Tiga orang pengawalnya langsung mengarahkan sepucuk senjata ke arah Adam.Dengan cepatnya, Adam mengeluarkan sebuah pistol Revolver dari balik baju dan menembak tangan para pengawal itu hingga menjatuhkan senjatanya.Mereka merintih kesakitan dengan luka tembak di tangannya.Adam langsung mengejar William yang masuk ke dalam ruangan pribadinya.Saat Adam mendobrak pintu. William mengarahkan sebuah senjata Shotgun ke arahnya."Hey, binatang jalang. Mati kamu!"Darr!Adam melompat dengan cepat lalu hinggap di hadapan William.Sebuah Shotgun yang dipegangnya seketika dirampas oleh Adam lalu memukul kepala William menggunakan gagang senjata.Baakk!William langsung terkapar dengan luka di keningnya."Aksimu hanya sampai di sini William!"Adam mengarahkan Shotgun itu ke arah kepalanya.William pun mengangkat kedua tangannya. Menandakan atas penyerahan diri."Ampun! Saya menyerah!" Seru William, dengan begitu ketakutan."Berdiri kamu Babi rakus! Sedikit lagi perut buncitmu akan ku koyak!" A
Kabar kematian lima pemberontak itu telah terdengar di telinga Jendral Rio.Melalui berita media massa yang menyiarkan tentang penyerangan itu.Jendral Rio di ruangan pribadinya murka hingga menggebrak meja.Brakk!"Wolf!""Siap Jendral!" Jawab Wolf, yang kini menjadi asistennya."Cari orang yang terkuat di Negeri manapun untuk menghadapi Adam. Saya sudah sangat muak dengan keberadaannya!" seru Jendral Rio, dengan nada tinggi."Baik Jendral, tapi apakah memungkinkan untuk mencari manusia yang memiliki kemampuan yang bisa menandingi Adam?" tanya Wolf. "Sebenarnya, ada seseorang yang memiliki kemampuan seperti dia. Tapi manusia itu berada di Negeri seberang sana. Tepatnya di negeri Narada. Dia bernama Ricky, Kamu bisa mencari keberadaan dia? Aku akan membayar berapapun untuk jasanya," ucap Jendral Rio."Siap Jendral, aku akan mencoba mencari keberadaan Ricky. Tapi, bolehkah aku meminta sesuatu kepada Jendral?" tanya Wolf. "Apa yang kau minta?" tanya Jendral Rio."Aku hanya minta untuk
"Jadi ini kediaman Tuan Ricky?" tanya Wolf kepada seseorang yang menuntunnya.Wolf terkejut dengan sesuatu yang dilihatnya. Kali ini ia benar-benar tak menyangka ternyata seseorang yang dicarinya adalah orang yang disegani di Negeri Narada.Kala ia berjalan di depan Istananya, Wolf tercengang kala puluhan pasukan melakukan penghormatan padanya."Selamat datang Tuan. Ini adalah istana Tuan Ricky Julian. Silahkan masuk untuk bertemu Tuan besar," ucap seorang yang tengah berdiri di depan rumah yang sungguh megah itu."Te–terima kasih Pak," ucap Wolf dengan sedikit terbata-bata.Lantas Wolf melangkah bersama seseorang yang menuntunnya itu melalui karpet merah ke sebuah singasana.Di atas singasananya, Ricky tengah duduk seraya mengangkat kedua kakinya di antara para wanita-wanita.Saat Wolf berada di hadapannya. Seorang pengawal memberikan isyarat untuk menundukkan kepala.Wolf menoleh ke arah seorang pengawal itu. Dan ia menuruti saja perintahnya.Lantas Ricky menurunkan kakinya dari ban
Namun Adam masih berdiri dengan menahan kedua kakinya. Lantas ia menatap tajam kedua mata Ricky."Rupanya kau ingin membuat masalah di kediamanku!"Ricky seketika menyeringai dan berkata, "Aku bukan hanya ingin membuat masalah. Tapi aku datang ke sini untuk menghabisi nyawamu!"Adam tak sama sekali terlihat gentar menanggapi ucapan itu."Kau ingin membunuhku? Apa urusanmu kepadaku?" tanya Adam. Ricky pun tersenyum mendengar ucapan Adam. "Kau tak sadar? Musuhmu sangatlah banyak di negeri ini. Sikapmu yang berlagak pahlawan itu membuatku terpanggil untuk datang ke sini dan menghabisimu!""Sudahlah, kau tak usah menampik jika dirimu hanyalah orang bayaran. Kau dibayar oleh Jendral Rio untuk menghabisiku, bukan?!" Adam, tersenyum kecut."Ya, siapa di dunia ini yang tidak tergiur dengan bayaran besar. Apalagi tugasku tak terlalu berat dengan melawanmu," ucap Ricky."Buktikan saja, seberapa besar kemampuanmu untuk menghabisiku!" seru Adam, menantang. Ricky melangkah santai ke hadapan Adam
Saat Adam berusaha berdiri, Ricky secara tiba-tiba muncul di hadapan dan menginjak kepalanya hingga membuat kepalanya terbentur tanah.Ricky kemudian menekan kepala Adam dengan keras dan meninjak-injak wajahnya bertubi-tubi.Para anak buah Adam tak terima melihat Sang Tuannya diperlakukan seperti itu. Mereka langsung berlarian dan menyerang Ricky.Namun, Ricky menghalau mereka hanya dengan satu peringatan.Kala belati dikeluarkan dari pinggangnya. Seketika sebuah belati dilemparkan ke arah salah satu pengawal Adam hingga menancap di kepalanya.Seorang pengawal itu seketika tewas di tengah kerumunan.Mereka pun mundur kala melihat seorang rekannya tewas bersimbah darah.Namun, salah satu pengawal itu menatap tajam ke arah Ricky."Kita tidak bisa tinggal diam. Dia adalah orang asing yang datang. tapi, tiba-tiba dengan beraninya melecehkan kita dan terutama Pak Adam!" Seru salah satu pengawal, dengan amarah dalam dada.Ucapan itu seketika mengobarkan semangat para pengawal.Tanpa rasa ra
Di ruangan pribadinya, Adam melakukan diskusi dengan para anak buahnya."Belakangan ini, penyerangan kian semakin gencar di rumah ini. Untuk itu aku berniat melatih kalian untuk menjadi lebih mahir dalam menguasai ilmu bela diri. Serta mengasah kemampuan kalian dalam menembak," ucap Adam, di hadapan para pasukannya."Kami setuju Pak, belakangan lawan kita semakin kuat saja. Apa lagi hari ini terdapat satu korban yang tewas akibat serangan musuh," ucap anak buahnya."Pasukan yang tewas akan saya berikan penghormatan yang sebesar-besarnya. Dan tunjangan pasti diberikan kepada keluarga yang bersangkutan. Lantas apakah dia sudah dibawa ke rumah sakit?" tanya Adam."Kami sudah membawanya Pak. Tapi nyawa dia tetap tak tertolong," Ucap salah satu anak buahnya."Baik kalau begitu, kita doakan semoga beliau damai di sisinya. Mulai sekarang kalian wajib melakukan latihan di pagi hari. Aku akan menyewakan ahli penembak dan ahli bela diri untuk melatih kalian semua. Mengerti?!""Siap mengerti Pak
Di Taman bermain Highfield, tempat Paul bermain dengan ditemani seorang Asisten.Para pengawal mencurigai adanya sebuah kerumunan yang tengah duduk di sebuah warung kopi sedari pagi.Dan beberapa jam kemudian para pengawal lain berdatangan ke lokasi."Selamat siang, apakah di sini masih kondusif?" tanya seorang pengawal yang baru saja datang."Kami sedang mencurigai adanya pihak yang tengah mengintai. Karena kerumunan di warung kopi itu sedari pagi masih juga di sana. Dan sesekali mereka memperhatikan kami," ujarnya.Sementara itu, di taman bermain tersebut. Anak-anak tampak tengah bermain riang."Lakukan penjagaan ketat di pintu gerbang, biarkan kami menjaga ke dekat warung kopi," ucap seorang pengawal yang baru datang."Siap," jawab pengawal itu. Lantas sebagian melangkah ke arah pintu gerbang.Saat pengawal lain menuju ke warung kopi. Tiba-tiba kerumunan itu berdiri dari bangku.Hal itu tentu saja membuat para pengawal merespon dengan bersiap memegang senjata.Namun kerumunan orang
Adam melangkah dengan gagah berani menuju keluar gerbang.Di depan gerbang, tiga orang bertubuh tegap tengah berdiri seraya menyilangkan kedua tangannya.Saat Adam keluar gerbang, mereka menoleh ke arah Adam dengan mata terbelalak."Kau yang bernama Adam Rudiant?!""Ya, kenapa?" tanya Adam, dengan mengangkat dagunya."Ini adalah saatnya kau mempertanggung jawabkan semua yang kau lakukan!" seru seseorang yang tengah berdiri di depan di antara tiga orang lainnya."Mempertanggung jawabkan apa maksud kamu? Semua yang saya lakukan adalah untuk menegakkan kebenaran. Jika kalian merasa dirugikan dengan apa yang saya lakukan tandanya kalian berjalan di jalan yang salah! itulah konsekuensi dari perbuatan kalian!" ucap Adam, tegas."Berani sekali anda berbicara seperti itu!"Seseorang tersebut tiba-tiba menepuk tangannya satu kali, dan seketika empat pria bertubuh kekar keluar dari mobil yang terparkir di sisi jalan."Siapa sebenarnya kalian?" tanya Adam."Kau tak perlu banyak bertanya. Kami ak
Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke
Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me
Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian
Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad
Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu
Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany
Sekelebat bayang seketika melesat dan secara mengejutkan, George telah menghilang dari hadapan Adam.Kecepatan gerakan George membuat seluruh mata yang melihatnya begitu terperangah.Kepalan tinju yang ia layangkan meleset dari sasaran. Dan tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke kepala Adam.Adam terdorong ke depan terkena tendangan yang mengenai belakang kepalanya.Namun tubuhnya yang besar dan kuat tak akan mudah ditumbangkan oleh kekuatan George. Bahkan jika sebuah mobil menabraknya dengan kecepatan tinggi.George bersiul, Adam langsung teralihkan oleh suara di belakangnya.Dan seketika, sebuah tinju melesat menghantam wajah Adam.Kecepatannya yang sangat tinggi membuat Adam kesulitan untuk menghindarinya.Adam kembali terdorong ke belakang dengan keadaan yang hampir terjungkal.George tertawa terpingkal-pingkal melihat Adam yang kewalahan."Hahaha! Jendral sampah!""Ternyata kekuatanmu tak seberapa bagiku!" Seru George, tertawa puas.Lantas Adam kembali menegakkan badannya. Lalu m
12 jam telah berlalu, namun tanda-tanda kedatangan kelompok Mafia belum juga terlihat.Kendaraan barakuda telah disiagakan di beberapa sudut kota.Sniper tentara Nasional bersembunyi di antara bangunan-bangunan di pusat kota.Di ruangan pribadi Jendral Adam. Letjen Charles tengah duduk di hadapannya."Aku rasa mereka sudah tau bahwa rencana mereka telah bocor," ucap Adam."Tapi tidak mungkin mereka takut walaupun pusat kota telah dijaga ketat oleh pasukan khusus. Mereka memiliki peralatan tempur yang mumpuni untuk melawan pasukan," ucap Letjen Charles."Berarti ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengelabuhi kita. Mereka pasti memiliki mata-mata yang tersebar di dalam kota. Dan untuk memancing kedatangan mereka. Tarik pasukan Barakuda. Jangan sampai terlihat mencolok. Cukup dengan pasukan-pasukan sniper dan Intel untuk menyebar di penjuru kota," ucap Adam."Baik, aku akan instruksikan aparat di lapangan untuk kembali ke markas. Sementara persenjataan akan dikirim melalui mobi
Sesampainya di Kota Wales. Pemandangan tak biasa menghiasi kota.Suara riuh warga begitu terdengar. Mereka berjalan beriringan dengan satu tuntutan. "Jendral Pelanggar HAM harus dihukum mati."Banyak warga yang terprovokasi dengan berita di media. Tanpa mengetahui kebenaran yang jelas dari sebuah informasi.Di sebuah jalanan yang dipenuhi oleh demonstran.Adam yang berada di dalam mobil dengan berani keluar menghampiri para demonstran.Sontak saja para warga berlarian lalu menyerang Adam."Itu dia pembunuhnya!""Orang seperti ini tidak pantas disebut Jendral!"Banyak para warga yang tersulut emosi."Tenanglah Masyarakat!""Saya akan bicara yang sebenarnya terjadi!""Semua masalah ini sudah selesai!"Namun para warga tak mengindahkan perkataan Adam.Hingga puluhan batu terlempar mengenai kepala Adam.Lalu seketika para pengawal dari tentara dan kepolisian membentuk barisan.Para demonstran begitu terkejut melihat Adam yang tak terdapat sedikitpun luka."Biarkan aku mendekati mereka! Ak