Sebuah rumah mewah di bilangan Jakarta Selatan terlihat berdiri kokoh dan berjajar rapi dengan rumah-rumah mewah lainnya di komplek perumahan Nusa Indah.
Rumah dua lantai bercat abu-abu itu adalah rumah pemberian Bastian untuk Rania dan Rakha sebagai hadiah pernikahan yang belum terealisasikan sejak awal. Meski mulanya Rakha lagi-lagi mengemukakan keberatan dan ketidaksetujuannya, tapi tetap saja pada akhirnya dia tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Rania yang bersihkeras ingin menempati rumah itu saja daripada harus mencari kontrakan.
Alhasil, di sinilah kini mereka tinggal.
Sudah satu bulan berlalu sejak mereka pindah ke rumah baru mereka itu, rumah tangga ke duanya tampak semakin mesra dan harmonis.
Jika pagi hari saat weekend tiba dimana asisten rumah tangga mereka yaitu Mbok Tuti libur, biasanya Rakha yang akan membuatkan sarapan. Liburnya Mbok Tuti memang sengaja Rakha atur saat weekend karena Rak
Wisnu baru saja mendapat borongan pindah rumah.Dari kabar yang beredar pemilik rumah terpaksa menjual rumahnya dan pindah ke sebuah kontrakan sederhana dikarenakan keuangan rumah tangga mereka yang semakin pailit."Pak Roby, semua barang-barangnya sudah di angkut, saya bawa sekarang saja Pak?" tanya Wisnu pada si pemilik rumah.Lelaki bernama Roby itu menoleh. "Tunggu sebentar Mas. Saya mau nebeng," sahut Roby.Wisnu pun menunggu Roby di dalam mobil bak omprengannya. Padahal sebelumnya dia pikir Roby akan menyusul menaiki mobil sedan milik lelaki itu, tapi ternyata dugaan Wisnu salah."Loh, mobilnya ditinggal Pak Roby?" tanya Wisnu saat Roby kini sudah duduk di sebelahnya. Wisnu langsung menyalakan mesin mobil."Itu bukan mobil saya lagi. Saya jual buat menutupi hutang," jawab Roby singkat. Terdengar nada frustasi dari kalimatnya.Wisnu hanya manggut-mang
Hari ini adalah jadwal Siti check up.Rakha menemani Kakak perempuan satu-satunya itu ke rumah sakit karena kebetulan Wisnu sedang banyak pekerjaan.Kesehatan Siti memang belum sepenuhnya pulih, namun kemajuan yang di tunjukkan cukup signifikan. Siti hampir 85 % dinyatakan sembuh dari penyakit yang dia derita pasca operasi.Saat ini yang perlu dilakukan oleh Siti adalah istirahat yang cukup, menjaga pola makan teratur dan sehat, serta belum boleh melakukan pekerjaan berat sampai dia benar-benar dinyatakan sembuh sepenuhnya oleh dokter."Tadi Rania kenapa tidak di ajak?" tanya Siti ketika mereka sedang di perjalanan pulang."Rania lagi kurang enak badan, Mba. Nih daritadi sms terus suruh Rakha cepat pulang," jawab Rakha dari balik kemudi. Saat itu, Rakha membawa mobil milik Rania."Wah, jangan-jangan Mba mau punya keponakan nih?" Sit
Selepas melaksanakan shalat maghrib di masjid yang tak jauh dari kediaman Siti, Rakha langsung pamit pulang.Dia sempat bertemu dengan Wisnu sebentar yang saat itu kebetulan baru pulang mengantar barang.Mereka ngobrol sebentar lalu Wisnu mengantar Rakha sampai ke tempat Rakha memparkirkan kendaraannya.Jalanan malam ini cukup lengang. Rakha melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.Di tengah perjalanan terjadi kecelakaan parah di dekat lampu merah yang menjadi akses jalan untuk Rakha lebih cepat sampai ke rumahnya. Hingga mau tak mau, Rakha pun terpaksa putar balik karena jalanan tersebut di tutup sementara. Dan itu artinya, Rakha harus menempuh tiga kali rute yang seharusnya dia tempuh.Sampai akhirnya masuk waktu Isya, Rakha memutuskan untuk mampir di sebuah masjid untuk shalat terlebih dahulu.
Seorang wanita berhijab putih baru saja selesai membacakan doa di depan sebuah makam bertuliskan nama Abdullah.Dia meraih sebuah plastik berisikan bunga yang tadi dibelinya di depan pemakaman. Dia menaburkan bunga itu di atas pusara Abdullah, sang Kakak tercintanya.Selesai menabur bunga, Zulfa kembali berjongkok di sisi makam itu. Dia mengelus batu nisan dihadapannya sambil tersenyum."Hari ini Zulfa ulang tahun, Mas. Dulu, sewaktu Mas masih ada, biasanya Mas selalu ajak Mas Rakha untuk buat kejutan di hari ulang tahun Zulfa," ucapnya disertai mata yang berkaca-kaca. Zulfa menghela napas berat. Dadanya terasa sesak.Zulfa terdiam dalam tangisnya. Cukup lama.Lalu setelahnya dia tertawa sumbang."Maafin Zulfa Mas..." lirihnya disertai tetesan air matanya yang mengalir deras. Bahunya berguncang akibat isakan yang kian menjadi-jadi."Zulfa nggak bisa mewuju
Semalaman Rakha menginap di rumah sakit.Selepas menunggui Cassie selesai operasi dan memastikan keadaan Cassie baik-baik saja, Rakha memutuskan untuk menunaikan shalat tahajud di mushola rumah sakit sebelum pulang.Sayangnya, rasa kantuk justru mengalahkan Rakha. Usai dirinya shalat, Rakha justru malah ketiduran di mushola dan terbangun ketika adzan shubuh berkumandang.Kepalanya terasa berat dan pening.Setelah selesai menunaikan shalat shubuh berjamaah di mushola rumah sakit, Rakha langsung bergegas pulang.Dia melajukan kendaraannya dengan sangat pelan dan hati-hati karena masih dikuasai kantuk.Sesampainya di rumah, Rakha mendapati tempat itu kosong.Rania tidak ada di kamar mereka, juga di ruangan lainnya. Hanya ada sebuah pesan yang di tulis Mbok Tuti tertempel di kulkas dapur.Mas Rakha, Mba Rania pulang ke rumah Pak Bastian. K
Rakha sangat kaget ketika terbangun di saat waktu shalat Dzuhur hampir habis. Akibat terlalu lelah, dia sampai tidur kebablasan. Sepertinya dia tidak punya banyak waktu jika harus berangkat ke masjid lebih dulu hingga akhirnya memutuskan shalat Dzuhur di rumah, baru setelah itu berangkat ke Masjid untuk shalat Ashar. Dengan langkah tergesa Rakha ke kamar mandi. Tubuhnya sempat sempoyongan akibat nyeri di kepala yang menyergap secara tiba-tiba. Rakha merasa tubuhnya menggigil, padahal saat dia meraba keningnya dengan punggung tangan, suhu tubuhnya lumayan panas. Rakha berpegangan pada dinding wastafel seraya melafalkan beberapa kalimat dzikir dalam hati. Setelah merasa lebih baik, Rakha melanjutkan niatnya semula, mandi, wudhu dan bersiap menunaikan shalat. Barulah setelah itu dia berencana menjemput Rania di kediaman mertuanya. ***** Rania masuk ke kamar dengan segelas jus jeruk di ta
Siti pulang dari rumah sakit selepas Ashar. Setelah seharian tadi dia dimintai tolong oleh Rakha untuk menunggui salah satu teman Rakha yang sedang sakit.Karena keadaan pasien yang masih harus menggunakan alat bantu pernapasan pasca operasi, jadilah Siti tidak terlalu banyak terlibat percakapan berarti dengan pasien tersebut.Dia lebih memilih duduk di salah satu sofa ruang rawat inap sambil melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran.Beberapa kali Siti sempat menengok ke arah perempuan itu yang terlihat menangis dalam tidurnya.Mungkin efek rasa sakit yang dideritanya. Pikir Siti. Sebab dulu pun dia pernah berada di posisi itu. Bahkan dalam kurun waktu yang sangat lama.Sesampainya di rumah, Siti mendapati seorang tamu tengah bertandang ke kediamannya.Itu pasti tamunya Wisnu. Pikir Siti.Wanita berkhimar hitam itu masih berdiri di balik pintu rumahnya yang kebe
Lewat tengah malam, Rakha terbangun.Tubuhnya terasa jauh lebih baik, meski nyeri di kepalanya masih sedikit terasa.Astagfirullah...Gumam Rakha membatin begitu dia tersadar kalau dirinya belum menunaikan shalat Isya. Padahal saat itu waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari.Rakha hendak bangkit dari tidurnya ketika dia merasakan sebuah genggaman tangan pada pergelangan tangannya.Dalam temaramnya lampu kamar saat itu, Rakha bisa melihat Rania tertidur dengan posisi yang sangat dekat dengannya, hampir memeluk, bahkan salah satu tangan istrinya yang lain kini melingkar di atas perutnya.&
Seorang lelaki menerima telepon dari seseorang di flatnya. "Hallo, ada apa Rick?" tanya lelaki itu pada orang yang meneleponnya. Dia menyalakan rokok dan berjalan ke sisi jendela. Membuka kaca jendela lalu mengepulkan asap rokok itu ke udara. Dingin angin malam berhembus menerpa wajah tampannya. "Ada pekerjaan baru untukmu, Sam. Kau sedang butuh uangkan?" ucap seorang lelaki di seberang. "Asal bukan memperkosa dan menculik anak kecil, aku terima," sahut lelaki yang dipanggil Sam itu. Saat itu, lelaki bernama Sammy itu duduk di jendela kamar dengan tubuh yang bersandar ke dinding dan satu kaki yang terangkat. Siku tangannya yang memegang rokok bertumpu pada lutut kakinya
Tentang Sammy. Seorang buronan interpol yang melarikan diri dari penjara karena ingin mencari adik angkatnya yang hilang. Dia adalah mantan tentara militer yang beralih profesi sebagai pembunuh bayaran setelah di fitnah dan di pecat secara tidak hormat, lalu di jebloskan ke penjara dan di siksa secara keji. Tentang Rheyna. Gadis yatim piatu salah adopsi. Dia di jual oleh orang tua yang mengadopsinya pada seorang germo di Las Vegas untuk di jadikan pelacur. Hingga suatu hari, Rheyna berhasil kabur dari tawanan si germo. Satu hal yang Rheyna inginkan saat itu, yakni pulang ke tanah air agar dia bisa bertemu kembali dengan seorang lelaki yang teramat sangat dia kagumi sejak kecil, lelaki itu adalah Ustadz yang mengajarnya mengaji di panti asuhan dulu, namanya Ustadz Rakha. Tentang sepasang suami istri, Rakha dan Rania. Sebelum menikah dengan Rakha, Rania sempat di lamar oleh seorang lelaki berkebangsaan Arab bernama Ahmed, tapi Rania menolaknya.
Dear Rania... Pada lembar terakhir buku ini, saya menyematkan foto kita berdua di sana. Berharap suatu hari nanti, ketika kamu melihatnya, kamu bisa tersenyum dan tahu betapa tampannya seorang Rakha yang menjadi suamimu ini... Allah telah memberi saya anugrah cinta yang luar biasa di dalam hati saya, hanya untukmu. Dan saya tak pernah berpikir untuk menghapusnya dari dalam hati maupun pikiran saya. Perasaan ini akan selalu saya jaga dan saya pupuk dengan baik di dalam jiwa saya. Karena saya percaya, alasan Allah mempertemukan kita lalu mempersatukan kita dalam ikatan suci pernikahan bukan hanya untuk sementara. Pasti ada alasan lain dibalik ini semua. Boleh saja kini kita berpisah, tapi saya yakin, suatu hari nanti cinta kita akan kembali b
Sebuah gedung megah berdiri kokoh di pusat Ibukota.Hotel berbintang lima itu ramai di kunjungi oleh berbagai macam kalangan orang-orang kelas atas dari mulai pengusaha, aktris, penyanyi, Syekh dan habib terkenal hingga beberapa pejabat pemerintahan.Mereka datang berbondong-bondong dan saling menunjukkan kemampuan finasial melalui mobil mewah yang mereka gunakan.Acara resepsi pernikahan seorang Ustadz terkenal asal Bantul, bernama Rakha Al-Faridzi dengan seorang wanita bercadar yang merupakan mantan istrinya sendiri bernama Rania Putri Wulandari Akbar di gelar dengan sangat meriah.Jika pernikahan pertama mereka dulu tak ada resepsi karena memang sengaja di sembunyikan agar tak tercium awak media, hingga berujung perceraian. Namun kali ini mereka terlihat blak-blakan membagi kebahagiaan mereka pada awak media.Bahkan acara itu di buka bebas untuk para rekan wartawan yang ingin meliput.
Acara ijab dan kabul telah usai.Hampir seluruh keluarga besar Dirgantara pulang ke penginapan, hanya tersisa Bastian dan Devano yang masih asik berkumpul di Masjid bersama keluarga Rakha yang lain, di antaranya Kohar dan Wisnu.Aminah, Latifah, Zulfa dan Ummi sudah sejak tadi masuk kamar untuk beristirahat. Setidaknya mereka masih memiliki waktu sekitar dua sampai tiga jam untuk tidur sampai waktu shalat Idul Fitri tiba.Rakha baru selesai mencuci muka di kamar mandi setelah berulang kali dia terus meyakini dirinya bahwa apa yang dia alami malam ini bukanlah mimpi alias nyata! Real! Asli! Fakta bukan rekayasa.Lelaki itu sudah menanggalkan jas hitamnya dan menyisakan sebuah kemeja putih yang melekat pas di tubuhnya yang juga berkulit putih.Rakha berwudhu.Berharap perasaannya bisa sedikit lebih baik.Terlebih, setelah ini dia harus menghadapi Rania yang
Rakha Pov...Tak terasa, Ramadhan tahun ini akan segera berakhir.Gema takbir sudah berkumandang.Menyejukkan hati. Meneduhkan sanubari.Kalimat-kalimat toyyibah penyeru betapa perkasanya sang Ilahi sedang diperdengarkan di seluruh dunia, semua orang menyeru nama Allah, memujinya.Tak henti-hentinya rasa syukur terus saya panjatkan atas karunia dan kasih sayang yang telah Allah berikan pada saya karena telah memberikan saya kesempatan mengecap manisnya bulan penuh rahmat di Ramadhan tahun ini.Nikmat sehat, nikmat beribadah, nikmat hidup pun nikmat-nikmat lainnya yang mungkin tak akan terhitung jumlahnya jika saya ucapkan satu persatu.Allah maha kaya, maha pengasih, maha penyayang, maha adil dan maha segala-galanya.Hanya kepada-Nyalah saya meminta dan memohon ampunan atas semua dosa-dosa
"Assalamualaikum, Ummi? Apa kabar?" ucap salah satu perempuan yang lebih dulu masuk.Dia seorang perempuan bercadar.Lebih tepatnya."Waalaikum salam," jawab Ummi dengan suara pelan. Masih terlihat bingung.Perempuan bercadar itu merangsek ke arah Ummi, memeluk Ummi dan menangis."Ini Rania Ummi..." bisik Rania sambil terisak.Latifah langsung menunduk."Rania?" gumam Ummi seolah tidak percaya.Rania mengangguk, melepas cadarnya."MasyaAllah..." gumam Ummi yang langsung menangis. "Jadi, kamu bukan ke Arab?"Bastian dan Raline menyusul masuk hendak bersalaman dengan si empunya rumah. Mereka berdiri di samping Rania.Rania bingung jadi berpandangan dengan ke dua orang tuanya."Ke Arab bagaimana Ummi?" tanya Rania yang tidak mengerti maksud pertanyaan Ummi.Dan Ummi pun menceritakan apa yang tadi diceritakan Siti padanya setelah mereka kini sudah duduk di sofa ruang tamu.Rania dan keluarg
Lantunan shalawat terus terdengar dari musik yang di putar Wisnu mengiringi perjalanan mereka menuju kampung halaman.Mudik tahun ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.Jika tahun lalu mereka sudah berada di kampung sejak jauh-jauh hari sebelum hari raya, tapi sekarang di malam takbiran mereka justru masih berada di perjalanan.Untungnya arus mudik tahun ini jalanan di sepanjang jalur yang mereka lalui menuju Bantul ramai lancar alias tidak macet.Mereka sempat beberapa kali transit di rest area atau pom bensin untuk menunaikan shalat.Selepas maghrib mereka sudah masuk kawasan Jogya.Wisnu menepikan mobil di sebuah warung makan yang menyediakan fasilitas mushola dan toilet umum.Usai menunaikan shalat maghrib mereka buka bersama dengan memesan beberapa menu makanan yang berbeda.Wisnu dan Runi memesan menu ayam bakar, sementara Siti ingin makan lontong sayur dan seperti biasa, Rakha memesan menu kesukaannya lele goren
Malam itu, malam di mana dua hari menjelang hari raya Idul Fitri tiba.Di sepertiga malam yang sunyi, dua anak manusia sama-sama melaksanakan shalat istikharah.Bersujud, merendah dan memohon kepada sang penguasa alam atas apa yang menjadikan hati mereka resah dan gundah gulana.Meminta dengan khusyuk agar Allah memberikan petunjuk terbaiknya kepada mereka.Mereka bukanlah manusia mulia seperti Rasullullah pun Siti Khadijah. Mereka hanya manusia biasa yang berlumur dosa dan khilaf.Untuk itulah mereka tak sanggup menyelesaikan masalah ini sendirian tanpa campur tangan Allah di dalamnya.Karena mereka tahu, sebaik-baiknya pemberi petunjuk hanyalah Allah SWT.Sebaik-baiknya pembuat rencana, hanya Allah Azza Wa Jalla.Bukankah, rejeki, maut dan jodoh itu semua sudah ditetapkan Allah sejak mereka terlahir ke dunia?Maka, mereka akan pasrahkan semuanya kembali hanya pada sang pemilik hati.*****Keesokan harinya