Beranda / Romansa / DANGEROUS LOVE / DIA PACAR GUE!

Share

DIA PACAR GUE!

Penulis: KUMARA
last update Terakhir Diperbarui: 2020-11-26 21:06:41

Jaka melepas sepatunya setiba di kamar kost Jenar. Jenar masih terus mengoceh dalam hati, bertanya-tanya kenapa Jaka tak langsung pamit pulang, dan malah meminta untuk datang ke kamar kost Jenar, katanya hanya mau meminta segelas teh hangat. 

Mata Jaka seperti mata keong, melihat sepertinya ada perubahan di kamar kost kekasihnya. Dan benar saja, dia menangkap perubahan itu dengan cermat. "Mana foto kita yang biasa ada di atas TV?" Dia menunjuk pada bagian yang biasanya diisi dengan bingkai foto.

Jenar yang sedang merajang air panas terpaku. Semalam foto itu dibuang oleh Remo, dan tadi pagi dia sudah membuang sampah ke tong sampah besar, pastinya telah diangkut oleh tukang angkut sampah. 

"Hm?" gumam Jaka bertanya sekali lagi.

"Kemarin ..., eh aku baru cek kalau pinggiran frame-nya udah busuk, lapuk dimakan rayap mungkin, jadi aku bawa ke tukang foto buat dibaikin, tapi frame ukuran segitu l

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DANGEROUS LOVE   SISI GELAP REMO

    "Tolong kamu juga pulang. Aku capek, si kunyuk itu kelamaan di sini tadi."Jenar berusaha untuk menolak Remo masuk ke dalam kamar kostnya. Namun, Remo berkeras untuk tetap masuk. Tenaga yang jauh berbeda alhasil membuat Remo menang."Ha ha! Si kunyuk?" Remo tertawa dingin sambil menutup pintu kamar kost Jenar. "Bukannya kamu bilang kalian udah putus?" tanyanya dingin sambil meletakkan kantong plastik belanjaan di atas lantai.Jenar sesaat terdiam sebelum menjawab datar, "Aku rasa kita gak perlu bahas itu." Dia berusaha untuk tak nenatap mata elang Remo."Kenapa kita gak perlu membahasnya? Siapa yang salah? Hm? Kamu berbohong? Atau ..., dia maksa untuk balikan?" selidik Remo dengan muka masih keras, menahan rasa cemburu yang hebat sebenarnya."Ngomong apaan sih?! Dia juga gak maksa untuk balikan, kok!" bantah Jenar seraya duduk kembali di depan TV."Teru

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-28
  • DANGEROUS LOVE   AMARAH JAKA

    BRAK!Jenar kaget ketika Jaka mengentak meja kerjanya cukup kuat. Gadis cantik itu langsung menengadah. Wajah Jaka terlihat sangat tidak dalam keadaan baik."Apa maksud kamu yang semalam itu? Dia itu siapa?" tanya Jaka sedikit mengintimidasi.Jenar tetap berusaha mengabaikan, dan masih fokus dengan laptop di depan matanya. "Kamu gak liat aku lagi apa?" sahutnya terdengar judes."Jangan main-main sama aku, Nar! Siapa cowok semalam? Aku tau dia artis, aku pernah liat dia muncul di TV, tapi apa hubungan kamu sama dia?" tanya Jaka lagi, mendesak."Kenapa gak kamu tanya sendiri semalam?" sahut Jenar masih tak mengalihkan pandangan dari laptopnya. Dia tahu benar Jaka tak berani bertanya langsung pada Remo."Kan ..., kan kamu sendiri yang minta aku untuk pergi, makanya aku pergi kemarin! Jawab aku, Nar ..." Jaka diam sesaat, dia mengulum bibir bawahnya seakan

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-28
  • DANGEROUS LOVE   DUNIA KITA BERBEDA

    Sebuah minivan milik management yang menaungi Remo berhenti di depan gedung kost Jenar. Mata Jenar membulat, dia kira Remo sendiri yang akan datang menjemputnya, tapi ternyata orang dari management tempat dia bekerja.Gadis bernama Putri yang merupakan asisten Remo turun dari minivan. "Remo yang nyuruh kami buat jemput kamu. Ayo masuk, dia masih ada pemotretan makanya gak bisa jemput." Putri mempersilakan Jenar untuk masuk ke dalam minivan.Jenar menurut meski hatinya mendumel. Untuk apa Remo ngajak aku ketemu kalau dia sendiri lagi kerja? Dih, dasar orang aneh! Batin Jenar sebal.Pintu minivan itu tertutup otomatis lalu sang sopir melajukannya kembali.***Selama dalam perjalanan, baik Jenar maupun Putri hanya saling diam. Sampai tiba-tiba Putri menyerahkan sebuah botol teh lemon."Minumlah, kamu pasti haus."Meski terasa sangat

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-29
  • DANGEROUS LOVE   MALAM YANG MENYAKITKAN

    Selama makan malam bersama sampai di jalan pulang, mulut Jenar masih terkatup, tak keluar satu kata pun dari bibir manisnya.Remo asyik bicara sendiri. Segala hal dia ceritakan, dari kegiatannya selama satu minggu ini sampai apa saja yang dia lakukan dalam menjaga dietnya. Namun, Jenar masih diam tak berkutik, sepertinya tidak menaruh perhatian sama sekali.Pikiran Jenar masih tertancap pada kata-kata Putri tadi, dan juga dia mulai sadar betapa beda dia dan Remo, sepertinya hubungan mereka tak akan berhasil. Menyaksikan dengan mata sendiri, Remo bersikap begitu manis pada model perempuan tadi, bahkan berpose mesra, hati Jenar menjadi kecut, meski dia tahu itu profesionalisme semata."Kayaknya semua ini gak akan berhasil." Jenar mengeluarkan suara ketika mereka hampir sampai di gedung kamar kost Jenar.Remo otomatis memperlambat laju mobil sportnya. "Hah? Maksud kamu?" tanyanya bingung.&nb

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-30
  • DANGEROUS LOVE   ADA CINTA DI KANTOR

    Kedua manik Jenar memandang kosong pada gelas kopi di atas meja. Kafetaria perusahaan siang itu mulai sepi berhubung jam istirahat makan siang akan berakhir dalam lima menit. Namun, pikiran Jenar masih mengembara pada kejadian beberapa malam lalu bersama Remo, seakan tak ada jalan keluar darinya.Kopi di atas meja telanjur dingin sudah, Jenar nyaris tak menyentuhnya, dia juga melewatkan makan siang. Beberapa hari ini dia begitu murung."Kamu belum mau balik, Nar?"Sebuah suara halus menyapa Jenar, memecah lamunannya. Jenar langsung menoleh pada si pemilik suara yang ternyata adalah Jackson, rekan kerjanya. Pria berkarakter vanilla itu sesekali memang menyapa Jenar. Senyum manisnya selalu berhasil membuat hati kaum hawa mencair."Ah ..., iya ..., bentar lagi." Jenar menyahut agak terbata."Lagi ada masalah?" Jackson tiba-tiba duduk di depan Jenar, mel

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • DANGEROUS LOVE   AKU IKUT BERSAMAMU

    "Ada yang sulit lu kerjain?" tanya Jackson sambil terus memperhatikan Jenar yang sedang sibuk bekerja."Gak apa-apa, bentar lagi selesai, kok. Lu gak mau pulang duluan?" Jenar balik bertanya."Gak, gue bakal nungguin lu aja, gue boleh kan antar lu pulang?"Untuk sesaat Jenar tersenyum kikuk, tapi kemudian dia mengangguk pelan.***Malam kian larut, tanpa sadar semua pekerjaan Ratu telah selesai dikerjakan oleh Jenar. Dia bisa menutup laptopnya sekarang, lalu mengecek jam dinding, tepat pukul sembilan. Buset, aku bahkan belum makan malam, pikirnya. Dia berganti mengecek ponsel pintarnya, tak ada satu pun pesan dari Remo. "Kenapa seakan-akan gue nunggu pesan dari dia?" gerutu Jenar seraya langsung memasukkan ponsel pintarnya ke dalam tas kerjanya.Tepat saat Jenar berbalik badan, dia temukan Jackson sudah terlelap di atas meja kerja di sebelahnya. Huft ..., gar

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • DANGEROUS LOVE   COWOK SINTING!

    Tubuh Remo membeku menyaksikan langsung penolakan langsung dari Jenar, dia tak menyangka kalau gadis itu akan berani menentangnya setelah apa yang terjadi di antara mereka. Dia memang tak semudah yang dia kira. Namun, sikap Jenar yang seperti inilah yang membuat dia justru makin gila."Ayo, Son." Jenar merangkul tangan Jackson dengan entengnya.Walau bingung dan berada di posisi terjepit, Jackson tak punya opsi selain menuruti permintaan Jenar. Remo yang sempat mematung langsung menarik tangan Jenar. "Tolong jangan bikin drama murahan kayak gini lagi, aku udah cukup berurusan sama Jaka, jangan ada yang lain lagi." Di luar dugaan, Remo bersikap cukup lunak."Aku mau pulang sama Jackson. Kamu dengar, kan?" Jenar menajamkan suara dan raut mukanya.Dengan agak kesal, Remo memelintir tangan Jenar. "Apa sekarang kamu udah tuli?"Mau tak mau Jackson harus terlibat di antara mereka

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-02
  • DANGEROUS LOVE   ITU BUKAN CINTA

    BRUK!!Jenar menjatuhkan tubuh besar Remo di atas tempat tidurnya. Napasnya telah terengah-engah, seperti baru saja mengangkat dua karung beras bersamaan.Napas Remo tak kalah melambat, tubuhnya kini meriang dan kulitnya terlihat makin pucat. Jenar tak bisa buang-buang waktu, secepatnya dia menyiapkan kompres air hangat dan juga menyelimuti tubuh Remo dengan selimut tebal berlapis-lapis.Jenar mengulangi kompres berkali-kali. Dia sampai tak sadar kalau waktu telah berlalu selama tiga puluh menit. "Gawat, gue juga mesti kerja! Tapi gimana nasib Remo? Gue gak bisa tinggalin dia gitu aja, gue juga gak bisa lapor Putri, haaaaa!!" Jenar mengakhiri gerutuannya dengan menggaruk kepala frustrasi.Demam Remo belum turun, Jenar tak punya pilihan selain menghubungi atasan di kantor. Dia akan ambil cuti sakit hari ini saja.".... Iya, Pak ..., baik, nanti saya akan lampirka

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-03

Bab terbaru

  • DANGEROUS LOVE   HIDUP BARU

    Berita tentang kejadian di Bandara sampai disiarkan di Amerika, tapi untungnya Remo dan Jenar bisa lolos tanpa dijerat masalah apa pun. Nana terbukti bersalah, namun dia tidak dijebloskan ke penjara sebab berdasarkan pengecekan yang dilakukan dokter kejiwaan, mental Nana tidak stabil dan dia mesti menjalani pengobatan dan terapi di rumah sakit jiwa. Pihak keluarga sempat menolak, tapi dibanding harus membiarkan anak mereka masuk penjara, terpaksa mereka setuju agar Nana mendapat pengobatan.Apartemen baru Remo dan Janer terletak di pusat kota, sementara restoran yang mereka beli ada di seberang jalan. Harapan untuk memulai hidup baru yang normal kian bersemi, syuting film Hollywood Remo yang pertama pun berjalan lancar sesuai ekspektasi.Nasib baik memang sedang berada di pihak mereka, bagaimana tidak, film Hollywood pertama Remo sukses ebsar, dan berhasil melambungkan namanya. Berkat film itu, dia berhasil mendapat peran untuk bermain

  • DANGEROUS LOVE   WANITA GILA

    Remo dan Jenar menarik koper di tangan masing-masing, mereka akan berangkat hari ini. Sekali lagi Jenar memeriksa segala yang mereka bawa. "Gak ada yang tinggal kan?" Dia bicara dengan dirinya sendiri."Gak ada, tenang aja." Remo menyahut.Setelah menunggu beberapa menit di ruang tunggu, seseorang setengah berlari ke arah mereka, mata Jenar terbelalak mendapati yang datang adalah Jaka! Padahal beberapa hari lalu dia sudah berpamitan pula dengan orang-orang di kantor, tapi mau apa Jaka datang ke sini? Jenar berdesis di hatinya.Sorot mata Remo seolah siap untuk menerkam Jaka. "Kenapa?" tanyanya dingin."Ada apa?" Jenar bertanya sopan."Cuma mau liat kamu terakhir kali," jawab Jaka pelan, namun sukses membakar hati Remo.Sesaat Jenar menoleh pada Remo, matanya meminta agar Remo tetap tenang, toh ini hanya perpisahan biasa. "Ya, semoga suatu hari nanti kit

  • DANGEROUS LOVE   AIR MATA MAMA

    Keputusan untuk pindah sudah bulat, semakin cepat lebih baik sebab akan ada waktu bagi Remo dan Jenar untuk mempersiapkan rumah baru, usaha, dan persiapan kelahiran anak pertama mereka tentunya. Rencana syuting film baru dibatalkan, dan Remo harus membayar sejumlah uang sebagai ganti rugi. Tak apa, pikirnya. Dia masih bisa mencari uang yang lebih banyak dari itu nantinya di Amerika. Namun, saat produser tahu bahwa Remo akan pindah ke Amerika, justru berita baik yang dia terima. Produser itu menawarinya film Hollywood, tapi sebagai pemeran pembantu tentunya, tawaran itu disambut positif, setidaknya sebelum usaha mereka nanti berjalan stabil.Sebelum berangkat, Remo dan Jenar lebih dulu menemui ayah dan ibu Jenar. Betapa girangnya mereka saat melihat perut Jenar kian membesar walau masih tak seberapa besar, membayangkan akan menggendong cucu saja sudah cukup membuat hati mereka berbunga.***"Jadi, kalian udah beli r

  • DANGEROUS LOVE   INGIN PINDAH

    Remo tak bisa menahan dirinya, setidaknya untuk menunggu sampai dirinya dan Jenar duduk manis di sofa. Belum sampai pantatnya berada di atas sofa, mulutnya sudah mengoceh, "Dokter bilang kamu hamil, berhenti kerja dari kantor itu, sayang!""Kamu bisa kasih aku waktu gak? Minimal aku mau minum dulu, aku haus!" protes Jenar.Sebagai suami siaga dan cepat tanggap, Remo berdiri dan mengambil segelas air minum dari dapur. "Nih, silakan tuan puteri," katanya lembut."Mentang-mentang sekarang aku lagi hamil anak kamu, kamu mau memperlakukan aku kayak ratu?" cibir Jenar."Dimanjakan salah, entar gak dimanjakan juga salah!" gumam Remo mengomel.Jenar menenggak habis segelas air putih dingin itu. "Kalau memang kamu mau aku berhenti dari kantor aku, oke aku lakukan," katanya pelan.Roman muka langsung semringah seperti orang baru gajian, "Iya?! Makasih, sayang! Makasih!

  • DANGEROUS LOVE   KEHAMILAN

    Baru selangkah turun dari taksi yang mengantar sampai ke depan rumah, Jenar dan Remo kompak dikejutkan dengan kehadiran Nana di depan pagar."Baru pulang bulan madu ya, pasutri muda?" sapa Nana dengan senyum picik tersungging di sudut bibir."Lu mau ngapain ke sini? Besok-besok aja ngomongnya, kami baru nyampe, masih capek efek jetlag." Remo menyahut datar."Jetlag? Yelah, ke india doang pake acara jetlag!" Nana tertawa."Tau dari mana kami bulan madu ke india?" tanya Remo lagi. Namun, belum terjawab pertanyaannya itu, Jenar menyela,"Udah deh, Mo, ngapain sih kita ladeni dia? Aku capek banget nih! Ayo masuk, aku mau tidur!""Lu mau tidur ya tidur aja sendiri! Gue gak ada urusan sama lu, gue cuma punya urusan sama Remo!" sergah Nana."Udah ..., udah ..., ini kenapa malah ribut sih?" Remo segera menengahi sebelum perang dunia ketiga pecah

  • DANGEROUS LOVE   PELANCONG

    Kawanan burung beterbangan di atas langit yang tak seberapa cerah. Untuk Jenar yang pertama kali datang ke Taj Mahal tentu momen ini begitu menakjubkan baginya, tak cukup-cukup dia mengambil gambar sementara Remo memandangi sambil sesekali tertawa mengejek sikap Jenar yang terlihat begitu norak."Udah ambil fotonya, kamu diliatin orang tuh!" Remo menunjuk cowok-cowok lokal yang memandangi Jenar seperti memandang manusia berkepala tiga."Ayo ambil foto ala film india! Ayo, yang! Biar kayak pasangan romantis gitu!" pinta Jenar setengah merengek."Ogah ah, aku masih punya urat malu!" tolak Remo.Muka Jenar langsung cemberut. "Ayo lah ..., mumpung kita di sini!" Jenar menarik tangan Remo, akhirnya Remo menurut.Seorang pria lokal memotret keduanya dengan pose yang menurut Remo sangat menggelikan, namun petualangan mereka tak sampai di sana, kini beberapa cewek justru memandang

  • DANGEROUS LOVE   BULAN MADU

    Sebuket bunga mawar merah yang wangi menyambut Jenar malam itu, sebuah kejutan manis telah disiapkan Remo untuknya saat dia kembali dari kantor. Bukan hanya sebuket bunga indah, tapi juga makan malam mewah yang disiapkan sendiri oleh Remo."Aku masak pasta, tapi kalau rasanya mengerikan, aku minta maaf, sayang." Remo mengecup tangan Jenar."Tumbenan banget, kamu lagi berbuat salah ya?" tuduh Jenar."No ... aku masih punya satu lagi kejutan, tapi kita habiskan dulu makan malam kita, oke?"Sudut mata Jenar bisa menemukan sebuah amplop di tepi meja, dia bisa menebak-nebak apa isinya tapi untuk sementara, dia tak akan membahasnya sampai Remo sendiri yang memberikan kepadanya. Dan untungnya, makan malam mereka berjalan lancar. Rasa pasta yang dibuat oleh Remo cukup nikmat ternyata, tak seburuk yang mereka kira."Jadi itu apa? Kejutan apa lagi yang kamu punya untuk aku? Hm?" Jenar bert

  • DANGEROUS LOVE   RESEPSI

    Tidak terhitung berapa kali Jenar memeriksa penampilannya di depan cermin besar di ruang rias. Hari ini akan sangat penting baginya, akan menjadi hari bersejarah. Wartawan-wartawan telah berkumpul di depan gedung sejak pagi, bahkan jauh sebelum acara resepsi pernikahan dimulai. Ayah dan ibu Jenar menolak untuk hadir. Selain karena sedang musim panen, mereka juga enggan untuk masuk media cetak ataupun elektronik. Jenar tahu betul risiko bila dia memperkenalkan orang tuanya kepada media, orang tuanya tidak akan bisa hidup sebagai "orang normal" lagi. Wartawan akan mengejar mereka demi rating, mengusik ketenangan dan hidup damai mereka.Tak yakin juga, apakah mama dan papa Remo akan datang, yang pasti rekan-rekan sesama selebriti yang diundang Remo pasti akan datang, termasuk Dean dan Nana.Remo yang telah mengenakan setelan jas berwarna putih mendekati Jenar yang gelisah. "Kamu udah siap? Kenapa muka kamu tegang banget?" tanyanya lembut.

  • DANGEROUS LOVE   REKONSILIASI

    Remo menghela napas lalu menarik tangan Jenar ke dalam dekapannya kemudian mengecup punggung tangannya dengan halus. "Kamu tenang aja, ada aku di sisi kamu. Aku paham tekanan kamu, tapi selama kita bareng, semua akan baik-baik aja.""Maaf ya, Mo. Kemarin aku kurang memahami dilema kamu, kamu pasti kesulitan karna ego aku, aku terlalu egois, aku terlalu mikirin diri sendiri. Padahal ..., pasti berat juga untuk kamu memilih.""Gak apa-apa, Sayang. Gak usah kita pikirin, kita liat aja masa depan bersama, hm?" Remo mengecup punggung tangan Jenar lagi. "Yuk kita lanjut makan lagi, habis itu kita tempur lagi!" katanya genit."Ish! Sumpah jijay!" Jenar melemparkan tisue tepat ke wajah Remo lalu mereka cengengesan bersama.***Hari berganti hari, minggu berganti minggu, tiba sampai menjelang hari H resepsi pernikahan Remo dan Jenar. Gedung sudah siap, tema pun telah ditentukan berikut dengan kater

DMCA.com Protection Status