Beranda / Rumah Tangga / DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA / Permainan di Bawah Meja Kerja

Share

Permainan di Bawah Meja Kerja

Penulis: Hanagara Siro
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-05 15:19:07

Bianca keluar dari mobil miliknya yang dikendarai oleh asisten pribadinya ketika sudah tiba di parkiran Martinez Inc. Wanita itu menjatuhkan sisa rokok yang hampir habis di antara selipan jemari lentiknya lalu menginjak benda tersebut menggunakan stiletto heels yang ia gunakan.

"Kau tunggu di sini saja, Luke. Aku akan masuk sendiri ke dalam," titah Bianca seraya melongok ke dalam mobil pada asisten pribadinya itu.

Setelahnya, dengan penuh percaya diri, Bianca berjalan memasuki gedung Martinez Inc tanpa ragu.

"Aku ingin bertemu dengan Eduardo Martinez," ucap Bianca ketika tiba di meja resepsionis Martinez Inc.

Resepsionis itu menatap penampilan Bianca dari atas sampai bawah. Gaun peach di atas lutut yang tampak seksi itu.

"Apa anda sudah membuat janji sebelumnya, Nona?"

Bianca tersenyum miring, jari telunjuknya memberi isyarat pada resepsionis wanita itu untuk mendekat, "Aku wanita simpanan Eduardo, dan dia sedang membutuhkanku saat ini, jadi ... jangan buat atasanmu itu menungguku, oke?" bisik Bianca pelan.

Resepsionis itu menegang, menatap Bianca dengan gugup, "Tapi, Non---"

"Kau ingin dipecat oleh Eduardo karena membiarkannya menahan gairah di ruang kerja?" tanya Bianca menyeringai.

Resepsionis itu menggeleng cepat, lantas menyebutkan ruangan dan lantai berapa Eduardo berada.

"Bodoh!" decih Bianca sinis mengumpati resepsionis tadi ketika dirinya kini telah berada di dalam lift yang membawanya ke lantai teratas gedung.

***

Bianca menatap ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada sekretaris yang berjaga di depan ruangan Eduardo. Tidak salah lagi, hari ini Dewi Fortuna memang sedang berpihak padanya, hingga Bianca tidak menemukan siapapun di sekitar sana.

Wanita itu berjalan cepat, lalu membuka pintu. Setelah berhasil masuk ke dalam, wanita itu segera menutup pintunya dari dalam, namun tidak berniat menguncinya.

"Siapa kau?" tanya Eduardo ketika mendapati seseorang yang tidak sopan masuk ke dalam ruangannya.

Senyum miring terbit di bibir penuh Bianca. Tanpa melunturkan senyum, Bianca berbalik dan menatap pria yang akan menjadi sasaran pembalasan dendamnya untuk pertama kalinya.

'Kau sangat beruntung mendapatkan suami sepanas dia, Isabell. Tapi sayangnya, tak lama lagi, kau harus berbagi denganku,'~batinnya dalam hati.

Berbeda dengan Eduardo yang terpaku di tempatnya. Mendapati wanita penggoda yang setiap hari tidak pernah lelah mengirim gambar-gambar dirinya yang dapat membangkitkan miliknya di bawah sana.

"Hai, akhirnya kita bertemu ... Eduardo Martinez," sapa Bianca dengan menggigit bibirnya menggoda.

Eduardo menegang, miliknya di bawah sana bereaksi sangat cepat bahkan hanya dengan melihat wanita itu menggigit bibirnya seksi.

Isabell.

Eduardo menekankan berkali-kali nama itu dalam hati dan pikirannya. Menahan segala godaan yang bergejolak dalam dada.

Tanpa menunggu lagi, Bianca segera menghampiri Eduardo yang masih duduk di kursi kebesarannya.

Bianca menatap macbook yang masih terbuka di atas meja, lalu menutupnya cepat. Menyingkirkan semua barang-barang yang berada di depan Eduardo ke sisi meja. Lalu, tanpa ragu, ia menyelinap di sela-sela kaki Eduardo dan mendudukkan dirinya di atas meja, berhadapan dengan pria yang masih berkecamuk dengan pikirannya itu.

"Kau belum mengenalku, 'kan?"--Bianca bergumam kecil--"Aku Bianca Ruiz, wanita yang akan menjadi mimpi indahmu sekaligus mimpi burukmu dan ... lupakan," bisik Bianca lagi.

Eduardo segera mengendalikan kewarasannya.

"Pergi kau dari sini, Jalang!" usir pria itu dengan wajah memerah.

Bukannya takut, Bianca malah tertawa atas pengusiran terang-terangan yang dilakukan si pemilik ruangan.

"Aku masih belum memberikan kejutan pertama untukmu," desis Bianca dengan tatapan ke arah pusaka Eduardo yang tampak sesak dari balik celana bahannya.

Sekejap saja, Bianca sudah turun dan berjongkok di hadapan Eduardo. Menghipnotis pria itu dengan tatapannya hingga kini, ia sudah berhasil mengeluarkan milik Eduardo dari sangkarnya.

Eduardo kembali tersadar kala dingin AC ruangan menerpa miliknya yang kini tidak terhalang apapun.

"Sia--!" Eduardo memejamkan mata tatkala Bianca tanpa aba-aba memasukkan miliknya ke dalam mulut wanita itu.

Eduardo menatap ke bawah, melihat Bianca yang menatapnya dengan tatapan yang sangat seksi. Eduardo mengeram.

Bianca yang tidak melihat penolakan Eduardo pun mulai melaksanakan aksinya.

Eduardo memejamkan mata dengan wajah memerah, "Lepaskan milikku dari mulut kotormu itu, Brengsek!" umpat Eduardo kesal.

Berbeda dengan tangannya yang malah meraih rambut ombre Bianca dan mulai mendorongnya maju mundur untuk semakin memuaskan miliknya. Sial. Mulut wanita itu sangat pandai bermain-main di sana.

Bianca tersenyum di sela kegiatannya memuaskan Eduardo. Jelas saja pria itu tidak dapat menolak sentuhannya. Lihatlah Isabell, suamimu bahkan menikmati mulutku.

Eduardo semakin mempercepat gerakan kepala Bianca, hingga setelah beberapa saat, ia meledak di dalam mulut wanita itu. Eduardo menegang, ia segera bersandar lemas di kursi kebesarannya.

Bianca segera mengeluarkan milik Eduardo, membersihkan sisa-sisa ledakan Eduardo di seluruh sisi benda tersebut.

Tepat saat itu juga, ponsel milik Eduardo berdering nyaring.

"Halo," angkat Eduardo tanpa melihat si penelepon.

"Eduardo, aku sebentar lagi akan sampai di ruanganmu untuk membawakan makan siang."

Eduardo terkejut ketika suara sang istri menyapa indra pendengarannya. Menyadari jika tak punya waktu untuk mengusir jalang yang berhasil memuaskannya itu, Eduardo segera mendorong Bianca masuk ke kolong meja kerjanya. Lalu dengan segera ia merapatkan kursi ke meja.

Hal itu bertepatan dengan pintu yang terbuka lebar, menampilkan sang istri yang masih menggunakan jas kebesaran dokternya dengan sebelah tangan menenteng paper-bag yang Eduardo yakini sebagai makan siang untuknya.

"Eduardo, kenapa kau berkeringat? Padahal AC di ruangan ini masih berfungsi baik," tanya Isabell ketika mendapati peluh yang membasahi pelipis hingga leher suaminya.

"Ah, aku tidak tahu. Tiba-tiba saja tadi terasa panas," jawab Eduardo absurd.

Isabell mengerutkan keningnya merasa aneh.

"Ah ya, lebih baik kita segera makan. Aku sudah sangat lapar," ucap Eduardo lagi sembari mengalihkan percakapan.

Isabell tidak bertanya lagi, wanita itu mulai mengambil makanan untuk suaminya itu.

Sementara Bianca mendengus kesal di kolong meja. Sialan! Beraninya pria itu membuangnya setelah berhasil mengeluarkan cairan kenikmatannya dengan bantuan jasa mulut kompeten Bianca.

Wanita itu merutuk dalam hati! Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini seumur hidupnya. Lagi, emosi Bianca semakin bertambah kala mendengar suara wanita yang sudah bertahun-tahun lamanya tidak ia dengar.

Segala kilas balik memori masa lalu menghampiri Bianca. Membuat wanita itu bertambah berkobar oleh dendam. Terlebih, ketika ia mendengar canda tawa harmonis suami istri itu di balik meja.

"Bisa-bisanya kau tertawa bahagia tanpa beban seperti ini, Isabell. Apa kau sudah lupa akan dosamu?" gumam Bianca dengan mata memerah.

Tak sengaja, matanya menatap milik Eduardo yang ternyata masih belum dimasukkan pria itu ke tempatnya.

Bianca menyeringai, "Bercandalah dengan suamimu, biar aku menikmati miliknya dengan penuh perasaan di bawah sini."

"Uhuk, uhuk!" Eduardo tersedak makanannya sendiri kala mendapat serangan mendadak dari bawah sana.

Pria itu segera meminum air yang diberikan Isabell hingga tandas tak bersisa.

Bianca semakin bersemangat ketika milik Eduardo sudah kembali menegang sempurna.

Eduardo tidak bisa fokus menghabiskan makan siangnya. Bianca terlalu lihai, ia akui itu.

Eduardo memejamkan mata nikmat, "Shit," geram Eduardo ketika gigi Bianca turut ambil bagian.

Isabell menaikkan pandangan dari makanannya. Menatap suaminya yang tampak aneh itu. Bahkan, keringat Eduardo semakin bercucuran.

"Apa yang terjadi, Eduardo? Kau tidak terlihat baik," tanya Isabell sembari bangkit dari duduknya.

Bianca yang mendengar suara Isabell lagi memejamkan mata emosi. Dengan kekesalan yang sudah di puncak, hingga tanpa perasaan, Bianca pun segera menggigit milik Eduardo.

"Argh!"

Teriakan kesakitan Eduardo menggema di seluruh ruangan.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Kau Tidak Boleh Bahagia!

    "Ada apa, Eduardo? Apa yang terjadi?" Isabell yang sudah bangkit dari duduknya lantas hendak mendekati suaminya itu."Berhenti di sana!" Eduardo tanpa sadar membentak. Meminta Isabell untuk tidak menghampirinya, atau jalang yang tengah bersembunyi di kolong meja itu akan ketahuan.Bianca tersenyum congkak di bawah sana kala mendapati Isabell mendapat bentakan dari suaminya sendiri. Ingin sekali ia keluar dari sana dan menunjukkan diri pada Isabell, serta sangat ingin melemparkan senyum mengejeknya.Namun, tidak sekarang. Ia harus benar-benar berhasil menjerat Eduardo dengan tubuhnya dulu, hingga jika nanti ia menunjukkan diri, ia tidak akan kalah dengan orang yang sangat ia benci itu.Tunggu. Ia akan menunggu sampai saat Eduardo jatuh terlalu dalam pada tubuhnya, menghancurkan hubungan Isabell dengan suami tercintanya itu, lalu menendang keduanya setelah berhasil membuat mereka lebur berkeping-keping seperti dirinya dulu."Maaf, aku hanya terlalu pusing," ralat Eduardo cepat melihat w

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Simpanan Pria Beristri

    "Anda baik-baik saja, Nona?" tanya seorang pelayan kala mendapati Bianca telah tersadar dari pingsannya.Bianca mengangguk sekilas sembari mendudukkan dirinya di tempat tidur."Apa anda membutuhkan sesuatu, Nona?" tanya pelayan tersebut lagi.Bianca menggeleng, "Pergilah. Aku ingin sendiri," ucapnya pelan.Pelayan tersebut tanpa membantah segera enyah dari kamar sang majikan."Argh! Bisa-bisanya aku pingsan lagi, dasar lemah!" umpatnya pada dirinya sendiri, kala tinggal ia seorang di dalam kamar itu.Bianca menghirup napas dalam-dalam, sebelum setitik senyum tersungging di bibirnya kala mendapati bahwa udara di kamarnya kini telah berganti dengan aroma citrus yang dapat menenangkannya dalam sekejap.***Keesokan harinya.Bianca menurunkan kacamata hitam yang bertengger cantik di hidung mancungnya. Menatap ke samping di mana rumah yang cukup besar tampak berdiri kokoh di sana. Tanpa pagar yang mengelilinginya.Suasana rumah tampak sepi, selalu sama seperti dahulu. Hanya saja, kini, pen

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Kau Suami yang Menyedihkan

    "Ini nomor majikanmu, 'kan?" kata Bianca sembari memperlihatkan nomor Eduardo.Penjaga itu ternganga, lalu menjawab, "Ya, benar.""Baguslah. Kalau begitu, biarkan aku masuk, jangan buat Eduardo menunggu terlalu lama. Atau ... dia akan memecatmu karena menganggu kesenangannya," kata Bianca penuh penekanan.Penjaga tersebut lantas mengangguk patuh, membiarkan Bianca lolos dari penjagaannya.Bianca melenggang santai memasuki pekarangan rumah Eduardo. Bibirnya tersenyum miring menyeringai, memikirkan apa yang telah ia perbuat kemarin pada ponsel Eduardo Martinez ketika ia memeriksa foto-fotonya yang masih belum dihapus oleh pria itu.Pesan tadi, Bianca sendiri yang mengirimkannya ke nomornya sendiri kemarin. Karena wanita itu tahu, bahwa nanti, itu akan berguna dan ternyata ... dugaannya sama sekali tidak meleset.Terimakasih untuk otaknya yang cemerlang ini.Pintu utama tidak terkunci dari dalam, membuat Bianca tidak kesulitan untuk masuk ke dalam rumah itu. Pemandangan seorang pria yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Video Call Panas!!!

    Bianca melempar tatapannya pada luar jendela mobil. Beberapa kali mengumpati dirinya sendiri yang tadi mengeluarkan sosok malaikat dalam dirinya yang nyatanya sangat menyebalkan itu.Umpatan dalam hati wanita itu tiba-tiba terhenti. Matanya menatap fokus pada satu titik. Jantungnya bergermuruh hebat kala matanya menatap pemandangan di mana sepasang pria dan wanita di dalam mobil yang berhenti di pinggir jalan tadi, kini saling menautkan bibir panas."Luke, putar balik. Pelankan lajunya saat melewati mobil berwarna biru yang berhenti di pinggir jalan itu," titah Bianca dengan mata yang kini melihat ke belakang, di mana mobil tersebut telah ia lewati.Luke mengangguk paham. Pria itu segera menuruti perintah Bianca tanpa banyak bicara.Laju mobil melambat kala melewati mobil yang dipaparkan Bianca tadi. Bianca menatap pasangan yang sama sekali tidak menutup kaca jendela mobilnya itu. Bukan aktivitasnya yang membuat emosi dalam diri Bianca memuncak. Namun, wajah wanita yang tengah saling

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20
  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Kepulangan, Dendam dan Obsesi

    Bianca Ruiz memotret tubuh polosnya sendiri dari kaca besar di depannya. Berpose seksi layaknya wanita yang sedang menggoda seorang pria untuk naik ranjang dan melakukan aktifitas panas bersama.[Sebentar lagi, aku akan kembali ke Barcelona. Mari bercinta secara nyata di sana. Aku tahu, kau selalu menggunakan foto-fotoku saat bermain dengan juniormu sendiri, Babe. Bukankah milikku lebih indah dari istrimu, hm? Aku sangat tidak sabar didesak oleh milikmu.]Send.Wanita tanpa busana itu tersenyum puas ketika gambar serta sederet kalimat itu berhasil ia kirim pada seorang pria di Barcelona sana.Hanya sekejap. Karena detik selanjutnya kilat marah dan dendam berkobar di kedua iris gelap kelamnya."Aku akan menjerat suamimu dalam kungkunganku, Isabell. Tunggulah sebentar lagi. Kau akan merasakan bagaimana sakitnya kehilangan pria yang kau cintai, namun dengan cara yang lebih fantastis."Setelah itu, Bianca berbalik, melenggang santai menuju ranjang king size miliknya tanpa berniat mengguna

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05

Bab terbaru

  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Video Call Panas!!!

    Bianca melempar tatapannya pada luar jendela mobil. Beberapa kali mengumpati dirinya sendiri yang tadi mengeluarkan sosok malaikat dalam dirinya yang nyatanya sangat menyebalkan itu.Umpatan dalam hati wanita itu tiba-tiba terhenti. Matanya menatap fokus pada satu titik. Jantungnya bergermuruh hebat kala matanya menatap pemandangan di mana sepasang pria dan wanita di dalam mobil yang berhenti di pinggir jalan tadi, kini saling menautkan bibir panas."Luke, putar balik. Pelankan lajunya saat melewati mobil berwarna biru yang berhenti di pinggir jalan itu," titah Bianca dengan mata yang kini melihat ke belakang, di mana mobil tersebut telah ia lewati.Luke mengangguk paham. Pria itu segera menuruti perintah Bianca tanpa banyak bicara.Laju mobil melambat kala melewati mobil yang dipaparkan Bianca tadi. Bianca menatap pasangan yang sama sekali tidak menutup kaca jendela mobilnya itu. Bukan aktivitasnya yang membuat emosi dalam diri Bianca memuncak. Namun, wajah wanita yang tengah saling

  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Kau Suami yang Menyedihkan

    "Ini nomor majikanmu, 'kan?" kata Bianca sembari memperlihatkan nomor Eduardo.Penjaga itu ternganga, lalu menjawab, "Ya, benar.""Baguslah. Kalau begitu, biarkan aku masuk, jangan buat Eduardo menunggu terlalu lama. Atau ... dia akan memecatmu karena menganggu kesenangannya," kata Bianca penuh penekanan.Penjaga tersebut lantas mengangguk patuh, membiarkan Bianca lolos dari penjagaannya.Bianca melenggang santai memasuki pekarangan rumah Eduardo. Bibirnya tersenyum miring menyeringai, memikirkan apa yang telah ia perbuat kemarin pada ponsel Eduardo Martinez ketika ia memeriksa foto-fotonya yang masih belum dihapus oleh pria itu.Pesan tadi, Bianca sendiri yang mengirimkannya ke nomornya sendiri kemarin. Karena wanita itu tahu, bahwa nanti, itu akan berguna dan ternyata ... dugaannya sama sekali tidak meleset.Terimakasih untuk otaknya yang cemerlang ini.Pintu utama tidak terkunci dari dalam, membuat Bianca tidak kesulitan untuk masuk ke dalam rumah itu. Pemandangan seorang pria yang

  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Simpanan Pria Beristri

    "Anda baik-baik saja, Nona?" tanya seorang pelayan kala mendapati Bianca telah tersadar dari pingsannya.Bianca mengangguk sekilas sembari mendudukkan dirinya di tempat tidur."Apa anda membutuhkan sesuatu, Nona?" tanya pelayan tersebut lagi.Bianca menggeleng, "Pergilah. Aku ingin sendiri," ucapnya pelan.Pelayan tersebut tanpa membantah segera enyah dari kamar sang majikan."Argh! Bisa-bisanya aku pingsan lagi, dasar lemah!" umpatnya pada dirinya sendiri, kala tinggal ia seorang di dalam kamar itu.Bianca menghirup napas dalam-dalam, sebelum setitik senyum tersungging di bibirnya kala mendapati bahwa udara di kamarnya kini telah berganti dengan aroma citrus yang dapat menenangkannya dalam sekejap.***Keesokan harinya.Bianca menurunkan kacamata hitam yang bertengger cantik di hidung mancungnya. Menatap ke samping di mana rumah yang cukup besar tampak berdiri kokoh di sana. Tanpa pagar yang mengelilinginya.Suasana rumah tampak sepi, selalu sama seperti dahulu. Hanya saja, kini, pen

  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Kau Tidak Boleh Bahagia!

    "Ada apa, Eduardo? Apa yang terjadi?" Isabell yang sudah bangkit dari duduknya lantas hendak mendekati suaminya itu."Berhenti di sana!" Eduardo tanpa sadar membentak. Meminta Isabell untuk tidak menghampirinya, atau jalang yang tengah bersembunyi di kolong meja itu akan ketahuan.Bianca tersenyum congkak di bawah sana kala mendapati Isabell mendapat bentakan dari suaminya sendiri. Ingin sekali ia keluar dari sana dan menunjukkan diri pada Isabell, serta sangat ingin melemparkan senyum mengejeknya.Namun, tidak sekarang. Ia harus benar-benar berhasil menjerat Eduardo dengan tubuhnya dulu, hingga jika nanti ia menunjukkan diri, ia tidak akan kalah dengan orang yang sangat ia benci itu.Tunggu. Ia akan menunggu sampai saat Eduardo jatuh terlalu dalam pada tubuhnya, menghancurkan hubungan Isabell dengan suami tercintanya itu, lalu menendang keduanya setelah berhasil membuat mereka lebur berkeping-keping seperti dirinya dulu."Maaf, aku hanya terlalu pusing," ralat Eduardo cepat melihat w

  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Permainan di Bawah Meja Kerja

    Bianca keluar dari mobil miliknya yang dikendarai oleh asisten pribadinya ketika sudah tiba di parkiran Martinez Inc. Wanita itu menjatuhkan sisa rokok yang hampir habis di antara selipan jemari lentiknya lalu menginjak benda tersebut menggunakan stiletto heels yang ia gunakan."Kau tunggu di sini saja, Luke. Aku akan masuk sendiri ke dalam," titah Bianca seraya melongok ke dalam mobil pada asisten pribadinya itu.Setelahnya, dengan penuh percaya diri, Bianca berjalan memasuki gedung Martinez Inc tanpa ragu."Aku ingin bertemu dengan Eduardo Martinez," ucap Bianca ketika tiba di meja resepsionis Martinez Inc.Resepsionis itu menatap penampilan Bianca dari atas sampai bawah. Gaun peach di atas lutut yang tampak seksi itu."Apa anda sudah membuat janji sebelumnya, Nona?"Bianca tersenyum miring, jari telunjuknya memberi isyarat pada resepsionis wanita itu untuk mendekat, "Aku wanita simpanan Eduardo, dan dia sedang membutuhkanku saat ini, jadi ... jangan buat atasanmu itu menungguku, ok

  • DENDAM DAN OBSESI WANITA KAYA   Kepulangan, Dendam dan Obsesi

    Bianca Ruiz memotret tubuh polosnya sendiri dari kaca besar di depannya. Berpose seksi layaknya wanita yang sedang menggoda seorang pria untuk naik ranjang dan melakukan aktifitas panas bersama.[Sebentar lagi, aku akan kembali ke Barcelona. Mari bercinta secara nyata di sana. Aku tahu, kau selalu menggunakan foto-fotoku saat bermain dengan juniormu sendiri, Babe. Bukankah milikku lebih indah dari istrimu, hm? Aku sangat tidak sabar didesak oleh milikmu.]Send.Wanita tanpa busana itu tersenyum puas ketika gambar serta sederet kalimat itu berhasil ia kirim pada seorang pria di Barcelona sana.Hanya sekejap. Karena detik selanjutnya kilat marah dan dendam berkobar di kedua iris gelap kelamnya."Aku akan menjerat suamimu dalam kungkunganku, Isabell. Tunggulah sebentar lagi. Kau akan merasakan bagaimana sakitnya kehilangan pria yang kau cintai, namun dengan cara yang lebih fantastis."Setelah itu, Bianca berbalik, melenggang santai menuju ranjang king size miliknya tanpa berniat mengguna

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status