Rapat hari ini berlangsung ricuh.
Keadaan yang pada awalnya biasa-biasa saja mendadak memanas ketika Rakha mulai menguak rahasia di balik masalah selisih keluar masuk barang yang kerap terjadi akhir-akhir ini.
Bahkan hingga masalah sedetail itu tak luput dari perhatian Rakha
Dan Rakha bicara bukan tanpa bukti.
Dirinya sudah menemukan bahwa kejahatan lama kembali terulang, dimana di temukannya gudang tempat para supir culas memasok barang milik perusahaan secara ilegal.
Dan Rakha tahu betul siapa dalang di balik kejahatan ini.
"Jadi, bagaimana Pak Roby? Apa anda masih tetap bersihkeras tidak mau mengakui kesalahan anda?" ucap Rakha saat itu.
Awalnya, Rakha sudah memperingati Roby untuk melapor secara pribadi pada Devano mengenai kecurangan yang dia lakukan terhadap perusahaan, namun Roby terus saja mengelak dan beralasan bahwa tuduhan Rakha itu tidak benar.
Sebuah rumah mewah di bilangan Jakarta Selatan terlihat berdiri kokoh dan berjajar rapi dengan rumah-rumah mewah lainnya di komplek perumahan Nusa Indah.Rumah dua lantai bercat abu-abu itu adalah rumah pemberian Bastian untuk Rania dan Rakha sebagai hadiah pernikahan yang belum terealisasikan sejak awal. Meski mulanya Rakha lagi-lagi mengemukakan keberatan dan ketidaksetujuannya, tapi tetap saja pada akhirnya dia tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Rania yang bersihkeras ingin menempati rumah itu saja daripada harus mencari kontrakan.Alhasil, di sinilah kini mereka tinggal.Sudah satu bulan berlalu sejak mereka pindah ke rumah baru mereka itu, rumah tangga ke duanya tampak semakin mesra dan harmonis.Jika pagi hari saat weekend tiba dimana asisten rumah tangga mereka yaitu Mbok Tuti libur, biasanya Rakha yang akan membuatkan sarapan. Liburnya Mbok Tuti memang sengaja Rakha atur saat weekend karena Rak
Wisnu baru saja mendapat borongan pindah rumah.Dari kabar yang beredar pemilik rumah terpaksa menjual rumahnya dan pindah ke sebuah kontrakan sederhana dikarenakan keuangan rumah tangga mereka yang semakin pailit."Pak Roby, semua barang-barangnya sudah di angkut, saya bawa sekarang saja Pak?" tanya Wisnu pada si pemilik rumah.Lelaki bernama Roby itu menoleh. "Tunggu sebentar Mas. Saya mau nebeng," sahut Roby.Wisnu pun menunggu Roby di dalam mobil bak omprengannya. Padahal sebelumnya dia pikir Roby akan menyusul menaiki mobil sedan milik lelaki itu, tapi ternyata dugaan Wisnu salah."Loh, mobilnya ditinggal Pak Roby?" tanya Wisnu saat Roby kini sudah duduk di sebelahnya. Wisnu langsung menyalakan mesin mobil."Itu bukan mobil saya lagi. Saya jual buat menutupi hutang," jawab Roby singkat. Terdengar nada frustasi dari kalimatnya.Wisnu hanya manggut-mang
Hari ini adalah jadwal Siti check up.Rakha menemani Kakak perempuan satu-satunya itu ke rumah sakit karena kebetulan Wisnu sedang banyak pekerjaan.Kesehatan Siti memang belum sepenuhnya pulih, namun kemajuan yang di tunjukkan cukup signifikan. Siti hampir 85 % dinyatakan sembuh dari penyakit yang dia derita pasca operasi.Saat ini yang perlu dilakukan oleh Siti adalah istirahat yang cukup, menjaga pola makan teratur dan sehat, serta belum boleh melakukan pekerjaan berat sampai dia benar-benar dinyatakan sembuh sepenuhnya oleh dokter."Tadi Rania kenapa tidak di ajak?" tanya Siti ketika mereka sedang di perjalanan pulang."Rania lagi kurang enak badan, Mba. Nih daritadi sms terus suruh Rakha cepat pulang," jawab Rakha dari balik kemudi. Saat itu, Rakha membawa mobil milik Rania."Wah, jangan-jangan Mba mau punya keponakan nih?" Sit
Selepas melaksanakan shalat maghrib di masjid yang tak jauh dari kediaman Siti, Rakha langsung pamit pulang.Dia sempat bertemu dengan Wisnu sebentar yang saat itu kebetulan baru pulang mengantar barang.Mereka ngobrol sebentar lalu Wisnu mengantar Rakha sampai ke tempat Rakha memparkirkan kendaraannya.Jalanan malam ini cukup lengang. Rakha melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.Di tengah perjalanan terjadi kecelakaan parah di dekat lampu merah yang menjadi akses jalan untuk Rakha lebih cepat sampai ke rumahnya. Hingga mau tak mau, Rakha pun terpaksa putar balik karena jalanan tersebut di tutup sementara. Dan itu artinya, Rakha harus menempuh tiga kali rute yang seharusnya dia tempuh.Sampai akhirnya masuk waktu Isya, Rakha memutuskan untuk mampir di sebuah masjid untuk shalat terlebih dahulu.
Seorang wanita berhijab putih baru saja selesai membacakan doa di depan sebuah makam bertuliskan nama Abdullah.Dia meraih sebuah plastik berisikan bunga yang tadi dibelinya di depan pemakaman. Dia menaburkan bunga itu di atas pusara Abdullah, sang Kakak tercintanya.Selesai menabur bunga, Zulfa kembali berjongkok di sisi makam itu. Dia mengelus batu nisan dihadapannya sambil tersenyum."Hari ini Zulfa ulang tahun, Mas. Dulu, sewaktu Mas masih ada, biasanya Mas selalu ajak Mas Rakha untuk buat kejutan di hari ulang tahun Zulfa," ucapnya disertai mata yang berkaca-kaca. Zulfa menghela napas berat. Dadanya terasa sesak.Zulfa terdiam dalam tangisnya. Cukup lama.Lalu setelahnya dia tertawa sumbang."Maafin Zulfa Mas..." lirihnya disertai tetesan air matanya yang mengalir deras. Bahunya berguncang akibat isakan yang kian menjadi-jadi."Zulfa nggak bisa mewuju
Semalaman Rakha menginap di rumah sakit.Selepas menunggui Cassie selesai operasi dan memastikan keadaan Cassie baik-baik saja, Rakha memutuskan untuk menunaikan shalat tahajud di mushola rumah sakit sebelum pulang.Sayangnya, rasa kantuk justru mengalahkan Rakha. Usai dirinya shalat, Rakha justru malah ketiduran di mushola dan terbangun ketika adzan shubuh berkumandang.Kepalanya terasa berat dan pening.Setelah selesai menunaikan shalat shubuh berjamaah di mushola rumah sakit, Rakha langsung bergegas pulang.Dia melajukan kendaraannya dengan sangat pelan dan hati-hati karena masih dikuasai kantuk.Sesampainya di rumah, Rakha mendapati tempat itu kosong.Rania tidak ada di kamar mereka, juga di ruangan lainnya. Hanya ada sebuah pesan yang di tulis Mbok Tuti tertempel di kulkas dapur.Mas Rakha, Mba Rania pulang ke rumah Pak Bastian. K
Rakha sangat kaget ketika terbangun di saat waktu shalat Dzuhur hampir habis. Akibat terlalu lelah, dia sampai tidur kebablasan. Sepertinya dia tidak punya banyak waktu jika harus berangkat ke masjid lebih dulu hingga akhirnya memutuskan shalat Dzuhur di rumah, baru setelah itu berangkat ke Masjid untuk shalat Ashar. Dengan langkah tergesa Rakha ke kamar mandi. Tubuhnya sempat sempoyongan akibat nyeri di kepala yang menyergap secara tiba-tiba. Rakha merasa tubuhnya menggigil, padahal saat dia meraba keningnya dengan punggung tangan, suhu tubuhnya lumayan panas. Rakha berpegangan pada dinding wastafel seraya melafalkan beberapa kalimat dzikir dalam hati. Setelah merasa lebih baik, Rakha melanjutkan niatnya semula, mandi, wudhu dan bersiap menunaikan shalat. Barulah setelah itu dia berencana menjemput Rania di kediaman mertuanya. ***** Rania masuk ke kamar dengan segelas jus jeruk di ta
Siti pulang dari rumah sakit selepas Ashar. Setelah seharian tadi dia dimintai tolong oleh Rakha untuk menunggui salah satu teman Rakha yang sedang sakit.Karena keadaan pasien yang masih harus menggunakan alat bantu pernapasan pasca operasi, jadilah Siti tidak terlalu banyak terlibat percakapan berarti dengan pasien tersebut.Dia lebih memilih duduk di salah satu sofa ruang rawat inap sambil melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran.Beberapa kali Siti sempat menengok ke arah perempuan itu yang terlihat menangis dalam tidurnya.Mungkin efek rasa sakit yang dideritanya. Pikir Siti. Sebab dulu pun dia pernah berada di posisi itu. Bahkan dalam kurun waktu yang sangat lama.Sesampainya di rumah, Siti mendapati seorang tamu tengah bertandang ke kediamannya.Itu pasti tamunya Wisnu. Pikir Siti.Wanita berkhimar hitam itu masih berdiri di balik pintu rumahnya yang kebe