"Maaf karena aku tidak bisa menjadi seperti yang kau inginkan seperti dulu. Maaf karena aku tidak bisa mengembalikannya padamu." Dom memeluk tubuh Amanda lebih erat. "Aku sudah membunuhnya dengan semua kebencianku." Dom mengakui.
"Seandainya tidak ada putri kita apa kau akan memaafkanku?" tanya Amanda sambil meraba perutnya dan menghela napas berat.
"Aku tidak tahu." Dom kembali bicara dengan jujur. "Aku tidak akan berandai-andai karena kenyataannya kau memang ibu dari putriku dan itu telah merubah banyak hal."
Tadinya Dom memang kembali untuk membalas dendam kepada Amanda dan semua yang telah mengkhianatinya. Kedua orang tua Amanda yang telah menghinanya dan tidak menghargainya karena cuma berandalan miskin. Dom kembali sebagai Dominik Rodriguez, orang asi
YUK JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA
Amanda masih duduk di ujung ranjang memikirkan keputusan yang harus dia ambil untuk hidupnya sendiri. Selama ini Amanda memang cenderung memikirkan begitu banyak hal karena mengikuti nalurinya terasa berat dengan semua hal yang harus dia korbankan dan selalu saja begitu. Sama saja seperti dulu ketika dia ingin bergaul bersama Evan yang dianggap brandan, Amanda harus terus berbohong dan sembunyi-sembunyi dari orang tuanya.Amanda adalah anak tunggal yang sejak kecil dididik dengan disiplin untuk berprestasi dan membuat orang tuanya bangga. Amanda berada di sekolah elit mengikuti berbagai kegiatan ekstra kulikuler dengan standar tinggi. Amanda menjadi atlit artistik gymnastics di sekolah dasar, mulai ikut swimming dance di kelas menengah dan selalu mendapat prestasi. Amanda cantik, lincah, berani dan tentu saja orang tua manapun akan bangga memiliki anak gadis seperti itu.
"Bunda!" pekik Sisi yang langsung berlari kepelukan Amanda."Jangan minta gendong bundamu!" Dom memperingatkan kemudian segera menyambut Sisi yang melompat ke gendongannya. Gadis tujuh tahun itu juga langsung melingkarkan lengan ke leher Dom yang kemudian menciumnya.Rasanya sangat melegakan bagi Amanda bisa melihat putrinya yang begitu ceria dan baik-baik saja, meski kadang dia juga masih heran bagaimana Dom bisa melakukannya. Sisi memang mudah akrap dengan orang baru tapi kedekatannya dengan Dom tetap membuat Amanda terharu. Nyatanya seorang anak dan ayah tetap akan memiliki ikatan yang kuat."Ayo, Bunda aku punya kamar yang cantik." Sisi juga terdengar tidak sabar untuk memamerkan kamarnya."Bunda akan b
Sebenarnya Amanda masih kurang nyaman untuk menghadapi makanan tapi dia tetap harus menghargai ayah mertuanya dan ikut duduk di meja makan.Selain minum dari gelas yang sama dengan Amanda Dom juga memotongkan daging dari piringnya untuk dia berikan pada Amanda. Sepertinya hal itu juga tidak luput dari perhatian Silvie dan Mr. Dexter."Dulu ibumu juga hanya mau makanan yang sudah kumakan," ucap Mr. Dekter saat melihat apa yang sedang dilakukan putranya."Oh, " kaget Dom ketika berhenti dan mendongak pada ayahnya.Bahkan Amanda sampai ikut berhenti mengunyah begitu mendengar perkataan Mr. Dexter."Aku serius, bahkan ibumu sama sekali tidak mau men
Amanda sedang duduk di tepi kolam renang mengawasi Sisi dan Moly yang sedang berenang ketika tiba-tiba Silvie menghampirinya. "Hai, Amanda." Sapa Silvie sambil tersenyum dan berjalan melenggok. "Kau tidak ikut berenang?" wanita itu pura-pura bertanya pada Amanda yang dari tadi memang hanya duduk di tepi kolam. "Tidak." Amanda tetap tidak suka banyak basa-basi dengan wanita itu. Silvie melirik perut besar Amanda yang sudah kelihatan susah bergerak apalagi untuk melayani Dom. Silvie membuka jubah kimononya untuk menunjukkan tubuh seksinya yang cuma terbalut bikini bertali tipis. Ada sebuah tato sayap elang di belakang pinggulnya dan sebuah bunga mawar di sisi paha. Silvie memang sangat cantik, seksi, dan mantan penari klub dewasa yang pastinya pandai menggoda pria. "Momy!" teriak putrinya yang baru menepi di seberang kolam bersama Sisi. "Hay tunggu sebentar." Silvie melambai pada Moly dan Sisi yang kompak menyeringai karena sinar matahari pagi.
Amanda terbangun di tengah malam oleh mimpi yang membuatnya gelisah, tubuhnya kepanasan lagi karena Dom benar-benar melarang Amanda mengunakan pendingin ruangan. Entah pria itu membaca artikel sesat dari mana yang melarang ibu hamil berada dalam ruangan ber-AC. Biasanya Dom hanya akan membuka pintu balkon agar udara tetap ter sirkulasi jika Amanda mulai mengeluh kepanasan. Tapi kali ini Amanda malah tidak melihat Dom, tempat tidurnya kosong. Amanda turun untuk memeriksa ke bilik kamar mandi tapi Dom juga tidak ada. Amanda membuka sendiri pintu balkon lebar-lebar dan kembali naik ke atas ranjang untuk berusaha tidur sendirian. Sepertinya sudah hampir pagi ketika Amanda kembali terbangun dan mendapati Dom sudah kembali tidur di sampingnya. Amanda tidak bertanya apa-apa karena pagi harinya Dom sudah bangun lebih dulu dan membawakannya sarapan ke kamar. Dom terlihat sangat bahagia begitu kemarin dokter mengatakan jika anak mereka laki-laki dan sekarang dia jadi a
"Jadi bayinya laki-laki!" kaget Mr. Dexter tapi juga bahagia dan bangga ketika kemudian menepuk bahu putranya."Aku benar-benar sudah tidak sabar." Mr. Dexter sedang terlampau bahagia karena akhirnya dia akan segera memiliki dua cucu laki-laki sekaligus. "Jaga kehamilannya baik-baik!"Dom mengangguk sambil menatap Amanda yang balas tersenyum pada ayah mertuanya."Jangan terlalu lelah karena kehamilannya akan semakin berat." Mr. Dexter juga pernah ikut menghadapi kehamilan istrinya yang sangat tidak mudah.Mr. Dexter kembali menceritakan pengalamanya sebelum Dom dan Flin lahir. "Kau lahir lebih besar dari pada saudaramu, kau juga tumbuh lebih cepat di beberapa bulan pertama sampai tiba-tiba kau kembali dan sudah sebesar ini." Mr. Dexter akan selalu bangga ketika menepuk bahu putranya seperti itu.Setiap kali Silvie juga cuma ikut menyimak tanpa ingin terlibat dalam obr
"Kemana sebenarnya istrimu?"Mona semakin curiga jika Ardi memang sedang berbohong mengenai Amanda, karena itu hari ini dia sengaja mendatangi Ardi ke kantornya. Sudah beberapa kali Ardi selalu terlihat datang sendiri ke acara keluarga dan terus beralasan jika Amanda sedang berlibur bersama orang tuanya."Sudah cukup lama aku tidak melihatmu bersama Amanda."Ardi membiarkan Mona sampai duduk dan mulai bicara lagi. "Kau tidak bisa membohongiku! karena tidak mungkin mereka berlibur sampai berbulan-bulan.""Maaf sebenarnya kami sedang memghadapi masalah dan memutuskan untuk berpisah dulu sementara." Ardi terpaksa membuat kebohongan karena Mona mulai curiga.
Amanda sudah gelisah sepanjang malam, kepanasan dan perut besarnya semakin susah untuk berbaring. Pagi-pagi Dom sudah mengajak Amanda berendam agar lebih rileks. Kehamilan kembar memang benar-benar tidak mudah."Bagaimana apa sudah lebih nyaman?" Dom juga meletakkan kaki Amanda di atas pangkuan pahanya untuk dia urut dengan pelan.Amanda memejamkan mata untuk fokus pada konsentrasinya dan mulai mengatur napas seperti yang dia pelajari di kelas yoga."Aku ingin melahirkan dengan cara normal," ucap Amanda begitu membuka mata dan menatap Dom yang masih memberi pijatan pelan pada telapak kakinya yang juga mulai membengkak."Kita harus menunggu cukup bulan jika ingin melahirkan normal, aku khawatir bayinya