Beranda / Romansa / DEAR RANIA / 16. ALLAH YANG MENJADI SAKSINYA

Share

16. ALLAH YANG MENJADI SAKSINYA

Penulis: Herofah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam kian larut, Bastian bahkan sudah pamit undur diri untuk tidur setelah dia memperlihatkan hadiah motor yang diberikannya pada Rakha.

Sebuah motor kawasaki ninja keluaran terbaru yang Rakha perkirakan harganya berada di kisaran 50 jutaan keatas. Meski tidak memiliki motor, sebagai seorang lelaki, Rakha tentu tahu sedikit hal tentang otomotif.

Meski dirasanya berlebihan, tapi kali ini Rakha menerima pemberian itu. Bahkan dia berulang kali mengucapkan banyak terima kasih pada Bastian.

Sudah hampir satu jam Rakha duduk di halaman samping kediaman Dirgantara sambil berulang kali melirik arah jam di tangannya.

Mobil sedan hitam milik teman Rania yang bernama Cassie masih terparkir di tempat semula dan itu artinya, wanita itu masih ada di dalam kamar Rania. Mengetahui hal itu, Rakha jelas enggan untuk masuk ke kamar. Dan lebih memilih untuk menunggu sampai Cassie pulang.

Tak berselang l

Herofah

Semoga suka dan jangan lupa bubuhkan ulasan kalian ya..

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DEAR RANIA   17. KEGUGURAN

    Seperti biasa, Rakha terbangun di sepertiga malam untuk menunaikan shalat sunah tahadjud. Diliriknya ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 02.30 WIB dini hari. Rakha duduk di tepian ranjangnya sambil mengerjapkan mata beberapa kali. Sekedar mengusir kantuk dan mengumpulkan kesadarannya. Guncangan pelan di atas tempat tidur membuat Rakha menoleh ke belakang, dimana Rania terlihat gelisah dalam tidurnya. Meski saat itu rambut panjang Rania kelihatan berantakan, namun bagi Rakha, hal itu tak sama sekali mengurangi kecantikan Rania. Diam-diam, Rakha tersenyum tipis, ketika ingatannya tertuju pada kejadian semalam sebelum mereka tidur. Ada kemajuan dalam hubungan ini, ucap batin Rakha. Dia sangat bersyukur jika kini perlahan Rania mulai bisa mengungkapkan isi hatinya meski belum secara gamblang. Setidaknya, Rania sudah mulai bisa di ajak bicara dari hati ke hati dengannya. Dari pengak

  • DEAR RANIA   18. NANDO VS CASSIE

    "Yes baby... Ouhh... Ahhh... Teruusss..." racau seorang wanita yang sedang menikmati hantaman milik sang kekasih yang telah terbenam ke dalam miliknya. "Kamu menyukai permainankukan sayang?" desah si lelaki yang terus memompa dengan tempo lebih cepat. Permainan panas itu terus berlanjut di dalam sebuah kamar apartemen mewah di bilangan Jakarta pusat. Brugh!!! Namun sayangnya, belum sempat mereka mencapai klimaks, suara bantingan pintu terdengar dari arah pintu masuk apartemen itu. Sontak ke dua manusia itu terkaget hingga menyudahi permainan mereka. Seorang wanita berparas manis terlihat marah menatap ke arah ranjang tempat tidur di mana dirinya biasa melakukan hal yang sama bersama kekasihnya, Nando. Tapi kali ini, dia justru dikejutkan oleh sebuah pemandangan buruk ketika dia mendapati seorang pel

  • DEAR RANIA   19. KEMBALINYA NANDO

    Sudah satu minggu berlalu pasca operasi, kini keadaan Rania sudah jauh lebih baik. Meski awalnya Rania sempat syok ketika tahu dirinya mengalami keguguran, tapi kehadiran Rakha serta kesabaran lelaki itu yang terus mendampingi Rania sepanjang waktu, membuat Rania perlahan mulai bangkit dari keterpurukan yang dialaminya secara bertubi-tubi. Luka pasca kecelakaan yang menyebabkan dirinya buta, belum juga sirna, kini Rania harus kembali menerima kenyataan kalau-kalau dirinya bisa saja mandul akibat keguguran yang dia alami saat ini. Dan kenyataan itu semakin membuatnya dilanda sedih berkepanjangan. Meski terkadang sepulas senyum hadir menghiasi wajahnya, namun dalam lubuk hatinya yang terdalam, Rania tak hentinya menangis, menjerit, merintih menahan pedih yang terus merundung hidupnya tanpa henti. Dan menjadi satu hal yang terus Rania syukuri hingga saat ini, adalah tentang Rakha. Benar apa yang dikatakan lelaki itu minggu lalu, di malam sebelum Rania ke

  • DEAR RANIA   20. KONTRAKSI

    "Apa kabar Rania? Ini aku, Nando," Bibir Rania yang hendak bicara langsung terkatup rapat saat dia tahu siapa manusia yang masuk ke dalam ruangan rawatnya saat ini. Perasaannya mendadak kacau balau. Mungkin, seandainya saja dia tidak buta, ingin sekali rasanya Rania bangkit dari ranjang, menghampiri Nando, lalu menampar wajah laki-laki itu dengan sekuat tenaga. Namun sayang, keterbatasannya membuat Rania benar-benar merasa tidak berdaya saat ini. Dia benar-benar lemah. Bahkan kini, yang bisa dia lakukan hanyalah menangis. "Mau apa lo ke sini?" tanya Rania seraya menyeka cepat air matanya. Dia sadar tidak seharusnya dia kembali menangisi laki-laki brengsek yang telah membuat sedih keluarganya pun menghancurkan harapannya. "Rania..." tubuh Nando semakin mendekat, bahkan kini dia berhasil menyentuh jem

  • DEAR RANIA   21. FIRST KISS

    Masih dalam posisi yang sama, ketika Rania sadar dari pingsannya pasca kontraksi yang sempat di alaminya tadi. Rania mendapati tangannya tengah di genggam dengan cukup kuat oleh seseorang yang nampaknya duduk di sisi ranjang tempat tidurnya saat itu. Aroma maskulin yang terhirup oleh indra penciumannya dapat dengan mudah membuatnya tahu bahwa sosok yang kini ada di sampingnya adalah Rakha. Bahkan, hanya dengan menghirup aroma tubuh Rakha saja, hati Rania bisa merasa lebih tenang. Dia merasa terlindungi dengan keberadaan Rakha di sisinya. Rania menggerakkan tangannya, meraba ke arah bahu, lalu kepala Rakha. Sepertinya Rakha sedang tertidur pulas. Kepalanya tertelungkup bertumpu pada sisi ranjang. Bahkan lelaki itu sama sekali tak bergerak saat jemari Rania kini membelai rambutnya. Membelai dengan penuh kelembutan. Sepulas senyum terbit di wajah pucatnya. "Rambut kamu teb

  • DEAR RANIA   22. KISSING IN THE ROOM

    Apapun yang terbayang saat itu dalam benaknya, seolah hilang dan sirna. Otaknya mendadak kosong. Bahkan semua hal di sekelilingnya seolah berhenti bergerak. Hingga pada akhirnya, yang terasa hanyalah degupan jantungnya sendiri. Si laki-laki masih diam dalam posisinya, setengah menunduk karena tubuhnya yang memang lebih jangkung. Sementara si gadis, setengah berjinjit. Ke dua tangannya bergerak cepat melingkar di leher si lelaki. Ketika kulit bibir mereka saling bersentuhan, si gadis bisa merasakan sebuah cengkraman kuat di pinggangnya. Si gadis menutup matanya. Berusaha menikmati. Sementara si lelaki, masih berusaha mengumpulkan seluruh keberaniannya. Kesadarannya.

  • DEAR RANIA   23. KONSPIRASI BUSUK

    Angin bertiup semilir menerpa dedaunan hijau yang mulai layu dan mengering. Rintik hujan masih setia membasahi bumi. Langit Ibukota yang biasanya cerah kini seolah berkabung. Terselimuti awan mendung yang enggan beranjak dari peraduannya. Sungguh pemandangan biasa bagi warga Jakarta, tepatnya sejak satu bulan terakhir. Sebab hujan tak pernah mengenal waktu untuk turun. Memasuki akhir tahun, sepertinya hujan semakin intens menunjukkan kekuasaannya. Hari berlalu berganti minggu dan minggu berganti menjadi bulan. Waktu seolah berputar lebih cepat saat manusia merasa hidup jauh lebih indah. Ini sudah masuk awal Desember, dan itu artinya, sudah genap tiga bulan usia pernikahan kedua yang dilakukan Rakha dan Rania. Pasca insiden keguguran yang dialami Rania beberapa bulan lalu, Rakha meminta pihak keluarga untuk kembali menggelar acara pernikahan kedua agar dirinya bisa lebih tenang dalam menjalani hubungan

  • DEAR RANIA   24. PERMINTAAN RANIA

    "Apa lagi sih?" Rania terus meracau tidak jelas saat dirinya harus kembali terlibat adu tarik tangan dengan manusia tak tahu diri yang bernama Rakha Al Farizi, suaminya, pagi-pagi begini. Satu-satunya manusia tidak berkeprimanusiaan yang terus saja mengganggu tidur Rania, padahal Rania merasa dirinya baru saja tertidur sekitar satu sampai dua jam. Bayangkan saja, tadi berkisar pukul 02.00 WIB dini hari, Rania sudah dibangunkan oleh Rakha dengan dalih shalat malam. Dirinya yang jelas masih sangat mengantuk bersikukuh tak mau beranjak dari tempat tidur, hingga setelahnya Rakha kembali menggendong tubuhnya yang masih setengah sadar menuju kamar mandi, lalu mengunci pintu kamar mandi dari luar sebelum Rania menuruti perintahnya untuk mengambil wudhu. Dan semua penderitaan Rania tidak terhenti sampai di situ. Usai menunaikan shalat malam, lagi-lagi Rakha melarang Rania untuk kembali melanjutkan tidurnya. Al-Quran Braille yang dibeli Rakha untuk Rania sekitar dua m

Bab terbaru

  • DEAR RANIA   BURONAN (Prolog)

    Seorang lelaki menerima telepon dari seseorang di flatnya. "Hallo, ada apa Rick?" tanya lelaki itu pada orang yang meneleponnya. Dia menyalakan rokok dan berjalan ke sisi jendela. Membuka kaca jendela lalu mengepulkan asap rokok itu ke udara. Dingin angin malam berhembus menerpa wajah tampannya. "Ada pekerjaan baru untukmu, Sam. Kau sedang butuh uangkan?" ucap seorang lelaki di seberang. "Asal bukan memperkosa dan menculik anak kecil, aku terima," sahut lelaki yang dipanggil Sam itu. Saat itu, lelaki bernama Sammy itu duduk di jendela kamar dengan tubuh yang bersandar ke dinding dan satu kaki yang terangkat. Siku tangannya yang memegang rokok bertumpu pada lutut kakinya

  • DEAR RANIA   BURONAN (Sinopsis)

    Tentang Sammy. Seorang buronan interpol yang melarikan diri dari penjara karena ingin mencari adik angkatnya yang hilang. Dia adalah mantan tentara militer yang beralih profesi sebagai pembunuh bayaran setelah di fitnah dan di pecat secara tidak hormat, lalu di jebloskan ke penjara dan di siksa secara keji. Tentang Rheyna. Gadis yatim piatu salah adopsi. Dia di jual oleh orang tua yang mengadopsinya pada seorang germo di Las Vegas untuk di jadikan pelacur. Hingga suatu hari, Rheyna berhasil kabur dari tawanan si germo. Satu hal yang Rheyna inginkan saat itu, yakni pulang ke tanah air agar dia bisa bertemu kembali dengan seorang lelaki yang teramat sangat dia kagumi sejak kecil, lelaki itu adalah Ustadz yang mengajarnya mengaji di panti asuhan dulu, namanya Ustadz Rakha. Tentang sepasang suami istri, Rakha dan Rania. Sebelum menikah dengan Rakha, Rania sempat di lamar oleh seorang lelaki berkebangsaan Arab bernama Ahmed, tapi Rania menolaknya.

  • DEAR RANIA   108. EPILOG

    Dear Rania... Pada lembar terakhir buku ini, saya menyematkan foto kita berdua di sana. Berharap suatu hari nanti, ketika kamu melihatnya, kamu bisa tersenyum dan tahu betapa tampannya seorang Rakha yang menjadi suamimu ini... Allah telah memberi saya anugrah cinta yang luar biasa di dalam hati saya, hanya untukmu. Dan saya tak pernah berpikir untuk menghapusnya dari dalam hati maupun pikiran saya. Perasaan ini akan selalu saya jaga dan saya pupuk dengan baik di dalam jiwa saya. Karena saya percaya, alasan Allah mempertemukan kita lalu mempersatukan kita dalam ikatan suci pernikahan bukan hanya untuk sementara. Pasti ada alasan lain dibalik ini semua. Boleh saja kini kita berpisah, tapi saya yakin, suatu hari nanti cinta kita akan kembali b

  • DEAR RANIA   107. RENCANA ALLAH ITU INDAH

    Sebuah gedung megah berdiri kokoh di pusat Ibukota.Hotel berbintang lima itu ramai di kunjungi oleh berbagai macam kalangan orang-orang kelas atas dari mulai pengusaha, aktris, penyanyi, Syekh dan habib terkenal hingga beberapa pejabat pemerintahan.Mereka datang berbondong-bondong dan saling menunjukkan kemampuan finasial melalui mobil mewah yang mereka gunakan.Acara resepsi pernikahan seorang Ustadz terkenal asal Bantul, bernama Rakha Al-Faridzi dengan seorang wanita bercadar yang merupakan mantan istrinya sendiri bernama Rania Putri Wulandari Akbar di gelar dengan sangat meriah.Jika pernikahan pertama mereka dulu tak ada resepsi karena memang sengaja di sembunyikan agar tak tercium awak media, hingga berujung perceraian. Namun kali ini mereka terlihat blak-blakan membagi kebahagiaan mereka pada awak media.Bahkan acara itu di buka bebas untuk para rekan wartawan yang ingin meliput.

  • DEAR RANIA   106. MENYAMBUT HARI KEMENANGAN

    Acara ijab dan kabul telah usai.Hampir seluruh keluarga besar Dirgantara pulang ke penginapan, hanya tersisa Bastian dan Devano yang masih asik berkumpul di Masjid bersama keluarga Rakha yang lain, di antaranya Kohar dan Wisnu.Aminah, Latifah, Zulfa dan Ummi sudah sejak tadi masuk kamar untuk beristirahat. Setidaknya mereka masih memiliki waktu sekitar dua sampai tiga jam untuk tidur sampai waktu shalat Idul Fitri tiba.Rakha baru selesai mencuci muka di kamar mandi setelah berulang kali dia terus meyakini dirinya bahwa apa yang dia alami malam ini bukanlah mimpi alias nyata! Real! Asli! Fakta bukan rekayasa.Lelaki itu sudah menanggalkan jas hitamnya dan menyisakan sebuah kemeja putih yang melekat pas di tubuhnya yang juga berkulit putih.Rakha berwudhu.Berharap perasaannya bisa sedikit lebih baik.Terlebih, setelah ini dia harus menghadapi Rania yang

  • DEAR RANIA   105. INI PASTI MIMPI!

    Rakha Pov...Tak terasa, Ramadhan tahun ini akan segera berakhir.Gema takbir sudah berkumandang.Menyejukkan hati. Meneduhkan sanubari.Kalimat-kalimat toyyibah penyeru betapa perkasanya sang Ilahi sedang diperdengarkan di seluruh dunia, semua orang menyeru nama Allah, memujinya.Tak henti-hentinya rasa syukur terus saya panjatkan atas karunia dan kasih sayang yang telah Allah berikan pada saya karena telah memberikan saya kesempatan mengecap manisnya bulan penuh rahmat di Ramadhan tahun ini.Nikmat sehat, nikmat beribadah, nikmat hidup pun nikmat-nikmat lainnya yang mungkin tak akan terhitung jumlahnya jika saya ucapkan satu persatu.Allah maha kaya, maha pengasih, maha penyayang, maha adil dan maha segala-galanya.Hanya kepada-Nyalah saya meminta dan memohon ampunan atas semua dosa-dosa

  • DEAR RANIA   104. SEPERTI KHADIJAH MELAMAR RASULULLAH

    "Assalamualaikum, Ummi? Apa kabar?" ucap salah satu perempuan yang lebih dulu masuk.Dia seorang perempuan bercadar.Lebih tepatnya."Waalaikum salam," jawab Ummi dengan suara pelan. Masih terlihat bingung.Perempuan bercadar itu merangsek ke arah Ummi, memeluk Ummi dan menangis."Ini Rania Ummi..." bisik Rania sambil terisak.Latifah langsung menunduk."Rania?" gumam Ummi seolah tidak percaya.Rania mengangguk, melepas cadarnya."MasyaAllah..." gumam Ummi yang langsung menangis. "Jadi, kamu bukan ke Arab?"Bastian dan Raline menyusul masuk hendak bersalaman dengan si empunya rumah. Mereka berdiri di samping Rania.Rania bingung jadi berpandangan dengan ke dua orang tuanya."Ke Arab bagaimana Ummi?" tanya Rania yang tidak mengerti maksud pertanyaan Ummi.Dan Ummi pun menceritakan apa yang tadi diceritakan Siti padanya setelah mereka kini sudah duduk di sofa ruang tamu.Rania dan keluarg

  • DEAR RANIA   103. PERJALANAN MENUJU BANTUL

    Lantunan shalawat terus terdengar dari musik yang di putar Wisnu mengiringi perjalanan mereka menuju kampung halaman.Mudik tahun ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.Jika tahun lalu mereka sudah berada di kampung sejak jauh-jauh hari sebelum hari raya, tapi sekarang di malam takbiran mereka justru masih berada di perjalanan.Untungnya arus mudik tahun ini jalanan di sepanjang jalur yang mereka lalui menuju Bantul ramai lancar alias tidak macet.Mereka sempat beberapa kali transit di rest area atau pom bensin untuk menunaikan shalat.Selepas maghrib mereka sudah masuk kawasan Jogya.Wisnu menepikan mobil di sebuah warung makan yang menyediakan fasilitas mushola dan toilet umum.Usai menunaikan shalat maghrib mereka buka bersama dengan memesan beberapa menu makanan yang berbeda.Wisnu dan Runi memesan menu ayam bakar, sementara Siti ingin makan lontong sayur dan seperti biasa, Rakha memesan menu kesukaannya lele goren

  • DEAR RANIA   102. SELEPAS ISTIKHARAH

    Malam itu, malam di mana dua hari menjelang hari raya Idul Fitri tiba.Di sepertiga malam yang sunyi, dua anak manusia sama-sama melaksanakan shalat istikharah.Bersujud, merendah dan memohon kepada sang penguasa alam atas apa yang menjadikan hati mereka resah dan gundah gulana.Meminta dengan khusyuk agar Allah memberikan petunjuk terbaiknya kepada mereka.Mereka bukanlah manusia mulia seperti Rasullullah pun Siti Khadijah. Mereka hanya manusia biasa yang berlumur dosa dan khilaf.Untuk itulah mereka tak sanggup menyelesaikan masalah ini sendirian tanpa campur tangan Allah di dalamnya.Karena mereka tahu, sebaik-baiknya pemberi petunjuk hanyalah Allah SWT.Sebaik-baiknya pembuat rencana, hanya Allah Azza Wa Jalla.Bukankah, rejeki, maut dan jodoh itu semua sudah ditetapkan Allah sejak mereka terlahir ke dunia?Maka, mereka akan pasrahkan semuanya kembali hanya pada sang pemilik hati.*****Keesokan harinya

DMCA.com Protection Status