Share

Bab. 34

Tatapan dingin serta raut wajahnya yang datar terlihat jelas ketika Erlangga meninggalkan ruangan pribadi asisten Prabujaya.

Dia berjalan tegak dengan dagunya yang terangkat.

Erlangga meletakkan gelas anggurnya di atas pantry, kemudian berbalik dan pergi menuju tangga.

Matanya melirik ke sekeliling ruangan saat kakinya melangkah menyusuri anak tangga menuju lantai atas.

Hanya ada beberapa lukisan mahal berukuran besar yang tergantung di dinding. Serta sebuah pigura berukuran besar yang cukup menarik perhatian.

"Anda memang orang yang egois Tuan Prabujaya. Sayangnya, anda adalah Papaku. Andai saja aku bisa memilih, aku tidak ingin dilahirkan sebagai putramu jika akhirnya aku harus kehilangan Mamaku."

Erlangga mendengus pelan kemudian berpaling darinya.

Dia melangkah naik menuju kamarnya. Tempat persembunyiannya dari dunia yang begitu kejam padanya.

Namun, langkahnya tiba-tiba berhenti.

Entah dapat dorongan darimana sehingga Erlangga berhenti tepat di depan ruangan kerja ayahnya.

Napas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status