Di Taman bermain Highfield, tempat Paul bermain dengan ditemani seorang Asisten.Para pengawal mencurigai adanya sebuah kerumunan yang tengah duduk di sebuah warung kopi sedari pagi.Dan beberapa jam kemudian para pengawal lain berdatangan ke lokasi."Selamat siang, apakah di sini masih kondusif?" tanya seorang pengawal yang baru saja datang."Kami sedang mencurigai adanya pihak yang tengah mengintai. Karena kerumunan di warung kopi itu sedari pagi masih juga di sana. Dan sesekali mereka memperhatikan kami," ujarnya.Sementara itu, di taman bermain tersebut. Anak-anak tampak tengah bermain riang."Lakukan penjagaan ketat di pintu gerbang, biarkan kami menjaga ke dekat warung kopi," ucap seorang pengawal yang baru datang."Siap," jawab pengawal itu. Lantas sebagian melangkah ke arah pintu gerbang.Saat pengawal lain menuju ke warung kopi. Tiba-tiba kerumunan itu berdiri dari bangku.Hal itu tentu saja membuat para pengawal merespon dengan bersiap memegang senjata.Namun kerumunan orang
Adam melangkah dengan gagah berani menuju keluar gerbang.Di depan gerbang, tiga orang bertubuh tegap tengah berdiri seraya menyilangkan kedua tangannya.Saat Adam keluar gerbang, mereka menoleh ke arah Adam dengan mata terbelalak."Kau yang bernama Adam Rudiant?!""Ya, kenapa?" tanya Adam, dengan mengangkat dagunya."Ini adalah saatnya kau mempertanggung jawabkan semua yang kau lakukan!" seru seseorang yang tengah berdiri di depan di antara tiga orang lainnya."Mempertanggung jawabkan apa maksud kamu? Semua yang saya lakukan adalah untuk menegakkan kebenaran. Jika kalian merasa dirugikan dengan apa yang saya lakukan tandanya kalian berjalan di jalan yang salah! itulah konsekuensi dari perbuatan kalian!" ucap Adam, tegas."Berani sekali anda berbicara seperti itu!"Seseorang tersebut tiba-tiba menepuk tangannya satu kali, dan seketika empat pria bertubuh kekar keluar dari mobil yang terparkir di sisi jalan."Siapa sebenarnya kalian?" tanya Adam."Kau tak perlu banyak bertanya. Kami ak
Wusss...Ricky mengelak dengan cepat lalu menangkap kaki Adam hanya dengan satu tangannya.Sebuah tendangan keras langsung mengarah ke perut Adam.Kaki baja Ricky telah membuat Adam terlempar.Di sudut sana, Ducky masih berusaha berdiri seraya memegangi perutnya yang terasa sakit. Matanya tampak menatap tajam ke arah Ricky.Ricky dengan tersenyum puas berkata. "Ternyata kekuatan kalian semua tak ada artinya di hadapanku!"Sekarang saatnya untuk menghabisi kalian!"Ricky berlari ke arah Ducky dengan mengepalkan kedua tangannya. Tatapan matanya bagaikan tatapan elang yang bersiap untuk mencengkram mangsa.Adam seketika bangkit dengan ancang-ancang sebuah serangan."Hey iblis! Berhenti menyerang dia!""Langkahi mayatku dulu jika kau ingin menghabisinya!" seru Adam.Ricky seketika berhenti melangkah, dan langsung menoleh ke arah Adam."Jadi kau menantangku untuk menghabisimu?!" seru Ricky, menyeringai."Ya, aku menantangmu binatang jalang!" seru Adam dengan lantang.Ricky pun naik pitam m
Di depan markas kemiliteran, suara tembakan terdengar bersautan.Gerombolan preman bersenjata melepaskan tembakan melalui balik mobil anti peluru.Letjen Charles yang tengah bersembunyi di balik dinding langsung menghubungi Adam."Selamat Sore Jendral," ucap Letjen Charles."Ya selamat sore, aku akan segera ke sana sekarang!" seru Adam melalui sambungan telepon."Baguslah jika Jendral sudah mengetahuinya. Kami dalam keadaan genting dan membutuhkan Jendral sekarang! Jumlah mereka terlampau banyak dibanding pasukan kami," ucap Letjen Charles."Apakah kamu sudah mengumpulkan seluruh pasukan?" tanya Adam."Sudah Jendral. Tapi tetap saja massa mereka terlampau banyak. Seluruh Pasukan di markas Kota Houston sedang dikerahkan untuk melakukan penyerbuan ke Hutan Terlarang hari ini. Di markas ini tersisa pasukan penjaga!""Baik, aku akan segera kesana," ucap Adam, lalu sambungan telepon diakhiri.Kemudian Charles kembali meletakkan ponselnya di saku celana. Lalu menghubungi pasukannya melalui
"Siap Jendral!" jawab pasukannya."Rapat hari ini saya nyatakan selesai. Kalian bisa kembali ke dalam markas!""Siap laksanakan!" Dengan serentak pasukan menjawab.Setelah itu, rapat pun dibubarkan. Dan para pasukan kembali ke dalam markas.Letjen Charles tampak berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Adam."Maaf Jendral,""Ya, ada Apa Letjen Charles?" tanya Adam."Aku mendapat laporan dari seorang prajurit yang melakukan perekrutan tentara cadangan di kota Houston Barat. Saat pelaksanaan ada beberapa orang yang tiba-tiba datang dan membuat kerusuhan. Beruntung para pasukan yang berjaga sudah berhasil menangkap para pelaku. Di antara para pelaku tersebut mengatakan bahwa mereka diperintah oleh orang kuat dari negeri seberang. Yaitu Ricky Julian," ucap Letjen Charles.Mendengar itu, Adam semakin meradang. Dan ia berkata, "Tidak jera juga Ricky mengganggu Negeri kita!""Tolong perketat penjagaan. Jangan sampai ada yang mencoba menghalangi apalagi berupaya menyerang calon Tentara Cadangan ki
Melihat Sang tuannya dipermalukan, para pengawal Ricky langsung naik pitam.Sebuah senjata Revolver tiba-tiba dikeluarkan dari balik baju."Hentikan perbuatanmu!"Daarr!Satu tembakan dilepaskan ke arah langit-langit restoran.Para pengunjung seketika berhamburan dengan begitu ketakutannya. Mendengar suara letupan dari senjata api yang menggelegar.Tindakan arogan yang dilakukan Ricky dan para pengawalnya. Telah menyulut api kemarahan di benak Adam.Adam menunjuk ke arah para pengawal itu."Kalian telah mengusik pengunjung restoran ku! itu sama saja menantangku!"Adam menghampiri para pengawal Ricky yang tengah berdiri itu dengan mengepalkan kedua tangannya.Kali ini Para pengawal Ricky memiliki keberanian untuk menghadapi Adam. Mereka menyambut langkah kedatangannya dengan sebuah todongan senjata ke arah Lusiana."Jika kau bergerak, kami tak segan-segan melepaskan tembakan ke arah istri dan anak mu!" seru salah satu pengawal Ricky, mengancam.Namun Adam tak menggubris ancaman itu. Ri
Nafasnya memacu begitu kencang bersama emosi yang membara dalam dada.Tatapannya begitu tajam mengisyaratkan dendam.Dalam kegelapan hutan, Ricky tak sedikitpun merasa gentar. Ia melangkah memasuki belantara untuk mencari jalan keluar.Rembulan yang tampak bersinar terang. Sedikit membantunya dalam melangkah.Dalam dadanya ia berkata, "Akan ku habisi kau nanti, Adam Rudiant!"Sebuah janji tertanam dalam benak yang menghitam."Aku harus menghubungi anak buahku," Ucap Ricky. Lalu ia merogoh kantungnya untuk mengambil ponsel.Namun saat ia menyalakan ponselnya. Ternyata ponsel telah mati terendam air."Sial!"Prakk!Ricky melempar ponselnya ke tanah. Lalu ia melanjutkan langkahnya untuk mencari jalan keluar dari belantara yang begitu gelap.Di perjalanan, tiba-tiba terdengar suara seret langkah kaki yang menyentuh dedaunan kering.Ricky seketika berhenti lalu menoleh ke suara itu. "Hey, siapa di sana?!"Suara itu pun seketika berhenti. Ricky kembali melanjutkan langkahnya. Dan tiba-tiba,
Sebuah batu melesat cepat ke arah kepala Ricky.Ricky seketika mengelak dari lemparan itu dan saat ia kembali menghadap ke depan. Tiba-tiba sang pembunuh itu telah menghilang di antara kegelapan.Ricky menoleh kesana kemari mencari keberadaannya. Namun, tak juga menemukan batang hidungnya."Hey keluar kau pecundang!" seru Ricky.Ia menghadap ke atas pohon. Namun tak juga mendapati pria berpakaian lusuh penuh darah itu."Akh! Pria sialan!" Ricky menggerutu, seraya memukul batang pohon di hadapannya.Bruuk!Pohon itu hingga bergoyang-goyang terkena pukulan keras Ricky.Lantas Ricky kembali melangkah untuk mencari jalan keluar.Diam-diam, Pria itu terus mengintainya dalam keheningan.***Di kala pagi telah menjelang, di istana Rudiant yang begitu megah dengan suara-suara burung yang bernyanyi di pepohonan.Kali ini, di taman istana Rudiant akan diadakan sparring antara pengawal yang merupakan bentuk dari proses kenaikan tingkat ilmu bela diri yang dipelajari.Adam duduk di sebuah bangku
Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke
Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me
Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian
Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad
Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu
Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany
Sekelebat bayang seketika melesat dan secara mengejutkan, George telah menghilang dari hadapan Adam.Kecepatan gerakan George membuat seluruh mata yang melihatnya begitu terperangah.Kepalan tinju yang ia layangkan meleset dari sasaran. Dan tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke kepala Adam.Adam terdorong ke depan terkena tendangan yang mengenai belakang kepalanya.Namun tubuhnya yang besar dan kuat tak akan mudah ditumbangkan oleh kekuatan George. Bahkan jika sebuah mobil menabraknya dengan kecepatan tinggi.George bersiul, Adam langsung teralihkan oleh suara di belakangnya.Dan seketika, sebuah tinju melesat menghantam wajah Adam.Kecepatannya yang sangat tinggi membuat Adam kesulitan untuk menghindarinya.Adam kembali terdorong ke belakang dengan keadaan yang hampir terjungkal.George tertawa terpingkal-pingkal melihat Adam yang kewalahan."Hahaha! Jendral sampah!""Ternyata kekuatanmu tak seberapa bagiku!" Seru George, tertawa puas.Lantas Adam kembali menegakkan badannya. Lalu m
12 jam telah berlalu, namun tanda-tanda kedatangan kelompok Mafia belum juga terlihat.Kendaraan barakuda telah disiagakan di beberapa sudut kota.Sniper tentara Nasional bersembunyi di antara bangunan-bangunan di pusat kota.Di ruangan pribadi Jendral Adam. Letjen Charles tengah duduk di hadapannya."Aku rasa mereka sudah tau bahwa rencana mereka telah bocor," ucap Adam."Tapi tidak mungkin mereka takut walaupun pusat kota telah dijaga ketat oleh pasukan khusus. Mereka memiliki peralatan tempur yang mumpuni untuk melawan pasukan," ucap Letjen Charles."Berarti ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengelabuhi kita. Mereka pasti memiliki mata-mata yang tersebar di dalam kota. Dan untuk memancing kedatangan mereka. Tarik pasukan Barakuda. Jangan sampai terlihat mencolok. Cukup dengan pasukan-pasukan sniper dan Intel untuk menyebar di penjuru kota," ucap Adam."Baik, aku akan instruksikan aparat di lapangan untuk kembali ke markas. Sementara persenjataan akan dikirim melalui mobi
Sesampainya di Kota Wales. Pemandangan tak biasa menghiasi kota.Suara riuh warga begitu terdengar. Mereka berjalan beriringan dengan satu tuntutan. "Jendral Pelanggar HAM harus dihukum mati."Banyak warga yang terprovokasi dengan berita di media. Tanpa mengetahui kebenaran yang jelas dari sebuah informasi.Di sebuah jalanan yang dipenuhi oleh demonstran.Adam yang berada di dalam mobil dengan berani keluar menghampiri para demonstran.Sontak saja para warga berlarian lalu menyerang Adam."Itu dia pembunuhnya!""Orang seperti ini tidak pantas disebut Jendral!"Banyak para warga yang tersulut emosi."Tenanglah Masyarakat!""Saya akan bicara yang sebenarnya terjadi!""Semua masalah ini sudah selesai!"Namun para warga tak mengindahkan perkataan Adam.Hingga puluhan batu terlempar mengenai kepala Adam.Lalu seketika para pengawal dari tentara dan kepolisian membentuk barisan.Para demonstran begitu terkejut melihat Adam yang tak terdapat sedikitpun luka."Biarkan aku mendekati mereka! Ak