Wolf melangkah ke hadapan Ruly yang terkapar.Saat ia menjenggut rambutnya tiba-tiba Ruly mengeluarkan sebilah belati dan menyabetkan ke arah kepala. hampir saja ujung pisau itu mengenai kepala Wolf. Ruly melangkah maju serta menggenggam belati untuk menyerangnya.Tatapan tajam seakan mengisyaratkan sebuah hasrat membunuh yang semakin kuat.“Kau pikir kau bisa merampasnya dengan mudah?”“Akan ku potong kepalamu sebelum semuanya terjadi!”Ruly berlari menyerang Wolf dan seketika menyabetkan belati ke lehernya.Wolf dapat menghindar. Lalu menangkap tangannya dan mengarahkan pisau dalam genggaman Ruly ke lehernya sendiri.Takk!Ujung pisau itu tak menancap di kerongkongan Ruly. Membuat Wolf pun tercengang memandangnya.“Ini tidak mungkin!” seru Wolf, terbelalak matanya.Ujung pisau itu diputar dan berbalik menghunuskan ke arah dada Wolf. Syutt!Ujung pisau menancap dan membuat Wolf pun bersimbah darah.Wolf melangkah mundur seraya memegangi pisaunya.“Pasukan! Tunggu apa lagi! Tembak d
Sang pengawal menghampiri Adam lalu membisikinya."Maaf Pak Adam, ada seseorang ingin bertemu dengan Bapak di luar," ucap seorang pengawal.Adam menoleh ke arahnya lalu berkata, "Siapa yang ingin bertemu denganku?""Dia yang saat lalu pernah datang ke rumah bersama teman-temannya Pak," ucap Pengawal.Adam pun mengerutkan keningnya dan berfikir."Apa mungkin dia Wolf?" Tanya Adam. Sang pengawal tampak menganggukkan kepala."Ya, sepertinya dia pak," ucap pengawalnya.Adam seketika berdiri dari bangkunya."Untuk apa lagi dia datang ke rumah ini?!""Usir dia!" Seru Adam dengan penuh amarah."Baik pak!" Jawab pengawalnya.Lantas Adam duduk kembali di bangkunya. Sedangkan penjaga rumah itu melangkah ke arah depan rumah.Tak berselang lama, pengawal itu berjalan kembali menghampiri Adam. Beruntung Adam tak merasa terganggu karena makanan sudah selesai ia lahap."Maaf pak, orang itu tetap berdiri di luar. Dia ingin bertemu dengan Bapak. Mungkin ada sesuatu yang ingin disampaikan," ucap peng
"Mari, masuklah ke rumahku." ucap Adam, seraya tersenyum."Tapi saya merasa tidak pantas untuk masuk ke dalam rumah orang penting seperti anda," ucap Wolf."Sudahlah, tak usah terlalu merendahkan diri. Aku pun menjadi seperti sekarang ini bukan tanpa perjuangan. Aku pernah tinggal di desa serta dijadikan bahan olok-olok orang-orang.""Ayo, masuklah!" ucap Adam, seraya merangkul Wolf.Kebaikan hati Adam telah membuat Wolf begitu terkesan.Yang selama ini hanya diketahui sisi kejam di diri Adam. Kini anggapan itu seperti berbalik 180 derajat.Akhirnya Wolf pun menerima tawaran Adam, Ia melangkah bersama Adam memasuki rumahnya."Aku tak menyangka. Ternyata Bapak Adam tidaklah seperti yang orang pikirkan." Ucap Wolf dalam benaknya.Di depan pintu rumah, seorang pengawal memperhatikan Wolf dengan sangat sinis.Mereka saling berbisik satu sama lain. Namun Adam sesegera mungkin menghampiri mereka."Pengawal, tolong katakan pada pelayan untuk membuatkan makanan yang istimewa untuk tamu kita s
Adam dan para pengawal menuju ke rumah sakit malam itu juga.Sesampainya di rumah sakit AR, Adam langsung menuju ke kamar jenazah. Dan para petugas pun menghampirinya."Selamat datang Pak Adam. Jenazah Tuan Wolf sudah siap di makamkan," ucap seorang petugas."Tolong antar jenazahnya ke daerah asalnya. Beritahukan juga berita tentang kematiannya kepada Jody," ucap Adam memerintahkan petugas rumah sakit."Siap Pak, kami akan memberitahukan ke keluarganya. Dan juga Ayahnya," ucap Petugas."Tolong lakukan sekarang," ucap Adam."Baik Pak," jawab seorang petugas, yang merupakan supir ambulance.Lalu para petugas membawa peti jenazah Wolf yang berada di dalam kamar mayat menuju ke mobil ambulance.Dan mobil ambulance beserta mobil pasukan pun berjalan beriringan menuju ke kampung halaman Wolf yang berada di pinggiran kota.Sedangkan para pasukan Adam menuju ke Lapas di mana Jody tengah ditahan.Sesampainya di ruangan lapas, seorang anak buah Adam berdiri di depan jeruji dimana Jody tengah me
Kala pagi menjelang, Adam membuka mata dan mendapati Lusiana telah tiada di sampingnya."Lusiana?""Pasti dia sudah berangkat pagi ini," ucap Adam dalam benaknya.Setelah itu Adam pun bangkit dari kasur dan menuju ke kamar mandi.Ia membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat pagi ini menuju ke kantor kemiliteran.Setelah semuanya telah siap, Adam keluar dari rumahnya. Dan para pengawal telah menunggu di depan pintu, bersiap mengantarnya."Selamat Pagi Pak Adam, sudah siap untuk berangkat?" tanya seorang pengawalnya."Ya, mari kita berangkat sekarang," ucap Adam.Lantas Adam memasuki mobil Knight XV yang telah ditunggu oleh seorang supir.Mobil pun melaju menuju kantor kemiliteran kota Houston.Sesampainya di depan markas militer, para prajurit penjaga memberikan sambutan kepada sang Jendral besar."Kepada, Panglima besar. Hormat gerak!"Adam seketika mengangkat satu tangan di atas kening. Untuk membalas penghormatan."Tegak gerak!"Lalu Adam kembali menurunkan satu tangan untuk kem
Tiba-tiba Ruly melayangkan serangan dengan sebuah tendangan.Wuss...Serangan itu meleset dari sasaran lalu seketika pukulan telak dilayangkan Adam hingga mengenai perutnya.Ruly jatuh terjungkal. Lalu Adam langsung menginjak tepat di wajahnya."Jangan menyerang jika tidak ingin diserang!"Lalu ia pergi begitu saja dan kembali masuk ke dalam mobilnya.Ruly tampak masih terkapar, ia dan anak buahnya memandangi mobil Adam. Dan terus memperhatikan kemana arah mobil itu berjalan."Cepat kejar dia!" Seru Ruly, memerintahkan anak buahnya."Siap Pak!"Lalu mereka pun memasuki mobil kembali untuk mengejar Adam Rudiant. Adam merasa ada yang mengikutinya dari belakang.Lantas ia memerintahkan anak buahnya untuk melancarkan serangan."Tembak iringan mobil di belakang kita. Jangan sampai dia terus mengikuti kita!"Para pengawal mengeluarkan senjata M16 dari jendela dan mengarahkannya ke mobil di belakangnya.Adu tembak pun tak dapat terelakkan. Gencarnya serangan yang dilakukan pasukan Adam tent
Ruly masih dalam keadaan tak sadarkan diri ketika dibawa oleh polisi.Namun saat hampir sampai di kantor. Tiba-tiba Ruly terbangun dan mendapati dirinya yang dalam keadaan telah terbelenggu.Ruly membuka matanya perlahan dan memperhatikan sekelilingnya."Kurang ajar! Lepaskan borgol ini!" Seru Ruly, murka. Kala melihat sebuah besi membelenggu kedua tangannya."Anda akan kami bawa ke kantor polisi," ucap seorang polisi yang berada di depannya.Ruly tak tinggal diam. Ia meronta mencoba melepaskan diri.Namun seorang polisi yang berada di belakangnya seketika menodongkan pistol ke arah kepala."Jangan bergerak! Atau kau kami tembak!"Baru kali ini Ruly merasa tak berdaya di hadapan para polisi.Seakan kekuatan dalam tubuhnya telah menghilang hingga membuat ia mati kutu di hadapan mereka.Rupanya Adam telah mengetahui cara menghilangkan zat yang ada di tubuh Ruly.Ia telah melakukan kerja sama dengan seorang profesor ternama untuk menangkal kekuatan yang diciptakan oleh Ruly."Akhh! Kenap
"Silahkan makanannya Pak, selamat menikmati," ucap seorang Waiter wanita dengan tersenyum."Terima kasih," jawab Adam. Lalu piring berisi makanan tersebut diletakkan di atas meja.Setelah itu, Adam pun menyantap makanan bersama para pengawalnya.Tak berselang lama, tiba-tiba seorang pria mendatanginya kembali.Ia adalah Jhony, berjalan tergopoh-gopoh ke hadapan Adam. Namun kehadirannya seketika dihadang oleh para pengawal."Mau kemana Pak?" tanya seorang pengawal menghalangi Jhony. "Aku mau bertemu dengan saudaraku. Kenapa aku tak diperbolehkan?" tanya Jhony. "Bukankah Pak Jhony sudah tau kenapa anda tidak diperankan untuk bertemu Pak Adam," ucap sang pengawal."Aku tidak tau. Karena aku tak memiliki kesalahan apapun kepada beliau," ucap Jhony.Adam menoleh ke arah Jhony. Lalu melambaikan naik turun tangannya menandakan ia memanggilnya"Nah, lihatlah!""Adam memperbolehkan aku untuk ke dalam," ucap Jhony.Sang pengawal pun menoleh ke arah Adam. Dan akhirnya ia mengizinkan Jhony un