Home / Pernikahan / DENDAM SANG PANGLIMA / Rencana Penyerangan

Share

Rencana Penyerangan

Author: F Azzam
last update Last Updated: 2023-07-22 23:24:42

"Ibu Any kenapa diam saja? Sodorkan tangan ibu kepada Bapak Adam!" seru Frank, mendesaknya.

Namun kesombongan dalam jiwanya sudah sangat mengakar dan sulit untuk dilepaskan. Tiba-tiba wanita paruh baya itu berbalik badan dan melangkah pergi begitu saja dari hadapan Adam. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Sikap Any tersebut seketika memunculkan kemarahan para sanak saudara Lusiana. Mereka dengan menatap sinis terus mencaci maki Any dan Jhony.

"Sudah salah tetap saja keras kepala. Dasar tidak tau diri!"

"Pergi sana nenek sihir! Kau pikir kau itu siapa! Sudah bau tanah masih tidak sadar juga!"

Seketika Para tamu melemparkan botol bekas dan segala macam sampah yang ada di rumah itu kepada Any dan Jhony.

Any dengan paniknya berjalan tergopoh-gopoh menuju ke mobilnya.

"Ayo cepat Jhony, mereka akan menghajar kita habis-habisan!"

"Semua ini karena Si Adam! Kita jadi bulan–bulanan keluarga sendiri. Lihat saja nanti. Aku akan cari cara untuk menjatuhkannya!" Jhony menatap kesal ke arah Ada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Kekejian Dibalas Kekejian

    Duukk…"Ampun!"Seorang pemuda desa berbadan kurus tersungkur tak berdaya setelah tubuhnya dihantam sebuah tendangan dari seorang prajurit kekar."Aku tau kau berbohong! Dimana tamahmu itu! Beri tahu atau ku potong kepalamu dengan pedangku ini!" seru seorang Prajurit pemberontak dengan membentangkan pedangnya yang berkilau.Pemuda itu hanya diam tanpa berkata apapun. Walau tangannya tampak bergetar dan tubuhnya mengeluarkan keringat sebesar jagung."Aku tak akan menyerahkan tanah leluhurku walau aku harus mati sekalipun!" pemuda itu bergumam."Heehhmm! Kau mau mati?! Bodoh!" seru seorang berbadan tegap dan kekar itu dengan matanya yang melotot."Ikat dia! Siksa sampai dia memberitahukannya!" ucap sang Kepala prajurit."Siap komandan!" ucap seorang prajurit yang juga berbadan tegap.Pemuda itu pun ditarik rambutnya yang panjang hingga terseret-seret. Lalu badannya yang sudah lemah dan lebam membiru itu diikat sebuah tali yang sangat tebal."Tanah itu adalah satu-satunya peninggalan ay

    Last Updated : 2023-07-23
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Penyamaran Para Simpatisan Pemberontak

    "Kami tak bermaksud membakar lahan kalian! kami hanya mencoba melindungi warga desa agar tak terancam oleh keberadaan Para pemberontak itu," ucap Adam yang mengangkat kedua telapak tangannya di hadapan warga untuk menunjukkan permohonan maaf. "Kami tak butuh permintaan maaf! kami tak perduli! ganti semua kerugian kami!," ucap para warga desa, tampak geram terhadap Adam dan pasukannya.Namun di tengah percakapan itu. tiba-tiba terlihat dari kejauhan. Asap tebal menggumpal membumbung tinggi berwarna kelabu.Hal itu mengalihkan perhatian Adam."Ada apa disana!" seru Adam, kepada para warga."Kau merasa tak berdosa? Rumah kami dibakar oleh para pemberontak itu sebelum kalian datang. Itu adalah akibat dari kedatangan kalian" seru seorang warga."Kedatangan kami hanya untuk melindungi kalian dari para prajurit Pemberontak. Tak ada niatan sama sekali untuk menimbulkan kegaduhan," ucap Adam.Namun tampaknya mereka tak perduli dengan segala alasan Adam.Wanita paruh baya yang baru saja ia sel

    Last Updated : 2023-07-24
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Pembalasan Dari Wanita Yang Dilecehkan

    "Lepaskan mereka! cepat!" seru Adam, memerintahkan pasukannya.Para pasukan seketika berlarian ke titik lokasi tersebut. Sesampainya di sana, tampak banyaknya anak-anak, wanita dan pria dari segala umur tengah meringkuk dalam sebuah lubang besar. Lantas para Prajurit seketika turun lalu membuka tali yang membelenggu mereka. Salah satu dari mereka yang merupakan pria paruh baya menghampiri Adam lalu berlutut di hadapannya. "Terima kasih kalian sudah menyelamatkan kami. Hampir saja kami mati di sini. Karena para simpatisan itu akan membakar kami hidup-hidup dalam lubang besar ini," ucap salah satu warga itu, seraya menangis tersedu-sedu. Adam mengangkat pundak pria itu. Agar ia tak berlutut kepadanya. "Sudah, tidak perlu seperti itu. Kalian semua tenang saja. Karena semua kerugian kalian akan kami tanggung sepenuhnya!"Sontak warga bersorak sorai mendengar kabar baik itu. "Terima kasih tuan. Kalau tuan-tuan tidak datang ke desa kami. Mungkin kami hanya tinggal abu jenazah. karena

    Last Updated : 2023-07-24
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Pergesekan Antar Dua Pasukan

    Wanita itu menutup matanya sesaat setelah melepaskan tembakan.Lalu ia membuka kembali matanya. Dan mendapati pria itu telah tergeletak bersimbah darah."Aku benar-benar membunuhnya?" ucapnya seraya menatap kosong seorang pria yang berlumuran darah di depannya."Ya kau telah melakukannya," ucap Adam.Wanita itu masih tak menyangka telah melakukan tindakan yang belum pernah ia lakukan selama hidupnya.Namun kini hatinya merasa puas. Rasa dendamnya kini dapat terbalaskan.Kemudian wanita itu menoleh ke arah tiga pria yang tengah meringkuk penuh ketakukan. Dengan senyuman manisnya ia menatap mereka.Lalu wanita itu melangkah perlahan dengan berlenggak lenggok menghampiri mereka."Kalian mau menikmati tubuhku kan? Sini...," ucap gadis itu, seraya memperlihatkan tubuhnya."Yang benar saja! Kami boleh menikmati tubuhmu?" Dua pria itu masih saja sempat-sempatnya membatu memandangi tubuhnya yang indah. Padahal mereka tengah terluka di kakinya."Ya, ayo silahkan," ucap gadis itu, menantang.Du

    Last Updated : 2023-07-24
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Mengintai Para Pemberontak

    "Jika kalian menembak. Maka kami tak segan-segan menghabisi komandan kalian!" ancam Adam kepada para prajurit pemberontak.Mereka pun lantas terdiam. Namun mereka tetap menyusun strategi untuk melepaskan sang komandan dari tangan Pasukan Republik.Para pasukan kemudian kembali melangkah ke arah mobil lapis baja. Yang berjarak beberapa kilometer dari desa Dasfer. Sementara desa Asfer kini telah dijaga ketat oleh beberapa pasukan Republik.Di dalam langkah pasukan. Para pasukan pemberontak itu terus mengikuti langkah mereka.Penjagaan ketat tengah disiagakan dengan mengarahkan pucuk senjata ke arah para gerombolan pemberontak.Sementara, para pasukan Republik tengah menggiring sang komandan menuju ke mobil lapis baja yang masih terparkir di dekat jembatan.Tiba-tiba, salah satu pasukan pemberontak membuat suatu provokasi."Lepaskan komandan kami!""Lepaskan atau kami akan menghabisi kalian di sini!"Teriak salah seorang prajurit pemberontak itu, dengan begitu berapi-api.Tentu saja hal

    Last Updated : 2023-07-24
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Penyusupan

    Letnan Lehman bersama pasukannya menghampiri Adam yang tengah bersembunyi di sebuah bukit di antara lebatnya pepohonan."Jendral Adam berada di bukit sebelah barat! cepat kita ke sana!" seru Letnan Lehman kala melihatnya dari kejauhan menggunakan teropongnya.Lalu para Pasukan mendaki sebuah bukit itu dengan sedikit bersusah payah karena medan yang dilalui begitu licin.Sesampainya di atas bukit, dan berada tepat di belakang Adam. Letnan Lehman menepuk pundak Adam yang tengah memperhatikan musuh dari kejauhan."Bagaimana Jendral?!" seru Lehman.Adam langsung menengok ke belakang."Hey Lehman!, saya sedang memantau pergerakan musuh dari atas sini. Lihatlah mereka," ucap Adam.Lehman mengangkat teropongnya dan menyorot ke kejauhan. Dimana para pasukan musuh tengah berjalan beriringan ke suatu tempat."Mereka berada di sana rupanya," ucap Lehman."Ayo! kita mesti ikuti mereka," ucap Adam. Adam keluar dari persembunyian dan diikuti oleh pasukan lainnya.Selang beberapa jam perjalanan di

    Last Updated : 2023-07-24
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Menangkap Brigjen Edward

    Sementara, lampu sorot raksasa masih juga menyorot ke segala arah. Yang dikendalikan seorang penjaga bersenjata di atas menara.Salah satu prajuritnya yang merupakan seseorang penembak jitu langsung maju ke hadapan Adam. "Mohon izin Jendral. Bolehkah saya melumpuhkan dulu seseorang yang berjaga di atas sana?" tanya seorang penembak jitu.Lalu Adam menjawab, "Boleh, tapi pasukan musuh jangan sampai tau penjaga di atas sana dilumpuhkan," perintah Adam."Baik Jendral," ucap prajuritnya.Sang penembak jitu itu lantas membidik sang penjaga dari sebuah celah dedaunan. Sebuah senjata kedap suara diarahkan.Dan seketika, dalam hitungan detik selongsong peluru melesat dan menjatuhkan sang penjaga di atas menara itu."Bagus," ucap Adam, lalu menepuk pundaknya.Lampu sorot raksasa itu terhenti. Lantas Adam menengok ke seluruh prajuritnya."Arahkan senjata kalian ke markas itu. Tembak semua prajurit yang ada di sana setelah melihatku keluar," ucap Adam."Siap laksanakan Jendral!" jawab para pasu

    Last Updated : 2023-07-25
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Kerinduan Adam Kepada Keluarga Kecilnya

    "Pasukan, lakukan penjagaan ketat di sekitar Markas. Waspadai adanya gerakan balasan dari kelompok musuh!" Perintah Adam kepada pasukannya."Siap Jendral!" Jawab para pasukannya.Kemudian, ia melangkah keluar dari ruangan yang gelap itu.Edward dan komandan pemberontak memandang Adam dengan raut wajah sinisnya."Arogan sekali dia. Dipikir kita tak bisa melawan orang seperti dia. Jika saja tanganku tak diborgol seperti ini. Tentu akan ku hajar wajahnya," bisik Edward menggerutu di samping Sang Komandan."Tenang saja, Sedikit lagi dia pasti akan dapat masalah besar. Para mafia dan Pasukan lain akan membalasnya dengan lebih kejam." Jawab Komandan berbisik.Adam yang tengah melangkah keluar dapat mendengar jelas bisikan itu. Ia langsung berbalik badan menoleh ke arah mereka berdua.Tanpa berbasa basi, Adam menghampirinya dengan mata terbelalak."Kau mau menghajarku?!" Seru Adam kepada Edward."T–tidak. Aku hanya sedang berbincang saja dengan dia masalah suatu hal yang tak penting," jawab

    Last Updated : 2023-07-25

Latest chapter

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Any Tertangkap

    Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Mertua Jahanam

    Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Any Meminjam Uang

    Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Panggilan Any Kepada Lusiana

    Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Kematian Dasvanco Dan George

    Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Penyergapan Di Gedung Tua

    Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Target Selanjutnya

    Sekelebat bayang seketika melesat dan secara mengejutkan, George telah menghilang dari hadapan Adam.Kecepatan gerakan George membuat seluruh mata yang melihatnya begitu terperangah.Kepalan tinju yang ia layangkan meleset dari sasaran. Dan tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke kepala Adam.Adam terdorong ke depan terkena tendangan yang mengenai belakang kepalanya.Namun tubuhnya yang besar dan kuat tak akan mudah ditumbangkan oleh kekuatan George. Bahkan jika sebuah mobil menabraknya dengan kecepatan tinggi.George bersiul, Adam langsung teralihkan oleh suara di belakangnya.Dan seketika, sebuah tinju melesat menghantam wajah Adam.Kecepatannya yang sangat tinggi membuat Adam kesulitan untuk menghindarinya.Adam kembali terdorong ke belakang dengan keadaan yang hampir terjungkal.George tertawa terpingkal-pingkal melihat Adam yang kewalahan."Hahaha! Jendral sampah!""Ternyata kekuatanmu tak seberapa bagiku!" Seru George, tertawa puas.Lantas Adam kembali menegakkan badannya. Lalu m

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Benih Pertarungan

    12 jam telah berlalu, namun tanda-tanda kedatangan kelompok Mafia belum juga terlihat.Kendaraan barakuda telah disiagakan di beberapa sudut kota.Sniper tentara Nasional bersembunyi di antara bangunan-bangunan di pusat kota.Di ruangan pribadi Jendral Adam. Letjen Charles tengah duduk di hadapannya."Aku rasa mereka sudah tau bahwa rencana mereka telah bocor," ucap Adam."Tapi tidak mungkin mereka takut walaupun pusat kota telah dijaga ketat oleh pasukan khusus. Mereka memiliki peralatan tempur yang mumpuni untuk melawan pasukan," ucap Letjen Charles."Berarti ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengelabuhi kita. Mereka pasti memiliki mata-mata yang tersebar di dalam kota. Dan untuk memancing kedatangan mereka. Tarik pasukan Barakuda. Jangan sampai terlihat mencolok. Cukup dengan pasukan-pasukan sniper dan Intel untuk menyebar di penjuru kota," ucap Adam."Baik, aku akan instruksikan aparat di lapangan untuk kembali ke markas. Sementara persenjataan akan dikirim melalui mobi

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Sang Provokator

    Sesampainya di Kota Wales. Pemandangan tak biasa menghiasi kota.Suara riuh warga begitu terdengar. Mereka berjalan beriringan dengan satu tuntutan. "Jendral Pelanggar HAM harus dihukum mati."Banyak warga yang terprovokasi dengan berita di media. Tanpa mengetahui kebenaran yang jelas dari sebuah informasi.Di sebuah jalanan yang dipenuhi oleh demonstran.Adam yang berada di dalam mobil dengan berani keluar menghampiri para demonstran.Sontak saja para warga berlarian lalu menyerang Adam."Itu dia pembunuhnya!""Orang seperti ini tidak pantas disebut Jendral!"Banyak para warga yang tersulut emosi."Tenanglah Masyarakat!""Saya akan bicara yang sebenarnya terjadi!""Semua masalah ini sudah selesai!"Namun para warga tak mengindahkan perkataan Adam.Hingga puluhan batu terlempar mengenai kepala Adam.Lalu seketika para pengawal dari tentara dan kepolisian membentuk barisan.Para demonstran begitu terkejut melihat Adam yang tak terdapat sedikitpun luka."Biarkan aku mendekati mereka! Ak

DMCA.com Protection Status