"Kemana sebenarnya istrimu?"
Mona semakin curiga jika Ardi memang sedang berbohong mengenai Amanda, karena itu hari ini dia sengaja mendatangi Ardi ke kantornya. Sudah beberapa kali Ardi selalu terlihat datang sendiri ke acara keluarga dan terus beralasan jika Amanda sedang berlibur bersama orang tuanya.
"Sudah cukup lama aku tidak melihatmu bersama Amanda."
Ardi membiarkan Mona sampai duduk dan mulai bicara lagi. "Kau tidak bisa membohongiku! karena tidak mungkin mereka berlibur sampai berbulan-bulan."
"Maaf sebenarnya kami sedang memghadapi masalah dan memutuskan untuk berpisah dulu sementara." Ardi terpaksa membuat kebohongan karena Mona mulai curiga.
yuk vote dulu ya.
Amanda sudah gelisah sepanjang malam, kepanasan dan perut besarnya semakin susah untuk berbaring. Pagi-pagi Dom sudah mengajak Amanda berendam agar lebih rileks. Kehamilan kembar memang benar-benar tidak mudah."Bagaimana apa sudah lebih nyaman?" Dom juga meletakkan kaki Amanda di atas pangkuan pahanya untuk dia urut dengan pelan.Amanda memejamkan mata untuk fokus pada konsentrasinya dan mulai mengatur napas seperti yang dia pelajari di kelas yoga."Aku ingin melahirkan dengan cara normal," ucap Amanda begitu membuka mata dan menatap Dom yang masih memberi pijatan pelan pada telapak kakinya yang juga mulai membengkak."Kita harus menunggu cukup bulan jika ingin melahirkan normal, aku khawatir bayinya
Setelah kehamilan yang tidak mudah, persalinan yang mendebarkan, dan mengurus dua bayi sekaligus juga akan menjadi pekerjaan ekstra bagi orang tua. Inilah hidup baru dan dunia baru untuk mereka semua. Cahaya mata hari pagi yang menembus jendela kaca terlihat seperti serabut jingga ketika berpendar menerangi kedua box bayi yang sedang berada dalam bingkai pelukan lengan Dom. Pria itu masih memandangi kedua bayi laki-lakinya yang sedang terlelap tidur di hari yang benderang. Perasaannya sedang sulit untuk diungkapkan, terlalu ajaib, terlalu luar biasa dan terlalu bahagia. Amanda juga memperhatikan pria itu dan diam-diam menitikkan air mata. Sekarang mereka adalah orang tua, mereka akan membesarkan anak-anak mereka bersama, Amanda yakin Dom juga sedang memikirkan hal itu.
Dom langsung membawa Amanda untuk menemui orang tuanya. Ibu Amanda seketika menangis tapi ayah Amanda masih tidak bergeming atau mengucapkan apapun ketika melihat putrinya berani pulang dengan lelaki itu. "Eyang ... " Sisi yang paling dulu berlari ke pelukan kedua eyangnya bergantian. Satu-satunya hal yang tidak membuat ayah Amanda mengusir Dom saat itu juga, adalah keberadaan cucunya. Bagaimanapun mereka tidak akan memperlihatkan pertengkaran di depan anak-anak. Dom tetap menyapa lebih dulu untuk mendekati ayah Amanda meski kemudian uluran tangannya ditolak dan tidak ditanggapi sama sekali. Amanda juga melihat ketika Dom harus menarik kembali tangannya, tapi Amanda juga tidak bisa berbuat apa-apa kecuali cuma ikut menahan
"Ayah!" pekik Sisi begitu melihat Ardi yang sudah berdiri di ambang pintu. Sisi yang semula sedang bercerita dengan kakeknya segera berlari kepada Ardi, melompat ke gendongannya dan sulit untuk digambarkan seperti apa perasan Ardi kali ini. Bagaimanapun mereka tetap ayah dan anak yang juga saling merindukan setelah satu tahun terpisah tanpa kabar. "Aku punya adik," ucap Sisi dengan begitu polosnya. "Ya, tadi eyang sudah cerita." Hati Ardi masih seperti tersendat tapi dia masih berusaha tersenyum pada putrinya. "Ayah mau lihat?" Sisi bergelayut manja di lehernya sambil kembali mencium pipi Ardi. "Ya." Ardi juga balas menciumnya sek
"Maaf atas sikap keluargaku.""Aku tidak apa-apa." Dom mulai menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah orang tua Amanda."Seharusnya mereka tidak demikian padamu." Sebenarnya Amanda juga ikut merasa tidak terima dan sedih karena bertapa Evan tidak pernah diinginkan oleh keluarganya. Kadang Amanda juga ingin marah pada orang tuanya yang seperti sangat tidak adil."Kau tidak layak diperlakukan seperti itu, harusnya mereka bisa memberi kesempatan yang sama padamu.""Aku tidak apa-apa Amanda, kau tidak perlu mencemaskanku."Amanda masih menatap Dom yang sedang mengemudi. "Aku juga sudah bicara dengan Ardi dan dia tidak mau menceraikanku.""Aku bisa m
"Semoga aku hanya mendengarkan gosip!" Mona sudah benar-benar tidak tahan untuk menodong Ardi dengan pertanyaan. "Aku dengar Amanda sudah tinggal bersama pria lain, apa itu benar?""Aku tidak tahu!" Ardi coba menghindar."Mustahil!" Mona sama sekali tidak percaya terutama dengan sikap Ardi yang seperti masih ingin menutupi perbuatan istrinya. "Bahkan Amanda punya anak dari pria lain!"Ardi terkejut dari mana Mona bisa mengetahui hal itu tapi Ardi tetap berusaha menjaga ketenangannya. "Kami sedang berusaha menyelesaikannya dan tolong jangan ikut campur dalam masalah ini.""Jadi benar Amanda minta berpisah karena dia hamil dengan pria lain?" Mona langsung menyimpulkannya sediri.
"Mas." Amanda menghampiri Ardi yang baru turun dari anak tangga dan mencium punggung tangannya.Ardi juga memperhatikan dua bayi kembar di stroller yang didorong Sisi. Amanda telah melahirkan dua bayi yang tampan dan seharusnya menyenangkan jika saja itu putranya, sayangnya bukan, dan bayi itu justru menjadi bagian dari Amanda yang telah membuat jarak mereka jadi semakin jauh."Aku akan menginap di kamar Sisi."Ardi kembali menatap Amanda dan tentu saja rasanya tetap ada yang sangat aneh dengan jarak di antara mereka berdua yang tiba-tiba jadi seperti ini. Semula mereka adalah pasangan suami istri yang sedang baik-baik saja, pasti ada perasaan syok untuk menghadapi situasi yang mendadak berubah.
"Aku hanya sangat merindukanmu, Amanda." Ardi membelai bibir serta pipi lembut Amanda yang baru dia cium. "Tolong ... "Napas Amanda seperti terganjal ketika harus melihat Ardi sampai meminta seperti itu. "Maafkan aku Mas ... " Amanda juga sedih luar biasa karena tidak bisa memberikan apa yang dia minta.Ardi membawa tangan Amanda untuk menyentuhnya, menyentuh kejantanannya yang sudah mengeras. Mereka adalah dua orang yang sudah pernah menjalani hidup sebagai suami istri jadi sudah biasa saling terus terang seperti itu jika sedang ingin."Aku tidak bisa, Mas. Aku tidak bisa lagi." Amanda terus menggeleng."Benarkah kau sudah sama sekali tidak mau membenahinya lagi, Amanda?"
"Jadi kau tidak menikahi Silvie?" Amanda tetap ingin memastikan."Sebenarnya papa yang ingin menjadikan Moly cucunya dengan legal, agar Molly mendapatkan hak Flin dalam perwalianku bukan Silvie."Tentu Dom juga tidak mau Moly berada dalam perwalian Silvie dengan semua yang akan diwariskan keluarga Dexter padanya."Amir yang mengatur semuanya, dia juga yang memalsukan tandatangan Flin.""Aku seperti mengalami mimpi buruk yang panjang karena memikirkannya." Amanda merasa sangat bodoh akibat selalu memikirkan hal yang sebenarnya tidak perlu. "Ketika Silvie mengatakan pernah kau nikahi, sungguh aku tidak rela berbagi suamiku dengan siapapun." Amanda mengakui kelabilannya dengan terus terang. "Mungkin aku memang manusia paling egois, karena tidak pernah membayangkan seperti apa perasaanmu ketika aku bersama Ardi.""Aku sudah memaafkan semuanya." Dom tidak mau mengungkit masa lalu lagi."Sungguh aku sangat egois." Amanda tetap merasa bersalah."Sudah kukatakan berulang kali, jangan pikirkan
Setelah bencana kecelakaan yang mengerikan, Amanda mengalami pendarahan hebat sampai kehilangan calon bayinya. Kondisi Amanda sangat kritis hingga sempat dinyatakan meninggal karena jantungnya sudah berhenti berdetak.Sisi menjerit histeris, Ardi ikut menangis sambil memeluk putrinya yang harus tetap ia kuatkan meski dia sendiri sedang hancur. Ardi lebih tidak sanggup ketika harus menyaksikan Dom. Dom sudah seperti orang gila, dia ikut naik ke atas ranjang untuk memeluk tubuh Amanda yang telah lemas tidak bernapas dan terus berbisik di telinganya seolah wanita itu masih hidup.Dom memeluk Amanda ke dalam dadanya yang hangat dan terus memeluknya erat-erat sampai tidak ada yang berani mendekat, karena dia akan sangat marah."Tolong baringkan istri Anda Tuan ..." bujuk dokter yang menangani Amanda agar Dom merelakan istrinya."Dia milikku!" tegas Dom."Istri Anda sudah tidak bernapas, baringkan pelan-pelan dan biarkan dia beristirahat dengan tenang.""Tidak ada yang boleh mengambilnya!
Dom masih berpegangan pada tiang jembatan dengan satu lengan, membuatnya nampak seperti bergelayut hendak terjun ke sungai. Dom merasakan terpaan angin dari rumpun bambu di tepi sungai. Rasanya masih sama persis, seolah memang baru kemarin dirinya dan Amanda berenang di sana. Bertindak ceroboh dengan sangat tidak bertanggung jawab. Sejak dulu Dom memang tidak pernah berpikir jika akan ada gadis seperti Amanda yang akan menyukainya. Amanda masih sangat muda ketika mengaku jatuh cinta padanya, tapi dia bisa memegang komitmen tersebut dan tidak pernah keberatan untuk ikut diajak hidup susah. Amanda juga telah memberi Dom anak-anak yang luar biasa. Sisi, Flin, dan Evan adalah napas Dom untuk tetap hidup."Apa yang kau rasakan sekarang Sayang?" tanya Dom dalam gumamannya sendiri sebagai suami yang sedang rindu.Dom sudah begitu rindu melihat kembali senyum Amanda yang sangat sembrono tapi juga selalu berhasil membuatnya bahagia. Bagi Dom, Amanda tetap akan menjadi gadis muda ceroboh, suk
Amanda berkendara di jam menjelang istirahat siang, sebenarnya arus lalulintas belum terlalu padat ketika sebuah mobil box berukuran besar menghantamnya dari belakang hingga suaranya seperti ledakan.Mobil Amanda terpelanting beberapa meter dan terguling seperti bola di atas aspal sampai ringsek membentur tiang listrik di tepi trotoar. Arus lalu lintas seketika ikut macet, kecelakan tersebut menciptakan kehebohan karena mesin mobil Amanda mulai terbakar. Dua orang pengemudi ojek online berusaha menarik tubuh Amanda yang terjepit dashboard, posisinya agak sulit. Untung mereka berhasil mengeluarkan tubuh Amanda sebelum mobil mewah tersebut meledak terbakar. Amanda mengalami pendarahan hebat dan langsun di larikan ke rumah sakit.Dom yang datang paling dulu, kemudian Sisi menyusul bersama Ardi. Mereka baru mendapat kabar setelah hampir satu jam kemudian."Papa ..." Sisi langsung berlari menghampiri Dom dan menangis.Dom memeluk erat putrinya yang gemetar."Buda sudah ditangani, berdoa da
Jika selama ini Amanda cuma ingin kembali bisa hidup dengan normal, sepertinya dia sudah mendapatkannya. Amanda memiliki suami yang sangat mencintainya, anak-anak yang sehat serta menyenangkan, kehidupan yang sejahtera dan lingkungan pergaulan. Amanda sudah kembali aktif bersosialisasi dengan rekan-rekannya, sekarang dia juga mendapat dua teman baru dari Monica, yaitu Elice dan Nabila. Mereka berempat sepertinya bakal menjadi sahabat yang sangat cocok. Monica yang paling lantang layaknya ketua geng, Elice yang selalu berpandangan luas, Nabila yang sangat baik hati, dan tentunya Amanda yang masih sering labil serta butuh nasehat dari sahabat yang tepat. Kebetulan kali ini mereka sedang berkumpul di salon milik Monica. "Maaf kemarin acaranya agak kacau." Amanda merasa tidak enak karena kedatangan Silvie yang menyabotase pembukaan yayasan sosialnya dan mengaku ke semua rekan-rekan Amanda sebagai istri sah dari Flin Dexter. "Siapa sebenarnya wanita tidak tahu malu itu?" Monica baru s
Tubuh manusia sejatinya sudah diciptakan dengan sangat sempurna dan telah disertai dengan sistem kekebalan tubuh alami. Tubuh bukan sekedar mampu melawan virus yang masuk sebagai benda asing dengan antibodi, tapi tubuh manusia juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kembali sel yang rusak secara alami. Semua fungsi yang dikendalikan oleh sistem otak sangat canggih, semua bekerja atas perintah otak. Misalnya ketika otak mendeteksi keberadaan virus masuk ke dalam tubuh maka dia akan meningkatkan suhu tubuh untuk membunuh virus, itulah kenapa saat sakit tubuh bisa menjadi demam yang sebenarnya merupakan upaya tubuh untuk melawan virus. Kurang lebih seperti itu pula yang terjadi pada Dom, tubuhnya menjadi panas ketika melakukan perlawanan.Rekayasa genetika buatan sebenarnya cuma merupakan bentuk pengembangan dari kemampuan dasar manusia. Para ilmuwan telah mengambil bagian dari sampel terbaik agar mendapatkan kualitas super dari persilangan genetika yang mereka inginkan. Mereka mengem
Amanda terus memperhatikan suaminya yang sedang berbaring tenang menutup mata dengan napas teratur dan wajah tanpa dosa. Dom memiliki tulang hidung tinggi, alis tebal, dan bibir berisi yang terkatup rapat meski sedang tertidur lelap. Amanda tetap belum bisa melupakan semua perkatan Silvie kemarin. Walaupun Dom menandatangani surat pernikahan Silvie atas nama Flin Dexter, tapi faktanya tetap tangan Dom yang melakukannya dan memutuskan.Rasanya Amanda tetap tidak rela mengetahui Silvie juga merasa berhak memiliki suaminya. Amada bisa berbagi dengan anak-anak, dia juga sangat mencintai Moly sama halnya dengan Dom yang pastinya juga ingin bisa memiliki gadis itu sebagai putrinya dengan legal, tapi Amanda tidak rela jika harus berbagi suami dengan Silvie.Yang membuat Amanda semakin tidak tenang adalah ketidak jujuran Dom mengenai pernikahanya dengan Silvie. Meski sekarang Dom tidak mengingat apa-apa mengenai Silvie dan tidak bisa Amanda tanya mengenai pernikahan tersebut, tapi kenapa seja
Amanda tahu semua rekan-rekannya mulai bergosip tidak sedap sejak kehadiran Silvie yang mengaku sebagai istri Flin Dexter. Karena selama ini yang mereka dengar Amanda juga sudah dinikahi oleh Flin Dexter, triliuner yang juga akan membiayai yayasan milik Amanda."Jadi sebenarnya Amanda yang merebut suami orang atau justru dia yang mulai diselingkuhi oleh suaminya dengan istri muda?" bisik salah seorang teman arisan Amanda pada yang lainnya."Entahlah, menurutku dia tidak kalah cantik dari Amanda."Silvie memang sangat cantik dan seksi, dia juga tidak kalah percaya diri dari Amanda. Persaingan yang sepertinya juga akan sengit karena Amanda jelas bukan tipe yang akan tinggal diam jika suaminya diusik hama pengganggu."Lihat saja mereka juga kelihatan tidak akur, pasti karena Amanda memang merebut suaminya dan sekarang dia datang ke mari untuk mempermalukan Amanda!"Walaupun Amanda senang tinggal di negara kelahirannya, tapi terpaan gosip tetap jadi wabah yang sulit untuk dihindari, apa la
Dom benar-benar mandi di bawah derasnya guyuran air shower masih dengan pakain lengkap."Apa aku mengganggu tidurmu?" Dom terhenti untuk menatap Amanda yang sudah berdiri di ambang pintu bilik shower."Kau mandi di tengah malam!" Amanda masih heran hingga sulit berkata-kata."Aku hanya gerah dan ingin mandi."Padahal kamar mereka sudah memakai pendingin ruangan dan sama sekali tidak panas. Pikir Amanda mustahil jika Dom sampai kegerahan."Aku mencemaskanmu." Amanda serius dengan kecemasanya setelah berbagai kejanggalan yang terjadi pada suaminya."Tidurlah lagi aku akan menyusul."Amanda malah mendekat dan terkejut ketika meraba lengan serta dada suaminya. "Kau deman!" "Aku tidak apa-apa hanya panas," jawab Dom masih tidak terlalu menghiraukan keanehan yang terjadi pada dirinya."Apa kau juga masih belum ingat apa-apa?" Amanda cuma ingin kembali memastikan dan lelaki itu menggeleng.Ada perasaan yang ikut melembut di dada Amanda ketika menatap suaminya. Dia adalah Evan yang pernah sa