Share

Lexa 4

Author: GABNALIV
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Marcus dan Lexa kini sudah sampai di rumah Marcus, jam sudah menunjukan pukul 12 malam tapi rasa kantuk belum dirasakan oleh keduanya. Setelah sampai di kamar Marcus, tak lupa mengunci pintu kamar. Lexa kaget dengan reaksi Marcus mencium bibir Lexa dengan menggebu-gebu tak lupa tubuh Lexa makin terpojok karena Marcus mendorong Lexa hingga tubuh mereka saling menempel satu sama lain.

Dengan tidak rela Marcus melepas pagutan bibirnya karena ia merasakan Lexa membutuhkan pasokan udara. Nafas keduanya tersengal dengan kening yang saling menempel dan kedua pasang mata masih terpejam.

“Sekarang kita mandi ya?” tanya Marcus lembut. Lexa semakin mnegeratkan pelukannya di leher Marcus menhirup aroma Marcus sebagai penghantar tidurnya sambil menggelengkan kepala.

“Kenapa gak mau?”

“Aku Cuma mau tidur di pelukan kamu aja.”

Marcus tidak menggubris ucapan Lexa, ia langsung mengangkat badan lexa seperti koala dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lexa hanya pasrah saat Marcus mulai melepaskan baju yang ada di tubuhnya dan menuntun masuk ke dalam bathup untuk berendam air hangat.

Lexa duduk dipangkuan Marcus dengan posisi saling berpelukan. Mereka mandi tanpa sehelai benang, dan saat ini Marcus benar-benar menahan gairah agar tidak menusuk vagina Lexa dengan juniornya. Ia sadar diri kalau belum saatnya mereka melakukan hubungan seksual karena status mereka masih menjadi mahasiswa dan Marcus tidak ingin nama baik keluarganya di coreng akibat tindakan senonoh jika Marcus menuruti gairahnya.

“Sayang?” Lexa hanya bergumam pelan di dekapan hangat Marcus.

“Kamu masuk organisasi kakak saja ya?” usul Marcus lembut. Lexa menjauhkan kepalanya dari dada Marcus, menatapnya sesaat sebelum berujar Kembali.

“Apa tidak apa-apa?” tanya Lexa dengan kening berkerut.

Astaga, kucubit nanti kau sayang. Batin Marcus. Marcus tidak habis pikir dengan pertanyaan polos Lexa yang menurutnya sangat lucu.

“Gak masalah sayang.” Marcus benar-benar gemas dengan raut wajah Lexa yang sedang menahan ngantuk.

“Terserah padamu saja.” Jawab Lexa malas dan Kembali menyender di dada bidang Marcus. Dasar manja, yang kuliah siapa yang suruh daftar siapa. Batin Marcus.

“Yuk bangun, gak baik berendam lama-lama.” Lexa dan Marcus akhirnya beranjak dari bathup untuk membilas tubuh mereka dibawah guyuran shower, setelah itu mereka Kembali ke ranjang untuk istirahat.

Keesokan harinya. Di rumah Lexa.

Marcus memutuskan untuk mengantar Lexa pulang ke rumahnya setelah makan siang. Setelah mereka sampai di pekarangan rumah Lexa, dilihatnya mobil orang tua Lexa sudah parkir di halaman yang menandakan kalau Alyicia dan Derril sudah sampai di rumah. Lexa langsung turun dari mobil Marcus dengan Langkah tergesa berlalri masuk ke dalam rumah.

“Mommy!” teriak Lexa menggelegar begitu ia melihat Alyicia dan Dirk sedang berdiiri di ruang tengah berbicara dengan pelayan di rumahnya.

Alyicia yang mendengar teriakan Lexa terlonjak kaget dan langsung tersenyum sumringah melihat putri semata wayangnya berlari kecil dan langsung menghamburkan pelukan ke Alyicia.

“Lexa kangen sama mommy.”

“Iya mommy juga kangen sama Alex.” Alyicia membalas pelukan Lexa sama eratnya.

“Gak kangen sama daddy nih?” tanya Derril pura-pura merajuk melihat kedekatan Lexa dengan istrinya.

“hehe. Daddy jelek kalau lagi merajuk.” Jawab Lexa sambil menghamburkan pelukannya ke Derril. Setelah puas berpelukan, Derril memberikan 2 buah paper bag sebagai oleh-oleh untuk Lexa dari Swiss.

“Yey! Coklat!” Lexa begitu senang mendapatkan cokelat salah satu oleh-oleh khas Swiss dan Lexa juga dibelikan Jam tangan brand Swatch model terbaru. Derril memberikan 1 buah paper bag lagi kepada Marcus yang berdiri di belakang Lexa.

“Ini untuk kamu, sampaikan salam om untuk Dirk. Kamu menginap saja disini, sebagai bentuk terima kasih karena sudah menjaga Lexa selama om dan tante tidak di rumah.” Ujar Derril setelah memberikan paper bag.

“Terima kasih om. Kalau begitu Marcus pulang sebentar ke rumah.”

“Aku ikut!” seru Lexa sambil bergelayut manja di lengan kiri Marcus. Alyicia dan Derril hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku putri kesayangan mereka.

Lexa dan Marcus kini sudah Kembali berada di rumah Marcus untuk mengemas beberapa barang, sementara Lexa kini berada di ruang keluarga bersama Fanny. Fanny begitu antusias menerima sedikit buah tangan dari Alyicia dan Derril Ketika pulang dari Swiss. Sungguh calon besan masa depan.

Fanny juga mengijinkan Marcus untuk menginap beberapa hari di rumah Lexa karena Alyicia dan Derril juga menyayangi Marcus sebagai anak mereka sendiri. Jadi bukan masalah besar bagi Fanny.

Selagi berbincang, Marcus sudah Kembali ke ruang keluarga beserta tas gym yang berisi beberapa pakaian Marcus serta kebutuhan kuliah nanti. Mengingat besok adalah hari Senin, sehingga Marcus dan Lexa sudah Kembali dengan aktivitas baru mereka di kampus. Lexa sebagai mahasiswa semester 1 dan Marcus sebagai mahasiswa semester 5.

Lexa dan Marcus berpamitan dengan Fanny dan sekarang mereka sudah berada di dalam mobil Marcus. “Besok kamu kelas jam berapa?” tanya Marcus setelah keheningan beberapa menit.

“Akua da kelas jam 10 pagi. Kamu sendiri?” tanya Lexa balik.

“Sama aku juga jam 10. Besok kita sekalian berangkat bareng saja.”

“hmm.. akum au mampir ke toko buku sebentar bolehkah?”

“ada perlu apa?”

“I need more stationary baby. Aku rasa alat tulis aku belum lengkap.”

“Baiklah kita mampir sebentar mumpung masih sore.”

Lexa dan Marcus sampai di toko buku setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam. Lexa begitu antusias memilih berbagai alat tulis, mulai dari pulpen, pensil mechanic beserta isinya, correction tape, binder, index dan sebagainya. Lexa begitu terobsesi dengan berbagai macam alat tulis, bahkan meja beajarnya begitu apik dengan berbagai rak organizer yang berisi berbagai macam pulpen warna, stabile, beserta spidol yang ia pisahkan berdasrkan warna dan merk.

Marcus yang melihat Lexa belanja seperti itu hanya menggelengkan kepala, Lexa membeli semua tidak melihat harga yang tertera jadi jangan heran dengan sekali belanja bisa menghabiskan uang minimal lima ratus ribu rupiah. Sungguh hedon.

“Sudah sayang?” tanya Marcus sambil membantu bawa barang belanjaan Lexa. Marcus tidak habis pikir, Lexa hanya boros dengan alat tulis bukan hal lain seperti make up atau pakaian dan tas dari brand mahal. Tetapi Marcus harus bersyukur dengan kepribadian Lexa yang tidak membuang uang hanya untuk mengikuti trend sepatu, tas, atau pakaian.

“Sudah hehe.”

“Kamu sering belanja alat tulis?” tanya Marcus, sungguh ia benar-benar penasaran dengan jawaban Lexa.

“Tidak hanya 6 bulan sekali setiap mau mulai awal semester baru. Memang kenapa?” tanya Lexa Balik.

“Tidak. Aku hanya bingung aja, kamu begitu hedon kalau belanja alat tulis.”

Lexa hanya terkekeh geli mendengar penuturan Marcus. “Entahlah, ini salah satu hobiku. Tapi aku selalu belanja dengan hasil simpanan uang bulanan. Jadi mommy sama daddy tidak pernah ngomel.”

Marcus tidak merasa heran dengan tingkah Lexa, karena saat Marcus menyelinap ke kamar Lexa, Marcus benar-benar terpukau dengan kamar Lexa, terutama meja belajarnya yang sangat rapi. Dan ia cukup bangga karena Lexa adalah kekasihnya.

Related chapters

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 5

    Selama minggu pertama kuliah, Marcus dan Lexa selalu pergi dan pulang bersama bahkan tak jarang mereka berkumpul dengan teman-teman lainnya yang yang sudah akrab sejak pesta di club.Kini, Lexa dan Marcus sedang berada di stan pendaftaran organisasi Akuntansi, alias Marcus yang menyuruh Lexa untuk mendaftarkan diri karena hanya Lexa yang belum mendaftarkan diri. Awalnya Lexa tidak ingin gabung, karena emang dirinya malas ikut organisasi. Tapi karena Marcus yang selalu menakuti Lexa dengan berbagai macam alasan seperti, dipersulit dosen saat skripsi atau susah mendapat nilai A waktu ujian. Sehingga mau tidak mau Lexa mendaftarkan diri.Selagi Lexa sedang mengisi form pendaftaran via I

    Last Updated : 2024-10-29
  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 6

    Setelah belasan menit, akhirnya tangisan Marcus berangsur berhenti. Kini posisi mereka saling berpelukan, Marcus terus menyerukan wajahnya di ceruk leher Lexa menghirup aroma tubuh Lexa yang mengeluarkan wangi mawar membuatnya Kembali tenang. Bulu kuduk Lexa terus meremang karena lehernya diterpa nafas hangat Marcus.Lexa sudah beberapa kali mencoba melepaskan pelukan Marcus tapi Marcus terus menolak. Marcus merasa malu karena ini pertama kalinya ia menangis di depan seorang wanita. Betapa lucunya tingkah Marcus yang terus menempel kepada Lexa seperti koala.“Sayang … kita gak mau pulang?” tanya Lexa setelah memecah keheningan.Marcus hanya bergumam pelan tapi set

    Last Updated : 2024-10-29
  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 7

    Berbagai macam alat terpasang di tubuh Marvin. Monitor yang sedang menampilkan grafis tentang kinerja organ tubuh, misalnya detak jantung, kadar oksigen di dalam darah, atau tekanan darah. Ventilator untuk membantu bernapas, infus serta selang makanan yang tertancap di tubuh Marvin semakin membuat Dirk, Fanny, dan Marcus semakin tidak tega. Sudah dua hari sejak kejadian kecelakaan itu dan pemberitahuan diagnose pada Marvin. Tetapi, seluruh anggota keluarga belum ada yang merelakan kepergian Marvin secepat ini. Setiap 6 jam sekali, Fanny, Dirk, dan Marcus bergantian untuk menemani Marvin di ICU. Sekarang, Marcus sedang menemani Marvin. Marcus menatap wajah sang kakak yang masih terl

    Last Updated : 2024-10-29
  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 8

    Tit. Tit. Tit. Tit. Tit. Alat monitor hemodinamik dan saturasi bunyi lebih cepat dari biasanya, Marcus yang baru saja terlelap terlonjak bangun sontak membola melihat Marvin kejang-kejang. Marcus langsung menekan tombol emergency berkali-kali yang ada di atas bankar rumah sakit, seketika dokter Felix dan dua orang perawat lainnya berlari masuk ke kamar inap Marvin. Suasana panik dan tegang terjadi Fanny menangis di dalam dekapan Dirk. Cobaan apalagi yang mereka hadapi. Marcus terus berdoa untuk Marvin supaya Kembali sadar. “Ambil defribrilator!” titah dokter Felix kepada salah satu suster. Suster langsung menyiapkan defribrilator sedangkan suster yang lainnya mengoleskan gel dingin di sekita dadanya. Sedngkan yang lainnya men

    Last Updated : 2024-10-29
  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 9

    Author POV Setelah mendengar cerita Marcus tentang mendiang Marvin, Lexa langsung memeluk Marcus dengan erat. Pecahlah tangis Marcus saat itu juga, sudah lama ia tidak mengeluarkan seluruh beban pikirannya dengan orang yang ia cintai. Bukan berarti ia tidak mencintai Fanny dan Dirk, tapi ia tidak ingin bagi bebannya dengan orang tuanya karena Marcus tahu terkadang Fanny masih suka sedih jika mengingat kematian Marvin dan itu tidak jauh berbeda dengan Dirk. Ia semakin tidak tega dengan itu. “Sayang …” panggil Marcus pelan sambil mengurai pelukannya pada Lexa. Lexa melihat wajah Marcus yang dipenuhi buliran air mata di sekitar mata, Lexa merangkum wajah Marcu dengan tangan kecilnya sambil menghapus air mata Marcus dengan ibu jarinya. “Kenapa?” tanya Lexa pelan. Marcus merangkum wajah Lexa, bibi

    Last Updated : 2024-10-29
  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 10

    Marcus POV CONT “Ahh…” James bingung harus bagaimana ngomongnya. “Ini tentang Selin.” Jawab James ragu. “Ada apalagi?” tanyaku heran. Sebenarnya aku paham dengan bagaimana paham James, ia ragu sekaligus takut karena keluarganya yang kurang harmonis yang menyebabkan hati james seolah keras dan dingin yang sulit dicairkan. Sehingga ia merasa jika cinta seseorang tidak akan pernah ada padahal teori itu sama sekali tidak ada. James yang mendengar perkataan Marcus mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan sambil menatap Marcus ragu. “Entahlah… gue juga bingung sebenernya. Menurut lu gimana?” “Ikutin kata hati lu lah. Oh ya hati lu kan beku gak bisa denger lu ngomong apa.” Jawab Marcus cuek.

    Last Updated : 2024-10-29
  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 11

    Mature Content 21++ bagi yang belum mencapai umur, silahkan skip bab ini yaa. Author POV Hari sudah beranjak malam dan Lexa memutuskan untuk menginap di rumah Marcus karena esoknya mereka ada jadwal kuliah di jam yang sama. Sekarang mereka berada di kamar yang ditempati Lexa, Marcus bersandar pada kepala ranjang sedangkan Lexa duduk di dalam pangkuan Marcus kedua tangannya mengalung di leher Marcus sambil bersandar manja di dada bidangnya. “Sayang..” panggil Marcus sambil mencium puncuk kepala Lexa, yang hanya dibalas dengan gumaman pelan Lexa dengan mata terpejam. Lexa sedang malas karena terlalu menikmati detak jantung Marcus yang tenang. “Aku ada kabar baik buat kamu.” Perkataan Marcus sukses membuat Lexa mendongakan kepalanya menatap wajah Marcus dengan pandangan bertanya-tanya. Marcus yang melihat raut wajah Lexa tersenyum geli dan mencur

    Last Updated : 2024-10-29
  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 12

    Lexa 12 Pagi hari menjelang dengan sinar matahari yang menyentrik masuk dibalik celah gorden kamar Lexa dan Marcus terlelap. Setelah menyelesaikan pergulatan panas yang terjadi diantara mereka, Lexa dan Marcus belum juga terbangun dengan keadaan saling mendekap tanpa busana yang melekat dianatar tubuh mereka selain selimut tebal yang membungkus. Marcus pertama kali membuka matanya secara perlahan seketika tersenyum melihat pemandangan indah di depannya. Wajah polos Lexa yang terlihat lucu dan polos belum lagi terdapat beberapa hiasan di bagian leher dan belahan dadanya. Kissmark. Salah satu kegiatan favorite Marcus. Marcus mulai mencium Lexa dimulai dari puncak kepala, kening, kedua mata, hidung mancung, kedua pipi, dan terakhir di bibir ranum Lexa kemudian melumatnya pelan menikmati rasa manis di bibir Lexa. “Bangun sayang..” kata Marcus tepat di depan telinga Lexa sambil meniup dan menjilat seluruh

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 47

    LEXA 47 Tepat pukul delapan pagi mobilku sudah menunggu di area hotel tempat aku menginap. James sudah siap dengan tas tangan yang berisi map tebal untuk dibahas hari ini tak lupa dengan ipad yang selalu menempel di tangannya. “Lo sudah dapat lengkap informasinya?” “Sudah. Dia adalah Kim Min Young sudah tahun ke enam tinggal di Korea dengan gelar sarjana Akuntansi lulus predikat cumlaude yang sekarang bekerja di Royale Company sebagai desainer khusus di bagian perhiasan. Tidak terlalu jelas di bagian latar belakang keluarga. Dari visual aku bisa nebak jika Kim Min Young bukan warga negara asli Korea tapi dia salah satu alumni dari salah satu universitas negeri disini dari jalur beasiswa. Hanya itu yang bisa gue sampaikan.” Jelas James. “Kabarin info lanjutnya.” Aku langsung masuk ke dalam mobil menuju Royale Company untuk melanjutkan rapat mengenai desain yang harus diperbaiki. Tepat setengah jam kemudian. Mobilku sudah tiba di depan lobby Roy

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 46

    LEXA 46Kessokan harinya Lexa sudah tiba di meja kerjanya dan duduk dibalik kubikel setelah meletakan tas dan melepaskan coat panjangnya.Tok tok tok"Oh? Jaehyun-ssi.. ada apa?" Tanya Lexa setelah melihat siapa yang mengetuk kubikelnya."Setelah jam makan siang, ada rapat pertemuan investor dari perusahaan cabang Amerika. Jangan lupa persiapin berkas desain yang sudah kamu buat untuk perluncuran model terbaru di musim semi nanti." Jelas Jeahyun."Arraseo. Gomawoyeo.." balas Lexa seraya tersenyum."Tidak masalah. Oh ya banana milk untukkmu. Selamat bekerja Minyoung-ssi." Pamit Jaehyun setelah memberikan sebotol susu rasa pisang.Lexa tersenyum sambil memandang Jaehyun pergi dari ruangannya. Untungnya beberapa desain sudah jadi beberapa karena ia menyicil dengan membawa beberapa pekerjaan ke flatnya jika ia tidak ada rencana di malam hari sehingga tidak terlalu terburu-buru dalam mempersiapkan rapat nanti siang.Notifikasi pesan

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 45

    Lexa 45 “Tolong lepaskan Tuan.” Sahut Lexa datar. Namun bukannya menyingkir, Marcus semakin menghimpit tubuh Lexa dengan seringai yang mampu membuat jantung Lexa mencelos. *Sekarang Marcus dan Lexa sudah berada di tangga darurat setelah adegan pemaksaan yang membuat Lexa semakin jengkel dengan tindakan Marcus tapi tetap aja Lexa diseret hingga sekarang mereka berdiri saling berhadapan di tengah lampu yang cukup kurang penerangannya. “Apa mau anda tuuan Leander? Saya harus segera ke kampus karena saya punya jadwal kuliah.” Terang Lexa seraya mendesis tak lupa dengan tatapan yang datar namun menusuk. “Alex-“ “Jangan sebut nama itu selama anda bukan siapa-siapa bagi saya.” Tekan Lexa yang membuat Marcus Kembali terdiam. Hatinya seperti ditikam dengan belati saat mendengar perkataan Lexa. Sebesar itukah kesalahannya beberapa minggu yang lalu? Belum sempat Marcus melanjutkan kata-katanya, Lexa

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 44

    Lexa 44"Bisa kau jelaskan apa maksud dari pembicaraan di telpon tadi?"***Deg!Lexa meneguk ludahnya kasar. Shit! Kenapa ia bisa lupa memberitahukan Marcus tentang ini!? Kedua mata Lexa bergerak tidak fokus bahkan kedua tangannya meremat satu sama lain."Ma-Marcus... a-aku bisa jelaskan semuanya... itu.. aku...""Jelaskan semuanya tanpa pengecualian!" Amarah Marcus benar-benar tidak bisa dibendung lagi. Bahkan wajahnya sudah mulai merag karena menahan geraman.Lexa menarik napas secara perlahan kemudian membasahi bibirnya yang terasa kering. "Aku melamar kerja di beberapa perusahaan sebagai karyawan magang..." sebelum Marcus kembali bersuara Lexa sudah menyela lebih cepat. "Tolong dengarkan aku sebelum kamu angkat bicara." Marcus hanya mengangguk menyetujui sebelum Lexa kembali bersuara."Aku melakukan ini karena aku tidak ingin membebani daddy lebih berat lagi, terutama membebani kamu ... maafkan aku karena aku

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 43

    “Baiklah sekarang balik ke topik awal.” Semuanya Kembali hening menunggu Marcus Kembali bersuara. “James sekarang giliran anda yag membuka konferensi virtual ini dengan menjelaskan bagaimana hubungan kalian berdua sekarang.” Jelas Marcus yang membuat Seline Kembali salah tingkah padahal ia sudah berharap jika mereka melupakan kejadian tadi.“Ya kami sudah official.” Jawab James singkat dengan senyuman yang begitu lebar sarat sudah menjelaskan semua rasa penasaran teman-temannya. Namun, tanpa disadari yang wajah Seline semakin merah seperti tomat karena menahan malu.“Wah ditunggu traktirannya.” Canda Reynard. “Berarti tingal gue doang nih yang masih sendiri diantara kalian? Sungguh kejam.” Gerutunya.“Ayolah jangan seperti itu, harusnya kau yang serius mencari pasanganmu Rey.” Canda Ben.“Dikira cari beras apa segampang itu” gerutu Reynard. “Sudah sele

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 42

    LEXA 42 Setelah adegan romantic yang secara mendadak pdisertai dengan isak tangis Bahagia sekaligus melegakan, dua sejoli yang baru saja dihinggapi mabuk asmara berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertaut sambil memamerkan senyum pepsodent yang menandakan betapa bahagianya mereka sekarang. Mereka sepakat Kembali ke penthouse Seline dan James Kembali memutukan untuk menginap di tempat Seline beberapa hari kedepan. Tapi sebelum mereka sampai James mengajak Seline terlebih dahulu menuju supermarket terdekat. James ingin merayakan hari kebahagiaan mereka secara kecil-kecilan mungkin ditemani muffin dan masakan khas Spanyol akan s

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 41

    Lexa 41 Dugaan Lexa tepat. Pagi Ketika terbangun, salah satu matanya sedikit membengkak. Ia menggeser tangan Marcus yang terletak di atas perutnya kemudian beranjak dari tempat tidur untuk mencari obat mata yang selama ini ia pakai jika matanya mengalami bengkak. Tepat setelah Lexa selesai mengoleskan salah satu matanya, sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya. “Mata kamu beneran bengkak?” seakan tahu apa yang sedang Lexa lakukan Marcus hanya menumpukan dagunya di bahu kanan Lexa mencium pundaknya yang terekspos karena mereka selalu tidur dalam keadaan bugil.

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 40

    Persiapan acara Accounting Event sudah semakin dekat begitu pun dengan hari lomba. Para panitia sudah membuka pendaftaran baik itu seminar online atau lomba paper dengan Lexa sebagai contact person. Saat ini Lexa sedang tiduran malas di apartemennya kerjaan revisi menumpuk sudah lima hari tidak ia sentuh sejak ia pulang dari rumah sakit. Beberapa pesan masuk berasal dari nomor yang tidak dikenal, rata-rata adalah mereka yang tertarik untuk mendaftar sebagai peserta webinar atau peserta lomba. Sampai Lexa terpaksa harus mengubah notifikasi menjadi vibrate saking banyaknya pesan yang masuk dan harus ia balas satu per satu.

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 39

    “Sayang … sudah dong jangan nangis lagi..” Ya. Sejak Lexa mengetahui penyakit yang disembunyikan Alyicia dirinya Kembali terguncang dengan perasaan bersalah yang tidak berujung. Lexa benar-benar menganggap dirinya bodoh dan durhaka terhadap Alyicia. Marcus terus mendekap tubuh Lexa sambil mengecup puncak kepalanya yang masih belum berhenti bergetar karena menangis. Namun karena tangisan Lexa tak kunjung berhenti, Marcus memutuskan untuk mengurai paksa pelukannya dan langsung meraup bibir Lexa dan caranya ternyata sukses membuat tangisan Lexa berhenti dan Marcus melepas pagutan bibirnya.

DMCA.com Protection Status