teman aku yang kerja di Permana Group, kalau perusahaan tersebut sedang merencanakan tiga proyek besar dalam waktu dekat ini. Dan semua itu dilakukan oleh Permana Group untuk mensejajarkan diri dengan Sanjaya Corp," jawab Tommy meyakinkan.Nadya berpikir sejenak. Dia mulai tertarik untuk bisa mendapatkan salah satu proyek tersebut.“Aku akan berusaha membujuk Om Bastian agar memberikan salah satu dari ketiga Proyek besar itu,"ucapnya dengan penuh keyakinan."Bagus, aku harap juga begitu. Yang penting kuncinya kamu bisa memberikan yang berkesan pada Om Bastian, hingga orang tua itu semakin lengket sama kamu, dan aku yakin, kalau sampai kamu bisa membuat orang tua itu menjadi Budak Cinta kamu, maka semua keinginan kamu akan dikabulkannya, dan kamu akan semakin dekat dengan tujuan kamu yang sebenarnya.”Vinna terus membakar semangat Nadya agar jangan menyerah untuk menggapai semua cita – citanya menghancurkan Margareta. Dan jalan satu – satunya yang paling
Margareta menggumam sendiri wajahnya terlihat begitu berseri setelah mendapat laporan dari Marko kalau pekerjaan mereka berjalan lancar."Kini, tinggal menunggu penandatanganan perjanjian kerjasama proyek dengan pak Bastian. Tapi, kenapa pak Bastian masih belum menghubungiku? Bukankah kemarin malam dia sudah mengatakan kalau drafnya sudah selesai? Tapi sampai saat ini masih belum juga ngasih kabar kapan aku bisa membaca dan menandatangani perjanjian itu?" Margareta sedikit bingung, wajahnya yang tadi ceria berubah sedikit murung, karena sampai detik ini Bastian masih belum memberikan kabar kapan penandatanganan dilakukan."Apa, sebaiknya, aku tanyakan langsung pada orangnya?" ucap Margareta sambil mengusap layar ponselnya, lalu menekan kotak Bastian untuk menghubunginya.“Selamat sore pak Bastian? Bagaimana kabar anda, pak?” Margareta bersikap ramah saat berbicara dengan sosok seorang Bastian Permana. Dia harus tetap bersikap sopan, mengingat dirinya punya kepentingan yang sangat be
Dan tepat pukul delapan malam, Nadya pun sudah sampai di Hotel tempat dimana Bastian menunggu.Gadis itu mengenakan gaun blus berwarna soft dengan rambut disanggul, hingga memperlihatkan jenjang leher yang putih dan sangat indah.Setelah turun dari taksi, Nadya berjalan memasuki lobby hotel dengan disambut tatapan banyak pria yang merasa kagum dengan kecantikan gadis itu. Walau usianya baru Sembilan belas tahun menginjak dua puluh tahun dua bulan lagi, namun Nadya memang memiliki paras yang cantik alami, dengan tinggi badan yang sangat ideal untuk menjadi seorang pragawati atau seorang pramugari.Wajar saja kalau banyak mata memperhatikan kehadiran gadis cantik itu. bahkan beberapa orang mencoba menggodanya untuk mendapatkan perhatian gadis cantik itu.Namun Nadya hanya membalasnya dengan seulas senyum manis sambil terus berjalan menuju restorant tempat dimana Bastian sedang menunggunya.“Wow…!!!”Kedua mata Bastian hampir keluar dari kelopaknya saat melihat Nadya yang berjalan sambil
“Tidak usah, yang paling saya ingin saat ini menuntaskannya denganmu, Nadya,” jawab Abian sambil menarik tubuh Nadya, namun dengan cepat Nadya menahannya.“Apalagi yang kamu tunggu Nadya!” ucap Abian Abigail terlihat semakin frustasi, karena Nadya terus menolak.“Sabar dulu Om,” ucap Nadya sambil berdiri dan tersenyum puas pada Abian Abigail yang terlihat semakin masam, karena merasa dipermainkan oleh Nadya.Nadya mulai melepas gaunnya memberikan pemandangan yang membuat Abian Abigail terbelalak. Sama halnya dengan Bastian dulu, Abian pun terkesima melihat keindahan tubuh Nadya.“Cantik! Sempurna!” gumamnya sambil menelan ludah.Nadya kembali tersenyum lalu berjalan menghampiri Abian yang sudah terlihat semakin tidak sabar. Dan itu dibuktikan dengan tangannya yang cepat meraih pinggang Nadya dan menariknya. Abian mulai menciumi dua bulatan kembar yang ada didada Nadya.Kali ini Nadya tidak menolak. Gadis itu hanya memejamkan matanya, dan membayangkan kalau laki – laki yang sedang memu
Nadya terkejut, matanya seketika membulat, Nadya tidak menyangka kalau ternyata Abian Abigail mengenal ibu tirinya.“Pak Abian mengenal Margareta?” tanya Nadya penasaran.Abian tersenyum, dia bisa melihat ada ketakutan dari sorot mata Nadya. Dan tentu saja, situasi ini sangat menguntungkan bagi Abian Abigail untuk semakin menekan Nadya, hingga akhirnya Nadya akan bersedia menemaninya tidur malam ini.“Masalah saya mengenal Margareta atau tidak, itu bukan hal yang penting.” Abian Abigail menyandarkan punggungnya. “Saya tahu bahwa kamu sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan milik Daniel, dan sudah menerima uang darinya. Dan kalau Kontrak itu tidak diperbaharui, atau dilakukan kontrak ulang dengan saya, maka kontrak yang kamu pegang sekarang itu sama sekali tidak memiliki kekuatan. Karena keputusan pembayaran untuk proyek itu ada ditanganku.”Nadya menatap Abian Abigail sambil bertanya dengan tegas. “Langsung saja pak Abian, apa sebenarnya yang bapak inginkan dari saya?”Abian Abigai
“Terus, apa yang akan abang lakukan untuk menyelamatkan Mba Nadya? Apakah kita juga akan melenyapkan si Abian Abigail?” tanya Yoga penasaran.“Sepertinya untuk kali ini kita biarkan saja si Abian melakukan apa yang dia inginkan. Yang paling penting adalah, Nadya bisa mendapatkan pembaharuan kontrak proyek tersebut.” Niko menarik nafas sebentar, lalu kembali berucap. “Ada tugas buat kalian berdua.”Niko Menyapu pandangan kearah kedua anak buahnya. “Cari tahu tentang semua kekayaan milik Gandi Wijaya yang belum dibalik namakan oleh Margareta. Laporkan setiap perkembangannya padaku setiap waktu. Apa kalian paham?!”“Paham bang!” sahut keduanya dengan sigap.“Bagus! Laksanakan sekarang juga. Aku akan mengawasi setiap Langkah Nadya, agar dia tidak terjebak oleh permainan bisnis kotor Permana Group,” ucap Niko tegas.“Maaf bang.” Niko menoleh kearah Thomas, “Apa abang akan membiarkan kekasih abang kembali tidur dengan pria lain?” tanya Thomas dengan nada ragu – ragu, takut kalau pertanyaany
‘Sial, Nadya benar – benar cerdik. Dia mampu mengelak dari tekananku dengan menggunakan pasal – pasal yang tercantum dalam surat perjanjian. Kalau seperti ini, aku harus mencari cara lain agar Nadya tidak bisa bertemu dengan Tuan Abian Abigail.’ Batin Daniel menggerutu.Pria itu hanya mematung melihat Nadya dan Vinna yang sudah masuk kedalam taksi Online dengan pikiran terus berputar – putar, mencari cara untuk bisa menggalkan pertemuan Nadya dan Abian Abigail.Daniel sangat yakin kalau Nadya akan melakukan cara apapun demi mendapatkan pembaharuan Kontrak Kerjasama proyek yang dulunya diserahkan Bastian Permana padanya.Namun sehubungan peristiwa yang menimpa Bastian Permana, membuat proyek tersebut kembali mentah, dan Nadya pun harus melakukan negosiasi ulang dengan Abian Abigail yang sudah terang – terangan kepada Daniel kalau pria paruh baya itu tertarik pada Nadya, dan akan melakukan apapun asalkan Nadya mau menyerahkan tubuhnya untuk digauli.Keadaan ini yang membuat Daniel semak
Setelah semuanya siap, mobil Abulance yang membawa jenazah Bastian permana pun mulai jalan meninggakan halaman rumah Hastati istri mendiang Bastian Permana, diikuti iring – iringan mobil pengantar yang jumlahnya sangat banyak, mengingat Bastian Permana memiliki jaringan bisnis yang besar ditanah air.Selesai pemakaman Bastian Permana, satu persatu pengantar mulai meninggalkan area pemakaman termasuk juga Nadya dan Vinna yang berjalan menuju Taksi Online yang sengaja disuruhnya menunggu.Langkah Nadya dan Vinna pun terhenti saat terdengar seseorang memanggilnya.“Nadya! Tunggu!”Nadya dan Vinna sontak membalikan badannya untuk melihat siapa yang baru saja memanggil Nadya.Pandangan Nadya langsung tertuju kearah seorang pria yang berjalan menghampirinya. Dan tentu saja baik Nadya maupun Vinna mengenal orang itu, yang tiada lain adalah Daniel.“Mas Daniel memanggil saya?” tanya Nadya setelah Daniel berada dihadapannya.Daniel mengangguk, lalu menjawab dengan tegas. “Nadya, kita harus bic
*Dikediaman Bastian Permana*Suasana di kediaman Bastian Permana saat ini ramai oleh para pelayat. Saudara, tetangga, dan rekan bisnis Bastian Permana pun sudah berdatangan untuk memberikan ucapan belasungkawa kepada keluarga Mendiang Bastian Permana.Bukan hanya yang ada di dalam Negeri saja yang datang. Rekan – rekan bisnis Bastian Permana dari manca Nagara pun ada yang datang, dan diantaranya tentu saja Abian Abigail yang merupakan pemiliki saham terbanyak Permana Group.Mereka semua saat ini tengah bersiap untuk mengantarkan Bastian Permana ketempat peristirahatannya yang terakhir.Nampak mobil jenazah yang akan membawa Bastian Permana sudah menunggu, begitu juga para pelayat yang juga sudah siap sejak beberapa saat yang lalu, termasuk Nadya dan Vinna yang sudah datang, dan sudah menyalami Ibu Hastati istri dari Mendiang Bastian Permana.Nadya saat ini sedang berdiri disamping Taksi Online pesananya yang memang sengaja diminta menunggu. Matanya terus tertuju pada sosok pemuda tamp
Apa yang dikatakan Vinna memang benar menurut Nadya. Saat ini dirinya sudah terlanjur melangkah, dan sangat mustahil kalau harus menghentikan tujuannya. Perjuangan untuk mendapatkan ketiga proyek itu bukanlah hal yang mudah. Nadya harus rela dirinya digauli oleh Bastian untuk beberapa hari. Mungkin memang sudah menjadi suratan takdirnya yang mengharuskan tubuhnya disentuh laki – laki lain selain Bastian dan Niko Ramona.Situasinya memang sulit bagi Nadya. Karena posisi Nadya sendiri yang sudah menerima uang dari Daniel tidak mungkin bisa untuk mengembalikannya. Dan kalau Nadya harus membatalkan kerjasamanya dengan Daniel, maka Nadya terpaksa harus mengembalikan uang itu. sementara uang yang diterimanya dari Daniel Cuma tersisa setengahnya. Mana mungkin Nadya akan mampu mencari sengah dari sisanya yang sudah dipakai. Jalan satu – satunya untuk mengembalikan uang itu adalah dengan cara merelakan tubuhnya di nikmati Daniel.Kalau Nadya ingin melanjutkan kerjasama dengan Daniel, maka Nady
“Aku gak nyangka situasinya bisa serumit ini. Andai saja aku tahu kalau Om Bastian tidak memiliki wewenang penuh untuk Proyek tersebut, belum tentu aku mau melayaninya malam itu. Sekarang situasinya berubah,” ucap Nadya. Wajah gadis itu berubah murung.“Itu yang harus kita pikirkan sekarang, Nadya. Kamu harus segera mencari cara untuk bisa bertemu dengan Abian Abigail, dan membicarakan kelanjutan tentang tiga proyek yang diberikan oleh Bastian Permana. Aku pernah mendengar, kalau sifat Abian Abigail sama persis dengan Bastian Permana, mereka sama – sama menyukai wanita muda dan cantik,” jelas Vinna memberikan gambaran tentang siapa Abian Abigail.Nadya terdiam sejenak mendengar perkataan Vinna seperti itu. Nadya pun menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara kasar. Gadis itu paham apa yang dimaksud oleh Vinna.‘Ya Tuhan, apakah aku harus kembali melakukan negosiasi dengan Abian Abigail dengan menggunakan tubuhku? Agar aku tidak kehilangan hak atas pekerjaan ketiga proyek yang
“Kamu sebaiknya lihat berita, supaya kamu tahu penyebab kematian Om Bastian. Sebentar lagi aku jemput. Kita sama – sama pergi untuk melayat kerumah duka.” Jawab Vinna sambil menutup sambungannya.Nadya pun segera menyalakan telivisi untuk melihat berita terkini. Dan benar saja, ternyata kecelakaan yang menimpa Bastian Permana memang sudah menjadi treding topik saat ini.“Aku harus kesana sekarang, aku harus memastikan apa benar orang itu adalah Om Bastian, atau hanya kebetulan saja namanya sama.”Nadya segera beranjak dari tempat tidur, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.Tidak lama berselang, Vinna yang memang sejak tadi sudah diperjalanan pun sampai dan langsung masuk Apartemen Nadya yang kebetulan memang sengaja dibuka sedikit oleh Nadya.“Kamu baru mandi, Nadya?” teriak Vinna setelah berada didalam ruangan Kamar Apartemen Nadya dan mendengar gemerecik air dari kamar mandi.“Iya, kamu tunggu aja, sebentar lagi aku selesai, kok!” Sahut Nadya.Vinna tidak be