Share

298

Seno sudah duduk di balik meja panjang, mengenakan seragam narapidana berwarna oranye. Wajahnya tampak lebih tua dan lebih letih daripada terakhir kali Icha melihatnya, tapi senyum hangat masih terlihat di wajahnya ketika dia melihat putrinya masuk.

“Icha, Kevin,” sapa Seno dengan nada lembut, meskipun sorot matanya lebih banyak tertuju pada Icha.

Icha tersenyum tipis. “Papa, apa kabar?”

Seno menghela napas panjang. “Yah, begini-begini aja. Gimana kabar kalian berdua? Sudah lama nggak lihat kalian.”

Kevin tetap diam, hanya duduk di kursinya dengan tatapan kosong. Icha menoleh sejenak ke arah suaminya, sebelum memutuskan untuk menjawab sendiri. “Kami baik-baik aja, Pa. Tapi, aku ke sini sebenarnya ingin nanya soal kunci yang dititipin Pak Paijo ke aku tadi. Kunci apa itu, Pa?”

Seno menatap Icha dengan tatapan serius, matanya sejenak melirik ke arah Kevin sebelum menjawab. “Itu kunci brankas di panti asuhan. Di sana ada sesuatu yang harus kamu lihat, sesuatu yang akan menjelaskan tentan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status