Rans kembali ke hotel menjelang malam. Kayla nampak tertidur karena lelah, sementata Ethan menjaganya dan duduk di sofa sambil menonton televisi.
"Perempuan sialan itu tidur? Kau tidak menghukumnya? Menyiksanya?"tanya Rans. Ethan membetulkan posisi duduknya, ia menatap Rans.
"Bisnis kita kotor, Bos. Tapi,selama kita berbisnis kita tidak pernah menyiksa wanita. Kita tidak pernah menyiksa yang lemah. Kali ini, maafkan jika aku menentangmu," jawab Ethan tegas.
Rans menatap tangan kanannya ini tanpa kedip. Ia sangat mengenal Ethan dengan baik. Selama bertahun-tahun anak muda dihadapannya ini tidak pernah melawan atau membantah seKayp ucapannya.
“Hei, ada apa denganmu? Apa seorang Ethan yang aku kenal bertangan dingin tiba- tiba menjadi lemah hanya karena perempuan murahan ini?!"sentak Rans.
"Bos, apa selama ini aku pernah membantah? Pernahkah aku meminta sesuatu kepadamu? Selama ini ka
Pagi itu, Kayla terbangun dengan tubuh yang terasa lebih segar. Ia mendengar bunyi gemericik air di kamar mandi. Tampaknya Ethan sedang mandi. Kayla memilih untuk tidak bangkit dulu dari tidurnya. Ia masih ingin berbaring sebentar saja.Dan, Kayla merasa sedih sekali. Ia merindukan ayahnya. Dalam hati ia merasa marah dan dendam pada Rans. Ingin rasanya ia menaruh racun dalam makanan Rans, supaya lelaki iblis itu lenyap dari muka bumi. Jika bukan karena ulahnya, tentu aku akan hidup bahagia sekarang, ujar Kayla dalam hati.Pintu kamar mandi terbuka, dan Ethan muncul dari balik pintu itu. Dia masih mengenakan pakaian yang kemarin dia kenakan. Saat melihat Kayla yang sudah terbangun dia tersenyum."Kau sudah bangun? Mau sarapan pagi bersamaku?"tanya Ethan."Pakaianku, kan sobek?"Ethan mengambil shopping bag yang ia letakkan di atas meja. Lalu mem
Karina memeluk Kayla dengan erat."Kau baik-baik saja kan? Aku rindu sekali padamu," kata Karina. Kayla hanya tersenyum manis."Aku membawa oleh-oleh untukmu.""Terima kasih Mbak, orang tua Mbak sehat?""Sehat, Kayla ... mereka juga sangat senang bertemu dengan Bima."Kayla menoleh ke arah Bima. Balita itu nampak manja dalam gendongan Rans. Usianya hampir 5 tahun dan dia sangat cerewet. Namun sayang, dia sama sekali tidak dekat dengan Kayla. Hanya sesekali bocah kecil itu mau bersama Kayla. Selebihnya tentu bersama Karina."Kau tidak ke rumah sakit hari ini, Kay?"tanya Karina."Tadi pagi aku merasa tidak enak badan Mbak, jadi aku putuskan untuk beristirahat saja di rumah. Lagi pula, hari ini kan Mbak pulang.""Ah, tapi kau tidak apa-apa kan? Apa perlu ke dokter?"Kayla tertawa kecil, "Aku hanya kurang tidur Mbak. Kemarin a
Rans sengaja tidak ke mana-mana hari. Ia ingat bahwa sore nanti ketika Kayla pulang, mereka akan bicara. Bima sedang asik bermain dengan baby sitternya."Sibuk, Sayang?"tanya Rans pada Karina. Karina menoleh dan tersenyum."Ada yang ingin kau bicarakan?""Tentang Kayla."Karina mengerutkan dahinya seketika. Ia ingat, terakhir kali Rans mengajaknya bicara serius adalah saat hendak menjadikan Kayla istri."Hmm ... ada apa dengannya? Dia tidak sedang ada masalah? Aku selalu rutin mentransfer uang bulanannya. Bahkan, segala kebutuhannya aku cukupi seperti yang kau minta. Kenapa dengannya? Apa uang jatahnya kurang?""Dia minta cerai."Seketika Karina menghentikan gerakan tangannya yang sedang menyisir rambut. Ia menoleh dan menatap Rans. Kayla meminta cerai? Karina mendadak lemas. Karina hapal sekali kelakuan Rans di luar sana. Dia sangat suka bermain-main dengan w
Karina dan Rans saling pandang."Aku sudah menganggapmu adik sendiri,Kay. Tapi, jika itu yang bisa membuatmu bahagia. Aku tidak bisa menahanmu.""Keputusanmu apakah sudah bulat? Tidak bisa ditawar lagi?"tanya Rans.Kayla mengangguk.Rans menghela napas panjang."Baiklah, kalau begitu di hadapan Karina aku talak tiga dirimu Kayla. Aku akan segera mengurusnya ke kantor urusan agama. Selama surat cerai belum keluar, kau boleh tinggal di sini. Aku akan memberimu satu milyar sebagai harta gono gini. Dan, kau boleh membawa semua barang-barang yang sudah diberikan oleh Karina. Selama surat belum ada, kau masih harus di sini. Dan nanti aku sendiri yang akan mengantarmu ke apartemen ibumu. Aku mengambilmu dengan baik aku pula yang akan mengembalikanmu pada ibumu dengan baik pula."Setelah mengucapkan talak, Rans tidak pernah berkunjung ke kamar Kayla. Kayla merasa bersyukur,
Kayla menatap STNK dan BPKB mobil di tangannya. Ia meletakkan STNK ke dalam dompet miliknya. Sementara BPKB ia masukkan ke dalam lemari tempat ia menyimpan semua surat- surat. Kayla menghela napas. Ia berpikir, apakah jika dulu ayahnya tidak bangkrut hidup mereka akan seperti ini? Tentu tidak. Rans harus dihancurkan. Dan Kayla mendapatkan ide untuk memghancurkan Rans dari dalam."Aku akan membalas seKayp tetesan air mata yang telah kau berikan. Segala yang telah kau berikan kepadaku tidak sebanding dengan apa yang sudah kau renggut. Termasuk keadilan bagi ayah,"gumam Kayla. Ia sudah bertekad.Dan, pagi itu Kayla dengan senang membantu ibunya menyiapkan sarapan. Wajahnya begitu ceria. Sambil bernyanyi kecil ia membuat telur gulung dan roti panggang serta salad buah favoritnya."Ibu baru kali ini melihat, orang bercerai bahagia, Kay. Biasanya, ibu melihat orang bercerai itu akan menangis tersedu-sedu se
Galang menatap layar ponselnya tidak percaya. Kadita baru saja memberi kabar gembira tentang Kayla. Dia sudah berpisah dengan suaminya? Ah, ingin sekali rasanya Galang langsung ke rumah sakit, namun ia juga masih harus bekerja."Ada apa, Lang? Kau seperti nya sedikit gelisah?" tanya Agung"Tidak apa-apa Om, eh, Komandan,"jawab Galang. Agung memang Om-nya, tapi di kantor ia tetap atasannya."Hahahaha, ini kan di ruangan. Tidak apa jika kau memanggilku Om jika tidak ada orang."Galang hanya tertawa kecil. "Terima kasih Om. Tapi, aku tidak apa-apa.""Yakiin?""Yakin Om, aku hanya sedikit terkejut mendapat kabar dari mama," ujar Galang."Hmm .... kabar apa?""Kayla, istri Rans Wijaya. Mereka sudah bercerai."Agung mengerutkan dahinya. Rans Wijaya adalah seorang yang sangat ia curigai sejak lama. Tapi, tidak ada bukti yang mengarah kepadanya
Galang menatap wanita dihadapannya dengan hati yang penuh kerinduan. Dia sengaja datang ke apartemen Kayla. Dia tidak ingin menemui wanita tercintanya dengan cara tidak hormat. Ia ingin menunjukkan pada Kayla bahwa ia menghargai dan mencintainya."Udah lama?" sapa Kayla pada Galang.Kayla sebenarnya merasa begitu rindu. Namun,ia mengingat terakhir kali ia berhubungan dengan Ethan meskipun itu bukan keinginannya. Namun, Kayla merasa begitu tidak pantas. Galang masih perjaka. Sedangkan dirinya? Mengingat hal ini membuatnya merasa begitu miris dan sedih."Gantilah dulu pakaianmu, Nak. Baru duduk bersama kami," tegur Paramitha yang melihat putrinya itu hanya termangu di depan pintu.Seolah tersadar, Kayla pun bergegas ke kamarnya dan langsung mandi kemudian berganti pakaian. Ia merasa cukup pantas mengenakan dress midi selutut berwarna hitam. Kayla hanya menggerai rambut
"Ada yang menceritakannya kepadaku. Dan, karena itulah aku menuntut Rans untuk menceraikan aku. Karena aku tidak kuat lagi jika aku harus tinggal satu atap dengan lelaki bejad yang sudah mencelakakan keluarga kami. Aku tidak mau, dia tau kalau aku sudah mengetahui semuanya. Aku tidak mau keluargaku menjadi korban. Saat ini aku yang akan melindungi mereka dengan caraku. Jika suatu hari aku menyakiti perasaanmu. Satu hal, percayalah kepadaku, bahwa aku melakukan itu semua untuk mendapatkan segala bukti kejahatan lelaki iblis itu."Galang menatap Kayla."Kau jangan nekad, Kay. Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi kepadamu. Jangan nekad, serahkan saja kepadaku. Kau cukup duduk diam dan menunggu. Aku akan mengurus semuanya.""Kalian sama saja. Kau dan Ethan sama. Kalian hanya mengatakan akan melindungiku. Tapi, aku juga tidak bisa diam jika manusia iblis itu bisa ongkang kaki dengan bahagianya menikmati surga dunia!" seru Ka